BELAJAR
MANDIRI MINGGU
1 BLOK 2.6
NIM : 1910312026
KELOMPOK : 21D
PENDIDIKAN DOKTER
ANDALAS2021
MODUL 1
Setelah Ny. Rina selesai mendapatkan edukasi terkait kehamilan dari dokter,
mendadak datang pasien perempuan dengan keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
disertai keluar darah bercampur lendir sejak 10 jam yang lalu. Saat ini pasien merasakan
kontraksi yang sering dan kuat. Setelah menghitung HPHT didapatkan usia kehamilan 39-
40 minggu. Dari pemeriksaan Leopold didapatkan janin letak kepala, pu-ki, bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul, His 3 kali setiap 10 menit dengan durasi 15
detik, DJJ: 140-150 x/menit, pembukaan sudah 4-5 cm, dengan penipisan serviks hampir
100%. Pada pemeriksaan dalam, teraba ketuban menonjol dan kepala sudah di Hodge II
dengan ukuran panggul luas. Pasien kemudian dilakukan pemantauan dengan menggunakan
partograf. Tujuh jam kemudian pasien melahirkan bayi laki-laki secara spontan dengan BB
3200 gram, PB 48 cm, A/S 9/10. Setelah bayi lahir dokter segera menyuntikkan oksitosin di
paha ibu, plasenta lahir sendiri kira-kira 10 menit kemudian.
Pada hari kedua, dari pemeriksaan dokter didapatkan fundus uteri kontraksi baik
dengan lochia yang normal, dan tidak ada tanda infeksi dan perdarahan serta ASI sudah
keluar dengan baik. Ibu dan bayi sehat serta diperbolehkan pulang setelah diberi obat.
Dokter memberikan edukasi kepada pasien dan meminta untuk kontrol kembali 1 minggu
kemudian.
STEP 1 TERMINOLOGI
1. Gestational sac intrauterine : merupakan kantung kehamilan yang tampak pada hasil
foto USG pada trimester awal. Kantung kehamilan terbentuk sekitar lima hingga
tujuh minggu setelah periode menstruasi terakhir dalam siklus alami. GS dapat
dilihat sekitar 5 minggu, berukuran kecil, terletak diantara pertengahan sampai
bagian atas rongga uterus, berupa kumpulan cairan di dalam uterus. GS dikelilingi
oleh cincin hypoechoic (double decidual sign), dapat dilihat sekitar minggu 5-6
minggu. Pengukuran GS dapat digunakan untuk menentukan umur kehamilan.
2. Fetal Heart Rate : merupakan salah satu indikator yang diperiksa saat kontrol
kehamilan adalah denyut jantung janin (DJJ) / fetal heart rate. Secara umum
normalnya DJJ berkisar antara 110-150 denyut/menit, namun beberapa penelitian
menyebutkan DJJ masih dalam batas normal berkisar antara 120-160
denyut/menit.Pada masa kehamilan awal, DJJ bisa lebih bervariasi, umumnya di
usia 8 minggu DJJ berkisar antara 150-175 denyut/menit.
3. HPHT : yaitu hari pertama haid terakhir yang digunakan sebagai perkiraan usia
kehamilan dan untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL).
5. His : merupakan kontraksi otot rahim sebagai proses awal persalinan, yang berjalan
melalui beberapa fase, memiliki interval waktu, contoh his 3 kali dalam 10 menit.
Karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat :
kontraksi simetris, fundus dominan, kemudian diikuti relaksasi. Pada saat kontraksi
otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil mendorong janin dan kantong amnion kerah bawah rahim dan
serviks.
6. Partograf : merupakan suatu sistem yang tepat untuk memantau keadaan ibu dan
janin dari yang dikandung selama dalam persalinan waktu ke waktu. Partograf
standar WHO dapat membedakan dengan jelas perlu atau tidaknya intervensi dalam
persalinan. Juga dapat dengan jelas dapat membedakan persalinan normal dan
abnormal dan mengidentifikasi wanita yang membutuhkan intervensi.
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui periksa dalam
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal
- Tujuan khusus : mencatat kemajuan persalinan, mencatat kondisi ibu dan
janinnya, mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran,menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi
adanya penyulit, menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu.
7. Pu-ki : merupakan posisi punggung bayi yang berada di sebelah kiri ibu.
8. Lochia : merupakan catatan grafik untuk memantau keadaan ibu dan janin dari yang
dikandung selama dalam persalinan waktu ke waktu. Partograf standar WHO dapat
membedakan dengan jelas perlu atau tidaknya intervensi dalam persalinan. Juga
dapat dengan jelas dapat membedakan persalinan normal dan abnormal dan
mengidentifikasi wanita yang membutuhkan intervensi.
9. hodge ll : Bidang hodge adalah bidang khayal untuk menentukan letak kepala janin
saat turun ke rongga panggul. Bidang hodge terdiri dari 4, yaitu :
a) Hodge 1 :dibentuk oleh lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas simfisis
pubis dan promontorium
b) Hodge 2 : terletak setinggi bagian bawah simfisis
c) Hodge 3 : terletak setinggi spina ischiadika kanan dan kiri
d) Hodge 4 : terletak setinggi os coxygis
STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa Ny. Rina tidak datang haid lagi sejak 2 bulan yang lalu dan sebelumnya
telah melakukan tes kehamilan dan didapatkan hasil dua garis?
