Anda di halaman 1dari 69

Buku Panduan

tentang

Menjalin Hubungan
Konstituen dan Keterwakilan
Buku Panduan tentang
Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan

Hak Cipta:

Sekretariat Jenderal DPR RI


Jl. Jend Gatot Subroto No. 6
Jakarta 10270
www.dpr.go.id

dan

United Nations Development Programme (UNDP)


Menara Thamrin Lantai 8
Jl. MH Thamrin Kav. 3
Jakarta 10250
Tel: +62-21-3141308
Fax: +62-21-39838941
www.undp.or.id

Penulis: Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H., M.H.


Dr. Fatmawati, S.H., M.

Sekretariat Jenderal DPR RI


Dra. Hj. Nining Indra Shaleh, M.Si. (Sekretaris Jenderal DPR RI)
Untung Djumadi, S.H. (National Project Director)

Program Dukungan Parlemen UNDP


Pheni Chalid, Ph.D.
Frank Feulner, Ph.D.
Bachtiar Kurniawan
Angelin Sumendap
Buku Panduan
tentang

Menjalin Hubungan
Konstituen dan Keterwakilan
Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H., M.H.
Dr. Fatmawati, S.H., M.H.
Kata Sambutan

Sekretaris Jenderal
Dewan Perwakilan Rakyat RI

D
ewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia masa bakti 2009-2014 merupakan wakil
rakyat hasil pemilu ketiga setelah masa reformasi, ujung tombak berkembangnya
demokrasi di Indonesia. Dibandingkan dengan pemilu diawal masa setelah reformasi,
hasil pemilu tahun 2009 ini dapat dikatakan melewati proses demokratisasi yang lebih matang.

Perkembangan demokrasi Indonesia yang makin matang ini pula lah yang mendorong
adanya tuntutan rakyat kepada para wakil mereka di DPR RI untuk meningkatkan kinerja
dan kualitas dibanding periode lalu. Kenyataannya, tuntutan tersebut juga harus dihadapkan
pada kondisi faktual bahwa sebagian besar wakil rakyat periode ini adalah wajah baru,
yang memerlukan waktu relatif lebih banyak untuk mendalami dan memahami tugas serta
wewenangnya dalam menjalani peran sebagai wakil rakyat.

Selain dari kondisi diatas, pemahaman mengenai peran, fungsi, tugas serta wewenang
wakil rakyat di DPR saat ini pun penting untuk segera disebarluaskan kepada anggota DPR
RI periode ini, mengingat sejak dibentuknya UU No. 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD
dan DPRD, pengaturan mengenai sistim dan tata kerja lembaga perwakilan di Indonesia telah
mengalami berbagai perubahan.

iv Kata Sambutan Sekretaris Jenderal DPR - RI


Kami menyadari bahwa sesungguhnya harapan yang besar atas peningkatan kinerja tersebut
memang perlu diiringi dengan peningkatan pemahaman dan pengetahuan mengenai tugas
pokok dan fungsi wakil rakyat sesuai dengan perkembangan termasuk penyesuaian terhadap
peraturan perundang-undangan yang ada. Untuk membantu peningkatan pemahaman dan
pengetahuan tersebut, Sekretariat Jenderal DPR RI bekerjasama dengan Parliamentary Support
Programe UNDP telah menyusun 8 (delapan) buah buku panduan bagi anggota DPR RI.

Agar harapan dan tujuan buku ini terwujud dengan baik, maka buku panduan yang kami
susun ini telah dirumuskan berdasarkan (1) pengaturan menurut UU No. 27 Tahun 2009 tentang
MPR, DPR, DPD dan DPRD, yang menjadi dasar utama dari sistim dan tata laksana lembaga
perwakilan di Indonesia saat ini (2) ditujukan memenuhi kebutuhan praktis, (3) dilengkapi
dengan berbagai pengalaman terbaik (best practices) baik di Indonesia sendiri ataupun dari
pengalaman negara lain.

Harapan kami agar buku panduan ini dapat memberikan manfaat luas bagi kemajuan
kinerja DPR RI.

Sekretaris Jenderal DPR RI,

Dra. Hj. Nining Indra Shaleh, M.Si.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI v


Kata pengantar

Program Dukungan Parlemen


UNDP

P
ada kesempatan ini, United Nations Development Programme (UNDP) ingin mengucapkan
selamat kepada para anggota Dewan Perwakilan ak Republik Indonesia (DPR RI) terpilih
periode 2009-2014, semoga sukses selalu menyertai Anda. Kami juga mengucapkan
terima kasih khusus kepada Sekretariat Jenderal DPR RI, Australian Agency for International
Development dan The Asia Foundation yang telah memberikan dukungan penuh dalam
penyusunan buku panduan ini. Kami Begitu pula kami kepada para penulis yang telah membagi
pengalaman dan keahlian mereka dalam buku panduan ini. Tanpa peran serta dari mereka,
tidaklah mungkin buku panduan ini dapat terwujud.

Menjadi anggota DPR adalah sebuah kehormatan yang besar, maka anggota dewan pun
memiliki tanggung jawab yang besar pula. Anggota dewan diharapkan mampu tidak hanya
mendengarkan, namun juga mewakili dan menindaklanjuti keinginan-keinginan rakyat. Kami
yang tergabung ke dalam Program Dukungan Parlemen UNDP memberikan dukungan penuh
terhadap Sekretariat Jenderal DPR RI; dan juga para anggota dewan yang terhormat dalam
mewakili konstituennya.

Buku panduan tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan ini ditulis untuk
menunjang tugas-tugas dan pekerjaan anggota DPR RI dan DPD RI di dalam gedung DPR
RI maupun di daerah pemilihannya. Buku ini mengilustrasikan tentang pentingnya hubungan
anggota dengan konstituen dan memberikan informasi mengenai strategi komunikasi yang
ideal dengan para konstituennya. Buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang
jelas akan bagaimana menindaklanjuti masukan-masukan dari konstituen. Selain itu, buku
ini memberikan informasi mengenai kegunaan dari kantor-kantor konstituen yang dapat

vi Kata Pengantar Program Dukungan Parlemen UNDP


menunjang kinerja para anggota dewan dengan maksimal. Pentingnya peran serta fraksi dalam
mendukung hubungan anggota dewan dengan konstituen juga akan dimuat dalam buku
panduan ini.

Keberhasilan parlemen demokratis Indonesia sangat tergantung dari kinerja para


anggota dewan, sehingga kinerja tersebut selalu menjadi sorotan utama dari masyarakat.
Untuk mendukung agar kinerja para anggota menjadi semakin efektif, maka buku panduan
ini menjabarkan praktik-praktik terbaik mengenai hubungan konstituen yang ada di dalam
parlemen-parlemen negara demokratis lainnya. Oleh karena itu juga maka Program Dukungan
Parlemen UNDP berusaha untuk menyediakan dukungan-dukungan dan informasi yang
diperlukan.

Kami mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang berkenan dalam proses pembuatan
buku panduan ini dan kami berharap agar buku pegangan yang ditujukan bagi anggota-anggota
DPR yang baru ini akan senantiasa digunakan sebagai sumber informasi dalam menjalani
tugas-tugasnya. Kami telah mengemas isu-isu penting yang terkadang rumit dan kompleks
menjadi sesederhana mungkin, sehingga buku ini dapat mudah dibaca dan dimengerti, serta
tidak membosankan. Selamat menunaikan tugas-tugas keparlemenan.

Salam hangat,

Program Dukungan Parlemen UNDP

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI vii
Daftar Isi

Kata Sambutan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat RI iv


Kata Pengantar Program Dukungan Parlemen UNDP vi
Daftar Isi viii
Daftar Bagan dan Tabel ix
Daftar Singkatan dan Badan-badan x
Tujuan dan Struktur Buku Panduan xii
Pendahuluan
Struktur Parlemen 1
Kewenangan dalam Parlemen 1
Fungsi Parlemen 2
Bab I Makna Representasi Anggota Dewan
Makna Representasi 7
Konsep Penting Fungsi Representasi 9
Bab II Konstituen
Siapa Konstituen Anggota Dewan ? 19
Pentingnya Hubungan dengan Konstituen 21
Bab III Komunikasi & Strategi Membangun Hubungan Dengan Konstituen
Komunikasi dengan Konstituen 27
Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen 30
Bab IV Respon terhadap Permasalahan Konstituen
Menjadi Pendengar yang Baik 39
Bertindak Berdasarkan Etika dan Profesionalisme 39
Mencari Alternatif Solusi Terbaik 40
Memantau Pelaksanaan Tindak Lanjut 40
Bab V Pelayanan terhadap Konstituen di DPR
Pelayanan Konstituen di DPR 43
Kantor Pelayanan Konstituen 44
Bab VI Peran Fraksi di DPR dalam Pengelolaan Aspirasi Konstituen
Siklus Pelayanan Konstituen 49
Penutup 52
Daftar Pustaka 53

viii Daftar Isi, Tabel dan Bagan


Daftar Tabel dan Bagan

Daftar Tabel

Tabel 1 Parlemen di Negara Lain di Dunia 3


Tabel 2 Pandangan terhadap Anggota DPR/D 15
Tabel 3 Kunjungan ke Konstituen 31
Tabel 4 Strategi Tatap Muka Anggota Dewan di Beberapa Negara 32
Tabel 5 Kantor Pelayanan Konstituen di Negara Lain 46

Daftar Bagan

Bagan 1 Parlemen 2
Bagan 2 Penyaluran Aspirasi Konstituen 4
Bagan 3 Peran Anggota DPR 5
Bagan 4 Representasi 7
Bagan 5 Keterwakilan Substantif 8
Bagan 6 Transparansi 15
Bagan 7 Accessible 16
Bagan 8 Kewajiban Anggota DPR dalam Hubungan dengan Konstituen 21
Bagan 9 Cara Anggota Dewan Berkomunikasi dengan Konstituen 27
Bagan 10 Metode Komunikasi Individual 27
Bagan 11 Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen 30
Bagan 12 Kiat Melakukan Tatap Muka 31
Bagan 13 Cara Merespon Permasalah Konstituen 39
Bagan 14 Siklus Pelayanan Konstituen di DPR 43
Bagan 15 Kantor Pelayanan Konstituen 45
Bagan 16 Pendanaan Kantor Pelayanan Konstituen 45
Bagan 17 Siklus Pelayanan Konstituen 47
Bagan 18 Peran Fraksi dalam Pengelolaan Aspirasi Konstituen 50

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI ix


Daftar Singkatan & Badan-Badan

MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat


DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
DPD : Dewan Perwakilan Daerah
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
UU : Undang-Undang
RUU : Rancangan Undang-Undang
UUD 1945 : Undang-Undang Dasar 1945
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
SMS : Short Message Service
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
KUA : Kantor Urusan Agama

Sekretariat Jenderal DPR


Lembaga Perwakilan (Representative Assemblies)
Organisasi Pendamping
Organisasi Keagamaan
Organisasi Pendidikan

x Daftar Singkatan dan Badan-Badan


Tujuan dan Struktur Buku Panduan

Tujuan Buku Panduan


Buku ini dipersiapkan untuk dapat menjadi informasi awal dalam pelaksanaan tugas
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai wakil dari rakyat. Buku ini menyediakan
informasi mengenai pentingnya kedudukan anggota Dewan sebagai wakil rakyat. Carl
J. Friedrich menjelaskan bahwa lembaga perwakilan (representative assemblies) harus
berperan sebagai lembaga integrasi yang menciptakan keseimbangan. Yaitu keseimbangan
antara kebijakan pemerintah dan tuntutan-tuntutan dari berbagai kelompok kepentingan
dalam masyarakat. Hal tersebut menuntut kepiawaian yang tinggi dari anggota Dewan.
Terutama untuk mengetahui berbagai aspek penyelenggaran pemerintahan dan
menyeimbangkannya dengan kepentingan konstituennya.

Berdasarkan hal tersebut, dalam buku ini disediakan informasi mengenai pendekatan-
pendekatan yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan oleh para anggota Dewan dalam
hubungannya dengan konstituen. Dimuat pula berbagai kegiatan yang sudah dilakukan
oleh para anggota Dewan periode sebelumnya dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
anggota Dewan di negara lain yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan. Harapan
dari penyusunan buku ini adalah kiranya dapat dimaksimalkan performa anggota DPR
dalam pelaksanaan tugasnya sebagai wakil rakyat.

