SKRIPSI
HANDRI GUMELAR
1219091
Judul Tugas Akhir : Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada
Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai 1
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
Nama Mahasiswa : Handri Gumelar
NPM : 1219091
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Menyetujui :
Dr. Eny Kusmiran, S. Kp., M. Kes M. Sandi Haryanto, S. Kep., Ners, M. Kep
PERNYATAAN
Handri Gumelar
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
SKRIPSI, MARET 2021
ABSTRAK
Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan
tugas, lingkungan kerja, keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban
kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan.
Kelelahan kerja perawat merupakan gejala yang berhubungan dengan penurunan
efesiensi kerja, keterampilan, serta kebosanan pada perawat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan beban kerja
dengan tingkat kelelahan kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 RSUD Sekarwangi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitikn dengan pendekatan cross
sectional dengan sampel sebanyak 58 orang. Cara pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Uji validitas dilakukan pada variabel beban kerja 15
item pertanyaan valid dengan nilai reliabilitas 0,642. Analisis data menggunakan
Uji Chi-Square dan Koreksi Yates.
Hasil penelitian menunjukan beban kerja sebagian besar lelah dalam bekerja
yaitu sebanyak 23 responden (29,7%). Sedangkan sebagian kecil responden
memiliki beban kerja ringan yang kurang lelah dan lelah dalam bekerja yaitu
masing-masing 1 responden (50%). Dengan p-value= 0,019 (< 0,05) sehingga H0
ditolak. Ini menunjukan adanya Hubungan.
Kesimpulan, menunjukkan ada hubungan beban kerja dengan kelelahan
kerja pada perawat pelaksana. Diharapkan dapat menjadi acuan dan tolak ukur
serta pertimbangan untuk pengelolaan manajemen rumah sakit dalam
memperhatikan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja
perawat.
Abstrak
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Beban
Kerja dengan Kelelahan Kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai
1 Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperolah gelar Sarjana Keperawatan.
Begitu banyak tantangan yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun berkat bimbingan dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tonika Tohri, S.Kp., M.Kes selaku Rektor Institut Kesehatan Rajawali
Bandung.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi Kabupaten Sukabumi yang
telah memberikan ijin penelitian
3. Istianah, S.Kep,Ners.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan Institut
Kesehatan Rajawali Bandung
4. Lisbet Octovia Manalu, S.Kep., Ners. M.Kep selaku Penanggung Jawab
Prodi Sarjana Keperawatan Institut Kesehatan Rajawali Bandung.
5. Dr. Eny Kusmiran, S. Kp., M. Kes selaku Pembimbing Utama yang telah
mendampingi selama menyusun penelitian.
6. M. Sandi Haryanto, S.Kep., Ners, M. Kep selaku Pembimbing Pendamping.
7. Seluruh staf pengajar di Institut Kesehatan Rajawali.
8. Kepada kedua orang tua yang sudah meninggal dunia.
9. Kepada kakak/adik yang telah memberikan semangat dan do’a kepada
penulis.
10. Kepada Istri tersayang Dessi Siti Fatimah yang selalu mendampingi selama
penelitian, selalu mendengarkan keluh kesah dan curhatan yang tiada henti,
memberikan perhatian, semangat dan do’a kepada penulis.
vi
11. Kepada sahabat saya yang telah memberikan semangat dan do’a kepada
penulis.
12. Kepada teman seperjuangan selama skripsi dan saling bertukar ilmu.
13. Kepada pihak Rumah Sakit RSUD Sekarwangi yang telah membantu penulis
untuk pengumpulan data.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang dapat
membangun saya agar dapat memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Handri Gumelar
vii
DAFTAR ISI
Table of Contents
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................6
1.5 Hipotesis Penelitian......................................................................................6
1.6 Manfaat Penelitian........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
2.1 Beban Kerja..................................................................................................8
2.2 Kelelahan Kerja..........................................................................................18
2.3 Perawat.......................................................................................................29
2.4 Rumah Sakit...............................................................................................32
2.5 Tugas Perawat di Rumah Sakit..................................................................33
2.6 Standar Ketenagaan Perawat Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit..........35
2.7 Kerangka Teori...........................................................................................36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................37
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................37
3.2 Kerangka Konsep.......................................................................................37
3.3 Variabel Penelitian.....................................................................................38
3.4 Definisi Operasional...................................................................................38
viii
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................40
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian..................................41
3.7 Uji Reliabilitas dan Validitas.....................................................................42
3.8 Pengolahan dan Analisis Data....................................................................44
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................49
4.1 Hasil Penelitian..........................................................................................49
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Karakteristik Responden..........................49
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Univariat Variabel Penelitian...................51
4.1.3 Hasil Analisis Bivariat......................................................................52
4.2 Pembahasan................................................................................................54
4.2.1 Hasil Deskriptif Univariat Variabel Penelitian.................................54
4.2.2 Hasil Deskriptif Bivariat Variabel Penelitian...................................56
4.3 Keterbatasan Penelitian...............................................................................58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................59
5.1 Simpulan.............................................................................................59
5.2 Saran....................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga merupakan tempat
menyelenggarakan kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 (2009) bahwa Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan merupakan sebuah upaya yang diselenggarakan oleh individu atau
kelompok secara bersama-sama dalam sebuah institusi untuk selalu memelihara dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit pasien serta dapat
memulihkan dan membantu kesembuhan pasien secara perorangan, keluarga, kelompok
ataupun masyarakat tertentu (Kemenkes RI, 2017). Pelayanan kesehatan yang dilakukan di
rumah sakit merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa, pada kondisi tersebut para
manajer rumah sakit dan manajer sumber daya manusia yang ada di dalamnya dituntut untuk
mengelolanya secara baik, dan diperlukan juga kesehatan yang handal, salah satunya adalah
tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang
diperlukan yang tanpanya pelayanan rumah sakit tidak bisa berjalan. Oleh sebab itu keperawatan
di rumah sakit harus diperhatikan pengelolaannya agar pelayanan rumah sakit berjalan dengan
baik sehingga dapat memenuhi tuntutan pasien yang semakin tinggi (Dirdjo dan Prayitno, 2016).
