Anda di halaman 1dari 411

1

PENUNTUN PERILAKU
Penuntun perilaku
Spiritual
Religi
Driven
Mission
Ect Driven

Need
Driven
Sains Commercial
Driven Driven

Value Rule
Driven Driven
Sains
Driven ASPEK DISIPLIN
Rule
Driven
ASPEK HUKUM
Spiritual Mission
Value Commercial Ect
Religi Driven
Driven Driven
Driven

Need
Driven

ASPEK ETIK
Penuntun perilaku
ETIKA
ASPEK

Need
Driven

ASPEK ASPEK
DISIPLIN HUKUM
JIKA DIKAITKAN DENGAN DOKTER,
MAKA

Aturan Tata-tertib
profesi

Hari Wujoso,dr., MM., SpF 13


Dokter adalah profesi

Profesi adalah suatu pekerjaan yang


diawali melalui proses pendidikan,
memiliki oraganisasi profesi, kode etik,
dan tanggung-jawab terhadap profesinya

1. Pendidikan / terus menerus


2. Organisasi profesi
3. Kode etik
4. sanksi
TIGA TATATERTIB YANG HARUS DITAATI DOKTER

ETIKA PROFESI
DISIPLIN PROFESI

HUKUM PROFESI
Bentuk NORMATIF -nya

ETIKA DISIPLIN HUKUM

KODEKI SOP UU
Std yanmed PP
Std profesi Permen dll

Dibuat oleh SARANA PELAYANAN KESEHATAN


RS/RB/BP/

Dibuat oleh DEPKES

Dibuat oleh organisasi profesi


Pemerintah / DPR
TANGGUNG JAWAB DOKTER BILA TERJADI
PELANGGARAN DALAM BIDANG KESEHATAN
Tanggung jawab
dokter

PELANGGARAN DALAM BIDANG KESEHATAN

Etik Disiplin Hukum

MKEK Pidana Perdata Administrasi


MKDKI
Laporan Gugatan Laporan
Tuntutan
P E N G A D I L A N

K E P U T U S A N

Mati/kurungan/ Ganti rugi Pencabutan


penjara/denda izin praktek
2
HUKUM
KESEHATAN
APA ARTI ‘HUKUM’?

• SETIDAKNYA ADA 10 ARTI


– 1. disiplin, yaitu sistem ajaran tentang kenyataan yang ideal dan yang riil;
– 2. il-peng
– 3. Tata hukum, yaitu hukum positif
– 4. Keputusan pejabat
– 5. Petugas
– 6. Proses pemerintahan
– 7. Sikap tindak yang teratur
– 8. Kaidah
– 9. Jalinan nilai-nilai
– 10. seni
– 11. Sanksi
HUKUM
• KITA ARTIKAN HUKUM DALAM KULIAH INI ADALAH
– Tata hukum, yaitu hukum positif

– ARTINYA:
• BAHWA HUKUM ADALAH ATURAN TERTULIS YANG DIBUAT OLEH
PENGUASA (LEGISLATIF DAN EKFEKUTIF; PIMPINAN, ATASAN,
DEKAN, KEPALA BAGIAN, DOSEN, DLL)
HUKUM
• HUKUM DIADAKAN UNTUK KESEJAHTARAAN MANUSIA.
– MANUSIA YANG SELALU MELAKUKAN HUBUNGAN DENGAN
MANUSIA LAINNYA –-LALULINTAS SOSIAL- , MAKA
MEMERLUKAN ATURAN ADANYA ATURAN, UNTUK
MENCEGAH TERJADI PENINDASAN PADA SI-LEMAH.
KESEHATAN

• Apa itu SEHAT atau KESEHATAN?


– KONSEP FIMENSO
– UU KESEHATAN
– EKOLOGIK
– PRISMATIK
MODEL FIMENSO
FISIK

SOSIAL MENTAL
KESEHATAN

• EKOLOGIK
H
– KESEIMBANGAN
ANTARA HOST, AGENT
DAN ENVORONMENT
A E
MODEL ECOLOGY

1 2
H A
A

E E
In crease in the ability of an The pproportion of
agent to infect and cause in susceptiibles in the human
men host population is
increased
A H

E
At equliibrium 4
3
H A
A
H
E
Environmental change Enviromental change afters
facilities agent spruad host susceptibility
• (WHO)
– KONDISI SEHAT BADAN,
JIWA, SOSIAL, YANG
MEMUNGKINKAN SETIAP
ORANG UNTUK HIDUP
PRODUKTIF SECARA SOSIAL
DAN EKONOMIS
KESEHATAN
UU NO 23 TH 1992
• Suatu keadaan
sejahtera dari • Sejahtera
• FISIK,
badan, jiwa, dan
• MENTAL,
sosial yang • SOSIAL
memungkinkan • MEMUNGKINKAN
hidup produktif HIDUP PRODUKTIF
baik aspek
ekonomi dan sosial
SEHAT PRISMATIK
• Mengkaitkan aspek
– Religi
– Host
– Agent
– Environment
HUKUM KESEHATAN

• ADALAH
–SEGALA ATURAN YANG
TERKAIT PENGERTIAN
DAN USAHA UNTUK
MENCAPAI SEHAT.
BIDANG HUKES
• SDM
– DOKTER
• KESEHATAN DAPAT – PERAWAT
DICAPAI DENGAN
MEMPERHATIKAN – BIDAN
ASPEK – LABORAN
– SDM – DLL
– SARANA • SARANA
– METODE (SISTEM
KESEHATAN)
– RUMAH SAKIT
– EKONOMI – PUSKESMAS
– LAB
– POLIKLINIK
– DOKTER PRATIK
– DLL
BIDANG HUKES
• SDM HUKUM
•– DOKTER
KESEHATAN DAPAT KEDOKTERAN
– DICAPAI
PERAWAT DENGAN
– MEMPERHATIKAN
BIDAN
ASPEK
– LABORAN
– SDM
– DLL
– SARANA
• SARANA
– METODE (SISTEM
– RUMAH
KESEHATAN)
SAKIT
– EKONOMI
– PUSKESMAS
HUKUM
– LAB
PERUMAHSAKITAN
– POLIKLINIK
– DOKTER PRATIK
– DLL
tujuan hukum
• Mengatur pergaulan hidup
secara damai
• Perdamaian dipertahankan
melalui hukum
• Dilakukan dengan cara
melindungi kepentingan
manusia tertentu, kehormatan,
kemerdekaan, jiwa, harta, dll
dari yang merugikannya
• Kedamaian itu terbentuk salah
satunya dengan terwujudnya
keadilan.
keadilan
• Keadilan tidak sama dengan
persamarataan.
• Keadilan tidak berarti bahwa
tiap-tiap orang memperoleh
bagian yang sama.
• Aristoteles membagi ada
keadilan distributif dan keadilan
komutatif.
KEADILAN DISTRIBUTIF
• Keadilan distributif adalah
keadilan yang diberikan pada tiap
orang menurut jatah jasanya. Dia
tidak menuntut tiap orang
mendapat bagian yang sama.
• Umunya terjadi antara negara
dengan warganya
• Contoh
– Tiap warga negara berhak menjadi
presiden, tapi tidak mungkin setiap
warga dapat jadi presiden.
Keadilan komutatif
• Keadilan komutatif adalah
keadilan yang memberikan
semua orang sama
banyaknya dengan tidak
mengingat jasa perseorangan
• Terjadi banyak pada
hubungan perorangan
(umunya ada pada aturan
khusus)
• Contoh
– Aturan jual beli
– Kontrak terapetik.
Hukum ‘ini’ buatan manusia

