Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Platax Vol.

I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

PERKEMBANGAN EKONOMI SUBSEKTOR PERIKANAN


DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA1
Economic Development Fisheries Subsector in the South Minahasa Regency

Aldy Adrianus Tatali2, Eddy Mantjoro3, Florence V Longdong3

ABSTRACT
The Development of fisheries in North Sulawesi refers to fisheries subsector
progress and national marine. Also look at the potential of natural resources, so
that fisheries and marine sector to be one of the flagship program of economic
development of North Sulawesi. By knowing the great potential of fisheries
resources and the development of fishing effort, aquaculture and fisheries
management efforts, the government set the fisheries subsector as one driving
force of development. Fishermen fishing in coastal South Minahasa regency
fishing along the coast and in the Celebes Sea. Most fishermen only catch about
2-3 miles away from the coast. For fishermen purse seine at a distance far
enough from the coast 7-12 mill. Mariculture potential to be developed because it
is supported by the marine and coastal areas of South Minahasa regency broad
and potent. Some commodities, seeded mariculture in South Minahasa Regency
is seaweed, grouper, giant travelly (bobara) and sea cucumbers. Production of
processed fishery products in South Minahasa Regency is very diverse both in
the traditional and modern though. Commodities processed fishery products in
the form of wooden fish, salted fish, smoked fish/fufu and bakasang.

Keywords : economic, development, fisheries

ABSTRAK
Pengembangan usaha perikanan di Sulawesi Utara mengacu pada
pembangunan subsektor perikanan dan kelautan nasional. Juga melihat potensi
sumberdaya alam, sehingga dari sektor perikanan dan kelautan menjadi salah
satu program unggulan pembangunan ekonomi Sulawesi Utara. Dengan
mengetahui potensi sumberdaya perikanan yang besar dan perkembangan
usaha penangkapan, budidaya dan usaha pengelolaan hasil perikanan maka
pemerintah menetapkan subsektor perikanan sebagai salah satu motor
penggerak pembangunan. Nelayan perikanan tangkap di pesisir Kabupaten
Minahasa Selatan menangkap ikan sepanjang pantai maupun di Laut Sulawesi.
Kebanyakan nelayan tradisional hanya menangkap ikan sekitar 2-3 mil jauhnya
dari pantai. Bagi nelayan Purse Sein cukup jauh dengan jarak 7-12 mill dari
pantai. Budidaya laut sangat potensial untuk dikembangkan karena di dukung
oleh wilayah laut dan pesisir Kabupaten Minahasa Selatan yang luas dan
potensial. Beberapa komoditi yang menjadi unggulan budidaya laut di Kabupaten
Minahasa Selatan adalah rumput laut, ikan kerapu, ikan kuwe (bobara) dan
teripang. Produksi olahan hasil perikanan di Kabupaten Minahasa Selatan sangat
beragam baik yang di olah secara tradisonal maupun modern. Komoditas olahan
hasil perikanan itu berupa ikan kayu, ikan asin, ikan asap/fufu dan bakasang.

Kata kunci : ekonomi, pengembangan, perikanan


1
Bagian dari skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Agrobisnis Perikanan FPIK-UNSRAT
3
Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi

81
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

PENDAHULUAN perikanan yang berkembang di Kabu-


paten Minahasa Selatan,.
Sebagai wilayah yang belum Pengambilan data dilakukan
lama dimekarkan, Kabupaten Minahasa dengan metode survei untuk
Selatan terus berusaha mengembang- menentukan status populasi pada
kan perekonomian wilayah dengan waktu dilakukan penelitian (Sumanto
dukungan potensi sumber daya alam dalam De’e, 2010). Untuk mengambil
yang dimilikinya sebagai usaha me- sampel dilakukan dengan metode
ningkatkan perekonomian daerah. random sampling di mana semua
Perikanan masuk kedalam sub-sektor individu dalam populasi baik secara
industri primer dengan tugas pokok sendiri-sendiri atau bersama diberi
menyediakan bahan makanan sebagai kesempatan yang sama untuk di pilih
kebutuhan dasar masyarakat Minahasa menjadi anggota sampel (Nurboko dan
Selatan. Achmadi, 2005). Metode penelitian ini
Tujuan yang ingin dicapai melalui bertujuan untuk mempermudah peneliti
penelitian ini adalah: (1). mengum- dalam pengambilan data langsung ke
pulkan data tentang keadaan lokasi lokasi para nelayan dan para pengu-
penelitian; (2). menyediakan data dan saha perikanan di Kabupaten Minahasa
menganalisa tingkat perkembangan Selatan.
sumberdaya pesisir; (3). menyediakan
Tempat dan Waktu Penelitian
data dan menganalisa perkembangan
Penelitian dilaksanakan di wilayah
sumberdayamanusia; (4). menyediakan
Kabupaten Minahasa Selatan. Waktu
data perkembangan sumberdaya peri-
yang di perlukan untuk melaksanakan
kanan; (5). menyediakan data peri-
penelitian mulai dari penyusunan ren-
kanan tangkap di Kabupaten Minahasa
cana kerja sampai dengan pelaksanaan
Selatan; (6). menyediakan dan menga-
ujian dari bulan Agustus sampai bulan
nalisa data budidaya perikanan; (7).
Januari.
Menyediakan data pengolahan produk
perikanan; (8). Menyediakan data per- Pengumpulan Data
kembangan usaha perikanan Pengumpulan data mengunakan
Penelitian ini diharapkan dapat teknik simple purposive sampling,
mendatangkan manfaat bagi peneliti, dengan mengambil sampel dari popu-
bagi masyarakat akademis dan juga lasi berdasarkan kriteria pertimbangan
bagi masyarakat. Beberapa manfaat (judgment) tertentu (Jogiyanto, 2008).
yang diharapkan timbul dari penelitian Analisis Data
adalah : (1). Bagi ilmu sosial ekonomi Penelitian ini menggunakan
untuk mendapatkan tambahan penge- metode analisis deskriptif kualitatif,
tahuan khususnya yang terkait ekono- dengan cara melakukan interpretasi
mi sumber daya perikanan; (2). Bagi terhadap data, fakta dan informasi yang
peneliti memberikan tambahan penga- telah dikumpulkan melalui pemahaman
laman sebagai dasar melakukan pene- intelektual yang dibangun atas dasar
litian selanjutnya; (3). Bagi peneliti lain pengalaman empiris.
sebagai sumber informasi tentang
masalah yang dapat diteliti lebih lanjut. HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE Sejarah
Dasar Penelitian Sejarah menunjukkan sebelum
Dasar penelitian ini adalah tahun 1428, rakyat Minahasa hidup
metode penelitian survei untuk melihat berkelompok sehingga sering terjadi
perkembangan perekonomian di bidang pertentangan antar kelompok bahkan
perikanan dan menginventarisir usaha sering mendapat gangguan dan rong-
rongan dari luar. Dengan pengalaman