Pelayanan kesehatan dalam rumah sakit merupakan bagian paling penting dan sudah
menjadi sebuah keharusan dimana pelayanan kesehatan adalah hal yang paling utama dalam
mencapai tujuan Rumah sakit untuk mewujudkan visi dan misi rumah sakit. Salah satu faktor
yang menjadi kunci keberhasilan organisasi rumah sakit dalam mewujudkan cita-citanya adalah
sumber daya manusia.
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting dalam sebuah tempat kerja
seperti rumah sakit, sumber daya manusia merupakan aset yang paling mahal dibandingkan
dengan aset-aset yang lain karena sumber daya manusia adalah penggerak utama suatu
organisasi. Sumber daya manusia harus dapat dikelola dengan baik dan optimal untuk
menghasilkan para pekerja yang sangat berkualitas. Salah satu komponen sumber daya manusia
yang berada dalam rumah sakit adalah tenaga keperawatan yang dilakukan oleh perawat
profesional. Tenaga keperawatan adalah komponen SDM sekaligus adalah anggota tim kesehatan
garda terdepan yang dapat berperan penting dalam menghadapi segala suatu masalah kesehatan
pasien selama 24 jam secara terus menerus (Cahyani, 2016).
Perawat adalah tenaga profesional yang perannya tidak dapat dikesampingkan dari
baris terdepan pelayanan rumah sakit. Oleh karena perawat merupakan petugas kesehatan yang
kontak paling lama dengan pasien bahkan sampai 24 jam penuh, maka perawat ikut mengambil
peran yang cukup besar dalam memberikan kontribusi kejadian infeksi nosokomial. Tenaga
keperawatan juga ikut berperan aktif dalam pengendalian infeksi nosocomial (Nursalam, 2017).
Dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan, pelayanan di instalasi rawat inap
1
2
merupakan bagian pelayanan kesehatan yang cukup dominan. Karena pelayanan instalasi rawat
inap merupakan pelayanan yang sangat kompleks dan memberikan kontribusi yang paling besar
bagi kesembuhan pasien rawat inap. Peranan seorang perawat saat melayani pasien di rawat
inap (opname) sangatlah berpengaruh terhadap kesembuhan pasien tersebut (Haryono, 2015)
Setiap rumah sakit memiliki program penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan
beragam jenis. Keterampilan yang dimiliki seorang perawat dalam melakukan pelayanan
kesehatan adalah dimulai dengan beberapa tahap. Tahap I adalah pemula, tahap II adalah
pemula lanjut yang memiliki beberapa pengalaman dalam pekerjaan, Tahap III kompeten berada
direntang pekerjaan 2-3 tahun. Tahap IV sudah mahir dalam melakukan praktik keperawatan
(Ritonga, 2016).
Keberadaan perawat sebagai ujung tombak pelayanan harus sangat diperhatikan dan
dikelola secara profesional sehingga memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan
juga untuk kemajuan Rumah sakit itu sendiri. Mutu Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Adapun faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia. Sumber daya
manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan keperawatan pasien adalah
dokter, perawat, bidan, serta tenaga penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, tenaga
perawat menempati urutan jumlah terbanyak yaitu 40% (Kemenkes RI, 2015).
Adapun salah satu permasalahan yang sering muncul di suatu rumah sakit adalah beban
kerja perawat yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan kerja pada
tenaga kerja perawat. Walaupun seringkali manajer sulit untuk mengetahui kualitas beban kerja
tersebut karena lebih mendasarkan pada keluhan yang bersifat subyektif (Perwitasari, 2015).
Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efesiensi kerja,
keterampilan, serta kebosanan. Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum
yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Kelelahan kerja
perawat merupakan salah satu permasalahan dalam manajemen sumber daya manusia di rumah
sakit. Tuntutan yang semakin besar dari klien dan manajemen rumah sakit untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas dapat meningkatkan beban kerja bagi para tenaga keperawatan.
Menurut Tarwaka (2015), bahwa risiko dari kelelahan kerja yaitu: motivasi kerja
menurun, performansi rendah, kualitas kerja rendah, banyak terjadi kesalahan, produktivitas
kerja rendah, stress akibat kerja, penyakit akibat kerja, cedera, dan terjadi kecelakaan kerja.
Sedangkan menurut Setyawati (2010), bahwa dampak dari kelelahan kerja adalah prestasi kerja
menurun, badan terasa tidak enak, semangat kerja menurun, dan menurunkan produktivitas
kerja. Menurut Setyawati (2010), bahwa kelelahan kerja menyebabkan terjadi kecelakaan kerja.