• Tapi, demikian perlu dimengerti bahwa


‘hukum adalah buatan manusia’, sehingga
demikian hukum adalah tidak sempurna
Pembagian Hukum

• Berdasar isi, aturan umum dan 2


– 1. aturan umum
– 2. aturan khusus
ATURAN UMUM
• Aturan Umum :
– Adalah aturan yang diberlakukan
untuk semua orang tanpa perlu
memperhatikan pihak-pihak yg
terkait dengan masalah yang ada.
• Pemerintah sebagai pengatur
secara sepihak mengatur warga
negara agar tercipta lalulintas
sosial yang teratur, aman, dll.
ATURAN UMUM
• Contoh
– Pengendara dijalan umum
harus ada disebelah kiri.
– Jika lampu merah maka
harus berhenti
– Orang dilarang mencuri
– Orang dilarang membunuh
ATURAN KHUSUS
• PEMERINTAH MEMBUAT
ATURAN, DENGAN MANA
ATURAN ITU DAPAT DIA PAKAI
JUGA BOLEH TIDAK DIPAKAI
OLEH PARA PIHAK YANG
BERTIKAI.
• ATURAN TERSEBUT
MENGATUR HUBUNGAN
ANTAR WARGA (BADAN
HUKUM)
ATURAN KHUSUS
• JIKA PARA PIHAK YANG
BERPERKARA DAPAT SECARA
MANDIRI MENYELESAIKAN
MASALAHNYA MAKA, PEMERITAH
AKAN DIAM SAJA.
– TAPI JIKA TIDAK ADA PENYELESAIAN,
MAKA PEMERINTAH WAJIB
MENYEDIAKAN LEMBAGA YANG DAPAT
MEMBANTU MENYELESAIKAN MASALAH
MEREKA
• CONTOH
– JUAL BELI
– HUTANG PIUTANG
– KONTRAK TERAPETIK
ISI HUKUM
• ATURAN UMUM • ATURAN KHUSUS
– = publik – = sipil
– Aspek administratif – Perdata
dan aspek pidana – Dari aturan khusus
– Dari itu kita mengenal tersebut kita kenal
istilah istilah
• HUKUM • HUKUM PERDATA
ADMINISTRASI
• HUKUM PIDANA
Perilaku Jika dilihat dari Aspek
Hukum
• Maka, analisis HUKUM dapat dilakukan
dari sudut
– HUKUM ADMINISTRASI
– HUKUM PERDATA
– HUKUM PIDANA
3
KONTRAK
TERAPETIK
Hari Wujoso
Termasuk bentuk ikatan
• Kontrak terapetik masuk kelompok ikatan
yang diatur dalam perdata.
• Ikatan diatur dalam KUH perdata pada
buku ke 3.
• Ikatan dalam bahasa belanda =
verbintenis
• Ikatan juga difahami sebagai perjanjian
atau kontrak.
Ikatan pada umumnya
pasal 1233

• Ikatan muncul karena


– Perjanjian = kontrak = ius contractu
– Undang-undang = ius delicto
• Ikatan yang muncul akibat undang undang
ada 2 bentuk
– Timbul murni karena undang-undang
– Timbul karena perbuatan manusia
Tujuan adanya ikatan
pasal 1234

Adanya ikatan bertujuan untuk :


• Memberi sesuatu
• Berbuat sesuatu
• Tidak berbuat sesuatu
---------------------------------------------------
Sesuatu dalam hal ini dapat ditafsirkan
sebagai hal yang abstrak ataupun konkrit
(pasal 1235)
Kewajiban dalam ikatan
pasal 1235

• Dalam perikatan untuk memberikan


sesuatu, termasuk kewajiban untuk
menyerahkan barang yang bersangkutan
dan untuk memeliharanya sampai waktu
penyerahannya, sebagai seorang kepala
keluarga yang baik.

(seperti miliknya sendiri)


Kewajiban = prestasi
• Di dalam ikatan, kewajiban
yang dimaksud juga berarti
prestasi.
• tidak memenuhi kewajiban
berarti tidak memenuhi
prestasi = wanprestasi
• Pihak yang melakukan
wanprestasi wajib memberi
ganti rugi.
Ikatan yang lahir dari kontrak
• Kontrak disebut juga persetujuan
• Syarat berlakunya kontrak (pasal 1320)
– Saling setuju
– Cakap
– Hal tertentu
– Hal yang halal
ASPEK
KONTRAK PERDATA

PERJANJIAN /
KUH PERIKATAN
PERDATA
PASAL
1320

ADA 4 SYARAT:
1. SALING SETUJU
2. CAKAP
3. HAL TERTENTU
4. HAL YANG HALAL
khilaf
4 syarat sah-nya perjanjian:
paksaan
tipuan
Saling setuju
Dewasa
Sudah menikah
Cakap Sadar
Punya hak

Pelayanan kesehatan
Hal tertentu

Abortus
Hal yang halal
Euthanasia
Eugenik
Dan lain-lain.
Kontrak batal
pasal 1321

• Khilaf
• Paksaan
• Penipuan

Pengaruh dari dalam Pengaruh dari luar


- 1322 tidak membatalkan -Paksaan, 1325, batin, keluarga
ikatan, kecuali jika - penipuan, 1328, tipu muslihat
langsung berhubungan
dengan hakekat barang
PERSETUJUAN

PERAWAT PASIEN
DASAR UTAMA
UNTUK DAPAT
DILAKUKANNYA
PENUNTUTAN
PERDATA

MENGADAKAN
PERSETUJUAN

- FORMAL
- EXPLISIT / IMPLISIT
- H.A.M  EXPRESI DARI “SELF DETERMINATION”
- PINTU MASUK KEGIATAN SELANJUTNYA
Cakap
• Ps 1329 yang cakap dapat menutup ikatan
• Ps 1330 yang tidak cakap adalah
– Mereka yang blm dewasa
– Mereka yang ditempatkan dibawah
pengampuan
– Seorang wanita yang telah bersuami, dalam
hal-hal yang ditentukan didalam undang-
undang.
CAKAP
membuat persetujuan

1. DEWASA
2. SUDAH MENIKAH
3. TIDAK KEHILANGAN HAK
4. BERWenang

-Anak diwakili ortu/wali


-Orang tidak sadar diwakili
ortu/istri-suami/wali.
Suatu hal tertentu
• Ps 1332 yi barang yang dapat diedarkan /
diperdagangkan

• Ditafsirakan juga; barang materiil dan


immateriil.

