Anda di halaman 1dari 2

Nama : Novi Pratiwi

NIM : 191101088
Mata Kuliah : KMB 2

Jelaskan bagaimana mekanisme bisa terjadi peningkatan sodium reabsorbsi, penurunan


ekskresi sisa metabolik, penurunan ekskresi kalium, penurunan phospat dan penurunan H+

1. Peningkatan sodium reabsorbsi


Peningkatan reabsorbsi Na ini terjadi melalui peningkatan tekanan osmotik cairan
interstisial dan penurunan tekanan hidrostatik cairan interstitial. Pada penderita hipertensi
esensial, reabsorpsi natrium pada tubulus ginjal meningkat karena stimulasi beberapa
natrium pengangkut yang terletak di membran luminal serta pompa natrium yang terletak
di membran basolateral. Seseorang dikatakan hipernatremia bila konsentrasi natrium
plasma meningkat di atas normal. Penyebab Hipernatremia atau peningkatan konsentrasi
natrium plasma karena kehilangan air dan larutan ekstrasel (dehidrasi hiperosmotik pada
diabetes) atau karena kelebihan natrium dalam cairan ekstrasel seperti pada overhidrasi
osmotik atau retensi air oleh ginjal dapat menyebabkan peningkatan osmolaritas &
konsentrasinatrium klorida dalam cairan ekstrasel.

2. Penurunan ekskresi sisa metabolik


Menurunnya fungsi renal, maka produk akhir metabolisme protein (yang normalnya di
sekresikan melalui urin) tertimbun dalam darah atau menurunnya ekskresi sisa
metabolisme. Selanjutnya terjadi uremia dalam darah. Uremia mempengaruhi semua
bagian tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat
(Smeltzer & Bare, 2008). Dari proses sindrom uremia terjadi pruritus, perubahan warna
kulit. Sindrom uremia juga bisa menyebabkan asidosis metabolik akibat ginjal tidak
mampu menyekresi asam (H+) yang berlebihan.

3. Penurunan ekskresi kalium


Kalium adalah mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot,
terutama otot jantung. Kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh
dan mengatur tekanan darah. Jika kadar kalium dalam tubuh berkurang, berbagai gejala
akan muncul, tergantung jumlah kalium yang hilang. Ekskresi kalium akan menurun
akibat beberapa faktor seperti defisiensi aldosteron absolut atau resistensi terhadap
aldosteron, rendahnya kadar natrium pada duktus pengumpul, rendahnya aliran urine,
kadar kalium serum yang rendah dan gagal ginjal.

4. Penurunan Phospat
Hipofosfatemia adalah kelainan elektrolit di mana kadar fosfat dalam darah rendah. Fosfat
darah < 0.81 mmol / L (2.5 mg / dL). Beberapa penyebab terjadinya hipofosfatemia adalah
karena penggunaan diuretik (obat untuk membuat laju aliran urin meningkat atau lancar)
pada jangka panjang, memburuknya fungsi ginjal, hipotiroidisme, hiperparatiroidisme,
dosis racun dari teofilin, ketoasidosis diabetikum, malnutrisi serius, mengalami luka bakar
cukup hebat. Gejala yang muncul dari hipofosfatemia adalah lemah otot, rakitis, kerusakan
gigi, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri tulang dan fraktur.

5. Penurunan H+
Ketidakmampuan ginjal dalam melakukan fungsinya dalam mengeksresikan muatan asam
(H+) yang berlebihan membuat asidosis metabolik. Penurunan asam akibat
ketidakmampuan tubulus ginjal untuk menyekresikan ammonia (NH3-) dan mengabsorsi
natrium bikarbonat (HCO3-), penurunan eksresi fosfat dan asam organik lain juga terjadi.
Gejala anoreksia, mual dan lelah yang sering ditemukan pada pasien uremia, sebagian
disebabkan oleh asidosis. Gejala yang sudah jelas akibat asidosis adalah pernafasan
kusmaul yaitu pernafasan yang berat dan dalam yang timbul karena kebutuhan untuk
meningkatkan ekskresi karbondioksida, sehingga mengurangi keparahan asidosis
(Smeltzer & Bare, 2008; Price &Wilson, 2005).

Anda mungkin juga menyukai