Menurut Suma’mur (2009) bahwa kecelakaan kerja membawa kerugian bagi tempat kerja, baik
dari segi biaya, waktu, produktivitas maupun tenaga. Kelelahan kerja yang dialami perawat harus
menjadi perhatian bagi pihak rumah sakit karena perawat memiliki peran penting bagi rumah
sakit.
Beban kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan.
Kelelahan akibat kerja sering kali diartikan sebagai proses menurunnya efesiensi, performans
kerja dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan yang harus
dilakukan (Wignjosoebroto, 2008). Beban kerja yang diberikan pada pekerja perlu disesuaikan
dengan kemampuan psikis dan fisik pekerjaan bersangkutan, keadaan perjalanan, waktu
perjalanan dari tempat ke tempat kerja yang seminimal mungkin dan seaman mungkin
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan kerja pada umumnya dan kelelahan kerja khususnya.
3
diruangan, ditambah dengan rasio perawat dan pasien yang tidak sesuai serta
tuntutan kerja dari atasan membuat perawat merasa kelelahan dalam melakukan
kerja, tak jarang menimbulkan rasa ngantuk, sedangkan 3 perawat yang berusia 30
tahun dengan masa kerja < 5 tahun mengatakan sejauh ini pekerjaan yang
diberikan masih dapat diselesaikan dengan baik walaupun kadang selesai
pekerjaan sudah lewat shift dengan tuntutan kerja yang begitu banyak.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian
lebih lanjut tentang hubungan beban kerja dengan tingkat kelelahan pada perawat
khususnya perawat pelaksana rawat inap lantai I di RSUD Sekarwangi.
8
9
1) Faktor eksternal:
a) Tugas-tugas bersifat fisik (sikap kerja)
b) Tugas-tugas yang bersifat mental (tanggung jawab, kompleksitas
pekerjaan, emosi pekerja dan sebagainya)
c) Waktu kerja dan waktu istirahat perawat
d) Kerja secara bergilir
e) Pelimpahan tugas dan wewenang
2) Faktor eksternal:
a) Faktor somatis (kondisi kesehatan)
b) Faktor psikis (motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan dan
sebagainya
Beban kerja perawat mempunyai 6 indikator yaitu (Alvaro, 2015) :
1) Beban kerja fisik (physical workload)
Beban kerja fisik yang dilakukan oleh perawat bukan hanya terdiri
dari tindakan keperawatan langsung seperti mengangkat, memindahkan,
dan memandikan pasien, tetapi juga tindakan keparawatan tak langsung
seperti mengambil dan mengirim alat-alat medis kebagian lain. Selain itu,
tatanan ruang secara ergonomik dan fisik dari ruang seringkali menambah
beban kerja perawat. Keterbatasan luas ruang rawat dan tempat
penyimpanan alat sering kali menimbulkan masalah. Kesibukan dan
keterbatasan waktu menyebabkan banyak perawat lebih memilih untuk
melakukan pekerjaan dengan sendiri dari pada meminta bantuan kepada
perawat lain.
2) Beban kerja kognitif (cognitive workload)
Beban kerja kognitif berhubungan dengan kebutuhan para perawat
untuk memproses informasi yang sering kali terjadi dalam waktu singkat
agar perwat penuh wawasan.
Banyak situasi tertentu yang mengharuskan perawat mengambil
keputusan secara cepat yng berarti perawat harus cepat melakukan
penyesuaian kognitif terhadap pasien sepanjang pasien dirawat, baik yang
11
yang terlalu sedikit juga dapat menyebabkan stres kerja. Karena beban kerja
yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan
gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton. Kebosanan dalam kerja
rutin sehari- hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit
mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara
potensial membahayakan pekerja
c. Dampak negatif dari meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan
timbul emosi yang dapat muncul dari perawat yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh
terhadap produktifitas tenaga pendidikan dan tentu saja berpengaruh
terhadap produktifitas institusi.
Keterangan.
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari:
Rata-rata jam perawatan/hari × rata-rata jumlah jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja efektif/hari
16
kesakitan yang amat sangat ketika otot harus menerima beban yang
berlebihan.
k. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada
organ visual (mata). Mata yang terkonsentrasi secara terus-menerus pada
objek (layar monitor) seperti yang dialami oleh operator komputer akan
merasa lelah. Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai mata juga akan bisa
menimbulkan gejala yang sama.
l. Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan
diakibatkan secara langsung oleh aktivitas fisik, melainkan lewat kerja
mental. Lelah mental disebut lelah otak.
m. Lelah monotonis, adalah jenis kelelahan yang disebabkan oleh aktifitas
kerja yang bersifat rutin, monoton ataupun lingkungan kerja yang sangat
menjemukan. Disini pekerja tidak lagi terangsang dengan pekerjaan ataupun
lingkungan kerjanya. Situasi kerja yang monoton dan menimbulkan
kebosanan akan mudah terjadi pada pekerjaan yang dirancang terlalu ketat.
