Analisa Jurnal DM
Analisa Jurnal DM
Tentang
EKSPLORASI PERSEPSI PENDERITA TENTANG FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB DAN DAMPAK PENYAKIT DIABETES MELITUS DI WILAYAH
PUSKESMAS PURWEKERTO BARAT
1. Rista aguskurdani
2.
3.
TA. 2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa sholawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat dan karunia Allah tugas
ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, Ns.
Antoni Eka F.M, M.Kep dan teman–teman semua yang telah berpartisipasi dalam pembuatan analisa
jurnal ini.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akademik terstruktur sistem Endokrin Program Studi S1
Keperawatan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami jurnal ini.
Demikianlah analisis jurnal ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Kami menyadari bahwa analisis jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan analisa jurnal ini agar
menjadi lebih baik.
Kelompok VII
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah ......................................................................................1
C. Tujuan penulisan ........................................................................................1
A. Pendahuluan ...............................................................................................2
B. Metode penelitian........................................................................................3
C. Hasil penelitian ..........................................................................................4
D. Pembahasan jurnal......................................................................................6
A. Tinjauan teori..............................................................................................8
B. Kaitan jurnal dengan teori.........................................................................10
C. Kelebihan dari jurnal.................................................................................11
D. Kekurangan dari jurnal.............................................................................11
BAB V PENUTUP.....................................................................................................13
A. Kesimpulan ..............................................................................................13
B. Saran ........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan hasil survei tahun 2003, prevelansi diabetes melitus di perkotaan mencapai
14,7 persen dan di pedesaan hanya 7,2 persen. Penyakit diabetes melitus saat ini bisa
menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Kurang berolahraga
dan sering menkonsumsi makanan tak sehat seperti makanan cepat saji (fast food) bisa memicu
penyakit diabetes melitus.
Hasil Survei Kesehatan Rumah T angga pada tahun 1995, menunj ukkan bahwa
semenjak dekade 1990, terjadi peningkatan pasien penyakit metaboli c, diantaranya adalah
DM, dengan perkiraaan 16 per 1000 penduduk Indonesia menderita DM (Dep.Kes.RI,
1999). Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah penduduk diatas umur 20 tahun yang
menderita DM sebanyak 7 juta orang,dengan asumsiprevalensi DM sebesar 4%. Sehingga
pengelolaan DM tidak mungkin hanya di serahkan pada dokter, perawat, ahli gizi, akan
tetapi diperlukan partisipasi aktif pasien dan keluarganya (Dep.Kes.RI, 1999).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
INTISARI JURNAL
A. Pendahuluan
Penderita Diabetes melitus diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut World Health Organization (WHO) penderita DM pada tahun 2000 adalah 135
juta dan diperkirakan akan menjadi 366 juta orang di tahun 2025. Kawasan Asia
diperkirakan mempunyai populasi penderita DM terbesar di dunia. Berdasarkan penelitian
Departemen Kesehatan tahun 2001, untuk jenis penyakit DM di Indonesia menempati
urutan keempat di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat.T ercatat 7,5%
penduduk diPulau Jawa danBali, baik pria maupun wanita menderita DM (Hardjosubroto,
2007).
Seiring dengan pola pertambahan penduduk, pada 2005 di Indonesia ada 171 juta
penduduk berusia di atas 15 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM maka terdapat kira-ki
ra 24 juta penderita DM. Kasus DM yang ditemukan di Provinsi Jawa T engah
khususnya sebanyak 151.075. Rata-rata kejadian kasus DM pertahun di Jawa T engah
adalah 4.316,42 kasus (Dinas Kesehatan Prop. Jawa T engah, 2005).
Pada sebagian penderita DM, sering disertai adanya obesitas, riwayat keluarga
mengidap diabetes seperti orang tua, atau saudara kandung, faktor usia (berusia lebih dari
45 tahun), kelompok etnis tertentu, dan kehamilan. Pada sebagian penderita DM yang
lain terdapat peningkatan tekanan darah, kadar trigliserida, kadar kolesterol, inaktivitas
fisik, dan proses penuaan (Sherwood, 2001).
Desain ini dipilih dengan alasan desain ini memberikan kesimpulan yang
komprehensif mengenai suatu kejadian dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi metode
utama ketika penelitian ingin mendapat jawaban langsung atas pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan praktek (Sandelowski 2003).
Partisipan dalam penelitian ini adalah mereka yang mengalami penyakit diabetes
mellitus. Penetapan sampel dengan cara purposif dengan kriteria Pasien terdiagnosis DM dan
bersedia menjadi responden. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 7 orang.
Calon partisipan dicari berdasarkan data dari Puskesmas Purwokerto Barat.
