Laboratorium Tambang
M – XIV
MAGNETIC SEPARATOR
Disusun Oleh :
Bismillahirrahmannirrahim,
Assalamu’alaikum Wr., Wb.,
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan awal mengenai “Magnetic Separator” ini. Shalawat serta salam penulis
ucapkan kepada nabi besar yaitu Nabi Muhammad S.A.W yang dimana telah
membimbing penulis hingga terselesaikannya laporan akhir ini.
Tidak lupa juga penulis berterimakasih atas bimbingan abang/kakak
asissten Laboratorium Tambangi yang membantu atas kelancaran penulis
sehingga terciptalah laporan ini. Namun, agar dapat di terima dan di nikmati oleh
pembaca, penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu memperoleh suatu laporan yang sempurna, penulis
menghara-pkan kritik serta saran yang dapat membangun dan menyempurnakan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
M-XIV Magnetic Separator....................................................................XII-1
11.1 Tujuan Praktikum..................................................................XII-1
11.2 Teori Dasar...........................................................................XII-1
11.3 Alat dan Bahan.....................................................................XII-5
11.3.1 Alat...........................................................................XII-5
11.3.2 Bahan.......................................................................XII-5
11.4 Prosedur Pengujian..............................................................XII-5
11.5 Rumus Yang di gunakan......................................................XII-6
11.6 Data yang Didapat................................................................XII-6
11.7 Pengolahan Data..................................................................XII-7
11.8 Analisa..................................................................................XII-8
11.9 Kesimpulan...........................................................................XII-9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................XII-10
LAMPIRAN.................................................................................................XII-11
ii
M – XIV
MAGNETIC SEPARATOR
14.1 Tujuan
1. Memisahkan mineral-mineral berharga (konsentrat) dari pengotornya
(tailing) berdasarkan perbedaan sifat kemagnetannya.
2. Menentukan Recovery (perolehan) dari mineral berharga (konsetrat).
3. Menentukan Ratio Of Concentration dari mineral berharga (konsetrat).
XIV - 1
XIV - 2
4. Dewatering (Pengeringan).
14.2.1 Pengertian Magnetic Separator
Magnetic separator merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan
mineral berharga dari mineral pengotornya dengan memanfaatkan sifat
kemagnetan pada mineral-nya. Sifat kemagnetan pada suatu mineral dapat
menentukan perilaku yang terjadi pada suatu medan magnet yang diberikan,
dimana hal tersebut dinamakan magnetic susceptibility. Berdasarkan magnetic
susceptibility, partikel-partikel mineral dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis
partikel mineral yang berbeda yaitu ferromagnetic (mineral yang memiliki sifat
kemagnetan tinggi), paramagnetic (mineral yang memiliki sifat kemagnetan
lemah) dan diamagnetic (mineral yang tidak memiliki sifat kemagnetan sama
sekali).
1. Sifat kemagnetan tinggi (ferromagnetic), ayitu bahan mineral dengan
kemagnetan yang kuat. Namun sifat kemagnetan yang tinggi ini dapat
hilang akibat dari perubahan fase menjadi cair atau memiliki suhu yang
sangat tinggi di aats suhu batasnya atau biasa disebut sebaga suhu curie.
Contoh mineral ferromagnetic:
a. Magnetit
b. Franklinit
c. Ilmenit
c. Korundum
d. Pyrolusit
3. Tidak mempunyai sifat kemagnetan (diamagnetic), yaitu mineral yang
tidak menarik garis-garis medan magnet.
Contoh mineral diamagnetic:
a. Kuarsa
Ketika proses pemisahan terjadi di dalam alat magnetic separator,
partikel-partikel terpisah menjadi dua atau lebih komponen dan proses
pemisahan yang terjadi harus melewati magnet yang berputar.
Pemakaian magnet yang digunakan bergantung pada mineral yang akan
di pisahkan, dimana kuat medan yang digunakan akan disesuaikan dengan sifat
kemagnetan mineral tersebut. Sama seperti alat konsentrasi lainnya, efisiensi
dari proses pemisahan yang terjadi dapat diketahui berdasarkan perolehan nilai
recovery yang terhitung dan juga tingkat magnetic concentrate.
Pada prinsipnya, pemisahan yang dilakuakan menggunakan magnetic
separator, perbedaan magnet susceptibility dari suatu mineral akan membuat
pemilihan medan magnet disesuaikan berdasarkan tingkat kemagnetan mineral.
Kemudian ketika proses dilakukan, gaya magnet yang terjadi akan dibantu
dengan gaya gravitasi dan gesekan, mengakibatkan terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dari partikel yang memasuki proses sehingga terbentuk produk
berupa konsentrat, middling dan tailing.
Dalam magnetic separator, proses yang terjadi ketika pemisahan
menggunakan medan magnet terjadi secara singkat yaitu dalam beberapa detik.
Ketika proses ini terjadi, perlu dilakukan pengontrolan terhadap medan magnet
yang disesuaikan dengan susceptibility yaitu dengan memperhatikan faktor lain
seperti berat jenis butiran, kecepatan putaran ataupun volume.
Alat ini terdiri atas pulley yang dilapisi oleh magnet alami ataupun magnet
yang terbuat dari listrik. Alat pemisah fase padat menjadi padat ini memiliki
prinsip kerja dengan cara melewatkan suatu material yang berisi mineral yang
akan dipisahkan pada suatu medan magnet dimana ketika material bersifat
magent melwati medan yang ada, gaya tarik akan terjadi akibat dari adanya
garis-garis medan magnetic sehingga terjadi pemisahan antara mineral magnetic
dan non-magnetik.
Menurut Ulman (2006), alat magnetic separator merupakan alat
pemisahan secara fisik pada partikel berdasarkan 3 cara yaitu kekuatan tarikan
magnet, gravitasi, friksi dan inertial.
14.2.2 Jenis-Jenis Magnetic Separator
1. Low Intensity Magnetic Separator
Penggunaan magnetic separator jenis ini biasanya pada mineral yang
bersifat ferromagnetik, dimana jenis ini memiliki 3 tipe atau model yang
berbeda yaitu:
a. Tipe Concurrent
Tipe ini digunakan untuk bijih yang berukuran kurang dari 10 mm
ddengan ukuran yang halus. Tipe ini memiliki kelebihan yaitu
penggunaan medan magnet yang rendah dan juga biaya penggunaan
alat yang relative murah.
b. Tipe Countercurrent
Tipe ini digunakan untuk bijih yang berkuran kurang dari 1 mm
dengan ukuran halus. Tipe ini memiliki kelebihan yaitu smeua mineral
yang dipisahkan akan bersentuhan dengan drum sehingga
pemisahan menjadi lebih efektif.
c. Tipe Counter-Rotation
Tipe ini digunakan untuk mineral bijih yang berukuran kurang dari 8
mm dengan ukuran yang halus. Tipe ini memiliki kelebihan yaitu daya
magnet yang digunakan rendah.
d. High Intensity Magnetic Separator
Jenis ini merupakan jenis yang digunakan untuk mengambil mineral
yang memiliki sifat kemagnetan rendah sehingga medan yang
digunakan akan semakin tinggi. Kelebihan yang ada yaitu perolehan
kadar mineral yang di dapat akan semakin tinggu dengan jenis
XIV - 5
14.3.2 Bahan
Tabel 14.2
Blat yang Digunakan
Nama Alat Gambar Alat
1. Pasir kuarsa (SiO2), dengan ukuran –
60 + 100 mesh.
2. Pasir besi, dengan ukuran – 65
sampai dengan + 100 mesh.
14.4 Prosedur
Berikut adalah tahapan – tahapan yang harus dilakukan dalam pengujian
kali ini yaitu:
1. Timbang pasir besi
2. Timbang pasir kuarsa
3. Lakukan mixing antara pasir besi dengan pasir kuarsa
4. Lakukan coning dan quartering
5. Tentukan kadar feed dengan grain counting.
6. Atur jarak magnet dengan drum separator, agar di dapat jarak yang tepat
dan sesuai dengan sifat kemagnetan mineralnya.
7. Nyalakan alat dan feed siap dimasukkan melalui feeder.
8. Setelah feed habis semuanya, maka akan diperoleh hasil berupa
konsentrat (pasir besi) dan tailing-nya.
9. Matikan mesin.
10. Timbang berat konsentrat
11. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting
12. Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t)
Sumber: Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2021
Gambar 14.3
Diagram Alir
XIV - 7
XIV - 8
1. Konsentrat (C)
Kadar Besi
( 294 x 5,24 )
KSnO2 = x 100 % = 69,17%
( 294 x 5,24 ) +( 259 x 2,65)
Berat Besi
69,17
x 144,680 = 100,075 gram
100
Kadar Kuarsa
Berat Kuarsa
286,06 gr – 44,605 gr = 241,455 gr
3. Recovery
C.c
RFe = x 100%
F.f
144,680 x 69,17/100
= x 100%
500 x 59,65/100
= 93,55 %
4. Ratio of Concentration
F
KSnO2 =
C
500
= = 3,455
144,680
14.8 Analisa
Pemisahan dengan menggunakan alat magnetic separator dengan besi
sebagai bahan yang diuji adalah mineral besi. Dengan data didapat 100%, dapat
disimpulkan bahwa alat yang digunakan masih berfungsi dengan baik selain
daripada itu besi yang termasuk pada logam kuat tentunya akan sangat mudah
tertarik jika dikenai magnet.
Mengacu dari data yang didapatkan juga pada pemisahan mineral besi
dengan pengotornya menghasilkan berat fe yang sempurna dimana material besi
memiliki berat mencapai 100,075 gram dari total 144,80 gram. Dengan demikian
100,075 gram merupakan material besi dan sisanya lebih ke berat kuarsa.
14.9 Kesimpulan
1. Sifat kemagnetan pada suatu mineral dapat menentukan perilaku yang
terjadi pada suatu medan magnet yang diberikan, dimana hal tersebut
dinamakan magnetic susceptibility. Berdasarkan magnetic susceptibility,
partikel-partikel mineral dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis partikel
mineral yang berbeda yaitu ferromagnetic (mineral yang memiliki sifat
kemagnetan tinggi), paramagnetic (mineral yang memiliki sifat
kemagnetan lemah) dan diamagnetic (mineral yang tidak memiliki sifat
kemagnetan sama sekali).
XIV - 11
XIV - 11
LAMPIRAN