Anda di halaman 1dari 17

SOAL HUKUM LINGKUNGAN KLAS J

DIBUAT DAN DIKETIK SEGERA DIKUMPULKAN SAAT JADWAL UJIAN UTS.

PENGUMPULAN PADA FILE Ms TEAMS

Persoalan lingkungan di Indonesa baru diatur dengan serius pada tahun 1082
dengan diterbitkannya UU No. 4 Tahun 1082 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan. Diharapkan dengan adanya UU tersebut, maka persoalan
lingkungan khususnya tentang pencemaran dan pengrusakan lingkungan dapat
diatasi dengan baik.

Soal :
1. Jelaskan apa yang menjadi alasan kuat sehingga di tahun 1982, Indonesia
menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan
PokokPengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Coba buat perbandingan berlakuya 3 UU tentang Lingkungan yang pernah
berlaku di Indonesia dan yang sampai sekarang masih berlaku. Uraian dan
buat penjelasannya dan dikaji dari aspek yuridis.
3. Apa alasan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Apakah menurut saudara UU ini sudah
cukup memadai untuk pengaturan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup di Indonesia.
4. Coba cari 1 kasus lingkungan yang terjadi di wilayah Indonesia dan
jelaskan bagaimana kasus itu terjadi dan bagaimana penyelesaian menurut
saudara.
Selamat mengerjakan
Semarang, 12 April 2021
Dosen

Lita Tyesta ALW


Nama : Risa Kumalasari
NIM : 11000119120080
Matkul : Hukum Lingkungan kelas J

Lembar Jawaban UTS


1. Yang menjadi alasan terkuat indonesia dalam memunculkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1982 (UULH) dengan adanya suatu deklarasi atau konvensi Stockholm yang
mengatur mengenai permasalahan atau membahas bidang lingkungan hidup tentang
bahan pencemar organik yang persisten, . dimana Indonesia sendiri menjadi salah satu
peserta dari konvensi tersebut juga telah diratifikasi. serta adanya deklarasi rio de janiero
yang membahas tentang lingkungan hidup dan pembangunan dimana menjadi pionir
Kesadaran yang muncul akibat dari konvensi-konvensi tersebut serta adanya
permasalahan lingkungan yang terus menerus melanda sehingga pada akhirnya
melahirkan suatu instrument hukum mengenai lingkungan hidup yaitu UU No 4 Tahun
1982.
2. Perbandingan UU No. 4 Tahun 1982, UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun
2009

Bahan UU No. 4 Tahun 1982


No UU No.23 tahun 1997 UU No.32 Tahun 2009
Perbandingan
1. Isi 8 Bab dengan 24 pasal 11 Bab dengan 52 pasal 17 Bab dengan 127
pasal