2010). Tenaga kerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat
menderita kelelahan dibandingkan tenaga kerja yang relatif lebih
muda (Oentoro, 2004).
b) Jenis Kelamin, ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita
relatif kurang dibanding pria. Secara biologis wanita mengalami siklus
haid, kehamilan dan menopause dan secara sosial wanita
berkedudukan sebagai ibu rumah tangga (Suma’mur, 2009).
c) Psikis, tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis sangat
mudah mengalami suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab
dari reaksi psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu
kerja yang berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau
waktu tertentu dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan
oleh suatu produksi yang besar (Budiono, 2003).
d) Kesehatan, kesehatan dapat mempengaruhi kelelahan kerja yang dapat
dilihat dari riwayat penyakit yang diderita. Beberapa penyakit yang
dapat mempengaruhi kelelahan, yaitu:
a) Penyakit jantung
b) Penyakit gangguan ginjal
c) Penyakit asma
d) Tekanan darah rendah
e) Hipertensi
(Suma’mur, 2009):
Status Pernikahan, pekerja yang sudah berkeluarga dituntut
untuk memenuhi tanggungjawab tidak hanya dalam hal pekerjaan
melainkan juga dalam hal urusan rumah tangga sehingga resiko
mengalami kelelahan kerja juga akan bertambah (Inta, 2012).
Sikap Kerja, hubungan tenaga kerja dalam sikap dan
interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efesiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja. Semua sikap tubuh yang tidak
alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang yang
melebihi jangkauan tangan harus dihindarkan. Penggunaan meja dan
21
kursi kerja ukuran baku oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh
yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak
akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Hal ini akan menyebabkan
kelelehan (Budiono, 2003).
Status Gizi, kesehatan dan data kerja sangat erat kaitannya
dengan tingkat gizi seseorang. Tubuh memerlukan zat-zat dari
makanan untuk pemeliharaan tubuh, perbaikan kerusakan sel dan
jaringan. Zat makanan tersebut diperlukan juga untuk bekerja dan
meningkat sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan (Suma’mur,
2009). Menurut hasil riset Oentoro (2004) menunjukkan bahwa secara
klinis menunjukkan hubungan antara status gizi seseorang dengan
performa tubuh secara keseluruhan, orang yang berada pada kondisi
gizi kurang baik dalam arti intake makanan dalam tubuh kurang
maupun berlebih dari normal maka akan lebih mudah mengalami
kelelahan kerja.
n. Faktor Eksternal
1) Masa Kerja, seseorang yang bekerja dengan masa kerja yang lama
lebih banyak memiliki pengalaman dibandingkan dengan yang
bekerja dengan masa kerja yang tidak terlalu lama. Orang yang
bekerja lama sudah terbiasa dengan pekerjaan yang dilakukannya
sehingga tidak menimbulkan kelelahan kerja bagi dirinya sendiri
(Setyawati, 2010).
2) Beban Kerja, setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya.
Beban yang dimaksud fisik, mental, atau sosial. Seorang tenaga
kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan
beban kerja. Diantara mereka ada yang lebih cocok untuk beban
fisik, mental, atau sosial (Suma’mur, 2009). Bahkan banyak juga
yang dijumpai kasus kelelahan kerja dimana hal itu adalah sebagai
akibat dari pembebanan kerja yang berlebihan (Budiono dkk,
2003).
22
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat,
terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi
kadang-kadang salah satunya lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem
aktivasi bersifat simpatis, sedangkan inhibisi bersifat parasimpatsis. Agar tenaga
kerja berada dalam keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut harus
berada pada kondisi yang memberikan stabilitasi kepada tubuh (Suma’mur, 2009).
kontiniu (mulus).
d. Pengukuran kelelahan secara subjektif (subjective feelings fatigue) dari
Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang, merupakan salah
satu kuesioner yang dapat untuk mengukur terjadi tingkat kelelahan
subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari:
1) 10 Pertanyaan tentang pelemahan kegiatan:
a) Perasaan berat dikepala
b) Lelah seluruh badan
c) Berat di kaki
d) Menguap
e) Pikiran kacau
f) Mengantuk
g) Ada beban pada mata
h) Gerakan canggung dan kaku
i) Berdiri tidak stabil
j) Ingin berbaring
2) 10 Pertanyaan tentang pelemahan motivasi:
a) Susah berpikir
b) Lelah untuk bicara
c) Gugup
d) Tidak berkonsentrasi
e) Sulit memusatkan perhatian
f) Mudah lupa
g) Kepercayaan diri berkurang
h) Merasa cemas
i) Sulit mengontrol sikap
j) Tidak tekun dalam pekerjaan
3) 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik:
a) Sakit dikepala
b) Kaku dibahu
c) Nyeri dipunggung
29
d) Sesak nafas
e) Haus
f) Suara serak
g) Merasa pening
h) Spasme dikelopak mata
i) Tremor pada anggota badan
j) Merasa kurang sehat
Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai
perasaan yang sangat melelahkan. Kelelahan subjektif biasanya terjadi pada
akhir jam kerja.
e. Uji Mental, pada uji ini seseorang dipacu untuk menentukan dan
mengeluarkan tanda-tanda kelelahan. Faktor lain yang berpengaruh adalah
pelatihan dan pengalaman. Apabila uji ini terus dilakukan gejala kelelahan
akan muncul dengan sendirinya (Grandjean, 1997 dalam Andiningsari,
2009). Uji mental meliputi 3 (Tiga) masalah aritmatika, yaitu:
1) Uji konsentrasi (crossing-out test)
2) Uji estimasi (dengan uji estimasi interfal waktu)
3) Uji memori atau ingatan
2.3 Perawat
hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat profesi yang berorientasi
pada pelayanan, memiliki empat tingkatan klien (individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan di mana
dalam menentukan tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya. Selain itu sebagai profesi
keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam
tindakan serta adanya kode etik dalam bekerja dan berorientasi pada pelayanan
dengan pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok dan
masyarakat.
