Anda di halaman 1dari 10

1

Nama : Ahmad Nabil M

NIM : 01045170077

Pertanyaan

Jelaskan lebih dalam empat tahapan dalam peradilan pidana (Pemeriksaan Pendahuluan,
Pemeriksaan Persidangan, Putusan Pengadilan, dan Pelaksanaan Putusan)! Berikan
penjelasan singkat apa yang terjadi dalam tahapan tersebut, siapa yang bertanggungjawab
dalam tahapan tersebut serta produk-produk yang dihasilkan dalam masing-masing tahapan!

Jawaban

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

Pemeriksaan pendahuluan adalah proses pengecekan yang dilakukan pertama kali


oleh polisi, baik sebagai penyelidik maupun sebagai penyidik, disetujui ada dugaan karena
hukum kejahatan materil telah dilanggar.1 Sementara pengecekan disidang pengadilan
dilakukan agar dapat menentukan apakah diduga ada seseorang yang harus melakukan tindak
pidana dapat dipidana atau tidak.2 Didalam pemeriksaan pendahuluan, sebelum sampai pada
pemeriksaan disidang pengadilan, akan melalui beberapa proses sebagai berikut:

1. Proses Penyelidikan dan Penyidikan .

Menurut KUHP diartikan bahwa penyelidakan adalah tindakan pencegahan untuk


mencari dan menemukan suatu fakta yang mendukung tindak lanjut menentukan dapatkah
dilakukan perbincangan (pasal 1 butir lima kuhap). Dengan demikian fungsi penelidikan
dilakukan sebelum dilakukan penyidikan, yang diminta untuk mempelajari dan menentukan
apa yang telah terjadi dan membuat berita acara serta laporannya yang diperlukan merupakan
dasar permulaan penyidikan. Sementara yang disetujui dengan penyidikan adalah
penyelidikan tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang sidang, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti yang membuat
terang tentang tindak kejahatan yang terjadi dan guna menentukan tersangkanya (pasal 1 butir
2 KUHAP) . Oleh karena itu, secara resmi dapat diminta bahwa penyidikan telah dimulai
maka harus dilakukan tindak lanjut untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang:

1. Tindak apa yang telah diperbaiki

1
MK. (2018). Pemeriksaan Pendahuluan, diakses dari : https://mkri.id/index.php?
page=web.PemeriksaanPendahuluan&menu=4, pada 19 Juli 2020.
2
Anonim. (2018). Proses-Proses Pemeriksaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
http://materihukum.com/2018/05/03/proses-proses-pemeriksaan-hukum-acara-pidana/, pada 19 Juli 2020.
2

2. Kapan tindak pidana itu dilakuakan


3. Dimana tindak pidana itu dilakukan
4. Dengan apa tindak pidana yang dilakukan
5. Bagaimana tindak pidana itu dilakukan
6. Mengapa tindak pidana itu dilakukan
7. Siapa pembuatnya
2. Petugas-Petugas Penyelidik dan Penyidik

Menurut pasal 4 penyidik adlah setiap pejabat polisi Negara republik Indonesia. Di
dalam tugas yang meminta mereka memiliki wewenang- wewenangseperti yang diatur dalam
pasal 5 KUHAPsebagai berikut:

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang cenderung ada tindak pidana
2. Mencari Keterangan dan Barang Bukti
3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menayakan serta membalas tanda
pengenal diri
4. Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab.

Yang termasuk penyidik adalah

1. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia pejabat sipil negara tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
2. Pejabat pegawai negeri sipil khusus yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.

Yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil tertentu, misalnya pejabat bead
cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan, yang melakukan tugas penyidikan sesuai
dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang-undang yang menjadi dasar hokum
masing-masing masing-masing.

Penyidik sebagai mana yang disetujui dalam pasal 6 KUHAPerahkan untuk:

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana
2. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat peristiwa
3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan melepaskan tanda pengenal dari tersangka
4. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
5. Melakukan pemeriksaan dan peryitaan surat
6. Ingat sidik jari dan memotret seorang
7. Memanggil orang untuk didengar dan diundang sebagai tersangka atau menghadiri
8. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalm diminta dengan pemeriksaan
9. Mengadakan penghentian penyidikan
3

10. Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab. ( Pasal 7


KUHAP)
3. Pelaksanaan Penyelidikan dan Penyidikan

Penyelidikan atua penyidikan merupakan tidakan pertama -tama yang dapat dan harus
dilakukan oleh penyelidik atau penyidik jika terjadi atau timbul persangkaan telah terjadi
tindak perburuan. Jika ada persangkaan telah melakukan tindak kejhatan atau melanggar
maka harus dilakukan kerusakan sesuai dengan kenyataan, benarkah telah melakukan tindak
kejahatan dan jika ia siapakah pembuatnya. Persangkaan atau pengetahuan harus dilakukan
tindak pidana ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang diambil sebagai berikut:

1. Kedapatan menarik tangan (ontdekkeng op heterdaad)


2. Diluarambil tangan

Adalah:
 Tertangkapnya pada saat sedang melakukan tindak pidana, atau
 Dengan segera meninggal beberap saat tindakan pengadilan dilakukan, atau
 Sesaat kemudian diserukan oleh khalayak rami sebagai orang yang diminta, atau
 Jika sesat kemudian ditemukan benda yang membantunya telah digunakan untuk
melakukan tindak lanjut yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau ikut
melakukan atau membantu melakukan tindak lanjut itu. ( Pasal 1 memenuhi 19 kuhap)

Jika halal tidak dapat diambil , pengetehuan penyelidik atau penyidik tentang telah diperoleh
tindak pidana dapat diperoleh dari:

1. Laporan
2. Pengaduan
3. Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik 
4. Penangkapan dan Penahanan

Yang disetujui dengan penahanan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan


tersangka patut dipertimbangkan. Sedangkan penahanan Adalah Penempatan tersangka
ATAU terdakwa ditempat Tertentu Oleh Penyidik ATAU penuntut Sales manager
ATAU hakim (. Petranase 2000. hlm. 90) Jadi, Penangkapan Dan penahanan
Adalah merupakan tindakan Yang membatasi Dan mengambil Kebebasan Bergerak
Seseorang. Mengenai persyaratan-persyaratan yang harus dilakukan untuk melakukan
penahanan yang diperlukan dalam pasal 20 dan 21 ayat 1 dan ayat (4).

5. Penangguhan dan Penahanan

Untuk Menjaga Supaya tersangka ATAU terdakwa Yang BUANA TIDAK dirugiakn
kepentingannya KARENA tindakan penahanan ITU Yang mungkin akan berlangsung untuk
review beberapa Waktu, diadakan kemungkinan untuk review tersangka ATAU terdakwa
mengajukan permohonan agar penahanannya ditangguhkan .. BERBEDA DENGAN
4

KETENTUAN Yang diatur hearts HIR Yang menetapkan bahwa Pejabat Satu-Satunya Yang
berhak menangguhakan penahanan adalah hakim, maka menurut KUHAP yang berhak
menentukan apakah penahanan perlu ditangguhakan atau tidak memerlukan penyidik atau
penuntut umum atau hakim sesuai dengan kewenangannya masing-masing . 

6. Penggeledahan Badan dan Rumah

Penggeledahan badan dan penggeledahan rumah hanya dapat dilakukan untuk


keperluan penyidikan dan dengan surat permintaan untuk itu dari yang diminta. Yang diminta
dengan penggeledahn badan bertindak tindakan penyidik untuk melakukan pemeriksaan
badann atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang berusaha keras ada di badannya
atau dibawanya juga untuk disita.

7. Penyitaan

Yang dipindahkan dengan penyitaan adalah tindakan penyidik untuk mengambil alih dan
atau menyimpan melalui penguasaannya Benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan
pengadilan. Disamping itu sesuai pasal 39 KUHAP ditentukan bahwa benda yang bisa
dikenakan penyitaan adalah:  

1. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diperoleh
dari tindak pidana atau hasil dari tindak pidana
2. Benda yang telah digunakan secara langsung untuk melakukan tindak lanjut atau
untuk mempersiapkannya
3. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan
4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan untuk melakukan tindak pidana
5. Benda lain yang memiliki hubungan langsung dengan tindak lanjut.
8.         Pemeriksaan ditempat kejadian

Pemeriksaan ditempat kejadian pada umumnya dilakukan karena delik yang


mengakhiri kematian, kejahatan seksi, pencurian dan perampokan. Dalam hal membahas
kematian dan percakapan seksi, sering mengundang dokter untuk mengadakan pemeriksaan
ditempat kejadiaan diatur dalam pasal 7 KUHAP.