Dalam penelitian ini pengumpul an data dan analisa data berjalan secara simultan.
Baik dalam pengumpulan data maupun analisa data memerlukan fleksibilitas. Setelah
wawancara, data ditranskripkan, kemudian dicari kata kunci dan konsep yang ada di
dalamnya. Data kemudian dikategorikan sesuai i si. Selanjutnya transkrip dibaca kembali
untuk memastikan kesesuaian isi. Kredibilitas dalam metodol ogi ini dilakukan sepanjang
pengumpulan dan analisa data dengan mengulang-ulang dan memvalidasi kata kunci. Dan
pada akhir wawancara, peneliti menyimpulkan hasil wawancara dan menanyakan
kebenarannya pada partisipan. Penelitian ini menerapkan metode triangulasi penyidik,
dimana anggota tim yang lain mengecek kebenaran data yang diperoleh.Data yang telah
diperoleh dilengkapi oleh wawancara anggota tim yang lain di waktu yang berbeda.
Sebelum penelitian dilakukan, pertimbangan etik dilakukan untuk melindungi hak-
hak partisipan. Persetujuan etik dan ijin penelitian diperoleh dari pejabat setempat.
Seluruh partisipan mendapatkan penjelasan secara lisan mengenai tujuan penelitian. Tiap
partisipan mengisi informed consent yang didalamnya memastikan bahwa peneliti akan
menjaga kerahasiaan dan anonimitas.
C. Hasil penelitian
Hasil analisa data diperoleh ada 5 inti persepsi penderita akan penyebab penyakit
diabetes dan ada 4 dampak utama dari penyakit tersebut.
a. Persepsi I: diabetes militus berkaitan erat dengan apa dan bagaimana makanan yang
dimakan.
Ketika ditanya apa yang menjadi penyebab penyakit yang diderita, sebagian
besar percaya bahwa makanan yang dimakan menjadi penyebab utama. Karena
menyakini bahwa penyakit ini sangat berhubungan dengan makanan yang dimakan,
maka salah seorang partisipan enyatakan bahwa kekambuhan penyakit juga karena
makanan.
Ada dua yang menyatakan kalau penyakit yang diderita karena ada unsur
keturunan. Sebagian besar menyangkal, kalau ada anggota keluarga sebelumnya
yang menderita penyakit ini.
d. Persepsi ke IV: Olahraga yang tidak rutin dapat menyebabkan penyakit
2. Dampak penyakit
1. Dampak I: Tidak enak karena muncul penyakit-penyakit yang lain. komplikasi penyakit
2. Dampak ke II: Penyakit ini membuat hidup jadi bergantung pada orang lain
4. Dampak ke IV: Berjaga-jaga, harus selalu ada cadangan biaya untuk pengobatan.
D. Pembahasan jurnal
Menurut Isselbasher (2000) dan Sherwood (2001), ada sejumlah faktor risiko
penyebab diabetes, antara lain: obesitas, riwayat keluarga mengidap diabetes (orang tua,
atau saudara kandung), berusia lebih dari 45 tahun, kelompok etnis tertentu, kehamilan,
tekanan darah tinggi, kadar trigliserida dalam darah tinggi, kadar kolesterol tinggi kurang
aktivitas fisik dan proses penuaan. Walaupun tidak semua faktor risiko penyakit tersebut
dikemukakan oleh partisipan, namun hampir semua persepsi akan penyebab penyakit sesuai.
Pola makan menjadi utama, karena disampaikan oleh hampir semua partisipan.
Makanan yang dikonsumsi diyakini menjadi penyebab penyakit dan meningkatnya gula
darah. Perubahan diet,seperti mengkonsumsi makanan tinggi lemak menjadi penyebab
terjadinya penyakit diabetes, terutama di daerahdaerah (DucSon, Kusama, Hung, Loan,
N. dkk, 2004). Menurut Godam ( 2006) dan Brunner (2001) menyatakan bahwa diabetes
mellitus adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh dikarenakan
ketidakmampuan bagian tubuh membuat atau menyuplai hormon insulin yang
menyebabkan terjadinya peningkatan gula darah melebihi nilai normal.
Dampak yang dialami oleh partisipan akibat penyakit diabetes adalah sedih.
Menurut Snoek dan Skinner (2002), depresi merupakan dampak psikologis utama yang
diantara penderita diabetes. Etiologi depresi yang dialami belum jelas, diduga faktor
psikologi dan psikososial berperan di dalamnya. Depresi yang terjadi dikaitkan dengan
pengobatan yang terus menerus sepanjang hidup, serta meningkatnya risiko komplikasi
akibat penyakit, khususnya penyakit kardiovaskular dan retinopati. Kesedihan yang
disampaikan oleh partisipan i ni besar kemungkinan berkaitan dengan hal ini juga,
ditambah biaya pengobatan dan ketergantungan dengan orang lain terus meningkat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tinjauan teori
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau
melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu.
Persepsi :merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu
stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera
merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.Persepsi merupakan stimulus
yang di indera oleh individu, di organisasikan kemudian di interpretasikan sehingga
individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.
2. Penyebab
a. Faktor keterunan
b. Kegemukan / obesitas
c. Tekanan darah tinggi
d. Level kolesterol yang tinggi
e. Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan
f. Merokok dan stres
g. Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
3. Patofisiologi
Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari,
yang terdiri dari karbohidrat ( gula dan tepung-tepungan), protein (asam amino) dan lemak
(asam lemak). Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari karbohidrat
dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino dan lemak menjadi asam
lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-
organ di dalam tubuh sebagai energy. Supaya berfungsi sebagai energy zat makanan itu
harus diolah, dimana glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energy yang
disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar ( FKUI, Depkes,
WHO, 2004)
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel
glukosa itu di metabolismekan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa dapat
masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang
artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan menjadi
lemah karena tidak ada sumber energy di dalam sel. Inilah yang terjadi pada diabetes
mellitus tipe 1.
Ada beberapa tipe Diabetes Melitus yang berbeda. Penyakit ini dibedakan berdasarkan
penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Klasifikasi Diabetes Melitus yang utama adalah:
b. Diabetes Melitus Tipe 2: diabetes mellitus tidak tergantung insulin (Non – Insulin
Dependent Diabetes Melitus/NIDDM) Kurang dari 90-95% penderita mengalami
diabetes tipe 2, yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabtes tipe 2 terjadi akibat
penurunan sensitifitas insulin ( retensi insulin). Sebagian besar penderita diabetes tipe 2,
obat oral tidak mengendalikan keadaan hyperglikemia. Sebagian penderita diabetes tipe
2 dapat mengendalikan diabetesnya dengan diet, latihan, obat hypoglikemia oral dan
mungkin memerlukan penyuntikan insulin dalam periode stress fisiologi akut seperti
sakit atau pembedahan.
e. Kesemutan dan mati rasa (baal) pada jari tangan dan kaki yang di akibatkan neuropati.
a. Latihan jasmani
b. Obat-obatan
c. Penyuluhan
Karena menyakini bahwa penyakit ini sangat berhubungan dengan makanan yang
dimakan, maka salah seorang partisipan menyatakan bahwa kekambuhan penyakit juga karena
makanan.Komplikasi penyakit seperti penglihatan yang kurang tajam merupakan hal terasa
dalam hari ke hari. Begitu juga hilangnya kepekaan pada perifer tubuh. Partisipan pria ada yang
mengeluhkan masalah impotensi.
Hal ini bisa disimpulkan jika seseorang makan mempunyai gaya hidup dengan pola
makan tertentu pada suatu hari maka akan sedikit banyak akan berpengaruh terhadap gula
darahnya, apalagi jika makanan yang dia konsumsi tersebut banyak mengandung gula tanpa
diimbangi dengan gaya hidup yang baik, misalnya berolah raga rutin. Olah raga menurut
Heled, Shapiro, Shani, Moran, Langzam dkk (2002), terbukti mencegah dan memperlambat
progresivitas diabetes.
Dampak yang dialami oleh partisipan akibat penyakit diabetes adalah sedih. Menurut
Snoek dan Skinner (2002), depresi merupakan dampak psikologis utama yang diantara
penderita diabetes.
Etiologi depresi yang dialami belum jelas, diduga faktor psikologi dan psikososial
berperan di dalamnya. Depresi yang terjadi dikaitkan dengan pengobatan yang terus menerus
sepanjang hidup, serta meningkatnya risiko komplikasi akibat penyakit, khususnya penyakit
kardiovaskular dan retinopati. Kesedihan yang disampaikan oleh partisipan ini besar
kemungkinan berkaitan dengan hal ini juga, ditambah biaya pengobatan dan ketergantungan
dengan orang lain terus meningkat.
1. Jurnal ini membahas tentang peningkatan penyakit Diabetes Melitus yang selalu
meningkat.
2. Menjelaskan tentang persepsi Masyarakat mengenai faktor faktor penyebab penyakit
Diabetes Melitus.
3. Membahas tentang dampak penyakit terhadap kehidupan sehari dan keadaan atau
kesehatan sekarang ini.
4. Membahas tentang DM biasanya menyerang usia 40 tahun ke atas dan dapat menyerang
warga segala lapisan umur dan sosial ekonomi.
1. Tidak memberikan contoh pantangan makanan atau diet yang harus di hindari dan di
konsumsi secara langsung.