• Immateri periksa dokter; pengawasan


perawat.
• Materi; Apotek menyerahkan obat
Ps 1333 : jenis barang harus ditentukan

HAL
TERTENTU

-JELAS ADANYA
-JELAS KONDISINYA
HAL
YANG HALAL

-TIDAK DILARANG UNDANG-UNDANG


-TIDAK MELANGGAR SUSILA
PERJANJIAN UNTUK
MELAKUKAN PELAYANAN
KESEHATAN ANTARA
KONTRAK TERAPETIK PEMBERI PELAYANAN
KESEHATAN DENGAN
PENCARI PELAYANAN
KESEHATAN

DOKTER --- PASIEN RUMAHSAKIT --- PASIEN

BIDAN --- PASIEN LABORAN --- PASIEN

PERAWAT --- PASIEN TENAGA KESH --- PASIEN


-HUBUNGAN SALING PERCAYA
- TIDAK MENJANJIKAN HASIL
- BERBUAT HATI-HATI
- TENKES BEKERJA SESUAI STANDART
- INSPANING VERBINTENIS
- BUKAN HUBUNGAN JUAL BELI BARANG
HDP
WUJUD TENKES =
DARI KEMAUAN
UNTUK
PERSETUJUAN
MELAYANI

PASIEN =
INFORMED CONSENT
INFORMED CONSENT

Ekspresi dari “HAM : Hak Otonomi” pasien


Merupakan pernyataan sepihak dari pasien
Berlandaskan atas “HAM : Hak atas informasi”
Menjadi “hak pasien” dalam kontrak terapetik
Menjadi “kewajiban dokter” untuk memberi
informasi tetang hal yang akan dilakukan pasien
Diadopsi menjadi aturan hukum formal.
HUBUNGAN INFORMED CONSENT

DENGAN
PASIEN
-KELALAIAN
-KESALAHAN
ATAS DASAR KEPERCAYAAN

DENGAN KE HATI-HATIAN

DAPAT
DIPAKAI
MENGGUNAKAN ILMU YANG
DASAR
TERTINGGI / TERBARU
PENUNTUTAN

BER ASAS KETERBUKAAN

MENGGUNAKAN ILMU
KEDOKTERON KUNO
SECOND
OPINION
AKIBAT IKATAN
pasal 1338

• Ikatan yang dilakukan secara sah berlaku


sebagai undang undang bagi yang
berikatan.
• Persetujuan yang dibuat harus dilakkan
dengan iktikad baik (ayat 3).
• Iktikad baik ditunjukkan dengan melihat
CARA PELAKSANAANNYA
Kepatutan
pasal 1339

• Ikatan tidak hanya mengikat terhadap hal-


hal yang nyata secara tegas, tapi juga
masuk segala sesuatu yang dilakukan
berdasarkan
– Kepatutan
– Kebiasaan, dan
– Undang-undang
Tafsir ikatan
• Jika perkataan yang terdapat di ikatan
sudah jelas maka tidak boleh ditafsirkan
• Jika ada 2, maka diambil yang paling
mungkin dilaksanakan, dan yang paling
sesuai dengan sifat ikatan yang
bersangkutan.
Ikatan karena undang undang
ius delicto

• Pasal 1352 :
– Timbul dari UU sebagai UU
– Timbul dari UU sbg akibat perbuatan orang
• Pasal 1353 :
– Akibat perbuatan orang, sebagai perbuatan yang sah,
atau melanggar hukum
• Pasal 1354 :
– Jika seseorang denga sukarela tanpa ditugaskan
mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa setahu
orang itu maka secara diam-diam mengikatkandirinya
untuk meneruskan serta menyalesaikan urusan itu
hingga orang yang dia wakili kepentingannya dapat
mengerjakn sendiri urusan itu.
catatan
• Perbuatan Melanggar hukum
– Melanggar hukum tidak hanya berarti
melanggar undang-undang, tetapi berarti pula
melanggar segala apa yang bertentangan
dengan kesusilaan atau dengan kepantasan /
kepatutan yang harus diperhatikan dalam
hubungan masyarakat.
– (------------)
– Lebih lanjut dibicarakan dalam malpraktik
4
Kuliah ke 4

Malpraktik
dilihat dari aspek konsep terjadinya

wujoso

malpraktik dari aspek hukum


KTD
• KEJADIAN TIDAK DIINGINKAN
– SEGALA HAL YANG PASIEN MERASA
TIDAK MEMUASKAN, KARENA HAL ITU
TIDAK DIINGINKAN
• KTD ADA 2
– NO ERROR
– ERROR

malpraktik dari aspek hukum


KTD NO ERROR
• BUKAN KESALAHAN, SHG BUKAN
MALPRAKTIK
• ADA 3 LATAR BELAKANG
– KOMPLIKASI = COMPLICATION
– RTT = RESIKO TERIKUT TINDAKAN
• ACCEPTABLE RISK
– RTLB = RESIKO TAK LAIK BAYANG
• UNFORSEEABLE RISK

malpraktik dari aspek hukum


MAL PRAKTEK

ARTINYA
JELEK
= MALA

= MALAPRAKTEK

PRAKTEK PROFESI
TENKES YANG JELEK
malpraktik dari aspek hukum
Jelek
karena

kesalahan
Me
La
Ku kelalaian
kan

Kesengajaan
malpraktik dari aspek hukum
KONSEP 1 MALPRAKTIK:
Kontrak terapetik
• Ps. 1320 KUH perdata
– Saling setuju Pelayanan kesehatan
Yang diperjanjikan
– Cakap Dalam kontrak
– Hal tertentu
– Hal yang halal

Janji adalah wajib / kewajiban


yang harus ditunaikan

malpraktik dari aspek hukum


KONSEP 1. Kontrak terapetik
• Hak dan kewajiban
– Kewajiban .. DIDAHULUKAN
– baru -- Hak

– Kewajiban = Prestasi
– JIKA GAGA memberi PRESTASI  WAN
PRESTASI

– Adanya WANPRESTASI  MAL PRAKTIK


malpraktik dari aspek hukum
Tujuan adanya kontrak terapetik
pasal 1234

Adanya ikatan bertujuan untuk :


• Memberi sesuatu (obat, alat medik, dll)
• Berbuat sesuatu (melakukan operasi, dll)
• Tidak berbuat sesuatu (tidak
membocorkan rekam medik, dll)
---------------------------------------------------
Sesuatu dalam hal ini dapat ditafsirkan
sebagai hal yang abstrak ataupun konkrit
(pasal 1235)
malpraktik dari aspek hukum
Kewajiban = prestasi
• Di dalam ikatan, kewajiban
yang dimaksud juga berarti
prestasi.
Prestasi yang
• tidak memenuhi kewajiban
diberikan harus utuh berarti tidak memenuhi
prestasi = wanprestasi
• Pihak yang melakukan
wanprestasi wajib memberi
ganti rugi.

malpraktik dari aspek hukum


wanprestasi
Prestasi yang
• Tidak melakukan diberikan harus utuh

• Melakukan sebagian
• Melakukan tapi salah

• Karena waprestasi maka malpraktik

(seharusnya obat disuntikkan pada jam 12 malam, tapi tidak disuntikkan)

malpraktik dari aspek hukum


wanprestasi
Prestasi yang
• Tidak melakukan diberikan harus utuh

• Melakukan sebagian
• Melakukan tapi salah

• Karena waprestasi maka malpraktik

(Seharusnya obat diberikan 1000 mg, diberi hanya 500 mg)

malpraktik dari aspek hukum


wanprestasi
• Tidak melakukan
• Melakukan sebagian Harusnya bulat

• Melakukan tapi salah

• Karena waprestasi maka malpraktik

{Seharusnya diberi ampicilin tapi diberi kloramfenikol}


malpraktik dari aspek hukum
WANPRESTASI
• ADANYA WANPRESTASI MAKA DAPAT
DIKATAKAN ADA MALPRAKTIK
• ASPEK DARI WANPRESTASI
TERSEBUT DAPAT BERUPA
– ASPEK ETIK
– ASPEK DISIPLIN
– ASPEK HUKUM

malpraktik dari aspek hukum


Kelemahan
• Hanya melihat hasil
• Upaya TENKES dinilai seperti jual beli
barang  padahal ini jasa kesehatan
• Tidak menilai adanya proses

malpraktik dari aspek hukum


3. KONSEP 2 MALPRAKTIK: 4
D
• MALPRAKTIK DAPAT JUGA DILIHAT
SECARA LANGSUNG PADA KASUSNYA
• DIPAKAI 4 D, UNTUK MENILAI ADANYA
KELALAIAN, YAITU
– D1 = DUTY
– D2 = DIRELICTION OF DUTY
– D3 = DAMAGE
– D4 = DIRECT CAUSATION

malpraktik dari aspek hukum


DUTY
• KEWAJIBAN
• TENAGA KESEHATAN MEMILIKI
“KEWAJIBAN” SETELAH DIA
MELAKUKAN KONTRAK TERAPETIK.
• KEWAJIBAN MANA DISESUAIKAN
DENGAN KOMPETENSINYA, JUGA
TERBATASI OLEH SIKON YANG ADA

malpraktik dari aspek hukum


DERILECTION OF DUTY
• TENAGA KESEHATAN MENELANTARKAN
KEWAJIBAN.
• PADA PERJALANAN KONTRAK TERAPETIK,
TERJADI PENELANTARAN KEWAJIBAN DARI
TENKES.
• PENELANTARAN KEWAJIBAN TERJADI
MANA SESUAI DENGAN KOMPETENSINYA
DAN TERBATASI OLEH FASILITAS / SIKON
• PENELANTARAN DAPAT DISENGAJA ATAU
TIDAK DISENGAJA

malpraktik dari aspek hukum


DAMAGE
• KERUSAKAN
• PADA PASIEN TERJADI KERUSAKAN
• KERUSAKAN PADA PSIEN HARUS ADA
DAN DAPAT DIBUKTIKAN ITU ADALAH
KERUSAKAN YANG TERJADI DALAM /
SELAMA PROSES KONTRAK
TERAPETIK

malpraktik dari aspek hukum


DIRECT CAUSATION
• KERUSAKAN YANG TERJADI DI D3
BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN
D2
• JADI
• KERUSAKAN ITU TERJADI KARENA
ADANYA PENELANTARAN KEWAJIBAN
DAN TENKES
• JIKA TIDAK ADA HUBUNGAN MAKA
TIDAK DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI
MALPRAKTIK
malpraktik dari aspek hukum
4. Intentional
• Sengaja
• Bertujuan untuk mencelakai
• Immoral
• Pantas dikatakan sebagai malpraktik
• Tidak boleh dilakukan oleh TENKES
• Jarang terjadi?

malpraktik dari aspek hukum


ASPEK-2 : Malpraktik

adm
etik

pidana
hukum

perdata

malpraktik dari aspek hukum


SANKSI MALPRAKTIK
• MALPRAKTIK ETIK
– SANKSI MORAL, TIDAK DISUKAI, DISINGKIRKAN,
TIDAK DIBERI REKOMENDASI DARI ORGANISASI
• MALPRAKTIK ADM
– DICABUT SIPNYA, DISKORS, DISURUH SEKOLAH
LAGI
• MALPRAKTIK PERDATA
– GANTI RUGI / UANG
• MALPRAKTIK PIDANA
– DENDA DAN ATAU KURUNGAN, MATI

malpraktik dari aspek hukum


Aspek Hukum Administrasi
Dalam Ranah Kesehatan
Pengantar

HAN pemberlakuannya dapat dipaksakan


kepada warga masyarakat tanpa kecuali. Hal ini
disebabkan adanya wewenang istimewa yang
dimiliki oleh pejabat (administerasi Negara)

HAN, hubungan hukum yang terjadi antara


penguasa sebagai pemerintah (the ruler) dan
warga sebagai yang diperintah (the ruled)
Kewenangan, wewenang, Hak
• Kewenangan, didasarkan oleh hukum
• Kewenangan adalah kekuasaan yang mempunyai
landasan hukum agar tidak timbul kesewenang-
wenangan. Sedang wewenang adalah kekuasaan
utk melakukan suatu tindakan hukum publik
• Hak, adalah kekuasaan utk melakukan suatu
tindakan hukum privat
• Kewajiban , dimana hak dan kewenangan itu
melekat pada pejabat pemerintahan dan warga
negara
• Tanggung jawab
Tugas dan Tanggung Jawab
Pemerintah
di Bidang Kesehatan

Mengatur

Membina

Mengawasi penyelenggaraan
upaya kesehatan
Kewajiban dlm tindakan pelayanan
(pemerintahan)
• Taat pd peraturan per-uu-an;

• Membuat kebijakan terhdp suatu hal walaupun tdk ada


peraturan yg mengaturnya (kewenangan diskresi)

• Pelaksanaan tugasnya hrs sesuai dgn job discription


atau SOP

• Melaksanakan prinsip2 organisasional

• Melaksanakan asas-asas umum pemerintahan yang


baik (AUPB)
UU 29/2004, menetapkan SOP
• Standar pelayanan minimal dibuat depkes
• Standar profesi dibuat oleh kolegium
masing-masing
• Standar operational prosedur dibuat oleh
sarana kesehatan msg2

Bleidsregels
Jenis2 Tanggung Jawab

Tangung jawab disiplin


Tanggung Hukum (pidana,
Perdata, Administerasi Negara)
Tanggung Jawab Keuangan

Tanggung Jawab Politis

Tanggung Jawab Sosial

Tanggung Jawab Moral


TANGGUNG JAWAB HUKUM

• Tanggung jawab yg diatur dlm hk. perdata


Hukum
• Tanggung jawab yg mengarah pd upaya melindungi
Perdata kepentingan individu atau orang perseorangan

• Tanggung jawab yg diatur dlm hk. pidana


Hukum • Tanggung jawab yg mengarah pd upaya melindungi
Pidana kepentingan umum dlm hub. antara warga dg
masyarakat

Hukum • Tanggung jawab yg diatur dlm hk. administrasi


Administrasi • Tanggung jawab yg mengarah pd upaya melindungi kep.
Negara Umum dlm hubungan antara warga dg pemerintah
Tanggung Jawab dari segi
Hk.Administrasi
• Tanggung jawab di
Responsibility bidang politik

• Tanggung gugat
Liability badan dan jabatan
(public service)
Perbedaan sanksi perdata, pidana
dan administrasi
Jenis Sanksi Keterangan
Sanksi  Dijatuhkan sebagai kompensasi atas kerugian pihak yang
Perdata dirugikan (individu)
 Bersifat reparatoir
 Diterapkan langsung dan/atau melalui pengadilan

Sanksi  Dijatuhkan sebagai hukuman atas pelaku kejahatan yang


Pidana merugikan masyarakat
 Bersifat condemnatoir
 Diterapkan hanya melalui pengadilan
 Ditujukan kepada pelakunya
Sanksi  Dijatuhkan sebagai upaya untuk memulihkan dari keadaan yg
Administrasi tidak tertib menuju keadaan yg tertib, atau melindungi
kep.umum dlm hubungan antara warga dan pemerintah
 Bersifat reparatoir dan condemnatoir
 Diterapkan langsung dan/atau melalui pengadilan
 Ditujukan kepada perbuatannya
Tanggung Jawab Hukum
Bertanggung jawab selama dan setelah
masa jabatannya