2. Mengapa Ny. Rina mengeluhkan badannya meriang, mual dan muntah dan nafsu
makan menurun?
3. Apa hasil interpretasi pemeriksaan usg, dimana didapatkan gestational sac
intrauterin 2,5 cm dan fetal heart?
4. Mengapa dokter memberikan suplementasi asam folat?
5. Mengapa perempuan tersebut mengalami nyeri pinggang menjalar ke ari-ari disertai
keluar darah bercampur lendir sejak 10 jam yang lalu dan merasakan kontraksi yang
sering dan kuat?
6. Apa interpretasi hasil pemeriksaan yang dilakukan Ny. Rina?
7. Bagaimana Pasien kemudian dilakukan pemantauan dengan menggunakan
partograf?
8. Bagaimana keadaan fisik bayi yang dilahirkan tersebut ? (laki-laki secara spontan
dengan BB 3200 gram, PB 48 cm, A/S 9/10)
9. Mengapa setelah bayi lahir dokter segera menyuntikkan oksitosin di paha ibu?
10. Apa interpretasi pemeriksaan kedua pasien ( fundus uteri kontraksi baik dengan
lochea yang normal, dan tidak ada tanda infeksi dan perdarahan serta ASI sudah
keluar dengan baik) dan diberi obat apakah tetangga tersebut dan bagaimana bentuk
edukasi serta mengapa harus kontrol dalam 1 minggu?
1. Mengapa Ny. Rina tidak datang haid lagi sejak 2 bulan yang lalu dan sebelumnya
telah melakukan tes kehamilan dan didapatkan hasil dua garis?
2) Sedang menyusui
Hal ini karena hormon prolaktin, yaitu hormon yang bertanggung
jawab untuk memproduksi ASI, menghambat proses ovulasi. Umumnya,
siklus menstruasi akan kembali normal sekitar 6-8 minggu setelah masa
menyapih.
3) Stres
Stres mampu mengacaukan hormon-hormon dalam tubuh. Stres
dapat mengganggu kerja hipotalamus sehikngga stres juga menjadi
penyebab telat haid berbulan-bulan. Stres mampu mengacaukan hormon
yang berperan mengatur ovulasi. Saat stres, hormon adrenalin dan kortisol
akan meningkat dalam jumlah banyak dan mengalahkan produksi kadar
hormon gonadotropin (GnRH), estrogen, dan progesteron. Padahal, ketiga
hormon ini berfungsi mengatur ovulasi wanita. Jika kadar hormon GnRH,
estrogen, dan progesteron dalam tubuh tidak mencukupi, proses pelepasan
sel telur jadi terhambat sehingga haid bisa datang lebih lambat dari
seharusnya.
5) Kondisi PCOS
Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) atau sindrom polikistik
ovarium adalah kondisi ketidakseimbangan hormon seks wanita, dimana
kondisi ini dapat menyebabkan munculnya kista pada ovarium dan
mencegah proses pembuahan terjadi secara teratur.
8) Konsumsi obat-obatan
Konsumsi jenis obat-obatan tertentu juga dapat menjadi penyebab
telat haid berbulan-bulan. Obat-obatan tersebut, antara lain obat
antidepresan, antipsikotik, obat tiroid, antikonvulsan, serta beberapa jenis
obat kemoterapi.
10) Perimenopause
Perimenopause adalah masa menuju menopause yang umumnya
dialami oleh wanita rata-rata usia 51 tahun. Umumnya, perimenopause
terjadi 2-8 tahun sebelum menopause. Perimenopause adalah siklus di mana
tubuh secara bertahap memproduksi lebih sedikit hormon estrogen dan
menuju menopause.
12) Amenorrhea
Amenorrhea adalah kondisi di mana Anda telat haid selama lebih
dari 6 bulan. Perempuan yang belum mengalami menstruasi pada usia 15
tahun biasanya rentan mengalami kondisi ini.
2. Mengapa ny rina mengeluhkan badannya meriang, mual dan muntah dan nafsu
makan menurun?
1) Mual dan muntah :
● Penyebabnya secara pasti tidak diketahui namun kemungkinan besar
akibat reaksi terhadap peningkatan hormon yang mendadak. .
Kondisi ini muncul disebabkan oleh perubahan hormon dan kimiawi
selama kehamilan.
● Rahim yang tumbuh juga memberi tekanan pada sfingter lambung.
Akibatnya, perut pun seringkali terasa mulas, tidak nyaman dan
bahkan nyeri.
2) Nafsu makan menurun :
● Di masa kehamilan, sebagian ibu hamil merasakan dorongan makan
yang begitu besar, bahkan banyak di antaranya yang ngidam
makanan tertentu. Namun, sebagian yang lainnya justru mengalami
kesulitan makan.
● Menurunnya nafsu makan saat hamil muda seringkali disebabkan
oleh perubahan hormonal. Jumlah hormon hCG yang meningkat di
trimester pertama, bisa menimbulkan rasa mual, nafsu makan yang
meningkat, maupun menurun drastis. Hormon inilah yang berperan
dalam mempengaruhi nafsu makan ibu selama hamil.
3. Apa hasil interpretasi pemeriksaan usg didapatkan gestational sac intrauterin 2,5 cm
dan fetal heart?