lingkungan
e. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga
f. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai batas
kemampuannya termasuk mengamati keadaaan pasien dan melaksanakan
anamnesa
g. Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya
h. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan antara
lain: melaksanakan tindakan pengobatan, memberikan penyuluhan
kesehatan
i. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar segera
mandiri
j. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan
k. Memantau dan memelihara kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil
l. Menciptakan, memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan tim
kesehatan
m. Berperan serta dengan asuhan tim kesehatan membahas kasus dengan upaya
meningkatkan mutu asuhan keperawatan
n. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan libur secara bergilir
o. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan
p. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
q. Melaksanakan serah terima tugas shift jaga secara lisan maupun tertulis
r. Menyiapkan pasien yang akan pulang meliputi: menyediakan formulir untuk
menyelesaikan administrasi, memberi penyuluhan kepada pasien dan
keluarga sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien, melatih pasien
menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, melatih pasien melaksanakan
tindakan keperawatan di rumah sakit misalnya merawat luka dan melatih
anggota gerak, mengatur pasien pulang sampai keluar ruangan.
2.6 Standar Ketenagaan Perawat Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit
memperhatikan unit kerja yang ada pada masing-masing rumah sakit. Dengan
model pendekatan menurut klasifikasi pasien, maka perhitungannya dilakukan
berdasarkan :
a. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
b. Rata-rata pasien per hari
c. Jumlah perawatan yang diperlukan / hari / pasien
d. Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / hari
e. Jam kerja efektif tiap perawat 7 jam per hari
36
RUMAH SAKIT
PERAWAT
Peran Perawat:
BEBAN KERJA Peran sebagai pemberian asuhan
keperawatan
Peran sebagai advokat pasien
Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Peran Edukator
Faktor eksternal Peran Koordinator
Tugas (Task) Peran kolaborator
Organisasi kerja. Peran konsultan
Lingkungan kerja. Peran pembaharu
Faktor Internal (Nursalam, 2017)
Faktor somatis (jenis kelamin, umur,
ukuran tubuh, status gizi, kondisi
kesehatan, dan sebagainya)
Faktor psikis (motivasi, persepsi, KELELAHAN KERJA
kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan
sebagainya). Pengukuran kelelahan kerja
Metode Subjective Self Rating Test
(Soleman, 2011) 10 Pertanyaan tentang pelemahan
kegiatan
10 Pertanyaan tentang pelemahan
motivasi
10 pertanyaan tentang gambaran
kelelahan fisik
Keterangan :
: Faktor yang diteliti
: Adanya hubungan
37
38
INDEPENDEN Hasil dari jawaban Kuesioner yang berisi Skala 1) Ringan, Ordinal
Beban kerja responden dari 15 pernyataan Guttman jika total
pertanyaan seputar 1 = Ya skor 0-5
tentang beban 0 = Tidak
2) Sedang,
kerja perawat
selama bekerja jika total
dengan indikator. skor 6-10
1. Aktivitas 3) Berat, jika
Pekerjaan total skor
2. Kegiatan yang 11-15
dilakukan
3. Penggunaan
Waktu
(Nursalam, 2017)
DEPENDEN Hasil dari jawaban Kuesioner kelelahan Skala 1) Rendah / Ordinal
Kelelahan kerja responden subjektif (Subjectif Self Likert tidak lelah,
mengenai suatu Rating Test) yang Skor 0 = dengan
Tidak
keadaan akibat diadopsi dari Industrial total skor 0
pernah
kerja yang Fatigue Research merasakan - 21
dilakukan oleh Committee (IFRC). 2) Sedang /
perawat pelaksana Berisi 30 daftar Skor 1 = kurang
berupa penurunan pertanyaan dimana Kadang- lelah,denga
kemampuan pernyataan nomor 1 kadang n skor 22 -
maupun perasaan sampai 10 mengenai merasakan 44
lelah untuk pelemahan kegiatan, 3) Tinggi /
Skor 2 =
melakukan suatu pertanyaan 11 sampai Sering lelah,denga
kegiatan 20 pelemahan motivasi merasakan n skor 45 -
berdasarkan dan pertanyaan 21 67
metode subjektif sampai 30 untuk Skor 3 = 4) Sangat
yang dirasakan gambaran kelelahan Sering Tinggi /
responden. fisik. sekali sangat
merasakan lelah,
(Tarwaka, dengan
2015) skor 68 -
90
3.5.1 Populasi
40
rhitung = √ [ ( n ∑ x − ( ∑ x ) ) . (n ∑ y −( ∑ y ) ) ]
2
2 2
43
Keterangan :
rhitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total
n = jumlah responden
Pengambilan kesimpulannya ditentukan ketika nilai p-value pearson
product moment < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid
(Arikunto, 2010). Berdasarkan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada
variabel beban kerja perawat diperoleh dari 17 pertanyaan terdapat 15 pertanyaan
valid dengan p-value ≤ 0,05, sedangkan terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid
karena p-value > 0,05. Item pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no. 6
dan 9.
∑σb
2
r=
[ k
( k −1 ) ] [ 1−
σ
2
t ]
Keterangan :
r : Koefisien reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑σb² : Total varians butir
σ²t : Total varians
Kriteria uji reabilitas mengacu kepada indeks reliabilitas menurut aturan
Guilford (Guilford’s Empirical Rule).
Tabel 3.2 Indeks reliabilitas menurut Aturan Guilford (Guilford’s
Empirical Rule)
Indeks Reliabilitas
44
2) Coding
Coding merupakan usaha mengklasifikasikan jawaban responden
menurut macamnya. Tujuan adalah menyederhanakan jawaban responden
tersebut sehingga dapat diolah. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Coding dalam
45
5) Cleaning
Data yang telah selesai di masukkan ke dalam computer atau data yang
telah di entry kemudian dilakukan cleaning, cleaning merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah di masukkan apakah ada kesalahan atau
tidak.
46
2 (O−E )2
=∑
χ E
50
51
Persentase
No Beban Kerja Frekuensi
(%)
1 Ringan 2 3,4
2 Sedang 23 39,7
3 Berat 33 56,9
Total 58 100
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang
berada di ruang rawat inap lantai I RSUD Sekarwangi memiliki beban kerja yang
berat yaitu sebesar 56,9% atau sebanyak 33 responden. Sedangkan sebagian kecil
memiliki beban kerja yang ringan yaitu sebesar 3,4% atau sebanyak 2 responden.
52
Persentase
No Beban Kerja Frekuensi
(%)
1 Kurang Lelah 8 13,8
2 Lelah 39 67,2
3 Sangat Lelah 11 19,0
Total 58 100
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang
berada di ruang rawat inap lantai I RSUD Sekarwangi lelah dalam bekerja yaitu
sebesar 67,2% atau sebanyak 39 responden. Sedangkan sebagian kecil kurang
lelah dalam bekerja yaitu sebesar 13,8% atau sebanyak 8 responden.
Kelelahan Kerja
P-
Beban Kurang Sangat F %
Lelah Value
Kerja Lelah Lelah
F % F % F %
Ringan 1 50,0 1 50,0 0 0 2 100
Sedang 6 26,1 15 65,2 2 8,7 23 100 0,037
Berat 1 3,0 23 69,7 9 27,3 33 100
Total 8 13,8 39 67,2 11 19,0 58 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki beban kerja berat yang kurang lelah dalam bekerja yaitu sebesar 3,0%
atau sebanyak 1 responden, lelah dalam bekerja yaitu sebesar 29,7% atau
sebanyak 23 responden, dan sangat lelah dalam bekerja yaitu sebesar 27,3% atau
53
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat p-value = 0,006 berarti <0,05 yang
menunjukan bahwa ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada
perawat pelaksana dengan nilai uji koreksi yates 0,019. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa beban kerja mempengaruhi kelelahan kerja pada perawat
pelaksana.
54
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini dimaksud untuk memberikan penjelasan
terhadap hasil penelitian deskriptif maupun hasil penelitian korelasi yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
4.2.1 Analisis Deskriptif Univariat Variabel Penelitian
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Beban Kerja Pada Perawat Pelaksana di Instalasi
Rawat Inap Lantai I RSUD Sekarwangi
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang berada di ruang rawat inap lantai I RSUD Sekarwangi memiliki beban kerja
yang berat yaitu sebesar 56,9% atau sebanyak 33 responden. Sedangkan sebagian
kecil memiliki beban kerja yang ringan yaitu sebesar 3,4% atau sebanyak 2
responden.
Menurut Menpan, pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu (Rahayu, 2015). Beban kerja
perawat adalah sebagai jumlah total waktu keperawatan, dalam pemberian
pelayanan keperawatan yang diperlukan klien dan jumlah perawat yang
diperlukan untuk memberikan pelayanan kepada klien (Nurcahyo, 2018).
Setiap pekerjaan merupakan beban kerja bagi yang bersangkutan, beban
kerja tersebut dapat berupa fisik maupun mental, adapun beban yang ditanggung
itu sesuai dengan jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi beban kerja
perawat yaitu jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien, jumlah hari
perawatan, tindakan keperawatan, dan frekuensi tindakan keperawatan. Beban
kerja perawat dalam penelitian ini dilihat dari dua indikator yaitu tindakan
langsung dan tidak langsung.
Menurut Kurniadi (2013) tindakan keperawatan terbagi menjadi 2 kategori
yaitu tindakan keperawatan langsung dan tindakan tidak langsung. Tindakan
langsung adalah tindakan keperawatan yang diberikan perawat secara langsung
kepada klien dan ditunjukkan langsung terhadap kebutuhan fisik dan psikologis
klien. Sedangkan tindakan keperawatan tidak langsung adalah tindakan perawatan
yang dilakukan atas nama klien atau tidak langsung mengenai klien, berupa
55
kesehatan kerja pada umumnya dan kelelahan kerja khususnya (Maharja, 2015).
Adapun salah satu permasalahan yang sering muncul di suatu rumah sakit adalah
beban kerja perawat yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan terjadinya
kelelahan kerja pada tenaga kerja perawat.
Kelelahan kerja perawat merupakan salah satu permasalahan dalam
manajemen sumber daya manusia di rumah sakit. Tuntutan yang semakin besar
dari klien dan manajemen rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dapat meningkatkan beban kerja bagi para tenaga keperawatan
(Ardiyanti, 2017).