2. Asas Pengelolaan lingkungan a.    asas tanggung jawab a.    tanggung jawab


hidup berasaskan negara, negara;
pelestarian b.    asas berkelanjutan, b.    kelestarian dan
kemampuan lingkungan dan keberlanjutan:
yang serasi dan c.    asas manfaat c.     keserasian dan
seimbang untuk keseimbangan;
menunjang d.    keterpaduan;
pembangunan yang e.    manfaat;
berkesinambungan f.     kehati-hatian;
bagi peningkatan g.    keadilan;
kesejahteraan h.    ekoregion;
manusia.  i.      keanekaragaman
hayati;
j.      pencemar
membayar;
k.    partisipatif;
l.      kearifan lokal;
m.   tata kelola
pemerintahan yang
baik.
n.    otonomi daerah.
3. Ruang Lingkup meliputi ruang, tempat meliputi ruang, tempat perlindungan dan
Negara Republik Negara pengelolaan lingkungan
Indonesia Kesatuan Republik hidup
melaksanakan Indonesia yang meliputi:
kedaulatan, hak berWawasan Nusantara a. perencanaan;
berdaulat, serta dalam b. pemanfaatan;
yuridiksinya. melaksanakan kedaulatan, c. pengendalian;
hak berdaulat, dan d. pemeliharaan;
yurisdiksinya. e. pengawasan; dan
f. penegakan hukum.
4. Tujuan a. tercapainya mewujudkan a. melindungi wilayah
keselarasan hubungan pembangunan Negara Kesatuan
antar manusia dengan berkelanjutan yang Republik
lingkungan berwawasan lingkungan Indonesia dari
hidup sebagi tujuan hidup dalam rangka pencemaran dan/atau
membangun manusia pembangunan manusia kerusakan
indonesia seutuhnya. Indonesia seutuhnya dan lingkungan hidup;
b. terkendalinya pembangunan masyarakat b. menjamin
pemnfaatan sumber Indonesia seluruhnya yang keselamatan,
daya secara bijaksana ; beriman dan bertaqwa kesehatan, dan
c. terwujudnya manusia kepada Tuhan Yang Maha kehidupan
indonesia sebagai Esa. manusia;
pembina lingkungan c. menjamin
hidup; kelangsungan
d. terlaksananya kehidupan makhluk
pembangunan hidup
berwawasan lingkungan dan kelestarian
ekosistem;
d. menjaga kelestarian
fungsi lingkungan
hidup;
e. mencapai keserasian,
keselarasan, dan
keseimbangan
lingkungan hidup;
f. menjamin
terpenuhinya keadilan
generasi masa
kini dan generasi masa
depan;
g. menjamin
pemenuhan dan
perlindungan hak atas
lingkungan hidup
sebagai bagian dari hak
asasi
untuk kpentingan manusia;
generasi sekarang dan h. mengendalikan
mendatang; pemanfaatan sumber
e. terlindunginya daya alam
negara terhadap secara bijaksana;
dampak kegiatan diluar i. mewujudkan
wilayah negara pembangunan
yang mnyebabkan berkelanjutan; dan
kerusakan dan j. mengantisipasi isu
pencemaran lingkungan lingkungan global.
5. Upaya Belum diatur Belum diatur secara jelas Diatur dalam BAB V
pengendalian dan terpisah tentang pengendalian.
lingkungan
hidup
6. Instrumen ditetapkan dengan Diatur dengan peraturan Meliputi KLHS, baku
pencegahan peraturan perundang- pemerintah (pasal 14) mutu lingkungan hidup,
pencemaran undangan (pasal 17) kriteria baku kerusakan
dan/atau lingkungan hidup, dll
kerusakan
lingkungan
hidup
7. Unsur-unsur Unsur pengelolaan Penambahan unsur Penambahan unsur
Pengelolaan lingkungan hidup pelestarian lingkungan antara lain Rencana
lingkungan tercantum dalam pasal hidup, pelestarian daya Perlindungan dan
hidup. 1 ayat 1-14 dukung lingkungan hidup, Pengelolaan Lingkungan
daya tamping lingkungan Hidup, Kajian
hidup, pelestarian daya Lingkungan Hidup
tamping lingkungan hidup, Strategis, Upaya
kriteria aku kerusakan pengelolaan
lingkungan hidup, limbah, Lingkungan Hidup dan
bahan berbahaya dan Upaya Pemantauan
beracun, limbah bhan Lingkungan Hidup,
berbahaya dan beracun, Pencemaran
sengketa lingkungan, dan Lingkungan Hidup,
orang Kerusakan Lingkungan
Hidup, Perubahan iklim,
Pngelolaan Limah
b3,  Dumping
(pembuangan), dll

8. Pendayagunaa Tidak diatur kegiatan yang dokumen amdal akan


n perizinan menimbulkan dampak dinilai oleh komisi
sebagai besar dan penting penilai yang dibentuk
instrumen terhadap lingkungan hidup oleh menteri,
pengendalian wajib memiliki amdal gubernur/walikota

