Anda di halaman 1dari 23

Praktikum Pengolahan Bahan Galian

Laboratorium Tambang

M – XIV
MAGNETIC SEPARATOR

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Naufal Fitrananda


NPM : 10070117058
Shift / Kelompok : I (Satu) / 1 (Satu)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 07 Mei 2021
Hari/Tanggal Laporan : Senin, 07 Mei 2021
Assisten : 1. Firman Alvin Dwiyanto
2. Dhiafahri Hamdan
3. Rafid Rabbani

Acc Laporan Nilai Akhir

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim,
Assalamu’alaikum Wr., Wb.,
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan awal mengenai “Magnetic Separator” ini. Shalawat serta salam penulis
ucapkan kepada nabi besar yaitu Nabi Muhammad S.A.W yang dimana telah
membimbing penulis hingga terselesaikannya laporan akhir ini.
Tidak lupa juga penulis berterimakasih atas bimbingan abang/kakak
asissten Laboratorium Tambangi yang membantu atas kelancaran penulis
sehingga terciptalah laporan ini. Namun, agar dapat di terima dan di nikmati oleh
pembaca, penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu memperoleh suatu laporan yang sempurna, penulis
menghara-pkan kritik serta saran yang dapat membangun dan menyempurnakan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 06 Mei 2021


Penulis

Muhammad Naufal Fitrananda


100.701.17.058

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
M-XIV Magnetic Separator....................................................................XII-1
11.1 Tujuan Praktikum..................................................................XII-1
11.2 Teori Dasar...........................................................................XII-1
11.3 Alat dan Bahan.....................................................................XII-5
11.3.1 Alat...........................................................................XII-5
11.3.2 Bahan.......................................................................XII-5
11.4 Prosedur Pengujian..............................................................XII-5
11.5 Rumus Yang di gunakan......................................................XII-6
11.6 Data yang Didapat................................................................XII-6
11.7 Pengolahan Data..................................................................XII-7
11.8 Analisa..................................................................................XII-8
11.9 Kesimpulan...........................................................................XII-9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................XII-10
LAMPIRAN.................................................................................................XII-11

ii
M – XIV
MAGNETIC SEPARATOR

14.1 Tujuan
1. Memisahkan mineral-mineral berharga (konsentrat) dari pengotornya
(tailing) berdasarkan perbedaan sifat kemagnetannya.
2. Menentukan Recovery (perolehan) dari mineral berharga (konsetrat).
3. Menentukan Ratio Of Concentration dari mineral berharga (konsetrat).

14.2 Landasan Teori


Pengolahan bahan galian merupakan salah satu kegian pengolahan yang
dimana lebih memanfaatkan atau terfokus kepada sifat fisiknya yang dimana dari
proses kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kadar dari bahan galian
dengan cara memisahkan mineral berharga dari mineral pengotor atau mineral
ikutannya sehingga kadar dari mineral berharga pun akan lebih tinggi yang
kemudian akan mengakibatkan harga nilai ekonomis dari bahan galian akan naik
seiring dengan nilai kadarnya yang tinggi.
Pada umumnya, bahan galian baik berupa bijih maupun batuan yang baru
ditambang memiliki ukuran yang masif sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukan pengolahan lebih lanjut. Bahan galian yang masih berukuran masif
biasanya memiliki kadar yang rendah, karena masih berasosiasi dengan gangue
mineralnya. Selain itu, liberasi mineral berharga juga masih rendah apabila masih
dalam ukuran yang masif. Maka dari itu, diperlukanlah kegiatan pengecilan
ukuran atau biasa disebut dengan kominusi agar bahan galian dapat diolah
secara lebih lanjut.
Proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotor atau mineral
ikutan (gangue mineral) yang kurang berharga merupakan inti atau tujuan dari
proses pengolahan bahan galian. Proses ini terdiri dari beberapa langkah:
1. Communition (Pengecilan ukuran dengan alat crushing dan grinding)
2. Sizing (Penyeragaman ukuran dengan screening classiflying)
3. Concentration (Pemisahan mineral berharga dari pengotornya)

