NIM : 01045170077
Pertanyaan
Jelaskan lebih dalam empat tahapan dalam peradilan pidana (Pemeriksaan Pendahuluan,
Pemeriksaan Persidangan, Putusan Pengadilan, dan Pelaksanaan Putusan)! Berikan
penjelasan singkat apa yang terjadi dalam tahapan tersebut, siapa yang bertanggungjawab
dalam tahapan tersebut serta produk-produk yang dihasilkan dalam masing-masing tahapan!
Jawaban
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
1
MK. (2018). Pemeriksaan Pendahuluan, diakses dari : https://mkri.id/index.php?
page=web.PemeriksaanPendahuluan&menu=4, pada 19 Juli 2020.
2
Anonim. (2018). Proses-Proses Pemeriksaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
http://materihukum.com/2018/05/03/proses-proses-pemeriksaan-hukum-acara-pidana/, pada 19 Juli 2020.
2
Menurut pasal 4 penyidik adlah setiap pejabat polisi Negara republik Indonesia. Di
dalam tugas yang meminta mereka memiliki wewenang- wewenangseperti yang diatur dalam
pasal 5 KUHAPsebagai berikut:
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang cenderung ada tindak pidana
2. Mencari Keterangan dan Barang Bukti
3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menayakan serta membalas tanda
pengenal diri
4. Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab.
1. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia pejabat sipil negara tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
2. Pejabat pegawai negeri sipil khusus yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
Yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil tertentu, misalnya pejabat bead
cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan, yang melakukan tugas penyidikan sesuai
dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang-undang yang menjadi dasar hokum
masing-masing masing-masing.
1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana
2. Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat peristiwa
3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan melepaskan tanda pengenal dari tersangka
4. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan
5. Melakukan pemeriksaan dan peryitaan surat
6. Ingat sidik jari dan memotret seorang
7. Memanggil orang untuk didengar dan diundang sebagai tersangka atau menghadiri
8. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalm diminta dengan pemeriksaan
9. Mengadakan penghentian penyidikan
3
Penyelidikan atua penyidikan merupakan tidakan pertama -tama yang dapat dan harus
dilakukan oleh penyelidik atau penyidik jika terjadi atau timbul persangkaan telah terjadi
tindak perburuan. Jika ada persangkaan telah melakukan tindak kejhatan atau melanggar
maka harus dilakukan kerusakan sesuai dengan kenyataan, benarkah telah melakukan tindak
kejahatan dan jika ia siapakah pembuatnya. Persangkaan atau pengetahuan harus dilakukan
tindak pidana ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang diambil sebagai berikut:
Adalah:
Tertangkapnya pada saat sedang melakukan tindak pidana, atau
Dengan segera meninggal beberap saat tindakan pengadilan dilakukan, atau
Sesaat kemudian diserukan oleh khalayak rami sebagai orang yang diminta, atau
Jika sesat kemudian ditemukan benda yang membantunya telah digunakan untuk
melakukan tindak lanjut yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau ikut
melakukan atau membantu melakukan tindak lanjut itu. ( Pasal 1 memenuhi 19 kuhap)
Jika halal tidak dapat diambil , pengetehuan penyelidik atau penyidik tentang telah diperoleh
tindak pidana dapat diperoleh dari:
1. Laporan
2. Pengaduan
3. Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik
4. Penangkapan dan Penahanan
Untuk Menjaga Supaya tersangka ATAU terdakwa Yang BUANA TIDAK dirugiakn
kepentingannya KARENA tindakan penahanan ITU Yang mungkin akan berlangsung untuk
review beberapa Waktu, diadakan kemungkinan untuk review tersangka ATAU terdakwa
mengajukan permohonan agar penahanannya ditangguhkan .. BERBEDA DENGAN
4
KETENTUAN Yang diatur hearts HIR Yang menetapkan bahwa Pejabat Satu-Satunya Yang
berhak menangguhakan penahanan adalah hakim, maka menurut KUHAP yang berhak
menentukan apakah penahanan perlu ditangguhakan atau tidak memerlukan penyidik atau
penuntut umum atau hakim sesuai dengan kewenangannya masing-masing .