Mal administrasi merupakan tanggung


jawab pribadi pejabat ybs

Pembayaraan uang paksa dibebankan


kepada pribadi pejabat ybs

Pembayaran kompensasi dan ganti rugi


hanyalah diberlakukan kepada badan
Dlm menjalankan hak, wewenang,
kewajiban & tg-jab
• Asas legalitas
• Asas pengakuan dan perlindungan terhadap
Hak Asasi Manusia
• Asas-Asas Umum pemerintahan yang baik
Syarat sahnya tindakan pejabat publik, adalah
a. Dibuat oleh pejabat yang berwenang
b. Sesuai dengan prosedur yang berlaku
c. Substansi yang sesuai dengan hukum dan
peraturan perundang-undangan
Dlm menjalankan hak, wewenang,
kewajiban & tanggung jawab

Mengatur, membina, dan mengawasi


penyelenggaran upaya kesehatan

Menyelenggarakan upaya
kesehatan yang berata dan
terjangkau oleh masyarakat
Menggerakkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan, dengan
memperhatian fungsi sosial sehingga pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap
terjamin

Bertanggung jawab untuk meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat.
Tugas pembinaan

Mewujudkn derajat keshtn masy. yg optimal

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan


perbekalan kesehatan yang cukup, aman, bermutu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Melindungi masykt terhadap segala kemungkinan kejadian
yg dpt menimbulkan gangguan dan atau bahaya terhadap
kesehatan

Memberikan kemudahan dalam rangka menunjang


peningkatan upaya kesehatan

Meningkatkan mutu pengabdian profesi


tenaga kesehatan
Tugas pengawasan
• Berwenang mengambil tindakan
administratif terhadap tenaga kesehatan
dan atau sarana kesehatan yg melakukan
pelanggaran terhdp ktt per-uu-an
• Bentuk Pengawasan Terdiri dari dari:
Pengawasan Apriori
Pengawasan Aposteriori
Pengaturan Praktik Kedokteran
(uu No. 29/2004) bertujuan

Memberikan perlindungan
kepada pasien

Mempertahankan dan meningkatkan


mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh doter dan dokter gigi
dan

Memberikan kepastian
hukum kepada masyarakat,
dokter dan dokter gigi
Tenaga kesehatan vs masyarakat
(konsumen) uu 8 tahun 1999
• Pentingnya perlindungan psien sebagai
komponen konsumen, merupakan
kewajiban bagi para penelenggara
pelayanan kesehatan untuk senantiasa
menghormati hak2 pasien. Hal ini sejalan
kodeki dan sumpah dokter yang mengatur
tentang kewajiban umum dan kewajiban
dokter terhadap pasien, dengan
menyebutkan antara lain seorang dokter
senantiasa melakukan profesinya menurut
Karakteristik pelayanan kesehatan,
al:
Hak utk sepenuhnya memilih
pelayanan kesehatan yg
diperlukan

Hak atas informasi yg benar, jelas


dan jujur

Hak utk mendapatkan


kompensasi, ganti rugi apabila
terjadi malpraktek
Dasar Hukum
Pasal 66 UURI No. 29 Tahun 2004 tentang
Praktik kedokteran
1. Setiap orang yang mengetahui atau
kepentingannya dirugikan atas tindakan
dokter atau doktern gigi dalam
menjalankan praktek kedokteran dapat
mengadukan secara tertulis kepada Ketua
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia
Lanjutan…..
2. Pengaduan sekurang-kurangnya harus
memuat :
a.Identitas Pengadu;
b.Nama dan alamat tempat praktek dokter
atau dokter gigi dan waktu tindakan
dilakukan; dan
c.Alasan pengaduan
lanjutan ….
• Pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan
hak setiap orang untuk melaporkan
adanya dugaan tindak pidana kepada
pihak yang berwenang dan/atau
menggugat kerugian perdata
kepangadilan.
Malpraktek
kelalaian seorang
dokter untuk
mempergunakan
tingkat keterampilan
dan ilmu pengetahuan
yang lazim di
pergunakan dalam
mengobati pasien atau
orang yang terluka
menurut ukuran di
malpraktek secara umum kita jumpai dalam pasal
11 UU no.6 tahun 1963 tentang Tenaga
Kesehatan, yaitu:
a. melalaikan kewajiban
b. melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak
boleh diperbuat oleh seseorang tenaga
kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya
maupun mengingat sumpah sebagai tenaga
kesehatan
c. mengabaikan sesuatu yang seharusnya
dilakukan oleh tenaga kesehatan
d. melanggar sesuatu ketentuan menurut atau
berdasarkan undang-undang ini.
Dilihat dari segi etika profesi dan hukum,
malpraktek dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:

Malpraktek yuridis
Malpraktek (secara hukum)
Etika

Malpraktek Malpraktek
Malpraktek dari segi dari segi
secara Hukum Hukum
perdata Pidana Administrasi
hukum kesehatan asasnya bertumpu pada
hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai
hak dasar sosial (ther right to health care)
yang ditopang oleh 2 hak dasar individual

hak untuk
hak informasi
menentukan nasib
(the right to
sendiri (the right of
information)
self determination)
Tindakan penanganan yang dilakukan
apakah sudah benar atu tidak, kiranya
dapat diukur dengan tatanan hukum
seperti yang dikemukakan oleh Nonet dan
Selznick (1978:19), yaitu apakah masih
bersifat represif, otonom atau responsif.
Organisasi yang ada dalam
penyelenggaraan kesehatan dapat dibagi
dalam 2 bagian besar

Organisasi pemerintah
mencakup aparatur
pusat dan daerah serta Organisasi / badan
departemen dan swasta
lembaga pemerintah
non departemen.
Upaya pemerintah pencegahan
malpraktek
Berdasarkan UURI No.23 Tahun 1992
- Pasal 9 ayat satu (1)
Pemerintah melakukan usaha-usaha agar rakyat
memiliki pengertian dan kesadaran tentang
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan
- Pasal 10 ayat tiga (3)
Pemerintah mengatur kedudukan hukum,
wewenang dan kesanggupan hukum tenaga
kesehatan
- Pasal 10 ayat empat (4)
Pemerintah mengawasi dan membimbing
tenaga kesehatan dalam menjalankan
kewajibannya dengan memperhatikan
norma-norma hukum
TERIMA KASIH
Etika dan Hukum Kesehatan

Informed Consent
dan
Implemetasinya

Hari Wujoso
Batasan
• Pernyataan setuju terhadap tindakan
diagnostik / terapetik yang bersifat
invasif, setelah mendapat penjelasan
tentang tujuan, resiko, alternatif
tindakan yang akan dilakukan, serta
prognosis penyakit jika tindakan itu
dilakukan / tidak dilakukan.
• Ada perbedaan penekanan antara
informed consent ini dengan
persetujuan dalam kontrak terapetik
(sesuai pasal 1320 KUH perdata)
Apa yang harus dilakukan tenaga
kesehatan.
• Memberikan informasi
• Mempertimbangkan aspek non
medis (sosbud, ekonomi,
pendidikan, dan lain-lain).
• Tidak ada unsur menggiring
(apalagi menakuti)
• Mengembangkan kesadaran
pasien (keluarganya) untuk
segera membuat pilihan.
Persetujuan Tindakan
Medik

• Pertindik, wujud formalnya merupakan lembaran,


disitu pasien bertanda-tangan sebagai bukti
persetujuan.(SK dirjen pelayanan medik no HK
00.06.3.5.1866, ttg pertindik).
• Pertindik sebagai pengganti istilah IC, sebenarnya
kurang lengkap karena tidak tuntas mencerminkan
isi informasi yang harus diberikan oleh bidan.
Mengapa masih ada
permasalahan?
• Permasalah masih ada karena adanya
“misinformasi”
• Biasanya karena kurangnya fasilitas
komunikasi (bidan/RS  pasien)
• Dalam bentuk:
– Tidak memberi informasi
– Informasi tidak benar
– Informasi lewah
– Informasi tidak lengkap
Mitos IC
• Informed consent is a Myth
(David A,et all)
• Mengapa?