9. Pendayagunaa Tidak ada penetapan tidak ada penetapan Ada wilayah ekoregion
n pendekatan wilayah ekoregion wilayah ekoregion
ekosistem
10. Denda Pidana Denda paling banyak Denda paling banyak Denda paling banyak Rp
Rp. 100.000.000,- sebesar Rp 15. 000.000.000,00
(seratus juta rupiah) 750.000.000,00 (tujuh (lima belas milyar
ratus lima puluh juta rupiah)
rupiah)
11. Kewenangan Tidak disebutkan Tidak terlalu detail Pembagian tugas dan
Pusat dan dengan jelas tugas dan dijelaskan pembagian kewenangan jelas
daerah wewenang antara kewenangan antara pusat dalam pasal 63-64 (bab
pemerintah pusat dan dan daerah (bab IV ttg IX ttg Tugas dan
daerah (bab v tentang Wewenang Pengelolaan wewenang Pemerintah
kelembagaan) Lingkungan Hidup) dan Pemerintah
Daerah).
12. Pelestarian Tidak dibahas sama Dalam ketentuan umum di Tidak di jelaskan
daya dukung sekali ttg pelestarian jelaskan mengenai mengenai pelestarian
dan Daya daya dukung dan daya pelestarian daya dukung daya dukung dan daya
tampung tamping lingkungan, dan daya tampung tampung lingkungan.
Lingkungan hanya pengertian daya lingkungan.
dukung lingkungan.
13. Pengertian Analisis mengenai  Analisis mengenai Analisis mengenai
AMDAL dampak lingkungan dampak lingkungan hidup dampak lingkungan
adalah hasil studi adalah kajian mengenai hidup, yang selanjutnya
mengenai dampak dampak besar dan penting disebut Amdal, adalah
sesuatu kegiatan yang suatu usaha dan/atau kajian mengenai
direncanakan terhadap kegiatan yang dampak penting suatu
lingkungan hidup, yang direncanakan pada usaha dan/atau
diperlukan bagi proses lingkungan hidup yang kegiatan yang
pengambilan keputusan diperlukan bagi proses direncanakan pada
pengambilan keputusan lingkungan hidup yang
tentang penyelenggaraan diperlukan bagi proses
usaha dan/atau kegiatan; pengambilan keputusan
tentang
penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
14. Kajian Tidak ada Tidak ada. Kajian lingkungan hidup
Lingkungan strategis, yang
Hidup Strategis selanjutnya disingkat
KLHS,adalah rangkaian
analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan
partisipatif untuk
memastikan bahwa
prinsip pembangunan
berkelanjutan telah
menjadi dasar dan
terintegrasi dalam
pembangunan suatu
wilayah dan/atau
kebijakan, rencana,
dan/atau program.

15. Upaya Tidak ada. Upaya pengelolaan


pengelolaan lingkungan hidup dan
lingkungan upaya pemantauan
hidup dan lingkungan hidup, yang
upaya selanjutnya disebut
pemantauan UKL-UPL, adalah
lingkungan pengelolaan dan
hidup pemantauan terhadap
usaha dan/atau
kegiatan yang tidak
berdampak penting
terhadap lingkungan
Tidak ada hidup yang diperlukan
bagi proses
pengambilan keputusan
tentang
penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
16. Pengertian Pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan
Pencemaran adalah masuknya atau hidup adalah masuknya hidup adalah masuk
Lingkungan dimasukannya makhluk atau dimasukkannya atau dimasukkannya
hidup, makhluk hidup, zat, makhluk hidup, zat,
zat, energi dan atau energi, dan/atau energi, dan/atau
komponen lain ke komponen lain ke dalam komponen lain ke
dalam lingkungan dan lingkungan hidup oleh dalam lingkungan hidup
atau kegiatan manusia oleh kegiatan manusia
berubahnya tatanan sehingga kualitasnya turun sehingga melampaui
lingkungan oleh sampai ke tingkat tertentu baku mutu lingkungan
kegiatan manusia atau yang menyebabkan hidup yang telah
oleh proses lingkungan hidup tidak ditetapkan.
alam, sehingga kualitas dapat berfungsi sesuai
lingkungan menjadi dengan peruntukannya;
kurang atau tidak
berfungsi
lagi sesuai dengan
peruntukannya.
17. Pengertian Tidak ada Audit lingkungan hidup Audit lingkungan hidup
Audit adalah suatu proses adalah evaluasi yang
Lingkungan evaluasi yang dilakukan dilakukan untuk menilai
Hidup oleh penanggung jawab ketaatan penanggung
usaha dan/atau kegiatan jawab usaha dan/atau
untuk menilai tingkat kegiatan terhadap
ketaatan terhadap persyaratan hukum dan
persyaratan hukum yang kebijakan yang
berlaku dan/atau ditetapkan oleh
kebijaksanaan dan standar pemerintah.
yang ditetapkan oleh Pemerintah mendorong
penanggung jawab usaha penanggung jawab
dan/atau kegiatan yang usaha dan/atau
bersangkutan;Tidak ada kegiatan untuk
ketentuan khusus melakukan audit
terhadap perusahaan yang lingkungan hidup dalam
melakukan usaha rangka meningkatkan
berresiko tinggi. kinerja lingkungan
hidup. Pelaksanaan
audit lingkungan hidup
terhadap kegiatan
tertentu yang berisiko
tinggi dilakukan secara
berkala.
18. Baku mutu Disebut secara singkat. Baku mutu lingkungan
lingkungan Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran
hidup hidup adalah ukuran batas batas atau kadar
Baku mutu lingkungan atau kadar makhluk makhluk hidup, zat,
adalah batas atau kadar hidup, zat, energi, atau energi, atau
makhluk hidup, zat, komponen yang ada atau komponen yang ada
energi, atau harus ada dan/atau atau harus ada
komponen yang ada unsur pencemar yang dan/atau
atau harus ada dan atau ditenggang unsur pencemar yang
unsur pencemar yang keberadaannya dalam ditenggang
ditenggang suatu sumber keberadaannya
adanya dalam suatu daya tertentu sebagai dalam suatu sumber
sumber daya tertentu unsur lingkungan hidup daya tertentu sebagai
sebagai unsur unsur
lingkungan hidup lingkungan hidup.
19. Analisis Risiko Tidak ada. Setiap usaha dan/atau
Lingkungan kegiatan yang
Hidup Tidak ada berpotensi
menimbulkan dampak
penting terhadap
lingkungan hidup,
ancaman terhadap
ekosistem dan
kehidupan, dan/atau
kesehatan dan
keselamatan manusia
wajib melakukan
analisis risiko
lingkungan hidup.
meliputi:
a.    pengkajian risiko;
b.    pengelolaan risiko;
dan/atau
c.    komunikasi risiko.
20. Kewajiban Tidak Ada Tidak ada Setiap orang yang
orang yang melakukan pencemaran
melakukan dan/atau perusakan
pencemaran lingkungan hidup wajib
dan/atau melakukan pemulihan
perusakan fungsi lingkungan
lingkungan hidup. dilakukan
hidup dengan tahapan:
a. penghentian sumber
pencemaran dan
pembersihan unsur
pencemar;
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi.