Pengguna Buku Panduan


Buku ini ditujukan terutama untuk para anggota DPR.

xii
Struktur Buku Panduan
Buku ini terdiri atas beberapa bab, yang tersusun secara sistematis. Setelah
pendahuluan, diawali dengan penjelasan mengenai fungsi representasi. Hal ini untuk
memberikan landasan teoritis dan filosofis bagi para anggota Dewan untuk bertindak
sebagai wakil rakyat. Makna representasi perlu dikemukakan terlebih dahulu agar anggota
Dewan memahami urgensi fungsi perwakilan. Terutama dalam kaitannya dengan makna
mewakili rakyat, merefleksikan aspirasi, kebutuhan, permasalahan, dan kepentingan rakyat
dalam pembentukan UU dan penyelenggaraan pemerintahan.

Selanjutnya adalah pembahasan mengenai mekanisme hubungan anggota Dewan


dengan konstituennya. Dalam membahas urgensi hubungan antara anggota Dewan dengan
konstituennya, dibahas yang dimaksud dengan konstutituen, dan mengapa hubungan
konstituen penting. Selanjutnya juga dibahas mekanisme hubungan antara anggota
Dewan dengan konstituennya, cara anggota DPR berkomunikasi dengan konstituen,
membuat strategi untuk membangun hubungan dengan konstituen, bagaimana merespon
permasalahan tertentu dari konstituen, pelayanan konstituen di DPR serta dimana
sebaiknya didirikan kantor pelayanan konstituen.

Terakhir adalah pembahasan mengenai peran fraksi di DPR dalam mengelola aspirasi
konstituen.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI xiii
Pendahuluan
P
erubahan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan salah satu tuntutan
elemen-elemen masyarakat. Tuntutan ini untuk memperbaiki kondisi dan struktur
ketatanegaraan pasca Orde Baru.

Perubahan UUD 1945 terkait dengan lembaga perwakilan rakyat, menyebabkan


terjadinya perubahan terutama dalam hal :
• Struktur parlemen
• Kewenangan masing-masing kamar dalam parlemen

Struktur Parlemen
Dalam struktur parlemen, selain Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), juga dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Perubahan
dimaksud juga mencakup perubahan dalam keanggotaan MPR.

Kewenangan dalam Parlemen


Kewenangan DPR dan MPR juga mengalami perubahan. Tentunya terkait dengan
pembentukan DPD sebagai kamar kedua dalam parlemen Republik Indonesia (RI).

Kewenangan DPR setelah perubahan UUD 1945 menjadi lebih besar


dibandingkan dengan sebelumnya.

Kewenangan yang besar tersebut terkait dengan fungsi legislasi, maupun kewenangan
terkait dengan fungsi pengawasan. Kewenangan yang lebih besar tentu menimbulkan
ekspektasi bagi konstituen. Harapan agar aspirasi mereka lebih diperjuangkan dan
diwujudkan. Baik didalam penyusunan kebijakan nasional maupun penyelenggaraan
pemerintahan. Hal itu sangat wajar, karena anggota DPR adalah wakil rakyat.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 1


Anggota DPR merupakan penghubung
antara rakyat dan pemerintah.

Hubungan antara rakyat dan legislator membantu dalam memberikan legitimasi


dalam tindakan pemerintah. Bahkan dalam sistem pemerintahan parlementer, parlemen
seringkali hanya sebagai ”tukang stempel” terhadap keputusan eksekutif. Penyebabnya
karena partai mayoritas dalam parlemen yang menyelenggarakan pemerintahan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem pemerintahan presidensil seperti di Indonesia,
peranan anggota DPR sebagai wakil rakyat sangat besar. Terutama dalam memberikan
legitimasi atas tindakan pemerintah.
Legitimasi ini dilakukan dengan cara mengartikulasikan aspirasi konstituennya dan
mengintegrasikan dalam programnya. Tentunya terkait dengan penyusunan kebijakan
nasional dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.
Anggota DPR harus berfungsi secara lebih efektif. Hal ini untuk lebih mendorong
demokratisasi dan menjadikan efektif berbagai kebijakan publik.

Fungsi Parlemen

Bagan 1 Parlemen Fungsi Pengaturan


(Legislasi)

parlemen Fungsi Pengawasan


(Control)

Fungsi Representasi

Fungsi DPR dalam UUD 1945 adalah :


a. Fungsi Legislasi
b. Fungsi Anggaran
c. Fungsi Pengawasan
Fungsi anggaran yang dimiliki oleh DPR merupakan bagian dari fungsi pengawasan,
yaitu pengawasan DPR terhadap anggaran Negara.

2 Pendahuluan
Dalam perkembangannya, parlemen melakukan berbagai hal terkait dengan fungsinya
sebagai parlemen.
Tabel 1
Parlemen Di Negara Lain di Dunia
Negara Fungsi Parlemen
Burundi dan Rwanda Parlemen adalah garis depan untuk memecahkan konflik
yang berkepanjangan.
Bangladesh, Gabon, Pakistan Parlemen sebagai lembaga atau para anggotanya secara
dan Uganda individual berperan sebagai :
• agen pembangunan,
• memobilisator sumber-sumber, dan
• pelaksana penerapan proyek-proyek pembangunan
pada konstituennya
Dana bagi anggota parlemen untuk melaksanakan
hal tersebut merupakan bagian dari alokasi anggaran
nasional.
Beberapa negara di Asia dan Anggota parlemen berperan sebagai agen jaminan
Afrika sosial yang membantu konstituen dengan sekolah dan
kesehatan gratis.

Fungsi legislasi, saat ini di berbagai negara lebih merupakan hal yang formal. Hal ini karena
sebagian besar usul Rancangan Undang-Undang (RUU) berasal dari pemerintah. Berbeda
dengan itu, fungsi representasi dan fungsi pengawasan merupakan fungsi yang pelaksanaannya
makin berkembang dari hari ke hari. Dari berbagai perkembangan di berbagai negara, terlihat
bahwa parlemen semakin memperkuat fungsinya dalam hal fungsi representasi. Hal tersebut
menyebabkan semakin pentingnya hubungan antara anggota parlemen dengan konstituennya.
Ini berlaku di negara manapun termasuk di Indonesia.
Walaupun fungsi representasi tidak dituliskan secara khusus dalam UUD 1945. Akan
tetapi dalam UUD 1945 diatur bahwa anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum. Dalam
Undang-Undang (UU) No. 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD juga diatur
bahwa pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan dijalankan dalam kerangka
representasi rakyat. Ini menunjukkan bahwa hubungan dengan konstituen merupakan hal
yang penting. Terutama dalam negara yang tidak menggunakan demokrasi langsung. Saat
ini tidak ada satu pun negara di dunia ini yang masih menggunakan demokrasi secara
langsung, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan fungsi representasi sebagai unsur
utama dalam demokrasi perwakilan, merupakan hal penting pada setiap negara di dunia

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 3


saat ini.

Pentingnya memperhatikan aspirasi konstituen terutama sebelum mengambil


Aspirasi konstituen harus diperhatikan karena mekanisme hubungan
antara anggota DPR dan konstituen sederhana.
Anggota DPR memerlukan dukungan suara konstituen.
Karenanya kepentingan konstituen harus diperhatikan.

Bagan 2 Penyaluran Aspirasi Konstituen

wujud dari pelaksanaan fungsi


Oleh anggota DPR representasi sebagai wakil
Penyaluran rakyat
aspirasi
konstituen
Oleh DPR wujud dari pelaksanaan fungsi
(secara Kelembagaan) representasi dari sebuah lembaga
yang mewakili rakyat

keputusan mengenai program dan kebijakan anggota DPR dalam lembaga perwakilan
rakyat. Hal tersebut berarti para anggota DPR harus mencari tahu tentang kesulitan dan
masalah yang dihadapi konstituen. Karenanya pengelolaan hubungan dengan konstituen
merupakan hal yang harus dilakukan sebagai representasi rakyat dalam DPR.
Walaupun demikian, para anggota Dewan harus menyadari bahwa dengan sistem
proporsional terbuka dan sistem kepartaian multi partai di Indonesia, ikatan antara
anggota Dewan dengan partainya kuat. Oleh karena itu, posisi partai dalam pengambilan
kebijakan seorang anggota Dewan mempunyai posisi yang penting. Dimana anggota
Dewan juga wakil partai di parlemen. Tetapi hal tersebut tidak menyebabkan seorang wakil
rakyat menjadi ”terbelenggu.” Karena sebagaimana anggota Dewan, partai politik juga
memerlukan suara rakyat dalam pemilihan umum.
Dalam era multipartai maka partai yang responsif terhadap aspirasi rakyat yang akan
mendapatkan dukungan suara dalam pemilihan umum. Partai politik sangat membutuhkan
konstituen. Tidak hanya dalam mendulang suara tetapi untuk keberlangsungan partai.
Sehingga hubungan jangka panjang merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh partai

4 Pendahuluan
politik.
Hubungan jangka panjang hanya dapat dikelola dengan baik jika perhatian partai
politik tidak hanya terkait dengan nilai-nilai yang diperjuangkan oleh partai dan soliditas
organisasi partai. Tetapi juga dengan dinamika dan perkembangan masyarakat yang
mengharuskan peningkatan kinerja partai sebagai sarana partisipasi politik masyarakat.
Hal tersebut hanya bisa terwujud jika partai politik memiliki kemampuan mengelola dan
merespon aspirasi konstituen dengan berbagai cara. Dan yang terutama adalah melalui
wakil-wakil partai yang duduk dalam lembaga perwakilan rakyat.
Dengan menguatnya peranan DPR setelah perubahan UUD 1945, maka anggota DPR

Bagan 3 Peran Anggota DPR

dan DPR sebagai lembaga yang mewakili rakyat dituntut untuk semakin berperan. Peranan
ini terutama dalam memperjuangkan aspirasi konstituennya dalam berbagai kebijakan
nasional dan penyelenggaraan pemerintahan.
Terlebih lagi berdasarkan hasil pemilihan umum tahun 2009 terjadi perubahan
konstelasi politik. Dimana akan banyak anggota baru yang akan menjadi anggota DPR.
Ekspektasi besar konstituen terhadap anggota DPR tentu akan menjadi harapan kosong
jika anggota DPR tidak memahami fungsinya dan melaksanakan fungsinya sebagai wakil
rakyat dengan sebaik-baiknya.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 5


bab I

Makna Representasi
Anggota Dewan
Makna Representasi

M
enurut Montesquieu, pada negara yang merdeka, seharusnya kekuasaan
legislatif dilaksanakan oleh seluruh rakyat. Tetapi itu tidak mungkin dilaksanakan
pada negara yang wilayahnya luas. Bahkan akan banyak ditemui kesulitan jika
dilakukan di negara yang wilayahnya dianggap kecil sekalipun. Ini menyebabkan rakyat
harus diwakili. Konsep perwakilan tidak menyebabkan hak rakyat teralienasi dengan
diwakilinya rakyat. Sebab pada dasarnya kedaulatan tetap berada pada rakyat.
Dalam perspektif Jean-Jacques Rousseau, rakyat sebagai satu kesatuan merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi. Menurut Rousseau, perjanjian yang membuat rakyat
tunduk pada pemimpinnya sama sekali bukan merupakan kontrak. Karena rakyat adalah
pemegang kekuasaan tertinggi. Pemerintahlah yang harus dikorbankan untuk rakyat dan
bukan rakyat yang dikorbankan untuk pemerintah.
Dengan mandat dari rakyat, maka anggota Dewan dapat melaksanakan fungsi-fungsi

Bagan 4 Representasi

Mewakilkan
Rakyat Anggota Dewan
= =
Pemberi Mandat Penerima Mandat
Mewakili

Rakyat memberikan mandat kepada anggota Dewan (mewakilkan), dan


anggota Dewan sebagai penerima mandat bertindak selaku wakil rakyat.

Konsep representasi merupakan dasar bagi anggota Dewan untuk


melaksanakan fungsi-fungsi lainnya dari parlemen.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 7


lainnya. Yang dimaksud yaitu fungsi legislasi dan fungsi pengawasan.
Jimly Asshiddiqie mengemukakan bahwa fungsi parlemen sebagai lembaga perwakilan
rakyat yang paling pokok adalah fungsi representasi. Yang Lembaga perwakilan
harus diperhatikan adalah fungsi representasi dibagi dalam tanpa representasi tidak
keterwakilan yang bersifat formal. akan memiliki makna !!!
Oleh karena itu, keterwakilan anggota Dewan harus

Keterwakilan bersifat formal yaitu keterwakilan yang dipandang dari segi


kehadiran fisik.
(Secara fisik dan resmi > Sudah duduk
di lembaga perwakilan rakyat).

Keterwakilan bersifat substantif yaitu perwakilan atas dasar aspirasi atau ide.
Secara substansial, tersalurnya keterwakilan rakyat bila :

Bagan 5 Keterwakilan Substantif


benar-benar diperjuangkan

Kepentingan nilai, aspirasi,


dan pendapat rakyat yang
diwakili
berhasil menjadi bagian dari
kebijakan yang ditetapkan
oleh DPR

Minimal: aspirasi rakyat sudah benar-benar diperjuangkan dan mempengaruhi


perumusan kebijakan yang ditetapkan oleh DPR.

Penting untuk diingat :


Bahwa pengangkatan sebagai anggota DPR karena dipilih oleh rakyat
untuk mewakili rakyat!!!

bersifat substantif. Anggota Dewan harus memperjuangkan aspirasi rakyat. Dengan


cara mengartikulasikan dan mengintegrasikannya dalam program yang terkait dengan
pembentukan UU dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.

Konsep Penting Fungsi Representasi

8 Bab I Makna Representasi Anggota Dewan


Berkaitan dengan kedudukan sebagai wakil rakyat, maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
a. Komunikasi
4 Konsep Penting dari Fungsi Representasi :
Seringkali dalam pembahasan fungsi representasi, penekanannya adalah komunikasi
a. Komunikasi
b. Akuntabilitas
c. Transparan
d. Mudah Diakses

antara konstituen dengan wakil rakyat. Akan tetapi komunikasi


antara wakil rakyat dengan konstituen merupakan hal yang
Komunikasi
sama pentingnya dalam pembahasan fungsi representasi.
merupakan hubungan
Secara umum, konsep partisipasi dibahas terkait dengan interaktif yang
partisipasi dari konstituen. Tetapi terkait dengan keterwakilan bersifat dua arah.
yang bersifat substantif, maka komunikasi juga harus dilakukan
oleh wakil rakyat terhadap rakyat yang diwakili.
Jaminan Penyaluran Aspirasi dengan Bebas
Perlu dijamin hal-hal terkait dengan kebebasan berekspresi, termasuk hak melakukan
unjuk rasa dan hak untuk mogok harus dijamin dan dilindungi secara hukum. Perlu

Dalam komunikasi wakil rakyat dengan konstituen, hal-hal yang harus dilakukan
adalah:
1. Anggota Dewan harus menjamin penyaluran aspirasi konstituen dapat
dilakukan dengan bebas.
2. DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang harus menyerap
aspirasi masyarakat dan menjadi penghubung /jembatan kepentingan
konstituennya.
3. Menerima dan menyelidiki keluhan dari konstituen atas pelayanan
publik
4. Kerjasama dan koordinasi antara anggota Dewan dengan berbagai
elemen masyarakat.
5. Berkomunikasi dengan pemerintah daerah dalam pemenuhan kebutuhan
daerah.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 9


diingatkan kepada konstituen agar dalam penyaluran hak konstitusionalnya berupa
kemerdekaan mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan didasarkan pada ketentuan UU yang
berlaku. Dan memberikan pendidikan politik bahwa sebagai warga negara, konstituen
berhak memperoleh berbagai layanan dan informasi terkait pelayanan publik. Hal ini atas
dasar diundangkannya UU Pelayanan Publik dan UU Kebebasan Informasi Publik.

Penyerap Aspirasi Masyarakat dan Penghubung Konstituen


Hal tersebut menyebabkan kepentingan konstituen harus diartikulasikan dan
diintegrasikan dalam program anggota Dewan. Termasuk dalam hal ini, bahwa DPR sebagai
institusi, maupun secara individual sebagai anggota Dewan, harus melibatkan konstituen
dalam pembentukan UU.
Sebagai contoh: DPR sedang menyusun RUU yang melarang adanya usaha
perdagangan di lingkungan perumahan. Tujuannya untuk menertibkan zona usaha dan
meningkatkan pendapatan negara melalui retribusi dunia usaha berupa pertokoan. RUU
ini berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif bagi mereka yang memiliki mata
pencaharian sebagai penjual dengan lokasi usaha di rumah, sekitar lingkungan rumah,
atau yang membuka usaha di sekitar lingkungan perumahan. Pelarangan tersebut tentunya
akan menghilangkan mata pencaharian mereka. Karena membuka usaha di tempat yang
ditentukan membutuhkan biaya besar berkaitan dengan transportasi, tempat, tenaga
karyawan, listrik, air, dll.
Tugas anggota Dewan untuk menganalisis kemungkinan dampak yang ditimbulkan
dari UU yang dibentuk. Anggota Dewan harus tahu secara pasti kelompok masyarakat
mana saja yang terkait langsung dan berpotensi untuk dirugikan. Anggota Dewan bertugas
menjadi penghubung serta menjembatani berbagai kepentingan konstituennya.

Penerima Keluhan Konstituen atas Pelayanan Publik


Sebagai wakil rakyat, anggota Dewan harus memiliki komitmen untuk melakukan
advokasi bagi rakyat. Terutama rakyat yang membutuhkan bantuan dalam memperoleh
Kebijakan publik yang baik tidak hanya berorientasi pada kepentingan
negara. Tetapi yang terutama adalah mensejahterakan rakyat negara.

10 Bab I Makna Representasi Anggota Dewan


pelayanan dari pejabat publik. Komitmen anggota Dewan terlihat dari berbagai hal yang
dilakukan dalam rangka menyerap, menghimpun, dan menampung aspirasi. Sehingga
akan berpengaruh terhadap tindak lanjut yang akan dilakukan sebagai anggota Dewan.
Apa yang dilakukan oleh Mac Thornberry, anggota House of Representatives di Amerika
Serikat, merupakan hal yang dapat anda tiru. Pada kantor online-nya disediakan pelayanan
konstituen, antara lain penawaran bantuan berkaitan dengan birokrasi yang berbelit-belit
(red tape) pada lembaga pemerintahan federal.

Pelayanan Publik
Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan ole
penyelenggara pelayanan publik.
Pasal 1 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Contoh:
Pemerintah memiliki program untuk memberikan pupuk bersubsidi khusus bagi
petani kecil. Dalam prakteknya, berdasarkan pengaduan konstituen, petani kecil
tidak memperoleh pupuk bersubsidi tersebut. Dan harus membeli pupuk dengan harga
pasaran. Sebagai anggota Dewan, harus dapat mengadvokasi rakyat yang
membutuhkan bantuan. Anggota Dewan dapat menghubungi Departemen Pertanian
dan Kantor Dinas Pertanian di daerah pemilihannya terkait penyaluran pupuk
bersubsidi itu. Dapat pula mengupayakan mempertemukan para petani kecil dengan
pejabat terkait. Selain itu, dengan mengemukakan permasalahan ini ke media massa
juga merupakan upaya lain untuk mempercepat pemerintah menyelesaikan hal
tersebut dengan adanya dukungan publik yang lebih luas (public pressure).
Kerjasama dan Koordinasi Anggota Dewan dengan Elemen Masyarakat
Melalui kerjasama dan koordinasi ini, diharapkan bisa dibangun pemahaman bersama,
bersinergi dan komitmen untuk kepentingan masyarakat.
Dalam contoh mengenai penyalahgunaan pupuk bersubsidi. Kelompok Tani merupakan

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 11


salah satu mitra strategis dalam berdiskusi dan mencari alternatif solusi.
Komunikasi dengan Pemerintah Daerah dalam Pemenuhan Kebutuhan Daerah
Berbagai kebutuhan pemerintah daerah dapat anggota Dewan sampaikan dalam

Keuntungan Terbentuknya Jaring Kerjasama dan Kordinasi dengan Elemen


Masyarakat adalah :
• akan mendapatkan informasi yang cukup akurat tentang permasalahan
konstituen
• memiliki pendataan dan alternatif solusi yang dibahas bersama atau
pun diusulkan oleh berbagai elemen masyarakat tersebut.

penyusunan kebijakan nasional. Anggota Dewan merupakan akses bagi pemerintah daerah
untuk memperoleh berbagai fasilitas dan pelayanan dari pemerintah pusat.
Contoh:
Berdasarkan kajian lembaga independen, potensi pertumbuhan perkonomian
pemerintah daerah yang menjadi daerah pemilihannya akan tumbuh dengan
pesat. Hal ini jika dibangun jembatan yang menghubungkan antara kabupaten yang
satu dengan yang lain. Pemerintah daerah telah berhasil mengupayakan bantuan
luar negeri untuk pembangunan jembatan tersebut. Tetapi dana yang dibutuhkan
masih kurang. Anggota Dewan diminta bantuannya memperjuangkan agar daerah
tersebut mendapatkan alokasi dana untuk membangun jembatan dalam APBN yang
sedang disusun.
Ini contoh peranan penting anggota Dewan. Sebagai komunikator antara pemerintah
daerah dengan pemerintah pusat. Terutama dalam membantu pemerintah daerah
mengakses fasilitas dan pelayanan untuk pemerintah daerah.

b. Akuntabilitas
Hal yang penting lainnya berkaitan dengan fungsi representasi adalah akuntabilitas.
Konsep representasi diperlukan sebagai dasar bagi anggota Dewan untuk mewakili
konstituen. Akan tetapi konstituen tetap dapat mengawasi anggota Dewan yang
merupakan wakilnya di DPR. Hal tersebut menunjukkan tidak hanya diperlukan komunikasi

12 Bab I Makna Representasi Anggota Dewan


tetapi juga akuntabilitas dari anggota Dewan terhadap rakyat yang diwakili.
Komunikasi dengan Publik, Mengemukakan Kepentingan Masyarakat yang
Telah Diperjuangkan
Hal tersebut membuat konstituen memahami penyaluran aspirasi mereka. Dan
memahami hal-hal yang menyebabkan belum terwujudnya aspirasi mereka yang
diperjuangkan oleh anggota Dewan sebagai wakil mereka di DPR.

Hal-hal yang harus dilakukan anggota Dewan terkait konsep akuntabilitas, yaitu:
1. Berkomunikasi dengan publik dan mengemukakan kepentingan
masyarakat yang telah diperjuangkan dan menjadi perdebatan antara
anggota Dewan dengan pemerintah.
2. Memberitahukan tindak lanjut berbagai aspirasi dan pengaduan yang
telah diterima kepada yang mengajukan aspirasi atau pengaduan tersebut.

Dalam web site nya, beberapa Fraksi dan anggota Dewan telah menjelaskan pemikiran-
pemikiran mereka yang mereka lontarkan dalam pembahasan RUU. Dan pendapat fraksi
atau pun pendapat pribadi terhadap isu-isu yang terkait dengan publik. Tetapi secara umum,
dalam web site angota Dewan tersebut hanya memberikan pendapat yang menyangkut isu
nasional. Padahal seharusnya isu lokal berkaitan dengan daerah pemilihan anggota Dewan
perlu mendapatkan perhatian serius sehingga konstituen tidak merasa diabaikan.
Perlu dibedakan antara konten web site Fraksi dan web site anda sebagai angota Dewan.
Pada web site Fraksi, isu nasional harus menjadi sorotan utama. Akan tetapi pada web
site angota Dewan, harus lebih banyak mengemukakan isu lokal sesuai daerah pemilihan
masing-masing anggota Dewan. Serta hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
anggota Dewan di DPR.
Bahkan ada pula yang menghimpun pendapat dalam berbagai media massa tersebut
dalam sebuah buku. Tentu saja ini upaya yang sangat bagus untuk menunjukkan kepada
publik mengenai apa yang telah diperjuangkan. Dan apa yang menjadi perdebatan dengan
pemerintah yang disebarluaskan kepada publik.
Memberitahukan Tindak Lanjut Aspirasi dan Pengaduan yang Diterima
Ini menimbulkan kepercayaan konstituen kepada anggota Dewan. Dan merupakan

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 13


Selain dalam web site, beberapa anggota Dewan juga aktif berkomunikasi dengan
publik terkait perjuangan mereka dalam parlemen dalam bentuk publikasi media
massa maupun seminar-seminar dan diskusi publik.

cara yang efisien untuk mengelola dukungan suara bagi anggota Dewan dan partainya.
Anggota Dewan harus mensosialisasikan hasil kerja yang telah dilakukan agar konstituen
dapat menilai kinerja berdasarkan kewenangan yang dimiliki dan praktek ketatanegaraan
berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan tersebut. Hal tersebut harus dilakukan.
Apa yang dilakukan oleh salah seorang anggota Dewan merupakan hal yang patut ditiru
dalam kaitannya dengan akuntabilitas sebagai anggota Dewan. Dimana beliau membuat
buku yang berisikan hal-hal mengenai proses penyerapan aspirasi, kegiatan yang telah
dilakukan, laporan keuangan, dan hasil kerjanya selama menjadi anggota Dewan.
Dari survey tersebut terlihat bahwa hanya sedikit sekali prosentase dari yang merasa
terwakili oleh anggota DPR. Survey dilakukan pada bulan Juli tahun 2000 pada 3000
responden di 60 kabupaten/kotamadya di 20 propinsi dengan kategori usia di atas 18
Perbedaan antara kepentingan pribadi konstituen dan tindakan
anggota Dewan dapat terlihat oleh konstituennya sebagai kekurangan.

tahun atau sudah menikah.


Dalam kajian yang dilakukan oleh Direktorat Politik, Komunikasi dan Informasi
BAPPENAS, dikemukakan bahwa tingkat akuntabilitas wakil rakyat pada kontituennya
adalah ”Rendah.” Ini dilihat dari kinerja anggota Dewan seperti kunjungan maupun
pelaporan. Ini menunjukkan bahwa konstituen menganggap perlu adanya kunjungan dan
laporan berkala sebagai bentuk akuntabilitas kepada mereka.

c. Transparan
d. Mudah diakses (accessible)

Siapa Konstituen Anggota Dewan ?

14 Bab I Makna Representasi Anggota Dewan


Tabel 2
Pandangan Terhadap Anggota DPR/D
(Pertanyaan survey: Apakah lembaga ini sudah mewakili kepentingan masyarakat di
daerah?
PANDANGAN TERHADAP PANDANGAN TERHADAP ANGGOTA PANDANGAN TERHADAP ANGGOTA
ANGGOTA DPR DPRD I DPRD II
Sudah mewakili 22% Sudah mewakili 25% Sudah mewakili 34%
Kurang mewakili 35% Kurang mewakili 31% Kurang mewakili 28%
Tidak mewakili 15% Tidak mewakili 12% Tidak mewakili 11%
Tidak Tahu 26% Tidak Tahu 29% Tidak Tahu 25%
Tidak menjawab 3% Tidak menjawab 2% Tidak menjawab 2%

Sumber: ”SuaraRakyat untuk Wakil Rakyat...” sebagaimana dikutip dalam Ringkasan hasil Studi/
Kajian ”Penyusunan Indikator Demokrasi” oleh Direktorat Politik, Komunikasi dan Informasi
BAPPENAS, hal. 6.

Sebagai konstituen, terdapat derajat perbedaan tingkat keutamaan didalamnya.

Persyaratan dari transparansi adalah bahwa parlemen terbuka untuk publik dan
transparan dalam pelaksanaan tugasnya.

Bagan 6 Transparansi

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 15


Perbedaan tersebut yaitu antara pemilih yang merupakan:
• masyarakat umum,
• pemilih yang merupakan simpatisan, dan
Persyaratan accessible adalah adanya keterlibatan publik,
termasuk civil society

Bagan 7 Accessible

Prosedur yang Pengaturan mengenai Jaminan terhadap


mudah bagi para mekanisme partisipasi berbagai hak
konstituen mengajukan public yang efektif pada konstituen
permasalahannya pembentukan UU

Hak untuk melakukan


konsultasi terbuka
dengan anggota dewan,
fraksi, maupun alat
kelengkapannya di DPR

Atas aspirasi yang


akan disampaikan

16 Bab I Makna Representasi Anggota Dewan


bab II

Konstituen
• pemilih yang merupakan anggota partai.

Konstituen dalam terminologi adalah pemilih pada daerah pemilihan


anggota Dewan. Sekalipun terdapat derajat perbedaan tingkat keutamaan
antara konstituen yang satu dengan yang lain.
Walaupun demikian, anggota Dewan tetap harus memperhatikan berbagai aspirasi
dan permasalahan yang mereka sampaikan. Oleh karena anggota Dewanlah yang mewakili
mereka untuk memperjuangkan aspirasi mereka di parlemen.
Termasuk pula dalam konstituen berbagai organisasi-organisasi yaitu:
1. organisasi anggota;
2. organisasi pendamping (collateral organisations); dan
3. organisasi-organisasi lainnya seperti organisasi keagamaan dan organisasi
masyarakat sipil.
Seperti halnya pemilih, maka juga terdapat derajat perbedaan tingkat keutamaan antara
organisasi yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh dapat dikemukakan perbedaan
tingkat keutamaan antara organisasi anggota dan organisasi lainnya yang bukan
merupakan organisasi anggota dan organisasi pendamping (collateral organisations).
Organisasi pendamping yang bahkan telah ada lebih dahulu sebelum partai didirikan
adalah Nahdatul Ulama bagi Partai Kebangkitan Bangsa.
Dalam prakteknya, sangat mungkin terjadi adanya konstituen yang menjadi konstituen
anggota Dewan disebabkan ruang lingkup tugas anggota Dewan di DPR, sesuai dengan
Komisi tempat bertugas. Terhadap mereka, tentu saja tidak diperkenankan untuk menolak
berbagai aspirasi dan pengaduan mereka.
Selain itu, Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dapat pula
memerlukan bantuan anggota Dewan. Bantuan itu dapat berupa akses untuk memperoleh
fasilitas dan pelayanan dari pemerintah pusat. Bahkan dalam hal permasalahan di daerah

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 19


Konstituen Anggota Dewan adalah:
1. Pemilih pada daerah pemilihan anggota Dewan
2. Organisasi-organisasi dalam daerah pemilihan anggota Dewan,
termasuk:
- organisasi keagamaan, seperti perkumpulan remaja mesjid
- organisasi lembaga pendidikan
- organisasi profesi
- organisasi masyarakat sipil, berupa LSM dan lembaga pemberdayaan
masyarakat lainnya
- organisasi olah raga, seperti klub sepak bola

yang memerlukan penyelesaian di tingkat pusat. Dalam konsep otonomi daerah, pemerintah
memiliki otonomi untuk menyelenggarakan pemerintahannya termasuk memberikan
pelayanan publik. Akan tetapi dalam pendanaan pemerintahan daerah, memerlukan dana
yang alokasinya diatur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta
berbagai UU yang dibutuhkan terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Hal tersebut menyebabkan perlunya kerja sama dan koordinasi dari setiap anggota Dewan
dengan Pemerintah Daerah dan DPRD.
Sebagai contoh:
Anggota Dewan harus memperhatikan berbagai isu lokal. Terutama jika terkait dengan
kepentingan yang lebih luas. Pendangkalan sungai dan pembangunan pemukiman
yang tidak terkendali di sekitar sungai dan di daerah Puncak (Jawa Barat). Kondisi ini
berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Ini menimbulkan banjir dan menyebabkan
lumpuhnya sebagian besar kegiatan termasuk kegiatan perekonomian di Jakarta dan
daerah sekitarnya.
Pentingnya Hubungan dengan Konstituen
Sebagai anggota DPR dipilih oleh rakyat berdasarkan daerah pemilihan tertentu.
Pemilihan ini dilakukan dengan sistem proporsional dengan daftar terbuka. Sehingga
setiap orang yang akan menjadi anggota DPR harus memperoleh jumlah suara tertentu
dalam pemilihan umum. Itu menunjukkan bahwa untuk menjadi anggota DPR, harus
mendapatkan dukungan yang cukup dari konstituen.
Komunikasi antara anggota Dewan dengan konstituen merupakan keharusan. Sebagai

20 Bab II Konstituen
penerima mandat harus menjalankan kewenangannya berdasarkan aspirasi dari konstituen
yang diwakilinya. Masukan dari konstituen kemudian diartikulasikan dan menjadi dasar
bagi program-program anggota Dewan dalam pembentukan UU dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan.
Pentingnya hubungan anggota Dewan dengan konstituen menyebabkan hal tersebut
diatur dalam UU sebagai kewajiban. Ini merupakan kewajiban dari anggota DPR disamping
kewajiban-kewajiban lainnya.
Memetakan Konstituen
Anggota Dewan harus memiliki data-data terkait konstituennya. Data konstituen
terkait dengan :
• jumlah penduduk,
• rasio jumlah penduduk pria dan wanita,
• jumlah usia produktif,
• jumlah pemeluk agama dari masing-masing agama,
• jumlah pekerja dengan berbagai profesi,
Bagan 8 Kewajiban Anggota DPR dalam Hubungan dengan Konstituen

Kewajiban Anggota DPR dalam Hal


Hubungan dengan Konstituen

Menyerap dan menghimpun aspirasi


konstituen melalui kunjungan kerja secara
berkala

Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan


pengaduan masyarakat

Memberikan pertanggungjawaban secara


moral dan politis kepada konstituen di daerah
pemilihannya

Sedangkan DPR sebagai sebuah lembaga bertugas dan berwenang untuk menyerap,
menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 21


Penjelasan dalam UU No. 27 tahun 2009 tentang Kewajiban Anggota DPR
mengatur sebagai berikut:
”Kunjungan kerja secara berkala” adalah:
Kewajiban anggota DPR untuk bertemu dengan konstituennya secara rutin pada
setiap masa reses, yang hasil pertemuannya dengan konstituen dilaporkan secara
tertulis kepada partai politik melalui fraksinya di DPR.
Pemberian pertanggungjawaban secara moral dan politis disampaikan kepada
pemilih di daerah pemilihannya pada setiap masa reses dan masa sidang melalui
perjuangan politik yang menyangkut aspirasi pemilihnya.

Untuk dapat menjalankan kewajiban dengan baik, maka beberapa hal berikut dapat
dilakukan, yaitu:
1. Memetakan konstituen
2. Memetakan berbagai potensi dan tantangan pada daerah pemilihan
3. Mengenali dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai
pengaruh dalam daerah pemilihan

• jumlah pengangguran,
• tingkat pendidikan,
• jumlah lembaga pendidikan,
• jumlah lembaga keagamaan,
• jumlah dan lingkup kerja organisasi kemasyarakatan, dan hal-hal lainnya.
Data-data mengenai konstituen sangat diperlukan terkait dengan aspirasi konstituen.
Terutama dalam hal anggota Dewan diharuskan mengambil keputusan dari pendapat
konstituen yang berbeda. Dengan data yang dimiliki, maka keputusan anggota Dewan
didasarkan pada argumentasi rasional sehingga dapat diterima oleh seluruh konstituen
dan dapat dipertanggungjawabkan dari sisi kebijakan publik. Contoh:Daerah pemilihan
dari anggota Dewan A merupakan daerah pertanian. Terdapat pro dan kontra dari
konstituen terhadap RUU APBN yang memberikan alokasi dana bagi daerah tersebut untuk
pembangunan jembatan. Hal ini karena dianggap akan lebih berguna jika dana diberikan
pengadaan bagi teknologi untuk pengolahan tanaman pangan. Data yang anggota Dewan
A miliki menunjukkan bahwa potensi daerah akan lebih berkembang jika teknologi untuk

22 Bab II Konstituen
pengolahan tanaman dikembangkan. Sehingga anggota Dewan A memperjuangkan
alokasi bagi teknologi tersebut dalam RUU APBN.