82
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

pahit dalam sejarah kehidupannya aki- Utara. Letak geografis Kabupaten


bat dari kehidupan yang tidak bersatu Minahasa Selatan berada pada posisi
itu, timbulah rasa persatuan dan kesa- tengah Provinsi Sulawesi Utara, yang
tuan yang kokoh dan kuat dengan secara administratif terletak di sebelah
semangat menggelorakan “Minaesa selatan Kabupaten Minahasa dengan
atau Minahasa” yang berarti kehendak batas-batas wilayah sebagai berikut:
untuk bersatu. Minahasa yang dulunya - Sebelah Utara berbatasan dengan
disebut “Malesung” dan berkembang Kabupaten Minahasa
terus dengan sebutan Tanah Toar - Sebelah Timur berbatasan dengan
Lumimuut, Bumi Kawanua, Bumi Nyiur Kabupaten Minahasa Tenggara
Melambai. Nama Minahasa berasal dari - Sebelah Selatan berbatasan dengan
bahasa Tombulu yaitu : Wala Esa Ene, Kabupaten Bolaang Mongondow
orang Tountemboan mengatakan - Sebelah Barat berbatasan dengan
Maesa, orang Tolour dan Tonsea Laut Sulawesi
mengatakan Minaesa, yang kemudian Kabupaten Minahasa Selatan
menjadi Minahasa. mempunyai topografi wilayah berupa
Minahasa merayakan ulang bukit-bukit/pegunungan dan sebagian
tahunnya ditetapkan dalam satu dasar kecil adalah daratan rendah berge-
hukum oleh DPRD Tingkat II Minahasa lombang dan memiliki sungai-sungai
pada tanggal 1 Oktober 1983 dengan besar dengan posisi dari daerah pantai
Perda Nomor 8 Tahun 1983, yaitu sampai ketinggian 1.500 m dari
tanggal 5 November sebagai tanggal permukaan laut.
simbolik hari lahirnya Pahlawan
Perkembangan Sumberdaya Pesisir
Nasional kelahiran Tanah Minahasa
Sumberdaya alam dalam eko-
ialah DR. Sam Ratulangi, adalah hasil
sistem wilayah pesisir diperlukan dalam
pemikiran dari tokoh-tokoh masyarakat
sub sektor perikanan sebagai salah
daerah termasuk didalamnya adalah
satu pendorong pertumbuhan ekonomi.
kaum cerdik pandai baik generasi
Jenis ekosistem yang dimaksud yaitu
muda, maupun generasi tua yang
mangrove, padang lamun dan terumbu
tergabung dalam Non Formal Leader
karang.
dan Formal Leader di daerah
Mangrove hampir tersebar di
Minahasa.
sepanjang pantai Kabupaten Minahasa
Pertumbuhan penduduk Minaha
Selatan dengan bervariasi jenisnya.
sa yang diikuti dengan penambahan
Hutan bakau (mangrove) adalah
desa dan kecamatan, maka pada
sebutan umum yang digunakan untuk
tanggal 27 Februari 2003 melalui UU RI
menggambarkan suatu varietas komu-
NO.10 Tahun 2003 Kabupaten Mina-
nitas pantai tropik yang didominasi oleh
hasa dimekarkan dan disahkan oleh
beberapa spesies pohon-pohon yang
pemerintah menjadi Kabupaten Mina-
khas atau semak-semak yang mem-
hasa Induk, Minahasa Selatan dan
punyai kemampuan untuk tumbuh
Kota Tomohon. Kemudian diakhir
dalam perairan asin. Merupakan tempat
Tahun 2003 Minahasa Induk melalui
berlangsungnya kehidupan yang
UU No.33 Tahun 2003, dimekarkan lagi
mencerminkan hubungan timbal balik
menjadi Minahasa Induk dan Minahasa
antara makhluk hidup dengan ling-
Utara.
kungannya dan diantara makhluk hidup
Perkembangan Wilayah itu sendiri, terdapat pada wilayah
Minahasa Selatan adalah salah pesisir, terpengaruh pasang surut air
satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi laut, dan didominasi oleh spesies
Utara. Ibukota dari Kabupaten Mina- pohon atau semak yang khas dan
hasa Selatan adalah Amurang, yang mampu tumbuh dalam perairan
berjarak sekitar ±66 km dari Kota asin/payau (Santoso dalam Rochana,
Manado, Ibukota Provinsi Sulawesi 2002).