Seperti yang dikatakan oleh Tarwaka (2015), bahwa risiko dari kelelahan
kerja yaitu: motivasi kerja menurun, performansi rendah, kualitas kerja rendah,
banyak terjadi kesalahan, produktivitas kerja rendah, stress akibat kerja, penyakit
akibat kerja, cedera, dan terjadi kecelakaan kerja. Bila banyaknya tugas tidak
sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang
tersedia maka akan menjadi sumber kelelahan (Ilyas, 2010).
Hasil penelitian Nurcahyo (2018), menyatakan bahwa beban kerja
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja. Menurut
pendapat peneliti hal yang menyebabkan masih ada beberapa kelelahan kerja
perawat dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan perawat terkait
perawatan langsung maupun tidak langsung yang mana kegiatan ini menjadi
beban kerja yang dirasakan sesuai atau tidak dengan kemampuan dirinya. Oleh
karena itu, diduga terdapat pengaruh beban kerja terhadap kelelahan kerja
perawat.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan dengan beban
kerja perawat yang tinggi akan menyebabkan kelelahan kerja perawat. Penelitian
Mulfiyanti (2018) dengan judul “Hubungan antara Beban Kerja dan Kelelahan
Kerja Pada Perawat di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone” juga
mendukung penelitian ini yang menyatakan bahwa beban kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kelelahan kerja perawat.
58
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Hubungan Beban
Kerja dengan Tingkat Kelelahan Pada Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 di RSUD Sekarwangi adalah sebagai berikut:
1) Gambaran beban kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 RSUD Sekarwangi yaitu sebagian besar responden memiliki
beban kerja yang berat.
2) Gambaran kelelahan kerja pada perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 RSUD Sekarwangi yaitu sebagian besar responden lelah dalam
bekerja.
3) Terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada
perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Lantai 1 RSUD Sekarwangi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan ilmu pengetahuan atau
wawasan dan menjadi bahan evaluasi/masukan yang akan melakukan penelitian
selanjutnya. Kemudian peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan
penelitian dengan variabel lain yang belum diteliti seperti variabel supervisi,
stress kerja, dukungan keluarga dan faktor lainnya yang berhubungan dengan
beban kerja dan kelelahan kerja.
5.2.2 Bagi Institusi Rajawali Bandung
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur serta pertimbangan
untuk dikembangkannya materi pembelajaran tentang beban kerja terhadap
kelelahan kerja beserta faktor-faktor lainnya yang akan mempengaruhi beban
kerja perawat terhadap kelelahan kerja.
60
Mulfiyanti, Dewi dkk. Hubungan Stres Kerja Dan Beban Kerja Dengan
Kelelahan Kerja pada Perawat di RSUDTenriawaru Kelas B Kabupaten
Bone. E-journal Keperawatan. 2018. 2(2), 1-12
Polit, D.F.,& Beck, C.T. Nursing Research Generating and Assessing Evidence
for Nursing Practice.Lippincott Williams & Wilkins. 2012
Pongoh, V.V. Perbedaan Stres Kerja antar Shift Perawat di Ruangan Gawat
Darurat Medik RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. E-journal
Keperawatan. 2015. 3(2), 1-8
Santia, Lola. Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Unit
Rawat Inap Rumah Sakit Tentara Binjai. Medan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2016
Soleman, Aminah. Analisis Beban Kerja Ditinjau Dari Faktor Usia Dengan
Pendekatan Recommended Weiht Limit. Jurnal Arika, 2011. Vol.05 No.02
KUESIONER PENELITIAN
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI
Kepada Yth,
Bapak/Ibu calon responden
Di tempat,
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Institut
Kesehatan Rajawali Program Studi Sarjana Keperawatan.
Nama : Handri Gumelar
NPM : 1219091
Akan melakukan penelitian skripsi dengan judul “Hubungan Beban
Kerja dengan Kelelahan Kerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap
Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Untuk itu saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Atas perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu
saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Handri Gumelar
Kuesioner Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat
Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Sekarwangi
I. Karakteristik Responden
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan dibawah ini!
2. Pada setiap pilihan jawaban yang dianggap paling tepat, berilah tanda
ceklist ( √ ) atau tanda silang (X)!
3. Isilah dengan jujur dan sesuai hati nurani!
Pendidikan : D3 Keperawatan
Sarjana Kepearawatan
Profesi Ners
Pasca Sarjana
Keterangan :
0: Tidak pernah merasakan
1: Kadang-kadang merasakan
2: Sering merasakan
3: Sering sekali merasakan
Skoring
No Indikator Kelelahan Kerja
0 1 2 3
1. Apakah saudara ada perasaan berat di kepala?
2. Apakah saudara merasa lelah pada seluruh badan?
3. Apakah saudara merasa berat di kaki?
4. Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja?