7. Penyitaan
Yang dipindahkan dengan penyitaan adalah tindakan penyidik untuk mengambil alih dan
atau menyimpan melalui penguasaannya Benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau
tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan
pengadilan. Disamping itu sesuai pasal 39 KUHAP ditentukan bahwa benda yang bisa
dikenakan penyitaan adalah:
1. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diperoleh
dari tindak pidana atau hasil dari tindak pidana
2. Benda yang telah digunakan secara langsung untuk melakukan tindak lanjut atau
untuk mempersiapkannya
3. Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan
4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan untuk melakukan tindak pidana
5. Benda lain yang memiliki hubungan langsung dengan tindak lanjut.
8. Pemeriksaan ditempat kejadian
9. Pemeriksaan tersangka
PE MERIKSAAN PERSIDANGAN
Perkara yang diajukan oleh JPU diterima oleh Panitera Muda Pidana dan harus dicatat
dalam buku register yang diterima untuk Ketua Pengadilan Negeri untuk meminta
Hakim / Majelis yang menyidangkan perkara tersebut;
materiil; 1. Persyaratan formil: nama, tempat lahir, berumur atau tanggal lahir, tempat
tinggal, pekerjaan dari si terdakwa, jenis kelamin, kebangsaan dan agama; 2. Syarat
materiil: waktu dan tempat tindak pidana dilakukan, tindakan yang didakwakan harus
jelas dirumuskan tidak-tidak, hal-hal yang menyertai tindakan kejahatan yang dapat
menyebabkan masalah yang memberatkan dan meringankan.
2. Keberatan / eksepsi
7. Musyawarah hakim
8. putusan
1. Pemeriksaan dilakukan oleh hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan (Pasal 152
KUHAP)
2. Pemeriksaan dilakukan secara lisan dalam bahasa Indonesia, secara bebas dan terbuka
untuk umum (Pasal 153 KUHAP), memeriksa tidak terpenuhi maka diselesaikan
BATALNYA PUTUSAN DEMI HUKUM
4. Penerimaan dimulai dengan menanyakan identitas terdakwa (Pasal 155 ayat (1) KUHAP)
Berdasarkan pasal 203 ayat (1) KUHAP, maka yang diartikan dengan perkara-perkara
dengan acara singkat adalah perkara-perkara yang menurut Penuntut Umum pembuktian
serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana;
7
Dalam acara singkat ini, maka setelah sidang dibuka oleh Ketua Majelis dan setelah
pertanyaan formil terhadap terdakwa diajukan maka Penuntut Umum membahas lebih
lanjut tentang tindak lanjut yang didakwakan secara lisan dan dimuat dalam Berita
Acara Sidang sesuai dengan surat dakwaan (pasal 203 ayat (3) KUHAP );
Setiap hari pada sidang yang ditentukan, terdakwa dan atau menyaksikan-pemilihan
perwakilan datang, maka Majelis cukup menyerahkan kembali perkara kepada Jaksa
langsung dapat menembus, membantu dengan buku pengantar (ekspedisi);
14 hal dan bilamana dalam waktu tersebut penuntut umum belum juga dapat
memeriksa pemeriksaan tambahan, maka Hakim memeriksa perkara yang diminta ke
sidang pengadilan dengan acara biasa (Pasal 203 ( 3) b KUHAP);
Putusan perkara hukuman singkat tidak dibuat secara khusus tetapi diperbarui dalam
Berita Acara Sidang.