Kantung janin adalah tanda awal kehamilan pada USG dan dapat dilihat
dengan USG endovaginal pada sekitar usia kehamilan 3-5 minggu ketika diameter
kantung rata-rata (MSD) kira-kira berukuran 2-3 mm. Fetal Heart Rate (+)
menandakan adanya gerakan jantung pada janin yang menandakan adanya
kehidupan pada Fetus tersebut.
Risiko efek samping suplementasi dan fortifikasi asam folat dosis tinggi
masih menjadi kekhawatiran tersendiri. Akan tetapi, karena manfaat pemberian
asam folat dipertimbangkan masih lebih besar daripada risikonya, suplementasi dan
fortifikasi asam folat untuk perempuan yang akan hamil dan yang sedang hamil
masih tetap dianjurkan.
9. Mengapa Setelah bayi lahir dokter segera menyuntikkan oksitosin di paha ibu?
Pada tubuh manusia, hormon oksitosin dihasilkan di bagian hipotalamus
pada otak dan dikeluarkan melalui kelenjar pituitari yang terletak di bawahnya.
Karena efek ini, dokter atau bidan terkadang memberikan oksitosin sintetis
(pitocin) untuk induksi persalinan. Oksitosin juga mungkin disuntikkan untuk
membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan.
10. Apa interpretasi pemeriksaan kedua pasien ( fundus uteri kontraksi baik dengan
lochea yang normal, dan tidak ada tanda infeksi dan perdarahan serta ASI sudah
keluar dengan baik) dan diberi obat apakah tetangga tersebut dan bagaimana bentuk
edukasi serta mengapa harus kontrol dalam 1 minggu?
1.) Uterus
3.) Ovarium
6.) Payudara/mammae
rasa geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu
a) Involusi uteri
menyusui bayinya.
b) Servik
2013; h.63)
c) Vagina
h.79)
d) Perineum
2009; h.79)
e) Lochea
a) Nafsu makan
c) Defekasi
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak
dan eritrosit akan bervariasi pada awal masa nifas akibat dari
Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi yang berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan (Sarwono,
2011)
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi setelah bertemunya
sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang didalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu
atau sampai 42 minggu (Nugroho,2014).
Masa kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Bila dihitung saat fertilisasi sehingga lahirnya
bayi. Lamanya kehamilan normalnya adalah 40 minggu atau 10 bulan (sembilan bulan
menurut kalender internasional). Kehamilan terbagi menjadi tiga dimana trimester pertama
berlangsung 12 minggu, trimester kedua dari minggu ke-13 sampai minggu ke-27, trimester
ketiga minggu ke-28 sampai minggu ke 40 (Prawiroharjo,2008:89).
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) adalah sekitar 280
sampai 300 hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama pertama (0
sampai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29 sampai
42 minggu) (Manuaba,dkk, 2010)
Proses Kehamilan
Proses kehamilan terdiri dari ovulasi yaitu proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
pengembangan zigot, terjado nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh
kembang konsepsi sampai aterm (Prawirohardjo,2007)
Gambar 2.1
Proses terjadinya kehamilan (Departemen of Health, 2009)
Keterangan Gambar:
2. Morula 7. Morulla
3. Blastula 8. blastula
1. Fertilisasi
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba faloppi yang bisa menembuh korona
radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu
menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44
autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk
laki-laki.
2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (dalam 30 jam), 4 sel, 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar.
Setelah 3 hari sel-sel tersebut membelah membentuk morula (dalam 14 hari) . saat morula
masuk rongga rahim , cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel
menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista
(dalam 4-5hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel luar disebut trofoblast. Zona
pellusda akhirnya menghilang sehingga trofoblasat akhirnya bisa masuk ke endometrium dan
siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk balstoksta tingkat lanjut.
3. Konsepsi
4. Nidasi/implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudag dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding
uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian
anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendiri rahim sedang berada di fase sekretorik
(2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat inim kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi
berkelok-kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan (Marjati,dkk,2010:37). Pertumbuhan
dan perkembangan blastula terus berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi
sel trofoblast telah siap untuk mengadakan nidasi. Proses penanaman blastula yang disebut
nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai hari ke-7 setelah konsepsi. Pada saat
tertanamnya blastula kedalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan disebut tanda
Hartman (Manuaba,2010:82)
5. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio
kedalam endrometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-
18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,2010:109)
6. Periode Embrionik
Gambar 2.2
a) Minggu ke-1
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11
(Sulistyawati,2009)
b) Panjang janin kira-kira 7,5-10 mm (Manuaba,2010).
Terjadi pembentukan hidung,dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah berbentuk,
namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh
(Saifuddin,2010). Telinga mulai terbentuk (Varney,2007).
c) Ukuran janin kira-kira 2,5cm (Manuaba,2010). Mata tampak pada muka,
juga terdapat pembentukan alis dan lidah. Bentuk mirip manusia dimulai
pembentukan genetalia eksterna dan tulang. Sirkulasi melalui tali pusat
dimulai (Saifuddin,2010).
d) Minggu ke 8-10
3) Kulit sangat tembus pandang/ transparan sehingga vasa darah dapat terlihat.
4) Deposit (timbunan) lemak subkutan terjadi menjelang minggu ke-16.
5) Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo (bulu halus)
6) Tungkai lebih panjang daripada lengan.
f) Minggu 16-20
g) Minggu ke 20-24
h) Minggu ke 24-28
1) Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan baik
2) Rambut menutupi kepala
j) Minggu ke 28-32
k) Minggu 32-36
1) Lanugo sebagian besar telah terlepas/ rontok tetapi kulit masih tertutup
vernixcaseosa
2) Testis fetus laki-laki terdapat dalam skrotum pada minggu ke-36
3) Ovarium perempuan masih berada di sekitar cavitas pelvic
4) kuku jari tangan dan kaki mencapai ujung jari
l) Minggu ke 36-40
Usia
gestasi Organ
(minggu)
25-28 Saat itu disebut permulaan trimester ke-3, di mana
terdapat perkembangan otak yang cepat. Sistem
saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh,
mata sudah membuka. Kelangsungan
hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir.
29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk
hidup (50-70 %). Tulang telah tebentuk
sempurna, gerakan nafas telah reguler, suhu
relatif stabil.
33-36 Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin
(lanugo) mulai berkurang, pada saat 35 minggu
paru telah matur. Janin akan dapat hidup tanpa
kesulitan.
38-40 Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, di
mana bayi akan memiliki seluruh uterus. Air
ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam
batas normal.
Sumber: Saifuddin, 2010.
III. ANTENATAL CARE DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG KEHAMILAN
NORMAL DAN RESIKO TINGGI
A. Antenatal Care/ANC
Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti, 2014) mendefinisikan bahwa
pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan
bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak diinginkan
bagiibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati, 2010)
1. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) adalah :
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu,
komprehensif, serta berkualitas, memberikan onseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil
untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif.dan berkualitas ;
mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat
melakukan intervensi yang tepattehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu
hamil ; dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care
juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang
kehamilan, persalinan, dan persiapan menjadi orang tua (Simpson &Creehan, 2008
dalam Novita, 2011)
2. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan antenatal
juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
1) Bagi Ibu
a) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan
dan mengurangi penyulit masa antepartum; b)Mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan jamani dan rohani ibu hamil dalam
menghadapi proses persalinan; c)Dapat meningkatkan kesehatan ibu
pasca persalinan dan untuk dapat memberikan ASI; d)Dapat
melakukan proses persalinan secara aman.
2) Bagi Janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu sehingga
mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah.
3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna memantau
kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin. Menurut Saifudin (2007, dalam Ai Yeyeh & Yulianti, 2014) pemeriksaan
kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1)Minimal 1 kali
pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu); 2) minimal 1 kali pada trimester ke-2
(kehamilan 14 – 28 minggu); 3)minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai
kelahiran).
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan paling
sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut jadwal 1-1-
2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit sekali
kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester
ketiga (Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan
ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :
1) Kunjungan 1/K1 (Trimester 1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu hamil mengalami
terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai berikut :
a. Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan; b.Mengenali dan
menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas; c.Mengenali dan mengobati penyakit-
penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin; d.Menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas ibu dan anak; e.Memberikan nasehat-nasehat
tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan,
persalinan, nifas serta laktasi.
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan informasi bagi
ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin. Informasi yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
a.Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal; b.Kebersihan pribadi
khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan akan terjadi peningkatan secret di
vagina; c.Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi; d.Pemakaian obat
harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan; e.Wanita perokok atau peminum
harus menghentikan kebiasaannya.
2) Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1 bulan
sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di
trimester II antara lain :
a.Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya; b.Penapisan pre-eklamsi
gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan; c.Mengulang perencanaan
persalinan.
3) Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakuan pemeriksaan kehamilan dilakukan
setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya atau
kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
a.Mengenali adanya kelainan letak janin; b.Memantapkan rencana persalinan;
c.Mengenali tanda-tanda persalinan.
Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam Wagiyo & Putrono, 2016) mengemukakan
bahwa untuk mengetahui perkembangan janin maka pemeriksaan kehamilan dilakukan
sesuai dengan standar pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat
dilakukan setelah mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya
pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan,
kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada
proses persalinan.
Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi kehamilan yang
normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan timbul pada tirimester ketiga
hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak normal, maka jadwal
pemeriksaankehamilan akan disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Purwaningsih &
Fatmawati, 2010).
4. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC
dapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo (2016) adalah
sebagai berikut :
1) Timbang Berat Badan (T1)
Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan kunjungan. Kenaikan
berat bada normal pada waktu kehamilan sebesar 0,5 kg per minggu mulai trimester
kedua.
2) Ukur Tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hinga 140/90 mmHg, apabila diketahui
tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka perlu diwaspadai adanya
preeklamsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang kemaluan ibu hingga
batas pembesaran perut tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut
dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan.
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa
pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5
hingga 10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer
akibat perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani, 2013).
5) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus
neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang disebabkan oleh masuknya kuman
Clostridium Tetani ke tubuh bayi merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan
kematian bayi dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang. Imunisasi TT
dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu TT1 diberikan pada kunjungan
awal dan TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntukan TT1(Bartini, 2012).
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai rujukan apabila
diketahui adanya masalah dalam kehamilan termasuk rencana persalinan.