XIV - 1
XIV - 2

4. Dewatering (Pengeringan).
14.2.1 Pengertian Magnetic Separator
Magnetic separator merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan
mineral berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan sifat
kemagnetan pada mineral-nya. Sifat kemagnetan pada suatu mineral dapat
menentukan perilaku yang terjadi pada suatu medan magnet yang diberikan,
dimana hal tersebut dinamakan magnetic susceptibility. Berdasarkan magnetic
susceptibility, partikel-partikel mineral dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis
partikel mineral yang berbeda yaitu ferromagnetic (mineral yang memiliki sifat
kemagnetan tinggi), paramagnetic (mineral yang memiliki sifat kemagnetan
lemah) dan diamagnetic (mineral yang tidak memiliki sifat kemagnetan sama
sekali).
1. Sifat kemagnetan tinggi (ferromagnetic), ayitu bahan mineral dengan
kemagnetan yang kuat. Namun sifat kemagnetan yang tinggi ini dapat
hilang akibat dari perubahan fase menjadi cair atau memiliki suhu yang
sangat tinggi di aats suhu batasnya atau biasa disebut sebaga suhu curie.
Contoh mineral ferromagnetic:
a. Magnetit
b. Franklinit
c. Ilmenit

Sumber: Anonim, 2013


Gambar 14.1
Tabel Curie
2. Sifat kemagnetan lemah (paramagnetic), yaitu mineral yang sedikit
menarik garis-garis medan magnet.
Contoh mineral paramagnetic:
a. Hematit
b. Zircon
XIV - 3

c. Korundum
d. Pyrolusit
3. Tidak mempunyai sifat kemagnetan (diamagnetic), yaitu mineral yang
tidak menarik garis-garis medan magnet.
Contoh mineral diamagnetic:
a. Kuarsa
Ketika proses pemisahan terjadi di dalam alat magnetic separator,
partikel-partikel terpisah menjadi dua atau lebih komponen dan proses
pemisahan yang terjadi harus melewati magnet yang berputar.
Pemakaian magnet yang digunakan bergantung pada mineral yang akan
di pisahkan, dimana kuat medan yang digunakan akan disesuaikan dengan sifat
kemagnetan mineral tersebut. Sama seperti alat konsentrasi lainnya, efisiensi
dari proses pemisahan yang terjadi dapat diketahui berdasarkan perolehan nilai
recovery yang terhitung dan juga tingkat magnetic concentrate.
Pada prinsipnya, pemisahan yang dilakuakan menggunakan magnetic
separator, perbedaan magnet susceptibility dari suatu mineral akan membuat
pemilihan medan magnet disesuaikan berdasarkan tingkat kemagnetan mineral.
Kemudian ketika proses dilakukan, gaya magnet yang terjadi akan dibantu
dengan gaya gravitasi dan gesekan, mengakibatkan terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dari partikel yang memasuki proses sehingga terbentuk produk
berupa konsentrat, middling dan tailing.
Dalam magnetic separator, proses yang terjadi ketika pemisahan
menggunakan medan magnet terjadi secara singkat yaitu dalam beberapa detik.
Ketika proses ini terjadi, perlu dilakukan pengontrolan terhadap medan magnet
yang disesuaikan dengan susceptibility yaitu dengan memperhatikan faktor lain
seperti berat jenis butiran, kecepatan putaran ataupun volume.

Sumber: Anonim, 2013


Gambar 14.2
Magnetic Separator
XIV - 4

Alat ini terdiri atas pulley yang dilapisi oleh magnet alami ataupun magnet
yang terbuat dari listrik. Alat pemisah fase padat menjadi padat ini memiliki
prinsip kerja dengan cara melewatkan suatu material yang berisi mineral yang
akan dipisahkan pada suatu medan magnet dimana ketika material bersifat
magent melwati medan yang ada, gaya tarik akan terjadi akibat dari adanya
garis-garis medan magnetic sehingga terjadi pemisahan antara mineral magnetic
dan non-magnetik.
Menurut Ulman (2006), alat magnetic separator merupakan alat
pemisahan secara fisik pada partikel berdasarkan 3 cara yaitu kekuatan tarikan
magnet, gravitasi, friksi dan inertial.
14.2.2 Jenis-Jenis Magnetic Separator
1. Low Intensity Magnetic Separator
Penggunaan magnetic separator jenis ini biasanya pada mineral yang
bersifat ferromagnetik, dimana jenis ini memiliki 3 tipe atau model yang
berbeda yaitu:
a. Tipe Concurrent
Tipe ini digunakan untuk bijih yang berukuran kurang dari 10 mm
ddengan ukuran yang halus. Tipe ini memiliki kelebihan yaitu
penggunaan medan magnet yang rendah dan juga biaya penggunaan
alat yang relative murah.
b. Tipe Countercurrent
Tipe ini digunakan untuk bijih yang berkuran kurang dari 1 mm
dengan ukuran halus. Tipe ini memiliki kelebihan yaitu smeua mineral
yang dipisahkan akan bersentuhan dengan drum sehingga
pemisahan menjadi lebih efektif.
c. Tipe Counter-Rotation
Tipe ini digunakan untuk mineral bijih yang berukuran kurang dari 8
mm dengan ukuran yang halus. Tipe ini memiliki kelebihan yaitu daya
magnet yang digunakan rendah.
d. High Intensity Magnetic Separator
Jenis ini merupakan jenis yang digunakan untuk mengambil mineral
yang memiliki sifat kemagnetan rendah sehingga medan yang
digunakan akan semakin tinggi. Kelebihan yang ada yaitu perolehan
kadar mineral yang di dapat akan semakin tinggu dengan jenis
XIV - 5