83
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

Lamun yang juga sebagai habitat Sumberdaya Perikanan


beberapa jenis ikan dan teripang serta Masyarakat yang berada pada
penyu dan duyung. Padang lamun usaha perikanan laut di Kabupaten
merupakan salah satu ekosistem yang Minahasa Selatan terdiri dari pembu-
terletak di daerah pesisir atau perairan didaya ikan, nelayan, dan pengelolah
laut dangkal. Lamun merupakan hasil perikanan. Perkembangan masya-
tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) rakat perikanan di Kabupaten Minahasa
dari kelas Angiospermae (Syari, 2005). Selatan terjadi peningkatan dari tahun
Perhatian terhadap ekosistem padang ke tahun. Hal ini terjadi karena adanya
lamun (seagrass) masih sangat kurang bantuan pemerintah terhadap sektor
dibandingkan terhadap ekosistem perikanan. Pada rumah tangga nelayan
bakau (mangrove) dan terumbu karang terjadi peningkatan yang sangat signi-
(coral reefs). Padahal, lestarinya kawa- fikan dari tahun 2009 ke tahun 2010
san pesisir pantai bergantung pada dengan jumlah perkembangan 5278
pengelolaan yang sinergis dari ketiga (RTP).
ekosistem tersebut. Terlebih, padang
Perikanan Tangkap
lamun merupakan produsen primer
Usaha penangkapan ikan meru-
organik tertinggi dibanding ekosistem
pakan suatu kegiatan yang dilakukan
laut dangkal lainnya (Syari, 2005).
oleh masyarakat nelayan sebagai salah
Terumbu karang merupakan
satu mata pencariannya. Usaha peri-
habitat bagi beberapa jenis biota laut
kanan tangkap ini berkaitan pula
dan sebagai tempat ikan-ikan mencari
dengan dengan upaya penangkapan
makan dan memijah, terumbuh karang
ikan, baik yang berada di daratan
juga memiliki fungsi sebagai pemecah
(budidaya kolam dan tambak) maupun
ombak. Kabupaten Minahasa Selatan
pembudidayaan ikan laut.
memiliki 36 jenis karang yang tersebar
Nelayan Penangkap ikan di
di pesisir Kabupaten Minahasa Selatan.
pesisir Kabupaten Minahasa Selatan
Terumbu karang memiliki produk-
menangkap ikan sepanjang pantai
tifitas dan keanekaragaman yang tinggi.
maupun di Laut Sulawesi. Kebanyakan
Terdapat banyak jenis karang batu
nelayan tradisional hanya menangkap
yang di dalamnya hidup beraneka
ikan sekitar 2-3 mil jauhnya dari pantai.
ragam biota perairan. Tipe terumbu
Bagi nelayan purse sein (Soma Pajeko)
karang yang ada umumnya adalah
cukup jauh dengan jarak 7-12 mill dari
terumbu karang tepi (fringing reef) yang
pantai. Ada beberapa alat tangkap
terletak sepanjang garis pantai. Pada
yang digunakan oleh nelayan di
beberapa lokasi juga dijumpai koloni
Kabupaten Minahasa Selatan dengan
terumbu karang yang mengelompok
pemakaian alat tangkap terbanyak
(patch reef) (Duran, 2008).
pada pancing noru yang tersebar di
Sumberdaya Manusia seluruh kecamatan pesisir.
Berdasarkan struktur penduduk Armada Penangkapan sangat
kelompok umur dan jenis kelamin, mempengaruhi produksi perikanan
maka penduduk yang terbesar yang tangkap di Kabupaten Minahasa
dilihat dalam kelompok umur 5-9 tahun Selatan yang tersebar di tujuh keca-
dengan jumlah 19.669 jiwa dan jumlah matan daerah pesisir. Dengan alat
penduduk terkecil dari kelompok umur tangkap yang mendominasi adalah alat
70-74 tahun dengan jumlah 4.185 jiwa. tangkap purse sein. Banyaknya
Perkembangan penduduk Kabupaten nelayan menggunakan alat tangkap ini
Minahasa Selatan tiap tahun terjadi karena prinsip alat tangkap yang me-
penurunan, ini menunjukan bahwa lingkari gerombolan-gerombolan ikan
masyarakat Minahasa Selatan sudah pelagis secara cepat. Pusat produksi
peduli dengan program pemerintah Soma Pajeko diantaranya Kecamatan
tentang keluarga berencana (KB). Amurang, Amurang Barat, Amurang