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13)
14) Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
5. Tempat Pelayanan ANC
Menurut Prasetyawati(2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di :
1) Klinik bersalin; 2)Rumah Sakit Bersalin; 3)Dokter Umum dan Puskesmas;
4)Organisasi Sukarela; 5)Bidan; 6)Perawatan mandiri
6. Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC
Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan pelayanan antenatal
yang berlaku (Kemenkes RI, 2010).
Pada abortus imminens dapat atau tanpa disertai dengan rasa mulas ringan seperti pada
waktu mestruasi dan rasa nyeri pada pinggang. Perdarahan pada abortusimminens
seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut bisa berlangsung beberapa hari atau
minggu. Abortus Insipiens (Inevitable)
Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya
selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Keadaan ini disertai rasa nyeri perut
bagian bawah atau nyerik kolik uterus yang hebat. Abortus inkompletus (Incomplete)
Pada kejadian abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada
penderita ditemukan sedikit perdarahan, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah
banyak mengecil.
a. Missed abortion
Missed abortion adalah suatu kematian janin yang berusia sebelum 20 minggu, tetapi
janin tersebut tidak dikeluaarkan selama 8 minggu atau lebih.
b. Abortus habitualis (Habitual abortion)
Abortus habitualis yaitu abortus spontan yang terjadi berturut- turut tiga kali atau lebih.
Pada umumnya penderita tidak sulit untuk menjadi hamil namun kehamilannya berakhir
sebelum 28 minggu.
2. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu ketidaknyamanan yang
wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut bisa terjadi selama kehamilan karena sang ibu
tengah mengalami anemia atau kekurangan darah. Bila hal ini terjadi, diharapkan sang
ibu meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging
sapi, hati sapi, buah bit, dan sayuran hijau. Selain itu bisa dilanjutkan dengan
konsumsi tablet Fe secara rutin. Namun apabila sakit kepala dirasa semakin berat
seperti ditusuk-tusuk dan berat dibagian belakang kepala serta diikuti dengan
penglihatan yang kabur, bengkak pada tangan dan wajah, nyeri ulu hati, serta tekanan
darah tinggi maka sang ibu dapat waspada karena kumpulan gejala tersebut menandakan
preeklamsia. Sehingga sang ibu dapat segera untuk menghubungi dokter atau menuju
pusat pelayanan kesehatan. Upaya pencegahan sakit kepala yang berlebihan
apabila ditemukan gejala seperti kejang pada penderita pre eklampsia yang disertai
dengan koma.
Menurut Manuaba (2007) dalam Nita & Dwi (2013), preeklampsia digolongkan menjadi
preeklampsia ringan dan preeklampsia berat, dengan gejala sebagai berikut :
a. Pre eklampsia Ringan
1) Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan
interval 6 jam pemeriksaan.
2) Tekanan darah diastole 90 atau 15 mmg.
3) BB ibu meningkat lebih dari 1kg setiap minggu.
4) Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan dan
tidak ada nyeri pada ulu hati.
b. Pre eklampsia Berat
Apabila pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu ditemukan satu atau lebih tanda dan
gejala sebagai berikut :
1) Tekanan darah lebih dari 160/110 mmH
2) Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam.
3) Terdapat gangguan pada visus dan serebral.
4) Edema paru dan sianosis
5) Koma
4. Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan
tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lai. Hal ini bisa
merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.
System kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi system kerja
tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan dan membuat kulit di kaki bagian bawah
meregang, terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik. Kram kaki juga sering terjadi
di malam hari ketika tidur. Kram pada kaki biasanya dihubungkan dengan kadar garam
dalam tubuh dan perubahan sirkulasi.
5. Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam jiwa keselamatan
jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti
appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term,
gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih
atau infeksi lainnya.
6. Bayi Kurang Bergerak
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16 minggu. Gerakan yang
awalnya terasa seperti getaran, lalu lama- kelamaan semakin terasa seperti tendangan atau
sikutan (Lalage, 2013). Jika dalam keadaan tidur maka gerakannya bayi akan melemah.
Selain itu kekurangan oksigen pada bayi di dalam kandungan juga dapat menyebabkan
berkurangnya gerakan dari bayi. Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau sedang beristirahat. Terdapat sebuah teknik yang memudahkan sang ibu
untuk menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara memasukkan satu koin dalam kaleng
setiap kali janin terasa bergerak (Jannah & Widajaka, 2012).
7. Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah pada pagi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Perasaan mual ini dapat terjadi akibat meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan (>7 kali dalam
sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum. Apabila keadaan tersebut disertai
dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan, penurunan berat badan, dan nyeri ulu
hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil mengalami penyakit berat. Pemberian
cairan infus merupakan suatu tindakan yang dapat menjadi pertolongan pertama bagi ibu
hamil, sebab jika ibu hamil mengalami kekurangan cairan akan berdampak buruk bagi diri
sendiri dan bayinya (Lalage, 2013).