Sebab, jika dijelaskan dengan


detail malah mungkin pasien
akan tidak mau dilakukan
tindakan tersebut / menolak.
LANDASAN ATURAN
• PERMENKES NO
585/MENKES/PER/IX/1989.
• SK PB IDI NO 319/PB/A.4/1988,
TENTANG FATWA INFORMED
CONSENT
• SK DIRJEN PELAYANAN MEDIK NO.
HK. 00.06.3.5.1866, TENTANG
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK.
Bentuk ic
• 1. explisit (terurat) = dinyatakan
– oral ic
– Writen ic
• 2. implisit (tersirat) – tidak dinyatakan
– Terdapat sebagian besar dalamt indakan
kebidanan.
(suplemen : etika dan hukes)

Kerahasiaan
Medik (rekam medik)

Hari Wujoso
Apa yang dirahasiakan?
Siapa yang harus merahasiaka?
Apa dasar hukumnya?
Apa alasan etisnya?
UURS
• Penjelasan Pasal 38
(1)Yang dimaksud dengan “rahasia
kedokteran” adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan hal yang ditemukan
oleh dokter dan dokter gigi dalam rangka
pengobatan dan dicatat dalam rekam
medis yang dimiliki pasien dan bersifat
rahasia.
• Sejarah menyimpan rahasia ini sudah ada
bersamaan dengan sejarah ilmu
kedokteran
• Ada sebelum jaman hipokrates
• Hipokrates menganggap pentingnya hal
ini, maka memasukkanya dalam sumpah
pada calon dokter.
• Dasar hukum
– PP no 10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran tgl 21 mei 1966.
• Sebelumnya hanya blm ada aturan formal, sehingga hanya
merupakan kewajiban moral saja
– Pasal 55 undang-undang no 23/1992. beserta
penjelasannya, menekankan lagi kewjiban simpan
rahasia medik ini.
– Pasal 11 PP 749.MENKES/PER/XII/1989 tentang
REKAM MEDIS: “rekam medis merupakan berkas
yang wajib disimpan kerahasiaannya”
• KUHP pasal 322
– Ayat 1. barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang ia
wajib menyimpannya ok jabatan atau pekerjaannya, baik
sekarang maupun dahulu , dihukum dengan hukuman penjara
selam-lamnya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya 600 rp
– Ayat 2. jika kejahatan ini dlkk thd se or tertentu, maka ini hanya
dituntut atas pengaduan or itu
• Membocorkan kesehatan presiden ~ pasal 112, maka
akan dihukum lebih berat
• Bab IV butir 2 Keputusan Dirjen Yanmed No
78/Yan.Med/RS.UM.DIK/YMU/I/91 “Isi rekam medik
adalah milik pasien yang wajib dijaga kerahasiannya”
UURS
• Pasal 38
(1) Setiap Rumah Sakit harus menyimpan
rahasia kedokteran.
(2) Rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya dapat dibuka untuk
kepentingan kesehatan pasien, untuk
pemenuhan permintaan aparat penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum, atas
persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan peraturan perundangundangan.
UURS pasal 44
(1) Rumah Sakit dapat menolak
mengungkapkan segala informasi kepada
publik yang berkaitan dengan rahasia
kedokteran.
(2) Pasien dan/atau keluarga yang menuntut
Rumah Sakit dan menginformasikannya
melalui media massa, dianggap telah
melepaskan hak rahasia kedokterannya
kepada umum.
• Pasal 5 Kode Etik profesi Rekam Medik: “setiap
pelaksana rekam medik dan informasi
kesehatan selalu menjungjung tinggi doktrin
kerahasiaan ddan hak kerahasiaan perorangan
pasien dalam memberikan informasi yang terkait
dengan identita individu dan sosial
• Sangsi adm, tetap dapat diberikan berdasar ps 4
PP no 10/1966, walaupun pasien memaafkan.
• Pasal 22 PP no 32 th 1966 ttg tenaga
kesehatan:” bagi tenaga kesehatatan
• Di dalam UUPradok pasal 46 ayat (1)
dsebutkan bahwa setiap dokter diwajibkan
untuk membuat rekam medik, dan rekam
medik harus segera dibuat atau dilengkapi
setelah pasien selesai mendapat
pelayanan kesehatan.
• Masalah apa yg harus direkam
• Pada pasal 46 ayat (3) disebutkan antara
lain adalah:
– nama yang memberikan tindakan
– waktu melakukan tindakan,
– proses tindakan mediknya
– tanda tangan petugas yang melakukan
tindakan.
• pasal 47
– Ayat 1, UUPradok ditekankan bahwa rekam
tersebut adalah milik dokter atau sarana
pelayanan kesehatan, sedang isinya adalah
milik pasien
– Ayat 2, Rekam medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga
• kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
• Pasal 48
– (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan
rahasia kedokteran.

– (2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk


kepentingan kesehatan pasien, memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau
berdasarkan ketentuan perundangundangan.
Cara melidungi RAMED
• Hanya petugas rekam medis yang diijinkan
masuk ruang penyimpanan berkas rekam
medis.
• Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi
rekam medis untuk badan-badan atau
perorangan, kecuali yang telah ditentukan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Selama penderita dirawat, rekam medis
menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan
menjaga kerahasiannya.
• UURS Pasal 3, Hak Pasien
i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya
• Siapa?
– Semua tenaga kesehatan
– Semua mahasiswa/siswa yang terkait
– Orang yang ditetapkan oleh menkes.
• Apa yang dirahasikan
– Tidak ada batasan jelas
– Semua hal yang terkait dengan pasien.
• Pelonggaran beban
– Ada ijin dari pasien
– Permintaan pasien sendiri, atau
– Dalam rangka melaks undang-undang.
– berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
– memenuhi permintaan aparat penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum,
– Keadaan darurat.
– kepentingan kesehatan pasien
•terimakasih
Substansi hukum yang mengatur tentang RS

Ketidak-sadaran para pembuat undang-


undang hukum kesehatan
 BATAS TANGGUNG-JAWAB HUKUM
Bagaimana pengaturan hubungan hukum
Pemilik RS (PT, YAYASAN,
PERKUMPULAN)
dengan Direksi RS (manajemen RS)

 TANGGUNG-JAWAB HUKUM RS
 Hospital bylaws menyangkut semua
ketentuan yang mengikat “ordering
something to be done or not to be done” di
sebuah RS.

See, Black Law Dictionary, 2nd Ed.