9. Pemeriksaan tersangka
        

Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap seseorang yang melakukan tindak


kejahatan , maka penyidik harus meminta izin tentang haknya untuk mendapatkan bantuaan
hokum atau tentang ia dalam perkara yang wajib didampingi penasehat hukum (pasal 114
KUHAP) 

10. Pemeriksaan saksi dan ahli


5

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan tentang kepentingan


penyidikan, penuntutan, dan peradialan tentang suatu perkara pengadilan yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri (Petranase. 2000.hal: 117) tentang hal ini, menurut
pasal 224 KUHAP yang berbunyi: “barang siapa yang diundang menururt undang-undang
untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa dengan sengaja tidak melakukan sesuai dengan
undang-undang, yang harus dilakukan:  

1. Dalam perkara pidana dipidana dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan.


2. Dalam perkara lain, dipidana dengan penjara selam-lamanya 6 bulan.
11.          Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan

Menurut H.Ap syarifudin petranase penyidikan yang telah selesai ketiaka menyatakan


bahwa:  
1. 7 hari, setelah penuntut umum menerima hasil pendidikan dari penyidik, ada yang
diterima dari penuntut umum 138 dari 1 KUHAP.
2. Penyembuhan dia selesai selesai dalam waktu 14 hari3

PE MERIKSAAN PERSIDANGAN

Pemeriksaan persidangan merupakan pemeriksaan terhadap terdakwa di depan sidang,


di mana hakim mengadili perkara yang diminta rapat. Pemeriksaan persidangan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan, memeriksa dan memutus perkara, berdasarkan asas bebas,
jujur dan tidak memihak di pengadilan4

A. Perkara Pidana Umum / Biasa

 Perkara yang diajukan oleh JPU diterima oleh Panitera Muda Pidana dan harus dicatat
dalam buku register yang diterima untuk Ketua Pengadilan Negeri untuk meminta
Hakim / Majelis yang menyidangkan perkara tersebut;

Ketua Pengadilan Negeri dapat mendelegasikan pembagian perkara kepada Wakil


Ketua Pengadilan Negeri yang jumlah perkaranya banyak;

 Perkara yang terdakwanya meminta dan meminta penangguhan / pengalihan


penahanan, maka dalam hal dikabulkan atau tidaknya permohonan tersebut harus atas
musyawarah Majelis Hakim;

 Dalam hal meminta penangguhan / pengalihan penahanan dikabulkan, penetapan


ditandatangani oleh Ketua Majelis Hakim dan Hakim Anggota;

 Sebelum perkara disidangkan, Majelis terlebih dahulu membahas berkas perkara,


untuk mengetahui apakah surat dakwaan telah memenuhi persyaratan formil dan
3
MK. (2018). Pemeriksaan Pendahuluan, diakses dari : https://mkri.id/index.php?
page=web.PemeriksaanPendahuluan&menu=4, pada 19 Juli 2020.
4
PTUN Makassar. (2019). Proses Alur Pemeriksaan Persiapan, diakses dari : https://ptun-
makassar.go.id/proses-alur-pemeriksaan-persiapan/, pada 19 Juli 2020.
6

materiil; 1. Persyaratan formil: nama, tempat lahir, berumur atau tanggal lahir, tempat
tinggal, pekerjaan dari si terdakwa, jenis kelamin, kebangsaan dan agama; 2. Syarat
materiil: waktu dan tempat tindak pidana dilakukan, tindakan yang didakwakan harus
jelas dirumuskan tidak-tidak, hal-hal yang menyertai tindakan kejahatan yang dapat
menyebabkan masalah yang memberatkan dan meringankan.  

Ada beberapa yang ditampilkan dalam acara pemeriksaan biasa, yaitu:

1. Tata cara pemeriksaan terdakwa / permulaan sidang

2. Keberatan / eksepsi

3. Pembuktian / pemeriksaan alat bukti

4. Penuntutan oleh penuntut umum

5. Pembelaan / pledoi terdakwa atau mendukung hukum

6. Replik dan duplik

7. Musyawarah hakim

8. putusan

Ha-hal yang penting pada saat permulaan sidang, yaitu:

1. Pemeriksaan dilakukan oleh hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan (Pasal 152
KUHAP)

2. Pemeriksaan dilakukan secara lisan dalam bahasa Indonesia, secara bebas dan terbuka
untuk umum (Pasal 153 KUHAP), memeriksa tidak terpenuhi maka diselesaikan
BATALNYA PUTUSAN DEMI HUKUM

3. Pemeriksaan dilakukan dengan hadirnya terdakwa, dan dapat disampaikan dengan


persetujuan (Pasal 154 KUHAP)

4. Penerimaan dimulai dengan menanyakan identitas terdakwa (Pasal 155 ayat (1) KUHAP)

5. pembacaan surat dakwaan (Pasal 155 ayar (2) KUHAP)