Gangguan
Sehubungan
Kejang, koma, kematian pertumbuhan,
dengan Hipertensi ( preeklampsia)
ibu prematur,
penyakit
Kematian janin
Kadang
Penyakit sal pernapasan
Sesak napas gangguan
(asma, TBC)
pertumbuhan
Kesulitan dalam
Sehubungan
persalinan (kemampuan Kelainan
dengan umur >35 th
mengedan), umumnya bawaan
ibu
umur tua sering disertai
Sehubungan
Gangguan
dengan BB Status gizi buruk Anemia
pertumbuhan
ibu/status gizi
Gangguan
pernapasan
sewaktu lahir
Sehubungan (paru belum
dgn riwayat Riwayat persalinan prematur Kemungkinan berulang matang), Bayi
persalinan berat lahir
rendah
(BBLR),
kematian bayi
Riwayat
Kemungkinan berulang
perdarahan saat persalinan
Kemungkinan berulang,
Riwayat Seksio sesar
robekan rahim
Kesulitan dalam
Bayi besar persalinan, seksio sesar,
robekan rahim
Kesulitan dalam
Polihidramnion (air ketuban Kelainan
persalinan, perdarahan
banyak, kembar air) bawaan
pasca persalinan
ehubungan
dengan
penolong yang
Komplikasi dalam
tidak Persalinan yg tdk bersih, Kematian
persalinan hingga
terlatih/tdk kesalahan manajemen janin/bayi
kematian ibu
trampil/tdk
kompeten
(mis: dukun)
JenisPemeriksaanPelayanan Antenatal Terpadu
Jenis
No Keterangan
Pemeriksaan I II III
1 Keadaan umum Rutin
2 Suhu tubuh Rutin
3 Tekanan darah Rutin
4 Berat badan Rutin
5 LILA Rutin
6 TFU Rutin
7 Presentasi janin Rutin
8 DJJ Rutin
9 Pemeriksaan Hb * Rutin
10 Golongan darah Rutin
11 Protein urin * Rutin
12 Gula darah/reduksi * * * Atas indikasi
13 Darah malaria * * * Atas indikasi
14 BTA * * * Atas indikasi
15 Darah sifilis * * * Atas indikasi
16 Serologi HIV * * * Atas indikasi
17 USG * * * Atas indikasi
Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus
Penanganan dan Tindak
No. Hasil Pemeriksaan
Lanjut
Kasus
1 Ibu hamil dengan perdarahan Keadaan emergency, rujuk untuk penanganan
anterpartum perdarahan sesuai standar.
Dalam upaya mencegah terjadinya yang tidak diharapkan dari obat-obat yang
diberikan selama kehamilan, maka oleh U.S. Food and Drug Administration (FDAUSA),
obat-obat dikategorikan sebagai :
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin pada
kehamilan trimester I (dan tidak ada bukti mengenai adanya resiko pada trimester
berikutnya), dan kecil sekali kemungkinan timbulnya bahaya pada janin.
2. Kategori B
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap
janin tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Atau studi terhadap reproduksi
binatang percobaan memperlihatkan efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak
dikonfirmasikan pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester I (dan tidak ada bukti
mengenai adanya resiko pada
trimester berikutnya).
3. Kategori C
Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin
(teratogenik atau embriosidal) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada
wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat sebaiknya diberikan hanya jika
manfaat yang diperoleh melebihi besarnya resiko yang mungkin terjadi pada janin.
4. Kategori D
Terdapat bukti positif mengenai adanya resiko pada janin manusia, tetapi manfaat
yang diperoleh dari penggunaan pada ibu hamil jauh lebih besar dari resikonya (misalnya
jika obat diperlukan untuk situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat
yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).
D. Keterangan Empiris
1. His
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan
mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan
2. Penurunan kepala
Pada banyak nulipara, masuknya bagian kepala janin ke pintu atas panggul telah tercapai
sebelum persalinan normal dan penurunan janin lebih jauh tidak akan terjadi sampai awal
persalinan. Sementara itu, pada multipara masuknya kepala janin ke pintu atas panggul
mula-mula tidak begitu sempurna, penurunan lebih jauh akan terjadi pada kala I (Saifuddin,
2010). Masuknya kepala ke pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila
arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pitu atas panggul (PAP) (Bandiyah,
2009). Dapat pula dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring
dengan bidang pintu atas panggul (Saifuddin, 2010).Asinklitismus terbagi dua jenis :
Gambar 2.14
Sinklitismus : Bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan
bidang PAP
Sumber : Saifuddin, A.B., 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta
Gambar 2.15
Asinklitismus anterior : Apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan
dengan PAP
Gambar 2.16
Asinklitismus posterior : Keadaan sebaliknya dariasinklitismus anterior
3. Fleksi
Kepala janin memasuki pintu atas panggul dalam keadaan menekuk (fleksi) ringan.
Kekuatan his dan bentuk jalan lahir menyebabkan terjadinya fleksi ini yaitu menempelnya
dagu di dada janin (Bandiyah, 2009). Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul
dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5cm)
Putaran paksi dalam menyebabkan diameter anteroposterior kepala janin menjadi sejajar
dengan diameter anteroposterior pelvis ibu (Varney, 2008). Putar paksi dalam adalah usaha
menyesuaikan kepala janin dengan jalan lahir sehingga titik putar (hipomoklion) berada
Kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih
membuka dan kepada janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis,anus
membuka dinding rektum (Saifuddin, 2010). Dengan kekuatan his dan refleks mengejan
terjadilah ekstensi (defleksi) kepala janin sehingga berturut-turut lahir ubun-ubun, dahi,
mulut dan dagu. Selanjutnya diikuti oleh persalinan belakang kepala sehingga seluruh
Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ialah gerakan kembali ke posisi sebelum putaran paksi dalam terjadi,
untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak (Saifuddin, 2010). Rotasi
eksternal terjadi pada saat bahu berotasi 45 derajat, menyebabkan diameter bisakromial
sejajar dengan diameter anteroposterior pada pintu bawah panggul. (Varney,2008) Seluruh
Gambar 2.17
Mekanisme Persalinan Sumber: Diah, 2015, Mekanisme gerakan kepala janin pada
persalinan normal mulai dari engagement hingga descent.
b. Partograf
1) Pengertian
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan utama penggunaan
partograf adalah unuk (1) mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dan (2)
2) Penggunaan Partograf
(Prawirohardjo, 2010).