21. Pemeliharaan Tidak ada. Pemeliharaan


lingkungan lingkungan hidup
hidup Tidak ada dilakukan melalui
upaya:
a. konservasi sumber
daya alam;
b. pencadangan sumber
daya alam; dan/atau
c. pelestarian fungsi
atmosfe.
22. Bahan Tidak ada 1.    Setiap penanggung 1.    Setiap orang yang
Berbahaya dan jawab usaha dan/atau memasukkan ke dalam
Beracun (B3) kegiatan wajib melakukan wilayah Negara
pengelolaan bahan Kesatuan Republik
berbahaya dan beracun. Indonesia,
2.     Pengelolaan bahan menghasilkan,
berbahaya dan beracun mengangkut,
meliputi menghasilkan, mengedarkan,
mengangkut, menyimpan,
mengedarkan, memanfaatkan,
menyimpan, membuang, mengolah,
menggunakan dan/atau dan/atau menimbun B3
membuang. wajib melakukan
3.    Ketentuan mengenai pengelolaan B3.
pengelolaan bahan a)    Setiap orang yang
berbahaya dan beracun menghasilkan limbah
diatur lebih lanjut dengan B3 wajib melakukan
Peraturan Pemerintah. pengelolaan limbah B3
yang dihasilkannya.(2)
Dalam hal B3
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 ayat (1)
telah kedaluwarsa,
pengelolaannya
mengikuti ketentuan
pengelolaan limbah B3.
(3) Dalam hal setiap
orang tidak mampu
melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3,
pengelolaannya
diserahkan kepada
pihak lain.
23. Sistem Tidak diatur Tidak diatur. Pemerintah dan
informasi pemerintah daerah
mengembangkan
sistem informasi
lingkungan hidup untuk
mendukung
pelaksanaan dan
pengembangan
kebijakan perlindungan
dan pengelolaan
lingkungan hidup.serta
wajib di publikasikan
kepada masyarakat.