Memetakan Berbagai Potensi dan Tantangan pada Daerah Pemilihan


Tugas anggota Dewan adalah untuk memetakan berbagai potensi dan tantangan
di daerah pemilihannya. Analisis terhadap hal tersebut sangatlah penting untuk bisa
mengetahui aspirasi konstituen. Aspirasi yang berbasis pada kebutuhannya untuk
kepentingan jangka panjang. Contoh: Jika daerah pemilihan anggota Dewan merupakan
penghasil tebu. Dimana pabrik penggilingan tebu masih terbatas jumlahnya. Kondisi ini
menjadikan para petani tidak menikmati keuntungan sewajarnya karena rendahnya harga
tebu yang ditawarkan. Karena kondisi tersebut program pendanaan bagi Kelompok Tani
dalam bentuk pengadaan penggilingan gula sederhana dapat diusulkan oleh anggota
Dewan. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan berbasis pada kebutuhan riil
mereka.

Mengenali dan Bekerjasama dengan Berbagai Pihak yang Berpengaruh


dalam Daerah Pemilihan
Anggota Dewan harus mengenali dan bekerjasama dengan berbagai pihak. Pimpinan
di pemerintah daerah, baik gubernur, bupati, walikota, camat, ketua dan wakil ketua DPRD
Propinsi dan DPRD Kabupaten atau Kota, harus diketahui. Demikian juga pimpinan partai
politik dan organisasi keagamaan serta organisasi lainnya di daerah pemilihannya, termasuk
lembaga pendidikan. Dengan hubungan yang baik, anggota Dewan dapat menjalankan
fungsi representasinya dengan lebih baik. Ini akan menjadikan lebih terstruktur serta tepat
sasaran dalam pelaksanaan fungsi dan wewenang sebagai anggota Dewan.
Kerjasama antara anggota Dewan dengan organisasi kemasyarakatan ditemukan
di negara Liberia. Di negara ini permasalahan transportasi yang buruk menyebabkan
sangat sulit mengadakan pertemuan dalam jumlah besar di daerah terpencil. Akan
tetapi dengan bantuan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat yang membantu
menyelenggarakan pertemuan, pertemuan berjalan dengan sukses dengan dihadiri 100
peserta.
Contoh:
Salah satu kelompok konstituen adalah komunitas yang tinggal di sekitar daerah aliran

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 23


sungai. Dari hasil pengamatan anggota Dewan dan staf, akhirnya menyimpulkan bahwa
kebutuhan mereka adalah sanitasi dan pembangunan rumah. Pembangunan dilakukan
setelah musim hujan berakhir. Karena secara umum rumah mereka akan rusak akibat banjir
pada musim hujan. Ternyata yang disimpulkan tersebut bukan masalah bagi komunitas
tersebut. Ini diketahui dengan diadakannya penelitian terlibat (participatory research)
oleh sebuah lembaga pendidikan yang melakukan penelitian pada komunitas tersebut.
Ditemukan bahwa kebutuhan konstituen adalah penataan administrasi kependudukan.
Dengan membantu membentuk Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Ini
dibutuhkan terkait permasalahan untuk melakukan pernikahan yang sah menurut UU.
Tanpa pengantar dari RT dan RW, mereka tidak akan dapat membuat KTP. Dan tidak akan
dapat menikah karena dibutuhkan surat-surat tersebut untuk diserahkan kepada Kantor
Urusan Agama (KUA). Sedangkan sanitasi dan perbaikan rumah, hal itu bukanlah masalah
karena untuk sanitasi mereka merasa selama ini sehat-sehat saja. Dan untuk rumah,
mereka sudah memahami resiko tersebut.
Kasus ini menunjukkan bahwa anggota Dewan harus memanfaatkan berbagai
organisasi. Hal ini perlu untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan konstituen. Atas
dasar itu anggota Dewan dapat memberikan perbaikan dan peningkatan kualitas hidup
kepada konstituen.

Komunikasi dengan Konstituen

S
ebagaimana dikemukakan bahwa membangun hubungan antara anggota Dewan
dengan konstituen merupakan hal yang penting. Konstituen tidak selalu menyetujui
program yang diajukan. Atau pun keputusan yang diambil oleh anggota Dewan.
Akan tetapi penghargaan akan diberikan, jika dalam penentuan program dan pengambilan
keputusan, konstituen diajak berkomunikasi. Hal tersebut membuat konstituen mengetahui
apa yang dikerjakan oleh anggota DPR yang dipilihnya.
Di Amerika Serikat, anggota Dewan tertentu secara berkala mengirimkan selebaran
(posting flyers) dari rumah ke rumah. Selebaran ini berisikan kegiatan anggota Dewan
berkaitan dengan isu-isu terbaru dan berbagai hal yang berkembang di pemerintahan.

24 Bab II Konstituen
Seorang wakil rakyat yang baik harus berusaha meningkatkan kualitas
hidup konstituen mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menciptakan UU yang berpihak kepada kesejahteraan rakyat, mendorong
demokratisasi, dan membantu konstituen yang terkena dampak negatif
akibat kebijakan dan prilaku dari pejabat administrasi pemerintahan.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 25


bab III

Komunikasi & Strategi Membangun


Hubungan dengan Konstituen
Hubungan individual merupakan cara efektif untuk menjalin hubungan yang kuat
dibandingkan dengan pemberian press release. Press release biasanya hanya menyangkut
masalah yang umum. Anggota Dewan dapat pula mengajukan pertanyaan kepada konstituen
tertentu. Terutama mereka yang dianggap representatif secara individual dalam masyarakat.
Tanyakan pendapat mereka terhadap isu-isu terkait pembentukan UU yang sedang dibahas
dalam parlemen. Misalnya mengajukan pertanyaan individual kepada berbagai ahli
keagamaan dan budaya terkait pembentukan UU tentang kesusilaan.
Komunikasi antara anggota Dewan dan yang diwakilinya dalam jumlah
Bagan 9
Cara Anggota Dewan Berkomunikasi
dengan Konstituen

Person to Person Person to Many Many Persons to


Persons Many Persons

Komunikasi Anggota Dewan dan Konstituen Secara Individual (person to person)

Bagan 10
telepon

Metode Surat menyurat : electronic mail, pos, Short


Komunikasi Massage Service (SMS)
Individual
tatap muka terkait dengan kebijakan-kebijakan
dengan tertentu atau permasalahan yang
konstituen dialami konstituen.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 27


yangbanyak (person to many persons)
Komunikasi antara anggota-anggota Dewan dan yang diwakilinya dalam
jumlah yang banyak (many persons to many persons)
Anggota Dewan harus membangun hubungan kerja sama dengan seluruh anggota
Dewan. Terutama anggota Dewan yang berasal dari fraksi yang sama dan anggota Dewan
dimana bersama-sama menjadi bagian dari alat kelengkapan di DPR. Serta dengan
anggota Dewan yang berasal dari daerah pemilihan yang sama walau berasal dari fraksi
yang berbeda.
Kerja sama antara anggota Dewan dari daerah pemilihan yang sama tentu sulit karena
jadwal kegiatan yang berbeda. Tetapi ini harus diupayakan untuk mengakomodasi aspirasi
Dalam hubungan person to person ini, anggota Dewan harus memperhatikan
permasalahan etika dan substansi dari permasalahan konstituen.
Hindari permasalahan individual dari konstituen yang menyangkut pendanaan.
Pemberian bantuan hendaknya disalurkan melalui lembaga dan bukan perorangan.
Demikian sebaliknya, anggota Dewan tidak diperbolehkan menerima gratifikasi
dalam bentuk apa pun.

dan pengaduan masyarakat dari daerah pemilihan merekat.


Kerja sama dilakukan dalam rangka penyamaan penyikapan terkait berbagai isu yang

Beberapa cara dalam berkomunikasi dengan konstituen dalam jumlah banyak,


yaitu:
• membuat laporan mengenai hasil kerja secara periodik
• mengajukan permohonan agar ditugaskan melakukan sosialisasi RUU
di daerah pemilihan anggota Dewan
• memasukkan RUU yang sedang dibahas dalam web site pribadi
• memberikan press release tentang perkembangan pembahasan RUU
yang sedang dibahas (pada setiap akhir masa sidang)
• rapat umum dengan konstituen pada saat kunjungan kerja untuk
membicarakan permasalahan masyarakat
• menghadiri undangan berbagai media massa dan diskusi publik untuk
memberikan penjelasan terkait pelaksanaan tugas anggota Dewan

28 Bab III Komunikasi & Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen


• mengadvokasi masyarakat dalam kaitannya dengan birokrasi yang
berbelit-belit (red tape)
• penyusunan mekanisme agar anggota DPR tetap diperbolehkan
menghadiri rapat Panitia Anggaran. Tujuannya agar anggota DPR
dapat menyampaikan kebutuhan anggaran di daerah pemilihannya.
Dan bisa memberikan informasi mengenai berbagai anggaran serta
proyek pengembangan masyarakat di daerah kepada konstituennya.

menyangkut kepentingan masyarakat atau pun kepentingan nasional. Tujuannya agar


dapat memberikan pengaruh dalam penyusunan UU ataupun dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Contoh:
Kebijakan kenaikan harga gas ELPIJI ukuran tertentu secara bertahap oleh
PERTAMINA. Terkait kenaikan tersebut ada pendapat yang menyatakan bahwa
tidak diperlukan pembicaraan antara pemerintah dengan DPR. Karena untuk
gas ELPIJI ukuran tertentu itu bukan termasuk yang bersubsidi. Selanjutnya
kenaikan yang dilakukan saat ini secara bertahap, sehingga tidak membebankan
masyarakat. Anggota Dewan harus mendorong agar pemerintah membicarakan
hal tersebut terlebih dahulu dengan DPR. Sebab kenaikan harganya akan
membebankan rakyat.

Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen

Komunikasi many persons to many persons dapat dilakukan dengan :


• memberikan keterangan terkait pengajuan berbagai hak yang
membutuhkan batasan suara tertentu dari anggota Dewan, yaitu hak
angket, hak interpelasi dan hak menyatakan pendapat.
• pengawasan terhadap berbagai kebijakan pemerintah dalam
berbagai pendapat yang diajukan di media massa (dapat dilakukan
melalui mengirimkan surat pembaca ke media massa, press release,
atau menuliskannya dalam bentuk artikel.)

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 29


Dalam membangun hubungan dengan konstituen diperlukan strategi-strategi tertentu.
Hal ini tentu tidak mudah mengingat jumlah konstituen yang tidak sedikit.
Tatap muka
Pertemuan langsung dengan wakil konstituen di DPR merupakan hal yang secara
umum diharapkan oleh konstituen. Sehingga harus diatur pertemuan dengan agenda
utama mensosialisasikan hasil kerja anggota Dewan yang telah dilakukan. Selanjutnya
menjaring aspirasi dari konstituen sebagai input bagi anggota Dewan untuk pelaksanaan
tugasnya selanjutnya.
Pertemuan yang efektif bukan dalam artian jumlah pertemuan menjadi berkurang.
Bahkan anggota Dewan harus memperjuangkan agar jumlah pertemuan tatap muka
dengan konstituen bertambah jumlahnya.
Tatap muka tidak harus dalam pertemuan yang melibatkan banyak orang. Kunjungan
langsung ke tempat konstituen juga merupakan alternatif yang harus diperhatikan. Seperti
Bagan 11
Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen

Tatap Muka

Parlemen yang Strategi Komunikasi Tdk


Terbuka bagi Membangun Langsung:
Publik Hubungan dengan Media Massa,
Konstituen Surat, Telpon

Kantor
Pelayanan Laporan Publik
Konstituen

kunjungan ke kediaman konstituen atau pun tempat-tempat umum seperti Rumah Sakit
dan pasar tradisional.
Tabel 4

Strategi Tatap Muka Anggota Dewan di Beberapa Negara

30 Bab III Komunikasi & Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen


Tabel 3
Kunjungan ke Konstituen

Pernah Dihubungi DPR/D 2001 2002 2003


Dihubungi 7% 4% 2%
Tidak Dihubungi 85% 87% 95%
Tidak Tahu 8% 8% 2%
Tidak Menjawab 1% 1% 1%

Sumber: Media Indonesia 6 Februari 2004; IFES 2001,2002, 2003 sebagaimana dikutip dalam
Ringkasan hasil Studi/Kajian ”Penyusunan Indikator Demokrasi” oleh Direktorat Politik, Komunikasi
dan Informasi BAPPENAS, hal. 5.