3) Pencatatan Partograf
Menurut Prawirohardjo (2010) pada partograf petugas harusmencatat kondisi ibu dan
a) DJJ
Penilaian DJJ dilakukan setiap 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri
menunjukkan jumlah DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis dengan angka
yang sesuai kemudian menghubungkan titik satu dengan yang lainnya dengan garis yang
tidak terputus.
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih bisa dipisahkan
terendah (kepala).
panah.
berkemih.
Jika temuan-temuan diatas melintas kearah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan
harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan mencari rujukan yang tepat.
g) Tahapan Persalinan
Kala 1 adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan
lengkap). Proses ini terbagi menjadi 2 yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih
kuat dan sering terjadi pada fase aktif. Lamanya kala 1 untuk primigravida berlangsung 12
jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Friedman, di
perhitungkan pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per
jam.
1. Fase Laten
Fase laten dimulai sejak awal berkontraksi yang menimbulkam penipisan dan pembukaan
serviks bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm pada umumnya
2. Fase Aktif
Fase aktif adalah frekuensi dan lama kontraksi uterus akan menigkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, uterus mengeras waktu kontraksi,
cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/ jam (nulipara atau primigravida) atau
lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara. Pada fase aktif kala II terjadi penurunan agian
jam
2010: 5-6).
Lamanya untuk primigravida berlangsung 12-14 jam sedangkan pada multigravida sekitar
Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam digolongkan sebagai persalinan lama.
Namun demikian, kalau kemajuan persalinan tidak terjadi secara memadai selama periode
itu, situasi tersebut harus segera dinilai. Permasalahannya harus dikenali dan diatasi
sebelum batas waktu 24 jam tercapai. Sebagaian besar partus lama menunjukkan
pemanjangan kala satu. Adapun yang menjadi penyebabnya, cervik gagal membuka penuh
Periode fase aktif berlangsung sejak akhir fase laten hingga pembukaan lengkap.
Persalinan yang efektif dimulai sejak fase aktif, yaitu periode dilatasi cervik yang mantap
dan tepat.
Primigravida Multipara
(Sumber:)
Penyebabnya adalah kelainan dalam faktor power (his dan tenaga meneran), faktor
Passanger (letak , presentasi, posisi janin, berat janin), fator passage (bentuk dan ukuran
dlanjutkan drip oksitosin,bila pembukaan > 7 cm dilakukan observasi 1 jam bila his tidak
adekuat dilakukan drip oksitosin. Bahaya partus lama bagi ibu adalah kejadian atonia uteri,
laserasi, perdarahan, infeksi, shock, kelelahan. Sedangkan bagi janin sendiri adalah
terjadinya asfiksia, trauma pada kepala janin, dan cidera akibat tindakan ekstrasi.Pada
multipara, lama rata-rata fase aktif adalah 2,5 jam, dengan batas normal sebelah atas pada 6
jam. Kecepatan dilatasi cervik yang kurang dari 1,5 per jam merupakan keadaan
abnormal.( Oxorn,harry dan willian R.forte,2010, hal 603) Kala II (Kala Pengeluaran Bayi)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.
Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga
akhir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di
frankenhouser.
kepala seluruhnya.
multigravida 30 menit.
berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5‒10 menit. Dengan
lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka plasenta lepas dari lapisan nitabusch.
berikut:
d) Terjadi perdarahan
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1‒2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi
terhadap perdarahan pascapersalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi
yang dilakukan adalah tingkat kesadaran pasien, pemeriksaan tanda-tanda vital seperti
tekanan darah, nadi, dan pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan
dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400‒500 cc (Sulistyawati, 2010 : 7-
9).
1. Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas Antara lain:
a). Mendeteksi komplikasi bahaya nifas.
b). Memberikan informasi dan konseling (mengenal tentang tanda- tanda
bahaya masa nifas).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Suhemi (2009), tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu dan bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Secara garis besar, terdapat tiga proses penting di masa nifas, yaitu sebagai berikut:
1. Pengecilan Rahim
Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil serta
membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah selnya.Pada wanita yang tidak hamil,
berat rahim sekitar 30 gram.Selama kehamilan rahim makin lama makin membesar.Setelah
bayi lahir umumnya berat rahim menjadi sekitar 1.000 gram dan dapat diraba kira-kira
setinggi 2 jari di bawah umbilicus.Setelah 1 minggu kemudian beratnya berkurang jadi
sekitar 500 gram.Sekitar 2 minggu beratnya sekitar 300 gram dan tidak dapat di raba lagi.