24. Peran serta Peran serta masyarakat: Peran masyarakat


masyarakat a. meningkatkan dapat berupa:
kemandirian, keberdayaan a. pengawasan sosial;
masyarakat, dan b. pemberian saran,
kemitraan; pendapat, usul,
b. menumbuhkembangka keberatan, pengaduan;
n kemampuan dan dan/atau
kepeloporan masyarakat; c. penyampaian
c. menumbuhkan informasi dan/atau
ketanggapsegeraan laporan.
Tidak Diatur masyarakat untuk
melakukan pengawasan
sosial;
d.memberikan saran
pendapat;
e. menyampaikan
informasi dan/atau
menyampaikan laporan.
25. Kewenangan Tidak ada Kepala Daerah dapat Kepala daerah
Kepala Daerah mengajukan usul untuk berwenang untuk
mencabut izin usaha mencabut izin usaha
dan/atau kegiatan kepada dan/ atau kegiatan.
pejabat yang berwenang.

26. hak gugat Tidak di atur Tidak di atur Instansi pemerintah


pemerintah dan pemerintah daerah
dan yang bertanggung
pemerintah jawab di bidang
daerah. lingkungan hidup
berwenang mengajukan
gugatan ganti rugi dan
tindakan tertentu
terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang
menyebabkan
pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan
hidup yang
mengakibatkan
kerugian lingkungan
hidup. (psl 90)
27. penyidik Tidak di atur Tidak di atur Dalam rangka
terpadu penegakan hukum
terhadap pelaku tindak
pidana lingkungan
hidup, dapat dilakukan
penegakan hukum
terpadu antara penyidik
pegawai negeri sipil,
kepolisian, dan
kejaksaan di bawah
koordinasi Menteri.

28. Alat bukti. Tidak diatur Tidak di atur Alat bukti yang sah
dalam tuntutan tindak
pidana lingkungan
hidup terdiri atas:
a.    keterangan saksi;
b.    keterangan ahli;
c.    surat;
d.    petunjuk;
e.    keterangan
terdakwa; dan/atau
f.     alat bukti lain,
termasuk alat bukti
yang diatur dalam
peraturan perundang-
undangan
29. Sanksi pidana Sanksi pidana yang Secara keseluruhan sanksi Sanksi pidana yang di
diterapkan dalam pidana yang di terapkan atur dalam undang-
undang-undang ini dalam undang-undang ini undang ini secara
sangat jauh dari nilai telah tertinggal serta tidak keseluruhan lebih berat
uang yang telah lagi sesuai dengan di banding. Secara
berkembang pada saat perkembangan kehidupan umum denda yang di
ini, jumlah denda yang masyarakat Indonesia saat ancamkan dalam
diberikan juga ini.secara umum,denda undang-undang ini
sangatlah rendah. yang di ancamkan dalam berkisar antara ratusan
Denda yang diancam undang-undang ini juta rupiah sampai
dalam undang-undang berkisar antara puluhan puluhan miliar rupiah.
ini bekisar antara jutaan juta hingga ratusan juta
rupiah hingga seratus rupiah.
juta rupiah.

No Undang- Kelebihan Kelemahan


. Undang

1. Undang- Memunculkan Dalam


Undang kesadaran dan pelaksanaannya
Nomor 4 mengikutsertakan mengalami
Tahun 1982 peran masyarakat banyak kendala
tentang dalam mengelola antara lain:
Ketentuan- lingkungan hidup persoalan
Ketentuan dengan baik dan regulasi
Pokok semestinya. ,institusional,
Pengelolaan dan politis.
Lingkungan
Hidup

2. UU No. 23 Semakin Masih banyak


Tahun 1997 meningkatnya pengaturan atau
tentang kesadaran kebijakan yang
Pengelolaan masyarakat dan belum
Lingkungan peran sertanya terealisasikan
Hidup dalam menjaga dan belum
lingkungan terimplementasik
hidup. an dalam
kenyataannya.

UU No. 32 Kesadaran dan Dalam


3. Tahun 2009 peran masyarakat prakteknya
tentang dalam menjaga kadang masih
Perlindungan lingkungan hidup terdapat
dan semakin terlihat pengaturan yang
Pengelolaan dan meingkat. belum
Lingkungan Kebijakan dalam direalisasikan.
Hidup UU ini sudah
dapat dirasakan
dan sudah
dilaksanakan
dalam proses
pengelolaan
lingkungan
hidup.