Bagan 12
Kiat Melakukan Tatap Muka

membuat prioritas dalam kunjungan

Perlu
selalu mempersiapkan diri dengan baik dengan
diperhatikan
berbagai isu terbaru di daerah pemilihan
dalam
melakukan
tatap muka mengevaluasi berbagai kunjungan yang telah dilakukan

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 31


Meksiko Jadwal kunjungan kerja yang padat disiasati oleh salah seorang
anggota Dewan dengan menggunakan mobil yang disulapnya
menjadi sebuah kantor (mobile office). Mobil ini digunakan sepanjang
kunjungan kerjanya di daerah. Lengkap dengan nama dan foto
anggota Dewan terpampang di mobil tersebut.
Kamboja Bagi anggota Dewan yang tidak memiliki Kantor Pelayanan
Konstituen dan staf khusus maka sukarelawan menjadi alternatif
yang menghubungkan antara anggota Dewan dengan konstituennya
Chili, sejak 1990 Kunjungan konstituen dilakukan setiap bulan selama satu minggu di
dan Slovakia daerah pemilihannya masing-masing
Yaman Seorang anggota Dewan menggunakan media radio untuk mempublikasi
kunjungannya. Publikasi dilakukan sejak beberapa minggu sebelum pertemuan
diadakan, lengkap dengan tanggal, tempat, dan kegiatan yang akan dilakukan.

Anggota Dewan harus memperhitungkan jadwal kunjungan kerja yang dilakukan.


harus memiliki jadwal pertemuan yang rutin dan isu-isu yang terkoordinir dengan baik.
Sehingga pembahasan menjadi lebih terarah. Publikasi juga harus dilakukan dalam
pertemuan yang akan diadakan. Baik dilakukan melalui media maupun bekerjasama
dengan organisasi kemasyarakatan setempat.
Pelajari isu-isu penting dalam daerah pemilihan. Salah seorang anggota Dewan
di Nigeria menggunakan isu kesehatan. Yaitu mengenai HIV/AIDS yang merupakan isu
nasional di negara tersebut untuk melakukan pendidikan bagi konstituennya. Lebih
dari 400 orang hadir dalam acara Festival Kesehatan (Health Fairs) yang diadakannya.

Kiat dalam Melakukan Strategi Tatap Muka :


a. Publikasikan rencana pertemuan (melalui media atau ormas setempat)
b. Undang media massa
c. Buat, simpan dan kelola rekaman pertemuan
d. Catat setiap aspirasi dan pengaduan yang disampaikan
e. Sediakan foto-foto pertemuan untuk media
f. Pelajari isu-isu penting dalam daerah pemilihan (misal : isu kesehatan, isu
lapangan pekerjaan dengan mengadakan jobs fair, dsb.)

32 Bab III Komunikasi & Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen


Dalam kesempatan tersebut diketahui pula aspirasi konstituen lainnya berkaitan dengan
kesehatan, yaitu penanganan yang lebih baik terhadap malaria dan diabetes.
Setelah pertemuan anggota Dewan juga harus mengirim jawaban dari berbagai
aspirasi dan pengaduan yang diajukan ketika pertemuan berlangsung. Pengiriman surat
yang berisikan ucapan terima kasih kepada yang hadir juga dapat di lakukan. Ini untuk
memberi apresiasi atas kehadiran konstituen.
Ini penting untuk membuat konstituen tertarik untuk menghadiri. Misalnya dengan
membuat pertunjukan dan lomba di bidang kesenian, pemberian penghargaan bagi
prestasi tertentu, atau bahkan pertandingan olah raga. Selain dapat menggunakan acara
tersebut untuk komunikasi dan diskusi politik dengan konstituen, juga menunjukkan

Anggota Dewan perlu mengemas acara tatap muka menjadi


acara yang menarik.
apresiasi terhadap bakat dan kemampuan dari konstituen.
Media Massa
Anggota DPR harus menggunakan media lain yang bisa menghubungkan anggota
DPR secara intens. Hubungan tanpa bertemu muka secara langsung, yaitu melalui media
massa. Penting untuk membangun kerja sama dengan para wartawan, Stasiun TV, Radio,
dan media lainnya. Khususnya yang menyiarkan kegiatan, berita, dan informasi terkait
parlemen. Hubungan dengan media massa dibangun bukan dalam kerangka media massa
sebagai ”watchdog.” Tetapi menjadi saluran informasi yang menghubungkan dengan
konstituen.
Hubungan dengan wartawan harus profesional dan menghargai etika. Hubungan yang
baik akan memberikan banyak kemudahan. Kemudahan dalam memberikan akuntabitas
kepada konstituen di satu sisi dan menyerap aspirasi kontituen di sisi yang lain.
Contoh:
Beberapa stasiun radio memiliki program khusus yang menyalurkan berbagai keluhan
masyarakat kepada pihak terkait. Anggota Dewan dapat mengajukan diri kepada
stasiun radio tersebut untuk menjadi nara sumber dari berbagai kegiatan.

Berbagai negara, termasuk India, Peru, dan Meksiko mengadakan kerja sama antara
parlemen dengan stasiun televisi. Bahkan pada negara Brazil, terdapat acara talk show yang
diadakan setiap minggu, di mana anggota Dewan menjadi nara sumber dan menjawab
berbagai pertanyaan dari konstituen. Demikian juga pada negara Sierra Lone.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 33


Pembentukan kantor pelayanan konstituen di daerah pemilihan
Melalui kantor ini secara umum konstituen merasa aspirasi dan permasalahannya
dapat secara langsung ditanggapi. Beberapa anggota DPR periode 2004-2009 membuat
kantor pelayanan swadana di daerah pemilihannya. Karena berbeda dengan DPD, anggota
DPR tidak diberikan alokasi dana khusus untuk menjalankan Kantor Pelayanan Konstituen
di daerah pemilihannya.
Dari pengalaman salah seorang anggota Dewan yang memiliki Kantor Pelayanan
Konstituen. Prosentase permintaan dana memiliki prosentase terbesar (60%) dari aspirasi
masyarakat yang diterima oleh Kantor Pelayanan Konstituennya. Sedangkan sisanya
merupakan aspirasi dan masukan konstituen.
Dalam hal terdapat permintaan dana dari konstituen, anggota Dewan dapat
menyalurkannya secara kelembagaan. Anggota Dewan, melalui staf-staf khusus yang
dipekerjakan, dapat mengadvokasi konstituen untuk mengajukan proposal. Tentunya yang
sesuai dengan program yang ada di Departemen terkait atau pun di pemerintah daerah
pada daerah pemilihan.
Kerja sama dengan Sekretariat Jenderal harus dilakukan. Karena pada tahun 2006 saja
jumlah pengaduan masyarakat yang masuk melalui Sekretariat Jenderal DPR berjumlah
1.273 surat. Dari banyaknya jumlah surat yang masuk tersebut tentu saja merupakan
sarana bagi anggota Dewan untuk mengetahui aspirasi konstituen dengan sumber yang
jelas.
Penting Diingat !!
Apabila Kantor Pelayanan Konstituen belum dapat dibuka pada setiap daerah
pemilihan.
Maka pengorganisasian layanan konstituen yang dilakukan oleh salah satu biro
dalam Sekretariat Jenderal DPR dengan bidang tugas Penyerapan Aspirasi Publik
tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pembuatan Buku Panduan atau Web Site Bersama dan Hot Line yang Dapat
Dihubungi
Didalam web site tersebut dicantumkan nama-nama anggota Dewan. Pencantuman
nomor telepon dan fax dalam web site anggota Dewan sudah dilakukan oleh beberapa
anggota Dewan. Tetapi dalam web site tersebut tidak ditemukan bagian khusus tempat

34
konstituen berkirim surat secara elektronik kepada wakilnya. Tentu saja hal tersebut
merupakan kendala tersendiri dalam hal teknis. Karena anggota Dewan menyediakan data
dalam web site tetapi konstituen tidak dapat secara langsung mengirim aspirasinya. Tetapi
harus melalui media lain yaitu telpon dan fax.
Sebagai contoh dapat dikemukakan adanya Constituent Electronic Mail System yang
dikelola oleh United States House of Representatives, dimana di dalamnya terdapat 7
anggota House of Representatives yang bergabung dalam Constituent Electronic Mail
System tersebut.
Penggunaan media SMS (short message service) juga dapat digunakan dalam
menerima aspirasi dan pengaduan dari konstituen. SMS sangat efektif dan aman dalam
hubungan dengan konstituen. Terlebih lagi jika dimasukkan dalam telpon anggota Dewan
keterangan bahwa pihak yang menelpon sebaiknya melalui SMS. Dimaksudkan agar tidak
terlalu menyita waktu tetapi anggota Dewan memiliki beragam informasi dari SMS yang
masuk.
Pembuatan Laporan kepada Publik mengenai Hasil Kerja Baik Secara
Individual oleh Anggota DPR maupun Secara Kelembagaan oleh DPR
Laporan ini antara lain :
• Laporan tahunan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta pertanggungjawaban
keuangan DPR atau pun dari masing-masing anggota Dewan yang dipublikasikan
kepada umum. Berisi informasi mengenai tunjangan anggota Dewan serta lingkup
tugas yang berkaitan dengan anggaran dan pembentukan UU, maka secara umum
anggota Dewan akan dianggap sebagai ”lumbung” uang. Persepsi dari publik tersebut
dapat dihilangkan dengan membuat laporan keuangan secara transparan.
Salah seorang anggota Dewan telah memberikan contoh yang baik. Beliau
memaparkan kepada publik dalam bentuk buku, berbagai pendapatan dan pengeluaran
yang diperolehnya sebagai anggota Dewan. Ini juga dilakukan anggota House of
Commons di Inggris, Norman Lamb. Dalam web sitenya menjabarkan penggunaan dana
yang diperolehnya sebagai anggota parlemen untuk pembiayaan berbagai hal. Termasuk
didalamnya pembiayaan pengelolaan kantor pelayanan konstituen.
• Penyebarluasan transkrip pembicaraan di rapat Dewan
Jika rapat Dewan merupakan rapat terbuka, merupakan hal yang positif jika sesegera
mungkin transkrip pembicaraan rapat dapat diakses oleh publik. Terlebih lagi dengan
telah diundangkannya UU tentang Kebebasan Informasi Publik yang menjamin
publik dalam memperoleh informasi.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 35


Parlemen yang Terbuka Bagi Publik
Sebagai tempat berkumpulnya wakil rakyat, seharusnya gedung parlemen merupakan
tempat yang mudah diakses bagi rakyat.
Beberapa hal dapat dilakukan agar parlemen menjadi lebih terbuka bagi publik, antara
lain:
Wisata Gedung Parlemen
Ini dilakukan untuk lebih mendekatkan warga negara dengan lembaga yang mewakilinya.
Hal ini sangat baik dalam proses pembelajaran. Untuk melihat para wakilnya melakukan
tugas. Juga untuk memverifikasi apa yang diberitakan di media massa berkaitan dengan
jumlah kehadiran dan prilaku para anggota DPR.
Wisata ini harus dikelola dengan baik. Karena tujuannya mendekatkan konstituen
dengan anggota Dewan, maka harus ada penjelasan terkait wewenang anggota Dewan.
Perlu juga diadakan kunjungan kegiatan anggota Dewan dalam rapat terbuka.
Di Macedonia, pada Hari Pendidikan (Day of Education), berbagai sekolah diperbolehkan
berkunjungan ke parlemen. Para siswa mendapat penjelasan mengenai fungsi parlemen
dan apa yang dapat dilakukan oleh parlemen bagi mereka.
Mempublikasikan Media Harian bagi Parlemen
Media ini dapat berbentuk surat kabar atau pun web site Parlemen. Dalam surat kabar
tersebut dimuat berbagai kegiatan anggota Dewan. Juga dilengkapi dengan ringkasan
kegiatan anggota Dewan dan transkripsi rapat.
Mozambiq, memproduksi secara berkala publikasi terhadap kegiatan anggota
Dewan. Publikasi ini dilengkapi dengan wawancara terkait berbagai isu di Parlemen. Di
Peru, publikasi hariannya diletakkan dalam web site yang dikelola Parlemen. Didalamnya
mencantumkan agenda Parlemen dan isi draft RUU yang sedang dibahas. Publikasi draft
RUU penting agar masyarakat mengetahui substansi RUU dan mengajukan masukan
terkait RUU yang sedang dibahas tersebut.