Jadi, secara alamiah rahim akan kembali mengecil prlahan-lahan ke bentuknya semula.
Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-
60 gram. Pada saat ini masa nifas di anggap sudah selesai namun sebenarnya rahim akan
kembali ke posisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa
nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini bukan hanya rahim saja yang kembali normal tapi
juga kondisi tubuh ibu secara keseluruhan.
sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah mulai mengental, dimana
kadar perbandingan sel darah kembali normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3
sampai ke-15 pasca persalinan.
Kebijakan program nasional dalam masa nifas menggambarkan tentang praktek standar
nasional dan peraturan- peraturan setempat. Kebijakan program nasional dalam masa nifas
menetapkan paling sedikit 4 kali kunjungan dalam masa nifas, yaitu :
1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan
Kunjungan masa nifas dilakukan untuk mentukan atau menilai keadaan umum ibu dan bayi
baru lahir serta untuk mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila
tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bias menyebabkan kematian ibu (Prawirohardjo
,2009).
Kriteria atau tanda nifas normal dan abnormal sebagai berikut:
1) Perdarahan Post Partum.
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah
anak lahir (Prawirohardjo, 2009). Menurut waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
a) Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorrhage) yang
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia
uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak
dalam 2 jam pertama.
b) Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum Hemorrhage) yang
terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 post
partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir atau selaput
plasenta (Prawirohardjo, 2009).
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat
lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan
berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta) Lochea dibagi dalam
beberapa jenis ( Rukiyah. A.Y, 2011)
a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari
pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan
adanya :
1) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi
uterus yang kurang baik.
2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra
lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.
3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik
sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau
anyir atau amis.Bila lochea bernanah dan berbau busuk,
disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim
dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan
ini kurang baik atau terganggu di sebut sub-involusi (Bahiyatun , 2009). Faktor penyebab
sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri
(Prawirohardjo, 2009).
Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya,
fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan
(Prawirohardjo, 2009).Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi Methergin setiap
hari di tambah dengan Ergometrin per oral.Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase.Berikan
Antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2009).
4). Tromboflebitis (pembengkakan pada vena)
Tromboflebitis merupakan inflamasi pembuluh darah disertai pembentukan
pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaam atau di dalam
vena.Tromflebitis cenderung terjadi pada periode pacsa partum pada saat kemampuan
pengumpulan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen. Factorpenyebabterjadinya
infeksi tromboflebitis antara lain:
1. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium
2. Mempunyai varises pada vena
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti :
Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat
menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi. Menurut Walyani
Elisabeth 2009, gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
1. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik,
pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.
2. Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat muka
cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.
Depresi setelah melahirkan merupakan kejadian yang sering terjadi akan tetapi ibu
tidak menyadarinya. Penyebab utama dari depresi setelah melahirkan tidak diketahui, diduga
karena ibu belum siap beradaptasi dengan kondisi setelah melahirkan atau kebingungan
merawat bayi.ada juga yang menduga bahwa depresi setelah melahirkan dipicu karena
perubahan fisik dan hormonal setelah melahirkan.Yang mengalami depresi sebelum
kehamilan maka berisiko lebih tinggi terjadi depresi setelah melahirkan.
Menurut Manuaba (2009), pusing merupakan tanda-tanda bahaya masa nifas, pusing
bisa di sebabkan oleh karena tekanan darah rendah (Sistol <> 160 mmHg dan distolnya 110
mmHg. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar
haemoglobin <> Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana
keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga
ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah.
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan dengan dietberimbang untuk mendapatkan protein,mineral
dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya selama
40 hari pasca bersalin.
e) Minum 1 kapsul sehari vitamin A agar bisa memberikan kadar
vitaminnya kepada bayinya.
f) istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan
g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan
memperlambat proses involusi uterus.
Sakit kepala adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala kadang sakit
dibelakang leher atau punggung bagian atas,disebut juga sebagai sakit kepala.jenis penyakit
ini termasuk dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan.
Penglihatan kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga
terjadi oedema pada otak dan menyebabkan resistensiotak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejanng) dan gangguan
penglihatan.
Pembengkakan pada wajah dan ekstremitas merupakan salah satu gejala dari adanya
preeklamsi walaupun gejala utamanya adalah protein urine. Hal ini biasa terjadi pada akhir-
akhir kehamilan dan terkadang masih berlanjut sampai ibu post partum. Oedema dapat
terjadi karena peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal dan tekanan dari
pembesaran uterus pada vena cava inferior ketika berbaring
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,20C-37,80C
oleh karena reabsorbsi benda- benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut
demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C
beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi.
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam
masa nifas (Ambarwati 2010).
Penanganan umum bila terjadi Demam :
a) Istirahat baring
b) Rehidrasi peroral atau infuse
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok,
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk
dengan cepat.
Upaya Promotif dan Preventif utk Mencegah Komplikasi pada Kehamilan dan Nifas
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 2006. Pedoman Pelayanan Formasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui. Direktorat Jenderal Bina Formasi Komunikasi dan Klinik.
2. Prewiharjdo, 2008 Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihara.
3. Cunningham, FG, etal 2013 Obstetri Willham. EGC.
4. Depkes RI, 2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Pusdiknakes Kemenkes RI.