mineral yang memiliki emagnetan rendah. Namun kekurangannya


adalah harga yang mahal akibat daya magnet yang tinggi.

14.3 Alat dan Bahan


14.3.1 Alat
Adapun alat – alat yang akan digunakan dalam pengujian kali ini yaitu:
Tabel 14.1
Alat yang Digunakan
Nama Alat Gambar Alat
Alat Magnetic Separator

Sumber: Alat Paktikum Pengolahan Bahan Galian, 2021

14.3.2 Bahan
Tabel 14.2
Blat yang Digunakan
Nama Alat Gambar Alat
1. Pasir kuarsa (SiO2), dengan ukuran –
60 + 100 mesh.
2. Pasir besi, dengan ukuran – 65
sampai dengan + 100 mesh.

Sumber: Alat Paktikum Pengolahan Bahan Galian, 2021


XIV - 6

14.4 Prosedur
Berikut adalah tahapan – tahapan yang harus dilakukan dalam pengujian
kali ini yaitu:
1. Timbang pasir besi
2. Timbang pasir kuarsa
3. Lakukan mixing antara pasir besi dengan pasir kuarsa
4. Lakukan coning dan quartering
5. Tentukan kadar feed dengan grain counting.
6. Atur jarak magnet dengan drum separator, agar di dapat jarak yang tepat
dan sesuai dengan sifat kemagnetan mineralnya.
7. Nyalakan alat dan feed siap dimasukkan melalui feeder.
8. Setelah feed habis semuanya, maka akan diperoleh hasil berupa
konsentrat (pasir besi) dan tailing-nya.
9. Matikan mesin.
10. Timbang berat konsentrat
11. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting
12. Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t)
Sumber: Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2021
Gambar 14.3
Diagram Alir

XIV - 7
XIV - 8

14.5 Rumus Yang Digunakan


Adapun rumus – rumus yang digunakan pada pengujian kali ini yaitu:
1. Material Balance
F = C + T …………....….…………………(14.1)
2. Metallurgical Balance
F . f = C . c + T . t …...………………………..(14.2)
3. Recovery (R)
C.c
R= x 100% …………….……………………(14.3)
F.f
4. Ratio Of Concentration
K = F/C……..………….……………………(14.4)
Keterangan :
F = Berat Feed (gr)
f = Kadar Feed (%)
C = Berat Konsentrat (gr)
c = Kadar Konsentrasi (%)
T = Berat Tailing (gr)
t = Kadar Tailing (%)

14.6 Data yang Didapat


Tabel 14.1
Hasil Grain Counting
No n SnO3 n SiO2 No n Fe n SiO2
1 5 2 26 7 2
2 8 5 27 4 3
3 7 6 28 6 4
4 4 5 29 6 11
5 4 8 30 3 8
6 5 5 31 8 9
7 9 6 32 6 4
8 8 6 33 12 5
9 8 6 34 4 3
10 2 3 35 4 10
11 5 10 36 8 6
12 7 5 37 9 8
13 3 10 38 4 4
14 13 7 39 4 6
15 4 8 40 6 3
16 6 4 41 5 2
17 12 8 42 2 4
18 9 9 43 9 7
19 6 5 44 1 3
XIV - 9