2. Tidak memaparkan pengobatan yang di berikan kepada penderita penyakit Diabetes
Melitus.
3. Tidak menjelaskan definisi metode penelitian Desain deskriptif kualitatif.
4. Tidak menjelaskan olahraga bagi penderita Diabetes Melitus yang harus di lakukan secara
rutin.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik
absolut maupun relatif.
B. Saran
Bagi penderita diabetes melitus atau kencing manis sebaiknya menjaga pola makan dan
diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Selain menjaga pola makan dan
diet penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi obat anti diabetes seperti metformin
dengan glibenclamid untuk mengetahui efek penurunannya terhadap kadar gula darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Albertus, Jacobus dan djokomoedjanto, R. 2003. Status Mineral Seng dan Magnesium
Pada Diabetes Mellitus Tipe2 . Bagian Penyakit Dalam FK-UNDIP/ RSUP dr. Karyadi,
Semarang.
2. Annisa, 2004, Komplikasi diabetes. T erdapat dalam:
http://annisaalaboratories.com/komplikasi/diabetes, diakses 2 Maret 2008.
3. Arikunto, 2002, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik edisi revisi V cetakan 12,
PT Rineka Cipta, Jakarta.
4. Dahlan, 2005, Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan, Jakarta: Arkans.
DeSantis, L. dan Ugarriza, D. N. 2000, The Concept of Theme as Used in Qualitative
Nursing Research.
5. Western Journal of Nursing Research , 22(3),351-372. Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas, 2006, Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2006, Pemerintah
Kabupaten Banyumas.
6. Dinas Kesehatan Prop. Jawa T engah, 2005, Profil kesehatan provinsi Jawa tengah 2004,
T erdapat dalamhttp://www.dinkesjateng.org/profil2005/bab4.htm, diakses 7 Maret 2008.
7. Duc Son, Kusama K, Hung, N.T . K, V an Chuyen, N., 2004, Prevalence and risk
factors for diabetes in Ho Chi Minh City , Vietnam, Diabetic Medicine, 21, 371–376
Green, E. C. 2001, Can Qualitative Research Produce Reliable Quantitative Findings?
Field Methods, 13(1),3–19.
8. Harrison, 2000, Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam, Edisi 13. Jakarta : EGC.
9. Heled, Shapiro, Shani, Moran, Langzamdkk. 2002, Physical exercise prevents the
development of type 2 diabetes mellitus in Psammomys obesus, Am J Physiol Endocrinol
Metab, 282: E370-E375.
10. Irwan, 2007, Kadar Faktor V on Willebrand pada Penderita DM Tipe 2 T erkendali dan
tak T erkendali yang Dipantau dengan HbA 1c. Y ogyakarta; Program Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada, T erdapat dalam diakses tanggal 7 Maret 2008.
11. Isselbasher et al, 2000. Prinsip – prinsip ilmu penyakit dalam, Jakarta: EGC.
12. Jones M.L. 2004, Application of systematic review methods to qualitative research:
Practical issues, Journal of Advanced Nursing, 48(3), 271–278.
13. Lely S, Md Ayu, dan Indirawati T . (2004), Pengaruh Kadar Glukosa Darah Y ang T
erkontrol T erhadap Penurunan Derajat Kegoyahan Gigi Penderita Diabetes Melitus Di
Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Badan Litbangkes , Jakarta.
14. Moleong, Lexi, 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
15. Mulhall, A., 2003, In the field: notes on observation in qualitative research, Journal of
Advanced Nursing, 41(3), 306–313
16. Notoatmojo, S, 2003, Metodologi penelitian kesehatan edi si revisi , PT Rineka Cipta,
Jakarta.
17. Plotnikoff, R.C., Brez, S., dan Hotz, S.B., 2000, Exercise Behavior in a Community
Sample With Diabetes: Understanding the Determinants of Exercise Behavioral Change,
The Diabetes Educator; 26; 450.
18. Price, S., 1994, Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit, Jilid 2, Edisi4. Jakarta.
EGC.
19. Sandelowski, M Barroso, J, 2003, dan Writing the Proposal for a Qualitative Research
Methodology Project. Qualitative Health Research , 13(6),781-820.
20. Sherwood, L, 2001,. Fisiologi Manusia Edisi 2; dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
21. Smeltzer, C.S., 2002, Keperawatan Medikal-Bedak volume2. Jakarta: EGC.
22. Snoek dan Skinner (2002) Psychological counselling in problematic diabetes: Does it
help? Diabetic Medicine,19, 265–273 Wibudi, A. 2004. Emosi, Kunci Vitalitas Penderita
DM dan Komplikasi DE, terdapat dalam www. Kompas.com diakses tanggal 17 Juli 2008.