84
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

Timur, Tatapaan dan Tumpaan. Lokasi KESIMPULAN


penangkapan ikan di Kabupaten
Minahasa Selatan biasanya pada Laut Dari hasil penelitian dapat disim-
Sulawesi. Perkembangan produksi pulkan beberapa hal penting yang
penangkapan di tiap tahunnya terjadi berhubungan dengan pertumbuhan
peningkatan, hal ini menunjukan ikan ekonomi dari sektor perikanan di
dilaut Sulawesi tidak mengalami over daerah pesisir Kabupaten Minahasa
fising dan masih memproduksi banyak Selatan sebagai berikut :
ikan dan jenis ikan yang terbanyak - Perkembangan sumberdaya pesisir di
didapatkan dari perikanan tangkap Kabupaten Minahasa Selatan terjadi
adalah ikan cakalang. pada 3 ekosisitem pesisir yaitu bakau
(mangrove), lamun dan terumbu
Budidaya Perikanan
karang.
Budidaya laut sangat potensial
- Perkembangan sumberdaya manusia
untuk dikembangkan karena di dukung
dari kependudukan terjadi penurunan
oleh wilayah laut dan pesisir Kabupaten
setiap tahun yang menunjukan kepe-
Minahasa Selatan yang cukup luas dan
dulian terhadap program keluarga
potensial. Beberapa komoditi yang
berencana.
menjadi unggulan budidaya perikanan
- Perkembangan sumberdaya peri-
laut di Kabupaten Minahasa Selatan
kanan meningkat signifikan, dilihat
adalah budidaya rumput laut, budidaya
dari jumlah Rumah Tangga Nelayan
ikan kerapu, budidaya ikan kuwe
(RTP).
(bobara) dan budidaya teripang.
- Perkembangan perikanan tangkap
Pengolahan Produk Perikanan terjadi peningkatan pada tiap
Sifat alami ikan yang cepat rusak tahunnya, khususnya penggunaan
diperlukan penanganan dan pengo- pancing noru untuk jenis ikan
lahan yang baik dan benar melalui tangkapan ikan cakalang.
proses pengolahan serta pengawetan - Perkembangan budidaya yang
ikan. Produksi olahan hasil perikanan di menonjol adalah budidaya ikan kuwe
Kabupaten Minahasa Selatan sangat (Bobara) dan Ikan Kerapu
beragam baik yang di olah secara - Perkembangan produk perikanan
tradisonal maupun modern. Komoditas umumnya secara tradisional.
olah hasil perikanan itu berupa ikan - Perkembangan usaha perikanan
kayu, ikan asin, ikan asap/fufu dan menunjukan kontribusi sektor peri-
bakasang. Pemasaran hasil perikanan kanan terhadap perekonomian Kabu-
banyak di jual di pasar-pasar lokal saja, paten Minahasa Selatan terjadi
namun ada satu lokasi yang telah peningkatan di tiap tahunnya.
menjual hasil olahannya keluar negeri
yaitu PT. Nichindo, dengan komoditas DAFTAR PUSTAKA
olahan adalah Ikan kayu.
Usaha Perikanan De’e, R. 2010. Daya Saing Investasi
Produksi usaha perikanan di Industri Perikanan di Kota Bitung:
Kabupaten Minahasa Selatan dipenga- Persepsi Dunia Usaha dan
ruhi oleh beberapa jenis usaha peri- Pemangku Kepentingan Terkait.
kanan yaitu usaha perikanan tangkap Skripsi. Fakultas Perikanan dan
laut dan budidaya laut. Sektor Kelautan. Universitas Sam
penangkapan sangat banyak menyum- Ratulangi. Manado
bang produksi perikanan, pada tahun Duran, S. S. 2008. Studi Potensi
2011 di peroleh 15.715 Ton hasil Sumberdaya dan Pengembangan
tangkapan. Usaha budidaya menyum- Perikanan Kawasan Pesisir
bang 1.826 Ton. Kabupaten Minahasa Selatan
Privinsi Sulawasi Utara. Tesis.

85
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN: 2302-3589

Universitas Sam Ratulangi Rochana, E. 2002. Ekosistem


Program Pasca Sarjana. Manado Mangrove dan Pengelolaanya di
Jogiyanto, H. M. 2008. Metodelogi Indonesia. Jakarta.
Penelitian Sistim Informasi. Andi. Syari, I. A. 2005. Asosiasi Gastropoda
Yogyakarta di Ekosistem Padang Lamun
Nurboko, C dan A. Achmadi. 2005. Perairan Pulau Lepar Provinsi
Metode Penelitian. PT Bumi Bangka Belitung. FPIK Institut
Aksara. Jakarta Pertanian Bogor. Bogor

86
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax

Anda mungkin juga menyukai