B. Perkara Pidana Singkat

 Berdasarkan pasal 203 ayat (1) KUHAP, maka yang diartikan dengan perkara-perkara
dengan acara singkat adalah perkara-perkara yang menurut Penuntut Umum pembuktian
serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana;
7

 Pengajuan perkara pengadilan dengan acara singkat oleh Penuntut Umum ke


persidangan dapat dilakukan pada hari-hari persidangan tertentu yang ditentukan oleh
Ketua Pengadilan Negeri yang ditunjuk;

 Dalam acara singkat ini, maka setelah sidang dibuka oleh Ketua Majelis dan setelah
pertanyaan formil terhadap terdakwa diajukan maka Penuntut Umum membahas lebih
lanjut tentang tindak lanjut yang didakwakan secara lisan dan dimuat dalam Berita
Acara Sidang sesuai dengan surat dakwaan (pasal 203 ayat (3) KUHAP );

 TENTANG Hal registrasi ATAU pendaftaran perkara-perkara pidana DENGAN


Acara Singkat Penyanyi, baru didaftarkan Oleh Panitera / Panitera Muda Pidana
Penghasilan kena pajak Hakim memulai DENGAN Pemeriksaan per kara;

 Setiap hari pada sidang yang ditentukan, terdakwa dan atau menyaksikan-pemilihan
perwakilan datang, maka Majelis cukup menyerahkan kembali perkara kepada Jaksa
langsung dapat menembus, membantu dengan buku pengantar (ekspedisi);

 14 hal dan bilamana dalam waktu tersebut penuntut umum belum juga dapat
memeriksa pemeriksaan tambahan, maka Hakim memeriksa perkara yang diminta ke
sidang pengadilan dengan acara biasa (Pasal 203 ( 3) b KUHAP);

Putusan perkara hukuman singkat tidak dibuat secara khusus tetapi diperbarui dalam
Berita Acara Sidang.

C. Perkara Pidana Cepat

 Yang diartikan dan termasuk perkara-perkara dengan acara cepat adalah perkara-
perkara hukuman yang diancam dengan hukuman tidak lebih dari 3 (tiga) bulan penjara
atau denda Rp. 7. 500, - (pasal 205 ayat (1) KUHAP), yang mencakup tindak pidana
ringan, melanggar lalu lintas (pasal 211 KUHAP dengan penjelasannya) juga kejahatan
“penghinaan ringan” yang dimuat dalam pasal 315 KUHP dan diadili oleh Hakim
Pengadilan Negeri dengan Tanpa ada permintaan dari Penuntut Umum untuk
dihadirinya kecuali bilamana sebelumnya

 Terdakwa tidak hadir dipersidangan. Putusan verstek yaitu putusan yang dijatuhkan


tanpa hadirnya terdakwa (pasal 214 ayat (2) KUHAP), dibahas putusan yang terdiri dari
perampasan kemerdekaan, terpidana dapat dilawan yang terkait dengan perundingan
yang terkait, dan Panitera untuk penyampaian informasi tentang pendapat dan Hakim
yang dilihat hari persidangan untuk mengurangi itu . 7 (tujuh) hari setelah putusan
diberitahukan tentang sah kepada terdakwa;

 Terhadap putusan yang terdiri dari perampasan kemerdekaan, dapat memenangkan


banding;

 Dalam hubungan perkara-perkara sidang dengan acara cepat, Panitera berhasil 2 (dua)
register (pasal 61 Undang-undang No.2 Tahun 1986, tentang Peradilan Umum), yaitu:

 Daftar tindak pidana ringan;


8

 Daftar melintasi lalu lintas.

D. Perkara Pidana Lalu Lintas

 Penyidik / Polisi tidak perlu membuat berita acara pemeriksaan (BAP), diperiksa
hanya dicatat menyetujui dalam pasal 207 Ayat (1) huruf a KUHAP dalam lembar
kertas verifikasi memberlakukan / TILANG dan harus segera dilimpahkan ke
pengadilan negeri selambat-lambatnya pada kesempatan hari sidang pertama
berikutnya. Biasanya satu minggu setelah penangkapan tilang;

 Pelanggar / Terdakwa dapat hadir sendiri di persidangan atau dapat menunjuk


seseorang dengan surat kuasa untuk mewakilinya (Pasal 213 KUHAP);

 Jika pelanggar / terdakwa atau wakilnya tidak hadir di berpihak yang telah ditentukan,
maka pelaranya tetap disetujui dan diputuskan tanpa hadir pelanggar (VERSTEK)
(Pasal 214 Ayat (1) KUHAP);