See also, pendapat Guwandi yang mengatakan termasuk Peraturan Dasar Organisasi
Pemilik AD & ART “ Hospital Bylaws”
 Lawyer adalah legal practicioner yang
mempunyai kompetensi untuk praktek
mandiri, sementara assistance lawyer dan
legal secretary bekerja di bawah supervisi
lawyer, mereka tidak akan pernah praktek
mandiri.

 Physician dan physician assistance(PA)


yang bekerja di bawah supervisi dokter
Mengurangi ”konflik”
kewenangan di aturnya dalam
hospital bylaws.
NEXT
ASPEK ETIKA DAN
MEDIKOLEGAL
KEDARURATAN
-pengantar bioetika-
1. Untuk institusi yan kes
• Berdasar UU No 44/2009 Tentang
Rumah Sakit
• Gawat darurat adalah:
• Keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelematan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjut.
• (Pasal 1, Ayat 2)

313
Kondisi darurat  kasus akut

Selatmatka Hilangkan Cegah


n nyawa kesakitan kecacatan

Segera lakukan pelayanan kesehatan, untuk hindari


Lahirnya, kematian, berlanjutnya kesakitan, lahirnya kecacatan.

(Lihat: Pasal 32 dan 85, Ayat 1.


UUKesehatan 36/2009)

315
Dilarang menolak
Dilarang menarik uang muka

(Lihat: Pasal 32 dan 85, Ayat


2.
UUKesehatan 36/2009)

317
Keadaan darurat berdasar UU 36/2009
Pasal 32, UUKesehatan 36/2009

Berlaku untuk kondisi umum


dengan tujuan:
- Penyelamatan nyawa
- Pencegahan kecacatan

Pasal 85, UUKesehatan 36/2009

Berlaku pada kondisi adanya


bencana, dengan tujuan
- Penyelamatan nyawa
- Pencegahan kecacatan

319
memberi pertolongan darurat Kurungan paling lama 2 tahun
Dan denda paling banyal 200 juta (Ayat 1)
Sanksi faskes yang tidak

Pasal 190 UU 36.2009

Jika menyebabkan kematian aktau kecacatan ,


kurungan bisa sampai 10 tahun dan denda bisa
mencapai 1 miliar rupaih (Ayat 2)

321
2. Untuk dokter mandiri
UU PRAKTIK KEDOKTERAN PASAL
51:
DOKTER DAN DOKTER GIGI DALAM MELAKSANAKAN

PRAKTIK KEDOKTERAN MEMPUNYAI KEWAJIBAN :


Poin D:
Melakukan pertolongan darurat atas
dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas
danmampu melakukannya

Mirip dengan KODEKI Pasal 13


323
UU PRAKTIK KEDOKTERAN:
PASAL 45:
MASALAH PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK, PADA
PENJELASAN
paragraf 2
dalam keadaan gawat darurat, untuk
menyelamatkan jiwa pasien tidak diperlukan
persetujuan. Namun setelah pasien sadar atau
dalam kondisi sudah memungkinkan, segera
diberi penjelasan dan dibuat persetujuan.

Identik dengan UU 44/2009 Ttg


RS. Pasal 37 (tentang
persetujuan tindakan kedokteran)
Ayat 1. pada bagian penjelasan.325
etika
Konsep etika lebih cair dan subjektif

Etika sebagai fungsi kritis terhadap


moral, mendasarkan hasil
putusannya setelah melakukan
penelitian terhadap banyak tuntunan
perilaku

329
manusia

Fisik Mental

Sosial
manusia

biomedis Jiwa
mandiri
Fisik Mental

Sosial

Jiwa
bersama
manusia

Jiwa
biomedis
Fisik Mental mandiri

Sosial

Jiwa
bersama
manusia

Ilmu
Fisik
Kedoktera etika
n Mental

Sosial

humaniora
PERTIMBANGAN DALAM

PENALARAN
ETIKA

339
BAGAIMANA AGAR ETIK BISA
TEPAT BAIK
• 1. KECERMATAN
• 2. KEGANDAAN
• 3. TINGKATAN
• 4. KODE ETIKA
• 5. UNDANG UNDANG
• 6. HAK HAK
• 7. RASA HORMAT DAN OTONOMI

341
1.
KECERMATAN

2. lebih dari
1.
sekedar
holistik
berpikir ilmiah

3. diperlukan 4.
pengetahuan kompre
yang spesifik hensif

343
2.
KEGANDAAN/PLURALISME

untuk kasus yang sama pada waktu yang sama->


keputusan etika dua orang dokter bisa berbeda.

mengakui adanya kegandaan moralitas

tapi,... TIDAK BOLEH 'SEMAU GUE'

tergantung, NILAI, KEYAKINAN, masing masing


3.
TINGKATAN
• ada 4 tingkatan menurut Henry Aiken
pertimbangan moral
1. tingkat ekspresif

2. tk kaidah moral/norma

3. tk prinsip etika

4. tk post etika
347
• contoh

1 SAYA benci abortus

2
DILARANG melakukan abortus

3 HAK janin untuk hidup lebih penting dari hak ibu atas tubuhnya
sendiri - justice

4 adalah penting MENGHORMATI hak orang lain sebab jika tidak


kehidupan manusia ini tidak benar benar manusiawi - dignity

349
4.
KODE ETIKA

• kodeki- sebagai pedoman /


tuntunan perilaku

351
5.
UNDANG UNDANG

• sebagai pedoman perilaku,


karena yang diundangkan
dianggap baik
• untuk menjaga diri, jangan
merugikan diri dan orang lain

353
6.
HAK
• HAK UNTUK HIDUP --> sering terdengar
• saya ingin hidup -- jadi--- saya berhak hidup
• saya ingin barang x --> saya berhak atas
barang x
• saya ingin lingkungan bebas asap rokok --
saya berhak berada dilingkungan bebas asap
rokok

355
• katakanlah: HIDUP SANGAT BERHARGA
• hak -terkait erat dengan-kewajiban
• dilema etik - bukanlah sekedar konflik rebutan hak

• aborsi
– prolive: hak janin untuk hidup
– prochoice: hak ibu untuk mengontrol atas tubuhnya
sendiri

357
7.
RASA HORMAT DAN OTONOMI
– konsepnya: memperlakukan orang lain seperti
dirinya diperlakukan
– rasa hormat pada orang lain, mrpk menghormati
otonomi individu itu.
– maka, tidak akan ada paksaan, penipuan,
menyakiti, ok dirinya juga tidak ingin dibegitukan
– DASARNYA ADALAH PRINSIP ETIKA
• BENEFICENCE
• NON MALEFICENCE
• AUTONOMI
• JUSTICE

359end
Etis berdasar prinsip etika
• Pakai 4 prinsip etika tersebut
– Mandiri – autonomy (A)
– Adil - justice (J)

– Biasa – beneficence (B)


– Darurat – non maleficence (N)
Ciri BN
- Pasien terlibat secara pasif (0 / -)

Ciri B
- Sikon biasa-biasa saja
- Informed consent: implied consent
B N - Contoh: pasien datang ke poli dokter dengan
e o keluhan pusing. Kemudian dokter memeriksa
n n tekanan darahnya. Hasilnya tekanan darah
e m normal.
f a
l
Ciri N
- Sikon gawat darurat
- INFORMED CONSENT: implied consent
- Contoh: pasien dengan ketakutan memegang
kepala karena perdarahan karena luka di
kepala. Dokter langsung malakukan
pemeriksaan dan mencukur rambut pasien,
agar proses pengobatan dan penjahitan luka
steril.
Ciri AJ
- Pasien terlibat secara AKTIF (+ / +)