P
ermasalahan konstituen merupakan hal yang harus mendapat respon dari anggota
DPR. Anggota Dewan harus melakukan beberapa hal dalam merespon permasalahan
konstituen.
Menjadi Pendengar yang Baik
Semua permasalahan konstituen adalah masalah yang penting. Tanpa melihat latar

36 Bab III Komunikasi & Strategi Membangun Hubungan dengan Konstituen


bab IV

Respon Terhadap Permasalahan


Konstituen
belakang dari konstituen (ekonomi-sosial, jenis kelamin, pendidikan, dan sebagainya).
Konsep one man one vote menunjukkan betapa tingginya kedudukan konstituen untuk
diperhatikan oleh anggota Dewan sebagai wakilnya di DPR.

Bagan 13

Cara Merespon Permasalahan Konstituen

Menjadi Pendengar yang Baik

Bertindak Berdasarkan Etika dan Profesionalisme

Mencari Alternatif Solusi Terbaik

Memantau Pelaksanaan Tindak Lanjut

Bertindak Berdasarkan Etika dan Profesionalisme


Sebagai anggota DPR, tindak-tanduknya akan sangat diperhatikan oleh seluruh rakyat
di negeri ini. Terutama oleh konstituen yang telah memilih. Dengan selalu memegang teguh
prinsip dan profesionalisme, maka berbagai hal menjadi bahan pertimbangan sebelum
mengambil keputusan. Kapasitas sebagai anggota DPR dan pemaksimalan penggunaan
staf ahli merupakan hal yang harus dilakukan. Tujuannya agar keberadaan anggota Dewan
di DPR memberikan kontribusi bagi negara ini.
Penulisan buku oleh salah seorang anggota Dewan yang berisikan kumpulan
pemikirannya yang tersebar di berbagai media massa merupakan contoh yang baik.
Ini menyatakan akuntabilitas anggota Dewan tersebut dalam melaksanakan tugasnya

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 39


berdasarkan etika dan profesionalisme.

Mencari Alternatif Solusi Terbaik


Tidak semua masalah dapat diselesaikan oleh anggota DPR. Dalam hal anggota
Dewan tidak dapat melakukannya maka harus mampu berkata ”Tidak”. Apabila dimintai
bantuan yang bukan merupakan kewenangan, maka harus meneruskannya kepada yang
berwenang. Akan tetapi sebagai anggota DPR dapat mengadvokasi konstituen dengan
menunjukkan cara menyelesaikan permasalahannya. Anggota Dewan dapat menyalurkan
berbagai pengaduan yang diterima dari konstituen kepada pihak terkait.
Sebagian besar isu yang berkaitan dengan konstituen seharusnya dapat diselesaikan
oleh lembaga pemerintahan di tingkat daerah. Anggota Dewan dan staf harus mengetahui
berbagai pelayanan publik dan pelayanan sosial di daerah pemilihannya. Dengan
membangun hubungan baik dengan penyelenggara pemerintahan di daerah. Hal tersebut
harus dibangun agar dapat menghubungi mereka jika dibutuhkan.
Perlu bagi anggota Dewan menyediakan daftar berkaitan dengan lembaga administrasi
pemerintahan di daerah. Terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik yang
dapat dibagikan ke konstituen. Hal tersebut akan menjadi informasi yang berharga bagi
konstituen dan memberikan pendidikan politik yang bermanfaat bagi mereka.

Memantau Pelaksanaan Tindak Lanjut


Terus pantau perkembangan dari alternatif solusi yang telah diberikan sehingga hasil
maksimal dapat diperoleh.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan fungsi legislasi dan fungsi pengawasan,
secara umum konstituen tidak memahami mengapa hasil akhirnya adalah apa yang
biasanya mereka ketahui dari media massa. Terhadap hal ini anggota Dewan dapat
mengkomunikasikan dengan konstituen terkait proses terbentuknya berbagai kebijakan
tersebut. Disinilah letak pentingnya membuat berbagai saluran komunikasi ke konstituen.
Ini dapat berupa komunikasi di web site dan Fraksi saudara, dalam bentuk selebaran berkala
(posting flyers), tulisan di media massa, menghadiri berbagai seminar dan diskusi publik,
dan pembuatan buku berkenaan dengan kegiatan yang telah dilakukan selaku anggota

40 Bab IV Respon Terhadap Permasalahann Konstituen


Permasalahan umum dari penyaluran aspirasi dan pengaduan
konstituen adalah pemantauan terhadap tindak lanjut dari apa yang
telah dilakukan.

Dewan.

Pelayanan Konstituen di DPR

M
asyarakat dapat datang secara langsung ke DPR untuk menyampaikan aspirasi
dan/atau pengaduan. Aspirasi/pengaduan ini diterima dan disalurkan oleh
Sekretariat Jenderal DPR kepada alat kelengkapan DPR yang membidanginya
dan/atau Fraksi.
Berbeda dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), anggota DPR tidak diberikan alokasi
dana khusus untuk mengelola Kantor Pelayanan Konstituen di daerah pemilihannya. Hal

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 41


bab V

Pelayanan Terhadap Konstituen


di DPR
ini menyebabkan anggota Dewan harus memperhatikan berbagai aspirasi dan pengaduan
di Sekretariat Jenderal DPR. Karena jumlahnya yang banyak sehingga merupakan cara yang
murah untuk mengetahui aspirasi dan permasalahan pada konstituen, serta sumbernya
jelas sehingga memudahkan untuk menindaklanjutinya.
Selanjutnya aspirasi yang masuk diproses lebih lanjut di DPR.
Dalam kajian yang dilakukan terkait Mekanisme Tindak Lanjut Surat Aspirasi dan
Pengaduan Masyarakat ke DPR RI pada tahun 2007, kendala yang ada berkaitan dengan
sumber daya manusia (SDM) secara kuantitatif dan kualitatif. Maksudnya kurangnya
jumlah pegawai yang menangani surat pengaduan dan secara kualitatif adalah mengenai
kemampuan SDM Sekretariat Jenderal DPR RI.
Mengklasifikasi surat yang masuk merupakan pekerjaan profesional. Karena itu,

Surat yang masuk pada Sekretariat Jenderal dikelompokkan ke dalam 11 bidang


yaitu: • Pendidikan,
• Tanah/Rumah/Bangunan, • Kesehatan,
• Aparatur Negara/Kepegawaian, • Agama,
• Perburuhan/Tenaga Kerja, • Kehutanan, dan
• Politik/Hukum, • Lingkungan Hidup.
• Ekonomi dan Keuangan,
• Sosial/Budaya,

kemampuan staf untuk mengklasifikasi surat masuk harus ditingkatkan. Agar tahapan

Bagan 14 Siklus Pelayanan Konstituen di DPR

Aspirasi dan Pengaduan Pencatatan Analisa Diserahkan ke Alat Kelengkapan DPR

Tindakan Lanjutan Pemantauan terhadap Tindak Lanjut

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 43


selanjutnya yaitu penyerahan ke alat kelengkapan DPR yang membidanginya dan/atau
Fraksi dapat berjalan baik karena surat yang disalurkan sudah tepat sasaran.
Permasalahan yang terjadi dan harus menjadi catatan adalah setelah diserahkan,
hanya penanganan secara prosedural saja yang dilakukan. Yaitu pencatatan terhadap
surat tersebut saja. Tetapi penanganan berupa tindak lanjut dari surat tersebut kurang
mendapat perhatian dari anggota Dewan.
Tidaklah cukup jika tindak lanjut terhadap surat pengaduan masyarakat itu hanya
dilakukan melalui pembahasan di dalam rapat-rapat kerja dan rapat-rapat dengar
pendapat umum. Juga tidak cukup dengan mengirim surat kepada instansi terkait guna
meminta tanggapan dan perhatian atas pengaduan tersebut. Akan tetapi anggota Dewan
harus menjawab berbagai surat tersebut.

Kantor Pelayanan Konstituen


Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR RI pada tahun 2006 (yang anggotanya terdiri
dari 21 anggota DPR terdiri dari berbagai fraksi) mengemukakan hal yang diidentifikasi
menjadi penghambat kinerja DPR RI. Baik yang menyangkut internal maupun eksternal
anggota DPR dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Yang antara lain adalah komunikasi
antara anggota DPR dengan konstituennya kurang. Rekomendasi terkait hal tersebut
adalah pendirian rumah aspirasi yang menjembatani anggota DPR dengan konstituen di

Kewajiban wakil rakyat untuk menindaklanjuti surat yang


berkaitan dengan kewenangan dalam DPR.

daerah pemilihan. Permasalahan lainnya adalah kesenjangan informasi.


Saat ini, berbagai aspirasi dan pengaduan masyarakat baik berbentuk surat maupun
kunjungan diterima oleh Sekretariat Jenderal DPR. Untuk kemudian disalurkan kepada
alat kelengkapan DPR yang membidanginya dan/atau Fraksi. Namun dalam prakteknya
terdapat beberapa anggota DPR melakukan swadana untuk menyediakan Kantor Pelayanan
Konstituen di daerah pemilihannya.
Contoh Kantor Pelayanan Konstituen di Negara Lain
Negara Anggota Dewan Kantor Pelayanan Konstituen

44 Bab V Pelayanan Terhadap Konstituen di DPR


Bagan 15

Kantor Pelayanan Konstituen

Setiap Daerah Pemilihan

Kantor Bersama dengan Anggota Dewan yang Berasal


dari Daerah Pemilihan yang Sama

Disatukan dengan Kantor Partai Politik di Daerah

Terletak di Kantor Pemerintah Daerah

Di Gedung Parlemen

Idealnya terdapat kantor pelayanan konstituen pada setiap daerah


pemilihan anggota Dewan.

Pelaksanaan fungsi DPR terhadap Inggris Norman Lamb, Anggota • mencantumkan alam
kerangka representasi rakyat House of Commons konstituennya
(berdasarkan UU) dilakukan • mendeskripsikan sta
melalui: konstituennya dalam
• Pembukaan ruang partisipasi • mencantumkan pen
publik, diperolehnya sebag
• Transparansi pelaksanaan pembiayaan berbag
• Mencantumkan pem
fungsi, dan
pelayanan konstitue
• Pertanggungjawaban kerja
DPR kepada rakyat.

Bagan 16
Pendanaan Kantor Pelayanan Konstituen

Pendanaan Swadana Pendanaan Bersama antara Anggota


Anggota Dewan Dewan dari berbagai Fraksi dari
Daerah Pemilihan yang Sama

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 45


Tabel 5
Kantor Pelayanan Konstituen di Negara Lain
Canada Anggota House of • mencantumkan alamat, nomor telpon, dan fax
Commons, Justin Trudeau kantor pelayanan konstituennya.
(Kantor Pelayanan • Mencantumkan alamat, nomor telpon, dan fax
Konstituennya berdasarkan kantornya di House of Commons.
daerah pemilihannya yaitu
di provinsi Quebec.)
Polandia Parlemen menyediakan kantor bagi anggota Dewan
pada kantor partai di daerah.
Palestina Kantor pelayanan konstituen dibangun di daerah dan
kantor tersebut digunakan oleh semua partai politik.
Lithuania • Memberikan alokasi khusus bagi pengelolalan
Kantor Pelayanan Konstituen
• Kantor Pelayanan Konstituen terletak di Kantor
Pemerintah Daerah
• Partai melaporkan kepada parlemen pengelolaan
anggaran untuk kantor tersebut
Chili (sejak • Masing-masing anggota Parlemen memiliki ruang
tahun pertemuan tersendiri untuk bertemu dengan
1990) konstituen di gedung Parlemen
• Ruang pertemuan dengan konstituen yang dapat
digunakan oleh semua anggota Dewan untuk
bertemu dengan konstituennya. (merupakan
alternatif yang lebih murah)

Anggota Dewan harus membuat siklus pelayanan konstituen pada Kantor Pelayanan
Konstituennya. Tujuannya agar mekanisme pengelolaan hubungan konstituen berjalan
baik. Dapat meniru siklus pelayanan di Sekretariat Jenderal DPR atau membuat siklus yang
lebih sederhana. Hanya tentu saja terdapat perbedaan. Pada Kantor Pelayanan Konstituen
diperlukan tahapan pelaporan oleh staf pada anggota Dewan. Ini dilakukan sebelum staf
menindaklanjuti hal-hal yang merupakan isu-isu sensitif bagi anggota Dewan dan partai.
Dan juga terhadap hal-hal yang berdampak luas.