 Dalam hal dijatuhkan putusan tanpa hadirnya terdakwa (verstek), surat amar putusan
segera dikirim oleh penyidik kepada terpidana (Pasal 214 Ayat (2) KUHAP, dan bukti
surat amar putusan telah dikirimkan oleh penyidik kepada terpidana, dikirim ke panitera
untuk dikirim dengan buku register ( Ps.214 Ay. (3) KUHAP);

 Dalam hal putusan verstek terdiri dari penjara atau kurungan, terdakwa dapat
menentang terhadap verstek (verzet), yang diajukan kepada pengadilan yang
menjatuhkan putusan ini, dalam waktu 7 (tujuh) hari berikutnya putusan diberlakukan
sah untuk terdakwa (Pasal 214 Ayat (4) (5) KUHAP);

 Setelah panitera mengizinkan para penyiksa ada perlawanan, hakim menetapkan hari
sidang untuk mendapatkan kembali perkara, jika putusan setelah verzet tetap
mengandung pertahanan / kurungan, terhadap putusan itu dapat diajukan banding (Pasal
214 Ayat (8) KUHAP).5

PUTUSAN PENGADILAN

Setelah memeriksa dalam sidang selesai, hakim memutuskan perkara yang diambil
itu. Putusan pengadilan atau putusan hakim dapat terdiri dari hal-hal berikut:

Sebuah. Putusan bebas bagi terdakwa (pasal 191 ayat (1) KUHAP).

b. Pelepasan terdakwa dari segala tuntunan (pasal 191 ayat (2) KUHAP).

c. Penghukuman terdakwa (pasal 193 (1) KUHAP).

5
Pengadilan Negeri Slawi. (2020). Kepaniteraan Pidana Proses Pemeriksaan Perkara Pidana, diakses dari :
https://pn-slawi.go.id/id/layanan-hukum/kepaniteraan-pidana/proses-pemeriksaan-perkara-pidana/, pada 19 Juli
2020.
9

d. Putusan hakim harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum (pasal 195 KUHAP).6

PELAKSANAAN PUTUSAN

Menurut ketentuan pasal 14 huruf f KUHAP, penuntut umum meminta untuk


melaksanakan putusan hakim. Pasal 270 KUHAP menentukan jaksa atau penuntut umum
adalah pelaksana pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. 7 Mengenai alat-alat
bukti dalam pasal 184 KUHAP. pasal tersebut menentukan alat-alat bukti dalam perkara
hukuman;

Sebuah. Keterangan saksi.

b. Keterangan ahli.

c. Surat

d. Petunjuk.

e. Keterangan terdakwa.

f. Novum (bukti-bukti baru, pengajuan PK, dan kasus aktual).8

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2018). Proses-Proses Pemeriksaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :


http://materihukum.com/2018/05/03/proses-proses-pemeriksaan-hukum-acara-
pidana/, pada 19 Juli 2020.

Kolominfo. (2018). Proses Pelaksanaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :


https://www.kolominfo.com/2018/03/proses-pelaksanaan-hukum-acara-
pidana.html, pada 19 Juli 2020.

MK. (2018). Pemeriksaan Pendahuluan, diakses dari : https://mkri.id/index.php?


page=web.PemeriksaanPendahuluan&menu=4, pada 19 Juli 2020.

Pengadilan Negeri Slawi. (2020). Kepaniteraan Pidana Proses Pemeriksaan Perkara Pidana,
diakses dari : https://pn-slawi.go.id/id/layanan-hukum/kepaniteraan-pidana/proses-
pemeriksaan-perkara-pidana/, pada 19 Juli 2020.

6
Anonim. (2018). Proses-Proses Pemeriksaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
http://materihukum.com/2018/05/03/proses-proses-pemeriksaan-hukum-acara-pidana/, pada 19 Juli 2020.
7
Kolominfo. (2018). Proses Pelaksanaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
https://www.kolominfo.com/2018/03/proses-pelaksanaan-hukum-acara-pidana.html, pada 19 Juli 2020.
8
Anonim. (2018). Proses-Proses Pemeriksaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
http://materihukum.com/2018/05/03/proses-proses-pemeriksaan-hukum-acara-pidana/, pada 19 Juli 2020.
10

PTUN Makassar. (2019). Proses Alur Pemeriksaan Persiapan, diakses dari : https://ptun-
makassar.go.id/proses-alur-pemeriksaan-persiapan/, pada 19 Juli 2020.

Anda mungkin juga menyukai