Ciri A
- Sikon kooperatif
A - Informed consent: express consent
u - Contoh: pasien datang ke poli dokter dengan
J
t tujuan akan KB. Dokter memberi tahu jenis2 KB.
u
o Pasien kemudian memilih KB suntik.
s
n
ti
o
c
m Ciri J
e
y - Sikon kooperatif
- Informed consent : express consent
- Contoh: pasien dengan …………...
Trimakasih
• Aspek Etika dan
Medikolegal

keadaan darurat

368
• Berdasar UU No 44/2009 Tentang
Rumah Sakit
• Gawat darurat adalah:
• Keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelematan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjut.
• (Pasal 1, Ayat 2)

369
Konsep Medikolegal

371
1
Berdasar UU Kesehatan 36/2009

KEDARURATAN DI INSTITUSI
PELAYANAN KESEHATAN

372
Kondisi darurat  kasus akut

Selatmatka Hilangkan Cegah


n nyawa kesakitan kecacatan

Segera lakukan pelayanan kesehatan, untuk hindari


Lahirnya, kematian, berlanjutnya kesakitan, lahirnya kecacatan.

(Lihat: Pasal 32 dan 85, Ayat 1.


UUKesehatan 36/2009)

373
Dilarang menolak
Dilarang menarik uang muka
(Lihat: Pasal 32 dan 85, Ayat
2.
UUKesehatan 36/2009)
374
Keadaan darurat berdasar UU 36/2009
Pasal 32, UUKesehatan 36/2009

Berlaku untuk kondisi umum


dengan tujuan:
- Penyelamatan nyawa
- Pencegahan kecacatan

Pasal 85, UUKesehatan 36/2009

Berlaku pada kondisi adanya


bencana, dengan tujuan
- Penyelamatan nyawa
- Pencegahan kecacatan

375
memberi pertolongan darurat Kurungan paling lama 2 tahun
Dan denda paling banyal 200 juta (Ayat 1)
Sanksi faskes yang tidak

Pasal 190 UU 36.2009

Jika menyebabkan kematian aktau kecacatan ,


kurungan bisa sampai 10 tahun dan denda bisa
mencapai 1 miliar rupaih (Ayat 2)

377
Berdasar UU Praktik Kedokteran

KEDARURATAN PERSONAL
PROFESI DOKTER

379
UU PRAKTIK KEDOKTERAN:
PASAL 51: DOKTER DAN DOKTER GIGI DALAM
MELAKSANAKAN PRAKTIK KEDOKTERAN MEMPUNYAI KEWAJIBAN :

Poin D:
Melakukan pertolongan darurat atas
dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas
danmampu melakukannya

Mirip dengan KODEKI Pasal 13

380
UU PRAKTIK KEDOKTERAN:
PASAL 45: MASALAH PERSETUJUAN
TINDAKAN MEDIK, PADA PENJELASAN
paragraf 2
dalam keadaan gawat darurat, untuk
menyelamatkan jiwa pasien tidak
diperlukan persetujuan. Namun setelah
pasien sadar atau dalam kondisi sudah
memungkinkan, segera diberi penjelasan
dan dibuat persetujuan.

Identik dengan UU 44/2009 Ttg RS. Pasal 37


(tentang persetujuan tindakan kedokteran)
Ayat 1. pada bagian penjelasan. 382
Konsep Etika

384
Konsep etika lebih cair dan subjektif

Etika sebagai fungsi kritis


terhadap moral, mendasarkan
hasil putusannya setelah
melakukan penelitian
terhadap banyak tuntunan
perilaku

385
Tuntunan perilaku manusia

387
Kemudian mengambil sebuah putusan
yang terbaik pada situasi tersebut. Untuk
dipakai sebagai landasan tindakan
medik.

388
Masalah kedaruratan:
terdapat di KODEKI Pasal 13:

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat


sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

389
Etika pada pelayanan
dokter anestesi
Wujoso
Etika ?
• Dokter biasa mengenal etika sebaga
KODEKI
• Etika tidak hanya kode etika
kedokteran
• Etika adalah tuntunan perilaku.., dan
• Ada banyak tuntunan perilaku
• ETIKA adalah salah satu tuntunan
perilaku
Apa perlunya etika?
• Dokter kan sudah jelas di-tuntun oleh
SPO.
• Perilaku dokter kan sudah
– terstandar berdasar ilmu.
– ditegaskan dioleh RS di dalam PPK
– Malahan.. BPJS juga ikut-ikut mewarnai.
– Bahkan juga sudah ada KODEKI.

– APALAGI itu ETIKA


Etika adalah filsafat moral
• Sebagai filsafat.. Maka
• Memiliki ciri – berpikir sedalam-dalamnya.
• Tidak lagi hanya sekedar mendalam

• Jadi etika kegiatannya adalah


– Berpikir yang sedalam-dalamnya
– Menghasilkan nasehat
Utamanya
• Menghasilkan nasehat
• Untuk dirinya sendiri

• Nasehat yang diperoleh


setelah berpikir sedalama-
dalamnya… dan dijadikan
sikap hatinya.
AGAMA

BUDAYA MISI

SIKAP
ILMU HUKUM
(HATI)

KOMERSIA
SOSEK
L
Pertanggung-jawaban
perilaku dokter
• Dokter harus mampu
mempertanggungjawabkan perilakunya
kepada pasien dari 3 aspek
– Yaitu:
• 1. ilmiah  ilmu kedokteran
• 2. hukum  hukum kedokteran
• 3. etika  etika kedokteran
Etika = tepat baik

Hukum = tepat benar

Ilmu = tepat benar


BAGAIMANA JIKA DOKTER
ANESTESI?
• Dokter anestesi harus bisa
mempertanggungjawabkan perilaku
profesionalnya dari 3 aspek
• Aspek ilmu  tepat benar
• Aspek hukum  tepat benar
• Aspek etika  tepat baik
• Bagimana jika tidak bisa 

• Malpraktik
Malpraktik Etika
• Terjadi jika ….
• Tidak mampu melakukan tindakan
kedokteran dengan tepat baik.
• Bagaimana agar tepat baik?
• Agar tepat baik, maka….
• Tindakan kedokterannya harus dilandasi
dengan indikasi etika yang tepat
• Apa itu indikasi etika?
Indikasi Etika
• Indikasi etika dibangun setelah
memperhatikan keadaan pasien secara
holistik dan komprehensif
• Tidak hanya memperhatikan aspek
biomedis saja
• Tapi juga memperhatikan aspek bioetik
• Setelah memperhatikan aspek bioetika,
maka akan dapat dibuat indikasi etika yg
tepat.
Indikasi Etika
• indikasi etika yg tepat.
• Adalah kemampuan memilih prinsip etika yang tepat
sesuai situasi dan kondisi pasien saat (waktu) itu.
• Prinsip etika ada 4
– Non Maleficence  kondisi darurat; live
saving
– Justice  kondisi kooperatif; adil
– Autonomy  kondisi kooperatif; menentukan
nasib sendiri
– Beneficence  kondisi biasanya
Indikasi medis Indikasi legal Indikasi etik

Tindakan dokter
(tindakan medik-legal-etik)
Indikasi medis Indikasi legal Indikasi etik

Tindakan dokter

Anda mungkin juga menyukai