No n SnO3 n SiO2 No n Fe n SiO2


20 5 2 45 6 3
21 4 1 46 2 3
22 9 2 47 6 4
23 10 5 48 6 1
24 6 3 49 1 4
25 4 10 50 2 1
Jumlah 294 259
Sumber : Hasil Data Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2021

14.7 Hasil Pengolahan


Tabel 14.2
Hasil Pengolahan
Feed (F) Konsentrat (C) Tailing (T)
Minera
Kadar
l Berat (gr) Kadar (%) Berat (gr) Kadar (%) Berat (gr)
(%)
100,07
SnO2 213,94 59,65 69,17 113,865 55,77
500 144,680 5 355,32
SiO2 286,06 40,35 44,605 30,82 241,455 44,23
Sumber : Hasil Data Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2021

1. Konsentrat (C)
 Kadar Besi

( 294 x 5,24 )
KSnO2 = x 100 % = 69,17%
( 294 x 5,24 ) +( 259 x 2,65)
 Berat Besi

69,17
x 144,680 = 100,075 gram
100
 Kadar Kuarsa

cSnO2 = 100 % - 69,17 % = 30,82 %


 Berat Kuarsa
30,82
x 144,680 = 44,605 gram
100
2. Tailing (T)
 Kadar Besi = 500 x 59,65/100 – 144,680 x 65,17/100 /
355,32gr = 55,77 %
 Berat Besi = 213,94 – 100,075 = 113,885 gr
 Kadar Kuarsa

KSnO2 = 500 x 40,55/100 – 144,680 x 50,62/100 / 355,32gr = 44,23%


XIV - 10

 Berat Kuarsa
286,06 gr – 44,605 gr = 241,455 gr
3. Recovery
C.c
 RFe = x 100%
F.f
144,680 x 69,17/100
= x 100%
500 x 59,65/100
= 93,55 %
4. Ratio of Concentration
F
 KSnO2 =
C
500
= = 3,455
144,680

14.8 Analisa
Pemisahan dengan menggunakan alat magnetic separator dengan besi
sebagai bahan yang diuji adalah mineral besi. Dengan data didapat 100%, dapat
disimpulkan bahwa alat yang digunakan masih berfungsi dengan baik selain
daripada itu besi yang termasuk pada logam kuat tentunya akan sangat mudah
tertarik jika dikenai magnet.
Mengacu dari data yang didapatkan juga pada pemisahan mineral besi
dengan pengotornya menghasilkan berat fe yang sempurna dimana material besi
memiliki berat mencapai 100,075 gram dari total 144,80 gram. Dengan demikian
100,075 gram merupakan material besi dan sisanya lebih ke berat kuarsa.

14.9 Kesimpulan
1. Sifat kemagnetan pada suatu mineral dapat menentukan perilaku yang
terjadi pada suatu medan magnet yang diberikan, dimana hal tersebut
dinamakan magnetic susceptibility. Berdasarkan magnetic susceptibility,
partikel-partikel mineral dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis partikel
mineral yang berbeda yaitu ferromagnetic (mineral yang memiliki sifat
kemagnetan tinggi), paramagnetic (mineral yang memiliki sifat
kemagnetan lemah) dan diamagnetic (mineral yang tidak memiliki sifat
kemagnetan sama sekali).
XIV - 11

2. Perolehan yang didapat berdasarkan pengujian dengan metode magnetic


separator, adalah senilai 93,55% dengan demikian alat yang digunakan
masih terbilang cukup baik
3. Lalu nilai ROC pada pengujian kali ini adalah senilai 3,455
DFTAR PUSTAKA

1. AA, Wahyudin Munim, 2011. “PENGOLAHAN BAHAN GALIAN“, wahyu-


diq.blogspot.com. Diakses 06 Mei 2021. pukul 20.50 WIB. (Referensi
Internet)

2. Andi, Baharudin. 2011. “PENGOLAHAN BAHAN GALIAN”, 1902miner.com.


Diakses 06 Mei 2021pukul 21.05 WIB. (Referensi Internet)

3. Raffy, M, 2016. “MAGNETIC SEPARATOR“, ilmutekniks.co.id. Diakses 06


Mei 2021 pukul 20.55 WIB. (Referensi Internet)

4. Sukandarrumiddi, M. 2018. Bahan Galian Industri. Yogyakarta. Gajah Mada


University Press. Diakses pada tanggal 06 Mei 2021pukul 20.35 WIB.
(Referensi Buku)

XIV - 11
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai