Anda di halaman 1dari 20

Skor Nilai:

TUGAS REKAYASA IDE

KEPEMIMPINAN OPERASIONAL, ORGANISASI DAN PUBLIK

NAMA MAHASISWA : TEUKU AUFA HIBATULLAH


NIM : 5203121034
DOSEN PENGAMPU : Drs. Hidir Efendi, M. Pd
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
ABSTRAK

Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul
tanpa kita sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu
muncul di hadapan kita. Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan
asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang
baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja
mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan
hubungan dalam kelompok atau organisasi. Gaya partisipatif dan orientasi
prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengandung
pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya partisipatif
dan orientasi prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya partisipatif dan orientasi
prestasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
partisipatif dan orientasi prestasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan.
Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis
ini terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan
mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Sebutan pemimpin terlepas dari
perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal, perbedaan strata
atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber solusi suatu
urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan
masalah yang ia rasakan. Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling
tolong-menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat
penting dan memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin baik
pemimpin dalam membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga para
karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya Kepuasan kerja
juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja.

i
Often we are confused when problems in terms of leadership appear
without us knowing. Sometimes we are not aware when the leadership problems
that appear in front of us. Many definitions of leadership illustrate the
assumption that leadership is connected with the process of influencing both
individuals and society. In this case, deliberately affect from person to person in
the arrangement of its activities and relationships within groups or
organizations. Participatory style and achievement orientation have a positive
effect on employee performance. This implies that employee performance can
be improved if the participative style and achievement orientation are
continuously improved. Participatory style variables and achievement
orientation are the variables that have the greatest influence in relation to
employee performance. This shows that participative style and achievement
orientation greatly affect employee performance. Relationship between
Caregiver Style with Employee Performance Testing this hypothesis proved that
the nanny style has a positive effect on employee performance. Leadership
involves influencing processes in determining organizational goals, motivating
follower behavior to achieve goals, influencing to improve groups and culture.
Leadership has a close relationship with motivation. The name of a leader
regardless of the difference in definition, the difference in formal and non-
formal status, the strata difference or the title of the title, leads to an
understanding as the source of the solution of an affair. So the leader is the
person whose mind is a solution not a problem he feels. Leader behavior is one
of the important factors that can affect performance. A close relationship and
mutual help with co-workers and with leaders is very important and have a
strong relationship with the performance of the employee, the better the leader
in supervising employees more comfortable and satisfied also the employees in
doing the work, and vice versa Job satisfaction is also found to be influential
positively and significantly to employee performance. The higher the nurse's job
satisfaction, the higher the performance.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide, adapun
tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Kepemimpinan. Saya telah
menyusun Rekayasa Ide ini dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada
kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis
menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar Rekayasa Ide ini
menjadi lebih baik lagi.
Selanjutnya, saya berharap semoga Rekayasa Ide ini bisa memberikan
manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga Rekayasa Ide ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 20 November 2020

Teuku Aufa Hibatullah

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................iii

DAFTAR ISI..................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Rasionalisasi Permasalahan Isu...................................................1


B. Tujuan TRI...........................................................................1
C. Manfaat TRI.........................................................................1

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN...............................2

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan............................................3


B. Identifikasi Permasalahan.........................................................5

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN......................................................8

BAB IV PENUTUP...........................................................................13

A. Kesimpulan..........................................................................13
B. Rekomendasi........................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................14

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya TRI

Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul
tanpa kita sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu
muncul di hadapan kita.Misalnya dari masalah Kepemimpinan Operasional,
organisasi, dan publik dalam kemimpinan .

Oleh karena itu, penulis membuat Tugas Rekayasa Ide ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih dan memilah tentang permasalahan
dalam kepemimpinan.

B. Tujuan TRI

Melihat dan mencari permasalahan yang ada dalam konteks kepimpinan.


Setelah kita dengan teliti mencari tahu permasalahannya dalam kepemimpinan,
kita mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

C. Manfaat TRI
1. Untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui metode dan sifat-sifat seorang pemimpin.
3. Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam pemimpin

1
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa


kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu
maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang
ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau
organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.Adapun pendapat lain tentang
kepemimpinan adalah sbb:
 Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses  komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
 Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan  yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons,
1957, 7).
 Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
kelompok yang diatur untuk mencapai  tujuan bersama (Rauch & Behling,
1984, 46).
 Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat
sebuah kelompok atau orang    mengikuti dan menaati segala
keinginannya.
 Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama    dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990,     281).
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan
motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk
membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip
adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip
menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang
tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem
pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,

2
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup  Tidak hanya melalui pendidikan
formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca,
menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan  Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi
melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani  berdasarkan
karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan
semangat.Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan
dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan
energi positif  untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus
dapat dan mau bekerja untuk Jangka waktu yang lama dan kondisi tidak
ditentukan.

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan

Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Persepsi Kepemimpinan oleh


Karyawan Menurut Lord & Maher (Nye &Simonetta, 1996, dalam Muh Su’ud,
2000),seseorang menjadi pemimpin karena dipersepsikan pihak lain sebagai
pemimpin. Pemimpin adalah obyek persepsi, apakah akan dipersepsi sebagai
orang yang kredibel, juga tergantung pada pelaku persepsi (perceiver) dalam
menyeleksi, mengorganisasikan, dan menafsirkan informasi yang diterimanya.
Penjelasan yang lebih spesifik tentang gaya kepemimpinan dikemukakan oleh
Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2001), yaitu pola perilaku yang
diperlihatkan oleh orang itu pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain seperti
yang dipersepsikan orang lain.

Gaya kepemimpinan yang dimaksudkan dalam pengertian ini merupakan


persepsi orang lain, pengikut atau bawahan yang akan dipengaruhi perilakunya
dan bukannya persepsi pemimpin itu sendiri. Segala sesuatu yang dikatakan,
dilakukan dan segala perasaan yang ditunjukkan adalah diamati oleh orang lain

3
dan memiliki pengaruh terhadap organisasi. Para pemimpin mewarisi tanggung
jawab untuk memberi teladan perilaku yang diinginkan bukan hanya untuk
memberi manfaat bagi organisasi, tetapi juga bagi manfaat orangorang yang
mereka bimbing. Di sepanjang sejarah, model-model memiliki pengaruh yang
penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia. Seperti yang
terbukti benar pada seluruh agama dan pemerintahan yang sukses; para
pemimpin memodelkan standar, iklim dan ekspektasi bagi organisasi.

Scarnati, 2002) Dengan demikian, kredibilitas pemimpin mempunyai


peranan penting, karena bawahan atau pengikut akan bersedia menerima
kepemimpinan seseorang setelah mempunyai persepsi bahwa pemimpin
organisasi kredibel, kemudian baru mengikuti langkah-langkah pemimpin dalam
mencapai tujuan organisasi. Persepsi dari para karyawan digunakan untuk
mengevaluasi kinerja kepemimpinan dan untuk menunjukkan kelemahan dan
area-area perbaikan. Mengingat bahwa karyawan merupakan satu dari publik
terpenting sistem organisasi, penelitian yang berlangsung tentang pandangan
mereka menyangkut kepemimpinan dianggap sangat penting (Menon, 2002).

Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan, Komitmen dan Kinerja


Karyawan Seperti yang telah dikemukakan oleh Porter dan Miles (dalam Stoner
dan Freeman, 1989) bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi kinerja seseorang,
yaitu motivasi, kemampuan dan persepsi peran. Timpe (1999) juga menyatakan
bahwa yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang karyawan adalah perilaku
manajemen dan desain jabatan. Jadi kalau seseorang karyawan memiliki
persepsi yang positif tentang karir masa depannya yang merupakan salah satu
kebijakan dari pihak manajemen, maka ia akan memiliki kinerja yang positif
pula.(dalam Rahayu, 2001) Studi yang dilakukan Redmond et.al (1993),
melaporkan bahwa kreativitas pekerja meningkat jika pemimpin menerima dan
menunjukkan penghargaan terhadap perbedaan kognitif dan ketidaksesuaian.
Demikian juga apabila para pemimpin memiliki dorongan motivasi yang kuat
terhadap tugas-tugas kreatif karyawan yang pada akhirnya mempengaruhi
kinerja pekerja itu sendiri. (dalam Tierney, et.al, 1999). Untuk
mempertimbangkan interaksi antara para pemimpin dan pekerja, kinerja yang
tinggi akan menjadi satu kesatuan dalam kontribusi yang tergantung pada kedua

4
belah pihak. (Le Pine, Hollenbeck, Ilgen&Hedlund, 1997 dalam Tierney, et.al,
1999).

B. Identifikasi Permasalahan
1. Permasalahan Hubungan antara Gaya Partisipatif, Orientasi Prestasi
dengan Kinerja Karyawan.

Gaya partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif


terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja
karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya partisipatif dan orientasi
prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya partisipatif dan orientasi
prestasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
partisipatif dan orientasi prestasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan.
Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian empiris dari
Griffin (1980), Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2001) yang
menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya
partisipatif dan orientasi prestasi dengan kinerja karyawan. Hubungan
antara Gaya Direktif dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis ini
terbukti bahwa gaya direktif berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat
ditingkatkan apabila gaya direktif dijaga. Variabel gaya direktif
merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya
dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya direktif sangat
mempengaruhi kinerja karyawan.

Hasil Pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian empiris


dari Griffin (1980), Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2002) yang
menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya direktif
dengan kinerja karyawan. Hubungan antara Gaya Supportif dengan Kinerja
Karyawan Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa gaya supportif
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengandung
pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya
supportif terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya supportif

5
merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya
dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya supportif
sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini
memperkuat hasil penelitian empiris Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith
(1996) yang menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan dan
perilaku kepemimpinan dengan kinerja karyawan.

2. Permasalahan Hubungan Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan.

Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan


Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja
karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya pengasuh terus dijaga dan
ditingkatkan. Variabel gaya pengasuh merupakan variabel yang memiliki
pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya pengasuh sangat mempengaruhi kinerja
karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian
empiris dari Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith (1996) yang menyatakan
adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya pengasuh dengan
kinerja karyawan.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja


Karyawan.

Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara simultan


berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Budaya terlahir
dari pemimpinnya dan pemimpin mencerminkan budaya organisasinya.
Ibarat dua sisi mata uang dalam satu koin.

Setiap pemimpin memiliki perangai yang berbeda-beda yang


nantinya akan menciptakan budaya yang mencerminkan kepribadiannya.
Senada dengan apa yang terjadi di semua tempat. Dimana pemimpinnya
menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan sehingga mampu menjadikan
dirinya sebagai changeagent untuk mempengaruhi karyawan dalam
meningkatkan kedisiplinan yakni penegakan hukuman disiplin karyawan

6
melalui budaya birokrasi. Disamping itu pemimpin sangat dekat dengan
para karyawan, turut menciptakan suasana yang nyaman dan akrab dalam
bekerja sehingga karyawan menjadikan dirinya teladan dalam membangun
budaya suportif yang tercermin dari rasa kekeluargaan yang cukup solid.
Tak hanya menjadi change agent dan teladan dalam membangun budaya
birokratif dan suportif. Menjadi Pilot Project dalam pengembangan diri
melalui sharing knowledge, berbagi pengalaman pekerjaan, sehingga
mampu mendorong para karyawan untuk lebih meningkatkan potensi yang
mereka miliki. Hal ini dicerminkan melalui budaya inovatif.

4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap


kinerja karyawan. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang dianut
oleh orang-orang yang ada di dalam organisasi. Di budaya organisasi
sangat dijunjung tinggi. Budaya organisasi sudah tertanam, bahkan
mendarah daging pada para karyawan, walaupun telah munculnya sebuah
budaya yang bisa dikatan budaya yang masih baru yaitu budaya
transparansi atau peningkatan citra. Walaupun mereka fokus pada budaya
transparansi, namun mereka tetap mempertahankan keunggulan
kompetitif mereka melalui eksistensi dengan budaya yang lama. Budaya
organisasi mampu menggerakkan nurani dan pikiran untuk melakukan
sesuatu menjadi lebih baik. Budaya Birokrasi dicerminkan melalui
penegakan hukuman disiplin karyawan, pembagian tugas dilakukan secara
merata, yang sesuai dengan standar dan kompetensi karyawan.

Salah satu contoh, rata-rata karyawan menyelesaikan pekerjaan


sesuai standar yang ditetapkan, itu terjadi karena sudah menjadi budaya
organisasi. Sehingga budaya tersebut mampu menjadi motivator dalam
diri para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Budaya Inovatif
diwujudkan dengan pemberian kesempatan kepada karyawan untuk
berkarya dan mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan
formal maupun informal. Didukung dengan Budaya Suportif melalui

7
membangun komunikasi yang baik antar sesama karyawan, dan adanya
rasa kekeluargaan.

BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. Cara Memimpin

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan


tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan
mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari
keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada
kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri
setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri dan
pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah (two way
communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan
motivasi kerjanya. Dalam dunia jasa konstruksi kepemimpinan yang baik
mana kala seorang pemimpin dapat menjalankan atau memotifasi rekan-
rekan ataupun karyawannya untuk lebih baik lagi dan untuk itu semua di
butuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa ;

a. Percaya sama orang lain


b. Keseimbangan dalam kehidupan
c. Melihat hidup sebagai tantangan
d. Sinergi, dll

Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri atas tiga jenis, yaitu : 

8
a. Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-
tugas pekerjaan dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai
motivator yang baik dan mau menetapkan  produktivitas yang tinggi. 
b. Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai
perhatian yang penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian
terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.
c. Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang
maksimum terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap
hubungan kerja yang minimum sekali, tetapi tetap berusaha  agar
menjaga perasaan bawahannya.

Sedang Gaya-gaya kepemimpinan yang perlu di hindari adalah :

a. Pencinta Kompromi (Compromiser). Gaya Kompromi ini menitikberatkan


perhatian kepada tugas dan  hubungan kerja berdasarkan situasi yang
kompromi.
b. Missionari Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan,
dalam arti memberikan  perhatian yang besar dan maksimum pada orang-
orang dan hubungan kerja tetapi sedikit perhatian  terhadap tugas dan
perilaku yang tidak sesuai.
c. Otokrat Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak
terhadap tugas dan sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan
perilaku yang tidak sesuai. 
d. Lari dari tugas (Deserter) Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti
ini sama sekali tidak  memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun
hubung kerja. 

2. Membangun Sifat Kepemimpinan DalamPermasalahan Hubungan Gaya


Pengasuh dengan Kinerja Karyawan

Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya


memberikan dua pilihan antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan

9
kapabilitas, kualitas, dan kekuatan anda. Kekacauan akan segera terjadi
ketika anda dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan
pemimpin atausebaliknya. Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus
mengawalinya dengan kesiapan untuk mau dipimpin. Dalam organisasi,
bawahan yang tidak siap dipimpin akan kehilangan kesempatan emas untuk
mempelajari bagaimana kelak ia akan menjadi seorang pemimpin. Seluruh
waktu dan energinya dihabiskan hanya untuk menciptakan reaksi-reaksi
sesaat yang sia-sia. Di bidang politik seringkali terjadi kepemimpinan yang
diraih dengan cara yang melupakan proses kesiapan dipimpin akan berakhir
dengan cara yang sama dengan ketika ia mendapatkannya. Sebelum anda
memimpin orang lain, maka wujud dari kesiapan untuk dipimpin adalah
begaimana memimpin diri anda (Personal Mastery).

Wilayah yang harus anda kuasai adalah self understanding (pemahaman


diri) dan self management (pengelolaan diri) yang meliputi perangkat nilai
hidup, tujuan hidup, misi hidup anda. Kedua kemampuan tersebut akan
mengantarkan anda menuju pola kehidupan beradab dan efektif. Dengan kata
lain, self understanding dan self management pada saat anda dipimpin akan
menciptakan tradisi hidup sehat di mana fokus adalah tujuan akhir, bukan
lagi egoisme posisi jangka pendek tetapi realisasi misi. Jika tujuan akhir anda
adalah kemajuan dan kebahagian, maka tinggalkan tradisi "Ngerumpi" tentang
begitu jelasnya kesalahan hidup yang dilakukan oleh pemimpin anda sehingga
akan menjadikan anda kabur melihat sesuatu yang perlu anda lengkapi untuk
mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

3. Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dalam Pengaruh Gaya


Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status


formal dan non-formal, perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada
satu pemahaman sebagai sumber solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah
orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan masalah yang ia rasakan. Maka
syarat mutlak yang bersifat fundamental adalah memiliki paket keahlian dan

10
paket kekuatan. Paket keahlian merujuk pada kualitas personal yang sifatnya
internal mulai dari skill, knowledge, attitude, atau lainnya sedangkan paket
kekuatan merujuk pada power yang bisa berbentuk kekayaan, networking,
atau mungkin kekuatan fisik.

Keahlian berguna untuk memimpin kelompok ahli sementara kekuatan


berguna untuk memimpin khalayak umum.  Kedua paket tersebut yang
menjadikan pemimpin sebagai pemilik suatu urusan bukan lagi menjadi
bagiannya, mulai dari urusan pribadi, khalayak, system, atau kiblat hidup
orang banyak. Karena sebagai pemilik urusan, maka harga seorang pemimpin
senilai dengan harga jumlah orang - orang yang dipimpinnya. Satu Mahatma
Gandhi atau satu Soekarno nilainya sama dengan jutaan manusia yang
mengkuasakan urusan kehidupan kepadanya. Di dunia ini tidak ditemukan
calon pemimpin yang siap pakai. Tetapi bisa diselesaikan dengan cara belajar
mengembangkan diri. Pemimpin yang berhenti mengembangkan keahlian dan
kekuatannya maka akan muncul fenomena di mana tantangan kepemimpinan
lebih besar dari kapasitasnya sehingga akan cepat sampai pada titik di mana
ia harus di-disqualified-kan untuk segera diganti. Mengapa? Karena semua
keputusan yang dihasilkan dari kepemimpinannya ibarat bumbu ayam goreng
yang hanya dipoleskan pada permukaan sehingga rasanya tidak menyeluruh
atau meresap hingga ke dalam daging ayam tersebut.

Setiap orang tua pernah menjadi anak-anak, setiap atasan pernah


menjadi bawahan tetapi tidak semua orang tua dan atasan mampu memimpin
ketika ia dinobatkan menjadi pemimpin. Banyak alasan mengapa hal itu
terjadi yang antara lain karena keputusan kepemimpinannya kehilangan
konteks atau keahlian dan kekuatan memimpin yang digunakan sudah tidak
lagi berlaku pada zamannya alias sudah kadaluwarsa. Ketika anda memimpin
pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan; ketika anda menjadi
atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu menjadi bawahan.
Selain itu gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan untuk kondisi
saat itu. 

11
4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Hal ini juga berarti bahwa perilaku pemimpin merupakan salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan
saling tolong-menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah
sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin
baik pemimpin dalam membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas
juga para karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya
Kepuasan kerja juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin
tinggi kinerja. Hasil penelitian ini searah dengan hasil studi yang dilakukan
Ostroff (1992), yang menunjukkan hubungan positif antara kepuasan kerja
dengan kinerja karyawan. Selanjutnya diungkapkan lebih khusus, organisasi
dengan karyawan yang lebih puas, berkomitmen, sesuai dan tidak stress
tinggi akan memiliki tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang
kurang puas, kurang berkomitmen, kurang mampu menyesuaikan.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat


mempengaruhi bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau
melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Gaya
kepemimpinan adalah cara yang digunakan pimpinan/pemimpin dalam
mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkannya.
Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga kerja
yang didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Cara-
cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan cara-cara
kerja hari esok harus lebih baik dari cara- cara kerja hari ini.

Untuk meningkatkan Produktivitas kerja, gaya kepemimpinan situasional


adalah gaya yang paling sesuai diterapkan seorang pemimpin/pimpinan saat ini,
mengingat bahwa penerapan gaya ini disesuaikan dengan tingkat kematangan
bawahan/pengikut. Hal ini didasari asumsi bahwa setiap bawahan/orang lain
akan memiliki tingkat kematangan yang berbeda satu sama lain.

B. Rekomendasi

Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide
melatih jiwa kepemimpinan ini adalah pada bagian pendalaman aspek-aspek
yang berkaitan dengan bagaimana cara kita memimpin diri sendiri secara
bertahap dan selanjutnya bagaimana memimpin orang lain maupun kelompok.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andre Wijaya.2015.Kepemimpinan Dengan Metode  Memimpin Diri


Sendiri http://intisari-online.com.Diakses Pada 20 Oktober 2017

Bayu Pradana.2012.Kepemimpinan Dengan Metode Memimpin Diri


Sendiri.http://ekonomi.kompasiana.com. Diakses Pada 24 Oktober 2017

14

Anda mungkin juga menyukai