5. Apakah pikiran saudara kacau pada saat bekerja?
6. Apakah saudara merasa mengantuk?
7. Apakah saudara merasa ada beban pada bagian mata?
8. Apakah gerakan saudara terasa canggung dan kaku?
9. Apakah saudara merasa tidak stabil?
10. Apakah saudara merasa ingin berbaring?
11. Apakah saudara merasa susah berfikir?
12. Apakah saudara merasa malas untuk berbicara?
13. Apakah saudara merasa gugup?
14. Apakah saudara merasa tidak dapat berkonsentrasi?
15. Apakah saudara merasa sulit memusatkan perhatian?
16. Apakah saudara merasa mudah melupakan sesuatu?
17. Apakah saudara merasakan kepercayaan diri berkurang
18. Apakah saudara merasakan cemas?
19. Apakah saudara merasa untuk mengontrol sikap?
20. Apakah saudara merasa tidak tekun dalam pekerjaan?
21. Apakah saudara merasa sakit di bagian kepala?
22. Apakah saudara merasakan kaku di bagian bahu?
23. Apakah saudara merasakan nyeri dibagian punggung?
24. Apakah saudara merasa sesak nafas?
25. Apakah saudara merasa haus?
26. Apakah saudara terasa sesak?
27. Apakah saudara merasa pening?
Apakah saudara merasa ada yang mengganjal
28.
dikelopak mata?
29. Apakah anggota badan saudara terasa gemetar?
30. Apakah saudara merasa kurang sehat
Jumlah Skor
Total Skor Individu
Sumber : Tarwaka, 2015
Lampiran 5
P2 P2 P2 P2 P3 JUMLA
NO KATEGORI GABUNGAN KATEGORI
6 7 8 9 0 H
1 2 0 2 1 3 52 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
2 1 0 2 1 3 37 KURANG LELAH KURANG LELAH
3 2 1 2 2 3 54 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
4 3 3 2 2 2 49 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
5 2 2 2 2 3 69 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
6 3 3 3 2 3 67 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
7 0 1 0 1 1 36 KURANG LELAH KURANG LELAH
8 0 0 1 1 1 47 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
9 1 1 1 1 1 66 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
10 3 3 2 1 1 69 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
11 1 1 1 1 1 43 KURANG LELAH KURANG LELAH
12 2 3 2 2 3 68 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
13 1 0 2 1 3 49 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
14 2 1 2 2 3 62 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
15 3 3 2 2 2 64 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
16 2 2 2 2 3 70 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
17 3 3 3 2 3 79 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
18 2 0 2 1 3 58 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
19 2 3 2 2 3 68 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
20 2 1 2 2 3 56 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
21 3 3 2 2 2 60 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
22 2 2 2 2 3 64 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
23 3 3 3 2 3 71 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
24 2 2 2 3 1 62 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
25 3 3 2 3 1 62 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
26 0 1 0 1 1 52 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
27 1 2 2 1 1 51 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
28 2 0 2 1 3 48 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
29 1 0 2 1 3 41 KURANG LELAH KURANG LELAH
30 2 3 3 3 3 68 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
31 3 3 2 2 2 64 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
32 2 2 2 2 3 47 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
33 3 3 3 2 3 66 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
34 0 1 0 1 1 57 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
35 0 0 1 1 1 47 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
36 1 1 1 1 1 55 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
37 1 1 1 1 1 47 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
38 0 0 1 1 1 41 KURANG LELAH KURANG LELAH
39 0 1 0 1 1 50 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
40 0 0 1 1 1 45 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
41 0 2 1 1 1 38 KURANG LELAH KURANG LELAH
42 2 0 2 1 3 54 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
43 1 0 2 1 3 40 KURANG LELAH KURANG LELAH
44 2 1 2 2 3 63 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
45 3 3 2 2 2 59 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
46 2 2 2 2 3 64 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
47 3 3 3 2 3 69 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
48 2 0 2 1 3 53 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
49 1 0 2 1 3 64 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
50 2 1 2 2 3 54 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
51 3 3 2 2 2 53 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
52 2 2 2 2 3 51 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
53 3 3 3 2 3 58 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
54 3 3 2 2 1 73 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
55 0 0 1 1 1 58 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
56 0 3 3 1 1 71 SANGAT LELAH LELAH/SANGAT LELAH
57 0 0 1 1 1 43 KURANG LELAH KURANG LELAH
58 1 1 1 1 1 45 LELAH LELAH/SANGAT LELAH
Lampiran 8
JUMLAH JUMLAH
N 58 N 58
N 58 N 58
N 58 N 58
N 58 N 58
N 58 N 58
N 58 N 58
N 58 N 58
N 58 N 58
N 58 N 58
Lampiran 9
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.642 15
Lampiran 10
1. Karakteristik Responden
a. Usia
USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
b. Jenis Kelamin
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
c. Pendidikan
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
d. Status Perkawinan
STATUS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Hasil Univariat
a. Beban Kerja Perawat
BEBANKERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KELELAHANKERJA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KELELAHANKERJA
RINGAN Count 1 1 0 2
SEDANG Count 6 15 2 23
Total Count 8 39 11 58
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 58
KELELAHANKERJA
KURANG LELAH/SANGAT
LELAH LELAH Total
RINGAN/SEDANG Count 7 18 25
Total Count 8 50 58
N of Valid Casesb 58
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,45.
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Padabeunghar Tahun 1986 s.d 1992
2. SMP Negeri 1 Bojonglopang Tahun 1992 s.d 1995
3. SMA Negeri 3 Sukabumi Tahun 1995 s.d 2008
4. Akper Pemda Sukabumi Tahun 1998 s.d 2001
Riwayat Pekerjaan :
1. RSUD Sekarwangi Tahun 2002 s.d sekarang