Undang-undang diatas menjelaskan tentang pengelolaan lingkungan hidup yang mana, dari tahun
ke tahun yaitu Tahun 1982 ke 1997 hingga Tahun 2009 mengalami perubahan yang cukup besar
dan kompleks. Peraturan sebelumnya yaitu UU No.4 Tahun 1982 dan UU No. 23 Tahun 1997
memiliki kekurangan yang amat signifikan karena tidak adanya unsur hukum didalamnya yang
menindaklajuti/menegaskan semua pihak untuk tetap mematuhi Peraturan Perundang-undangan
dari Pemerintah. Sedangkan Kelebihan dari UU No.32 Tahun 2009 adalah menjelaskan
instrument-instrumen yang mendukung dalam pelaksanaan pengelolaan itu sendiri, serta adanya
unsur hukum untuk pengawasan dan penegakan hukum berkenaan dengan masalah pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dari beberapa hal yang diperluas tersebut maka UU
No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup mengalami
perkembangan untuk mekonversikan berbagai maslah yang semakin kompleks terkait dengan
lingkungan yang mana nantinya perkembangan ini dapat menjamin suatu kepastian hukum
terhadap lingkungan hidup. UU No.32 Tahun 2009 adalah “penyempurna” dari UU No.23
Tahun 1997 dan UU no. 4 Tahun 1982
v
3. Keluarnya uu 32 tahun 2009 dilatarbelakangi oleh :
A. Adanya hak asasi dari warganegera, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
lingkungan yg baik dan sehat di dalam pasal 28H UUD 1945. Artinya menjadi
kewajiban negara untuk menyediakan lingkungan yang baik dan sehat, karena dengan
lingkungan yang sehat dan baik dapat memperpanjang usia manusia karna dapat
menghindari dari penyakit tertentu.
B. Pembangunan ekonomi yang berprinsip pada pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan (sebagai fungsi social control) dimana pembangunan yang
tetap memperhatikan lingkungan untuk melindungi lingkungan untuk mempersiapkan
generasi selanjutnya dimasa depan
C. Adanya semangat otonomi daerah, dikarnakan sekarang otonomi daerah
dikembangkan karena adanya relasi serta kewenangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah karena tidak semua dapat diurus oleh pemerintah daerah termasuk
bidang PPLH
D. Kualitas Lingkungan Hidup Semakin Menurun karena masyarakatnya yang semakin
bertambah yang menyebabkan kebutuhan yang semakin besar
E. Pemanasan Global Yang Semakin Meningkat
F. Menjamin Kepastian Hukum Perlu Dilakukan Pembaharuan Terhadap UUPPLH
Menurut saya UU tersebut sudah cukup memadai dimana didalamnya terdapat
;prinsip-prinsip, regulasi, serta penanganan untuk menghindari terjadinya kerusakan
lingkungan hidup sehingga UU ini dapat dikatakan komplit serta penyempurna dari
UU LingkunganHidup sebelumnya.
4. Kebakaran hutan yang terjadi di Riau seluas 657 hektare karena masyarakatnya yang
semakin bertambah yang menyebabkan kebutuhan yang semakin besar. Kebakaran
hutan dan lahan paling luas terjadi di wilayah Kabupaten Bengkalis (200,66 hektare)
disusul Indragiri Hilir (122,5 hektare), Dumai (109,1 hektare), dan Siak (72,9 hektare) .
berdasarkan pantauan BMKG Pekanbaru titik panas di Riau tercatat 13 titik. Belasan titik
panas itu tersebar di 4 kabupaten, yakni Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kepulauan
Meranti, dan Pelalawan Dimana kebakaran ini terjadi pada awal 2021 yang mana akibat
dari pembukaan lahan gambut yang sengaja dilakukan pembakaran dan kebakaran
tersebut telah ditangani oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta BPBD
dengan melakukan pemadaman api menggunakan helikopter.

Menurut saya secara penyelesaian yang dilakukan pemerintah sebetulnya sudah tepat
namun perlu ditindaklanjuti secara ketat untuk mempertegas tindakan tersebut agar tidak
terulang kembali permasalahan seperti itu.. Walaupun hal tersebut untuk kebutuhan
tinggal masyarakat namun sebaiknya jangan dilakukan suatu pembakaran karena efek
yang sangat banyak serta menimbulkan korban. Maka perlu di pertegas lagi aturan yang
ada agar tidak terjadi kembali dan solusi yang terbaik yaitu memberikan pemahaman
akan pentingnya lingkungan hidup serta melakukan suatu kebijakan dari pemerintah guna
mengatasi atau mencegah terjadinya peristiwa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai