DI SUSUN OLEH :
MPI A / SEMESTER 3
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
pertolonganNya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini dibuat
berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas kuliah tentang Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Dalam Makalah ini kami membahas tentang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Telah kita ketahui bahwa pembelajaran kita dalam pengantar manajemen ini menyangkut
pembelajaran tentang perusahaan dan hal terpenting dalam tercapainya usaha yang maju
tergantung dari kemampuan Sumber Daya Manusia. Makalah ini akan menjelaskan seluas-
luasnya mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia yang saya rangkum dari berbagi
sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-sumber lainnya.
Untuk itu semoga makalah yang saya buat ini dapat menjadi dasar dan acuan agar kita
menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat suatu laporan atau makalah.
i
DAFTAR ISI
Bab I pendahuluan
Bab II pembahasan
A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat
koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam
mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang
teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang
bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh
sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki
pemimpin yang berhasil.
1
2. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian kepemimpinan?
b) Apa pengertian epemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan ?
c) Apa saja teori teori dalam kepemimpinan ?
d) Apa saja tugas dan Fungsi Kepemimpinan Dalam Pendidikan ?
e) Apa saja Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Manusia ?
3. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepemimpinan
3
2. Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan
4
3. Teori-teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan telah ia laksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
lembaga secara keseluruhan. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori
kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan. Berikut ini
beberapa teori tentang kepemimpinan, yaitu :
Teori ini dilandasi keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-
sifat luar biasa. Dia memiliki pembawaan sebagai pemimpin dengan sejumlah kualitas
tertentu. Dia selalu sukses dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya, di mata
pengikutnya dia dianggap sebagai orang besar.
Pendekatan sifat didasari asumsi bahwa kondisi fisik dan karakteristik pribadi adalah
penting bagi kesuksesan pemimpin. Hal tersebut akan menjadi faktor penentu yang
membedakan antara seseorang pemimpin dengan bukan pemimpin.
Pendekatan ini terpusatkan pada pengidentifikasian intelektual, emosi, fisik, dan sifat
pribadi lainnya dari pemimpin tersebut. Teori ini mengasumsikan bahwa sejumlah sifat
individu dari pemimpin yang efektif dapat ditemukan. Teori ini berusaha untuk
mengidentifikasikan karakteristik khas ( fisik, mental, kepribadian ) yang diasosiasikan
dengan keberhasilan kepemimpinan. Mengandalkan pada penelitian yang
menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu. Keberhasilan
kepemimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat kepribadian tertentu,
misalnya harga diri, kelancaran berbahasa, kecerdasan, kedewasaan dan keluasan
hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan berprestasi, kreatifitas termasuk ciri-ciri
5
fisik yang dimiliki seseorang. Pemimpin dikatakan efektif apabila memiliki sifat-sifat
kepribadian yang baik, begitu sebaliknya.
Pemikiran dasarnya adalah bahwa seorang pemimpin yang efektif haruslah cukup
fleksibel untuk menyesuaikan atas perbedaan-perbedaan antara bawahan dan situasi.
Memutuskan bagaimana mengarahkan individu lainnya adalah sulit dan membutuhkan
suatu analisa mengenai pemimpin, kelompok, dan situasinya.
Teori ini juga menggambarkan hubungan kemanusiaan yang akrab seorang pemimpin
dengan bawahannya. Teori ini ditandai dengan penekanan pada hubungan kesejawatan,
saling mempercayai, saling menghargai, membela bawahan, memberi masukan kepada
bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Selain itu, seorang pemimpin juga
memberikan batasan kepada bawahan, seperti bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.
d. Teori Situasional
6
Teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada taraf kematangan
pengikut dan kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya, baik orientasi
tugas ataupun hubungan antar manusia. Makin matang si pengikut, pemimpin harus
mengurangi tingkat struktur tugas dan menambah orientasi hubungannya. Pada saat
seseorang atau kelompok/pengikut bergerak dan mencapai tingkat rata-rata kematangan,
pemimpin harus mengurangi baik hubungannya ataupun orientasi tugasnya. Keadaan ini
berlangsung sampai pengikut mencapai kematangan penuh, dimana mereka sudah dapat
mandiri baik dilihat dari kematangan kerjanya ataupun kematangan psikologinya.
e. Kepemimpinan Charismatik
Dengan adanya berbagai teori kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, kita dapat
menyimpulkan bahwa teori kepemimpinan akan sangat mempengaruhi gaya
kepemimpinan seseorang. Seseorang akan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda
satu sama lainnya. Sehingga mereka dapat menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan
baik, efektif dan inovatif, karena maju tidaknya suatu lembaga pendidikan tergantung
pada pemimpinnya. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, maka
bawahannya pun tidak mau mengikuti. Oleh karena itu, kualitas bawahan tergantung dari
kualitas pemimpin. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
7
4. Tugas dan Fungsi Kepemimpinan Dalam Pendidikan
Dalam organisasi pendidikan antara lain adalah sekolah, secara formal Kepala sekolah
adalah Pemimpin keseluruhan, Sehingga Kepala sekolah harus memahami Fungsi
kedudukan, diantaranya:
Tujuan dari tindakan peranan pemimpin sekolah adalah tercapainya tujuan organisasi
yakni :Sumber daya (input)
8
5. Tipe-tipe dan Model-model Memimpin
A. Tipe-tipe Memimpin
Berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan
mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkunagn kerja yang dipimpinnya,
maka kepemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan ke dalam 4 tipe, yaitu :
1. Tipe otoriter
2. Tipe “Laissez-faire”
3. Tipe Demokratis
9
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi diplomatik. Pemimpin yang
bertipe peseudo demokratis hanya tampaknya saj bersifat demokratis padahal sebenarnya
dia bersikap ookratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, konsep-konsep yang
ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya, maka hal tersebut didiskusikan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian
rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide/pikiran/konsep tersebut
sebagai keputusan bersama.
B. Model-model Memimpinan
1. Kepemimpinan Visioner
10
2. Kepemimpinan Transformasional
Burns (1978) orang yang disebut-sebut sebagai yang pertama kali menggagaskannya,
mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai “a process in which leaders and
followers raise to higher leves of morality and motivation”. Gaya kepemimpinan
semacam ini akan mampu membawa kesadaran para pengikut dengan memunculkan ide-
ide produktif, hubungan yang sinergikal, kebertanggungjawaban, kepedulian edukasional
dan cita-cita bersama, pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu mengidentifikasikan perubahan
lingkungan serta mampu mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi,
mempelopori perubahan dan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu untuk
kreatif dan inovatif serta membangun kerja sama yang solid. Yuki (1996) menyimpulkan
esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk
bekerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru,
mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang
kondusif bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas.
11
BAB III
KESIMPULAN
Antara kepemimpinan dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Pemimpin dalam memanage
atau mengelola sekolah adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara
optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas
merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi, dan mengevaluasi, seluruh kegiatan
pendidikan di sekolah.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14