Yang diartikan dan termasuk perkara-perkara dengan acara cepat adalah perkara-
perkara hukuman yang diancam dengan hukuman tidak lebih dari 3 (tiga) bulan penjara
atau denda Rp. 7. 500, - (pasal 205 ayat (1) KUHAP), yang mencakup tindak pidana
ringan, melanggar lalu lintas (pasal 211 KUHAP dengan penjelasannya) juga kejahatan
“penghinaan ringan” yang dimuat dalam pasal 315 KUHP dan diadili oleh Hakim
Pengadilan Negeri dengan Tanpa ada permintaan dari Penuntut Umum untuk
dihadirinya kecuali bilamana sebelumnya
Dalam hubungan perkara-perkara sidang dengan acara cepat, Panitera berhasil 2 (dua)
register (pasal 61 Undang-undang No.2 Tahun 1986, tentang Peradilan Umum), yaitu:
Penyidik / Polisi tidak perlu membuat berita acara pemeriksaan (BAP), diperiksa
hanya dicatat menyetujui dalam pasal 207 Ayat (1) huruf a KUHAP dalam lembar
kertas verifikasi memberlakukan / TILANG dan harus segera dilimpahkan ke
pengadilan negeri selambat-lambatnya pada kesempatan hari sidang pertama
berikutnya. Biasanya satu minggu setelah penangkapan tilang;
Jika pelanggar / terdakwa atau wakilnya tidak hadir di berpihak yang telah ditentukan,
maka pelaranya tetap disetujui dan diputuskan tanpa hadir pelanggar (VERSTEK)
(Pasal 214 Ayat (1) KUHAP);
Dalam hal dijatuhkan putusan tanpa hadirnya terdakwa (verstek), surat amar putusan
segera dikirim oleh penyidik kepada terpidana (Pasal 214 Ayat (2) KUHAP, dan bukti
surat amar putusan telah dikirimkan oleh penyidik kepada terpidana, dikirim ke panitera
untuk dikirim dengan buku register ( Ps.214 Ay. (3) KUHAP);
Dalam hal putusan verstek terdiri dari penjara atau kurungan, terdakwa dapat
menentang terhadap verstek (verzet), yang diajukan kepada pengadilan yang
menjatuhkan putusan ini, dalam waktu 7 (tujuh) hari berikutnya putusan diberlakukan
sah untuk terdakwa (Pasal 214 Ayat (4) (5) KUHAP);
Setelah panitera mengizinkan para penyiksa ada perlawanan, hakim menetapkan hari
sidang untuk mendapatkan kembali perkara, jika putusan setelah verzet tetap
mengandung pertahanan / kurungan, terhadap putusan itu dapat diajukan banding (Pasal
214 Ayat (8) KUHAP).5
PUTUSAN PENGADILAN
Setelah memeriksa dalam sidang selesai, hakim memutuskan perkara yang diambil
itu. Putusan pengadilan atau putusan hakim dapat terdiri dari hal-hal berikut:
b. Pelepasan terdakwa dari segala tuntunan (pasal 191 ayat (2) KUHAP).
5
Pengadilan Negeri Slawi. (2020). Kepaniteraan Pidana Proses Pemeriksaan Perkara Pidana, diakses dari :
https://pn-slawi.go.id/id/layanan-hukum/kepaniteraan-pidana/proses-pemeriksaan-perkara-pidana/, pada 19 Juli
2020.
9
d. Putusan hakim harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum (pasal 195 KUHAP).6
PELAKSANAAN PUTUSAN
Sebuah. Keterangan saksi.
b. Keterangan ahli.
c. Surat
d. Petunjuk.
e. Keterangan terdakwa.
DAFTAR PUSTAKA
Pengadilan Negeri Slawi. (2020). Kepaniteraan Pidana Proses Pemeriksaan Perkara Pidana,
diakses dari : https://pn-slawi.go.id/id/layanan-hukum/kepaniteraan-pidana/proses-
pemeriksaan-perkara-pidana/, pada 19 Juli 2020.
6
Anonim. (2018). Proses-Proses Pemeriksaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
http://materihukum.com/2018/05/03/proses-proses-pemeriksaan-hukum-acara-pidana/, pada 19 Juli 2020.
7
Kolominfo. (2018). Proses Pelaksanaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
https://www.kolominfo.com/2018/03/proses-pelaksanaan-hukum-acara-pidana.html, pada 19 Juli 2020.
8
Anonim. (2018). Proses-Proses Pemeriksaan Hukum Acara Pidana, diakses dari :
http://materihukum.com/2018/05/03/proses-proses-pemeriksaan-hukum-acara-pidana/, pada 19 Juli 2020.
10
PTUN Makassar. (2019). Proses Alur Pemeriksaan Persiapan, diakses dari : https://ptun-
makassar.go.id/proses-alur-pemeriksaan-persiapan/, pada 19 Juli 2020.