S
ebagaimana seluruh parlemen di dunia, maka pengisian keanggotaan kamar pertama
melalui partai politik. Hal tersebut menyebabkan para anggota parlemen, harus pula
memperhatikan kepentingan partai politiknya disamping kepentingan konstituen.
Keterikatan anggota Dewan terhadap partainya bervariasi. Pada negara New Zealand

46 Bab V Pelayanan Terhadap Konstituen di DPR


Letak sebuah Kantor Pelayanan Konstituen idealnya berada di tempat yang
mudah diakses.

Syarat sebuah Kantor Pelayanan Konstituen, minimal :


a. Berada di tempat yang mudah diakses;
b. Adanya staf khusus, staf administrasi dan staf keuangan. Untuk Staf Khusus :
• staf yang memiliki kemampuan analisis
• staf yang mampu membina hubungan baik dengan berbagai kalangan
dan media massa
• staf yang mampu mengadvokasi konstituen
c. Melengkapi kantor dengan berbagai alat komunikasi;

Peranan Penting yang Harus Dilakukan Staf Khusus :


• mengatur hubungan dengan media,
• menyediakan press release,
• mengatur berbagai jadwal pertemuan dengan konstituen,
• mengatur jadwal pertemuan dengan pihak-pihak serta organisasi-organisasi
tertentu (terkait tugas anggota Dewan)
• membantu membuat laporan kepada fraksi berkaitan dengan kunjungan kerja
yang telah lakukan.

dan India, keterikatan terhadap partai begitu kuat. Di negara New Zealand, anggota
Dewan yang berasal dari Partai Buruh harus menandatangani janji yang mengikat mereka
untuk patuh pada keputusan partai. Sedangkan di India, anggota Dewan akan kehilangan
kursinya jika berpandangan berbeda dengan partainya.
Keterikatan anggota DPR dengan partai politiknya juga sangat erat. Dimana diatur
bahwa setiap anggota DPR harus menjadi anggota salah satu fraksi. Dan fraksi dibentuk
oleh partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara di DPR.

Bagan 17 Siklus Pelayanan Konstituen

Aspirasi dan Pengaduan Pencatatan Analisa Pelaporan Tindakan Lanjutan

Pemantauan terhadap Tindak Lanjut Pelaporan

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 47


bab VI

Peran Fraksi di DPR Dalam


Pengelolaan Aspirasi Konstituen
Urgensi fraksi terlihat dalam pengaturan tentang fraksi yang diatur dalam bagian
tersendiri dalam UU. Fraksi juga difasilitasi dalam hal sarana, anggaran, dan tenaga ahli
guna membantu kelancaran tugas fraksi.
Terdapat hari khusus yang diperuntukkan bagi anggota Dewan untuk berkumpul
dengan para anggota fraksi lainnya (Hari Fraksi). Dalam kesempatan tersebut, Fraksi
mengumpulkan dan menyalurkan berbagai hal yang menyangkut anggota-anggota
Dewan. Termasuk pula dalam berbagai hal yang berkaitan dengan aspirasi dan pengaduan
konstituen. Fraksi juga yang mengelola berbagai isu dan masalah yang terkait dengan
konstituen.
Fraksi yang menentukan isu-isu apa yang secara umum harus dibahas dengan
konstituen anggota Dewan. Dan fraksi akan meminta laporan terkait kunjungan kerja yang
dilakukan. Hal ini untuk mengetahui aspirasi konstituen sebagai acuan untuk menentukan
kebijakan fraksi.
Dalam UU diatur bahwa Fraksi yang melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota
Dewan dan anggota fraksi lainnya. Kemudian Fraksi akan melaporkan kepada publik. Jika
Fraksi memiliki staf-staf yang ahli, sistem yang baik, serta pendanaan yang cukup, maka
peranan Fraksi dalam melakukan pelayanan konstituen akan sangat membantu anggota
Dewan. Sebab Fraksi akan memiliki berbagai dokumentasi dan data yang digunakan
sebagai acuan. Terutama dalam menyusun kebijakan Fraksi dan RUU yang akan diusulkan.
Dengan begitu, anggota Dewan dapat lebih mudah melaksanakannya sebab sesuai dengan
kebutuhan konstituen dan kepentingan partai.
Keluhan yang muncul dari anggota Dewan adalah bahwa mereka bertugas dalam alat
kelengkapan tertentu dalam DPR. Tetapi dalam pertemuan dengan konstituen di daerah
pemilihannya maka aspirasi dan pengaduan konstituen tidak terbatas hanya mengenai
bidang tugas yang dilaksanakannnya di DPR. Namun menyangkut berbagai isu yang
dialami oleh para konstituen dalam daerah pemilihannya tersebut. Fraksi seharusnya

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 49


Bagan 18 Peran Fraksi dalam Pengelolaan Aspirasi Konstituen

Aspirasi dan
Pengadaan Fraksi

Anggota Fraksi

dapat berperan aktif mengatasi masalah ini.


Fraksi harus mampu mengelola anggotanya dengan baik. Dengan cara, rapat Fraksi
digunakan sebagai sarana bagi para anggota untuk saling berbagi dengan rekan sesama
Fraksi. Baik dari berbagai Komisi yang berbeda terkait pembahasan mengenai daerah
pemilihan rekan sefraksi dan sebaliknya di masing-masing Komisi.
Dalam prakteknya, beberapa Fraksi hanya menjadikan rapat Fraksi sebagai rapat di
tingkat pimpinan. Tetapi terdapat pula Fraksi yang menjadikan rapat Fraksi begitu efektif.
Sehingga mampu mengklasifikasi dan membahas berbagai hal terkait kepentingan
konstituen yang sedang menjadi pembahasan. Ini penting untuk menjadi sarana
pembekalan bagi anggota Dewan sesuai dengan daerah permilihannya masing-masing.
Anggota Dewan merupakan penghubung antara konstituennya dengan penyelenggara
pemerintahan. Oleh karena itu aspirasi dan pengaduan dari konstituen harus dikelola
dengan baik. Tujuannya agar dapat diartikulasikan dan diterapkan dalam pembentukan
kebijakan nasional dan pengawasan penyelenggara pemerintahan.

50 Bab VI Peran Fraksi di DPR Dalam Pengelolaan Aspirasi Konstituen


A. Buku
Asshiddiqie, Jimly (2006), Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid II. Cet. I., Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta.
Feulner, Frank, et al. (2008), Peran Perwakilan Parlemen, Sekretariat Jenderal DPR RI bekerjasama
dengan UNDP, Jakarta.
Friedrich, Carl J. (1949), Constitutional Government and Democracy Theory and Practice in Europe
and America. Rev. ed. Ginn and Company, Boston.
Hague, Rod dan Martin Harrop. (2001), Comparative Government and Politics An Introduction. 5th
Ed. Antony Rowe Ltd,. Great Britain.
Inter-Parliamentary Union. (1962) Parliaments: A Comparative Study on the Structure and

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 51


Penutup

Functioning of Representative Institutions in Fourty-One Countries. Cassell and Company


Ltd, London.
Loewenberg, Gerhard dan Samuel C. Patterson (1979), Comparing Legislatures: An Analytic Study.
Little Brown and Company, Toronto.

52 Penutup Daftar Pustaka


Daftar Pustaka

Ma’shum, Saifullah. (2008) Laporan Wakil Kepada Rakyat: Dari Kelangkaan Pupuk Sampai Derita
Guru Swasta Laporan Tahun Ketiga (2007) sebagai Anggota DPR RI Dapil Malang Raya.
Gadang-Malang.
Money, Yves dan Andrew Knapp. (1998) Government and Politics in Western Europe: Britain, France,
and Germany. 3rd ed. Oxford University Press, New York.
Montesquieu. (1914), L’Esprit des Lois, atau The Spirit of Laws. Trans. by Thomas Nugent tahun 1752.
Rev. by J.V. Prichard., G. Bell and Sons, Ltd., London.
Rousseau, Jean-Jacques.(1968), Du Contract Social, atau The Social Contract. Trans. by Maurice
Cranston., Penguin Books, London.
Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR RI. (2006), Reformasi Dewan Perwakilan Rakyat Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Sekretariat Jenderal DPR RI, Jakarta.
’Ula, Mutaminul. (2007) Mengawal Penegakan Hukum., Pustaka Inovasi, Jakarta.

B. Artikel dari Website

Chungong, Martin (Parliamentary Union). (2006), “Building Capacity for Democracy, Peace and
Social Progress.” Makalah pada The 6th International Conference of New or Restored Democracies
(ICNRD-6) Doha, Qatar 29 October-1 November 2006, diunduh dari www.icnrd6.com/papers/
Paper13_ICNRD-6.doc., 2 Agustus 2009.
Direktorat Politik, Komunikasi dan Informasi BAPPENAS. “Ringkasan Hasil Studi/Kajian Penyusunan
Indikator Demokrasi.”, diunduh dari http://74.125.153.132/search?q=cache:eGt OvlAc79];www.
bappenas.go.id/get-file-server/., 2 Agustus 2009.
“House of Representatives Constituent Electronic Mail System.”, diunduh dari http://www.
interesting-people.org/archives/interesting-people/199306/msg00039.html., 2 Agustus 2009.
Kurtz, Karl T. (1997) “Legislatures and Citizens: Communication Between Representatives and Their
Constituen”, December 1997, diunduh dari http://www.ncsl.org/?tabid+17668, 2 Agustus 2009.
“Member of Parliament Profile (Current) Justin Trudeau.”, diunduh dari http://webinfo.parl.gc.ca/
MembersOfParliament/ProfileMP.aspx?Key=128110&Language=E., 2 Agustus 2009.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 53


Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

National Democratic Institute. (2008), “Constituent Relations Manual: A Guide to Best Practices”,
diunduh dari http://www.ndi.org/node/14934.
_____. “Guidebook on Strengthening the Representative Capacity of Legislatures.”, diunduh dari
http://www.undp.org/gevernance/eventsites/legislaturetechniques2001/repcap2001.doc
, 2 Agustus 2009.
“Norman Lamb’s Constituency Office.”, diunduh dari http://www.normanlamb.libdems.org.uk/pages/
office.html., 2 Agustus 2009.
Ortiz, Larry P. et. al. (2004), “Legislative Casework: Where Policy and Practice Intersect.” Journal
of Sociology dan Social Welfare. Vol. 31, diunduh dari http://findarticles.com/p/articles/
mimoCYZ/15_2_31/ai_n6156813?, 2 Agustus 2009.
“Parliamentary Support Program”. (2007), Focus Group Discussion Kajian Mekanisme Tindak Lanjut
Surat Aspirasi dan Pengaduan Masyarakat ke DPR RI. Selasa, 14 Agustus 2007, Hotel Century Park,
Jakarta, diunduh dari www.parliamentproject.org/main.php?page=documents&getfile., 2 Agustus
2009.
Riffe, Daniel. “Communication Linkages Between Elected and Electorate: The Usefulness of News
Media for Constituent Contact.”, diunduh dari http://www.eric.ed.gov./ERICDocs/data/ericdocszsar/
content-storagea/0000019b/80/2758/C3.pdf., 2 Agustus 2009.
“The Legislature and Constituency Relations”, diunduh dari http://www.undp.org/governance/docs/
Parl-Pub-constrelat.htm., 2 Agustus 2009.
“The Online Office of Congressman Mac Thornberry-Constituent Services Home.”, diunduh dari http://
thornberry.house.gov/index.php?option=com_content&task=view&id=28&Item, 8 Agustus 2009.

C. Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia.(2006), Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945. LN No. 12. LN Tahun 2006.

_____. Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. LN No. 13.
LN Tahun 2006.

_____. Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. LN No.

54 Daftar Pustaka
14. LN Tahun 2006.

_____. (2009), Undang Undang Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. UU No. 27 Tahun 2009.

_____. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Keputusan DPR RI Nomor
08/DPR RI/I/2005-2006.

_____. (2004), Lampiran Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tentang Kode Etik
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Nomor 16/DPR RI/2004-2005. Tanggal 29
September 2004.

Buku Panduan Tentang Menjalin Hubungan Konstituen dan Keterwakilan DPR - RI 55

Anda mungkin juga menyukai