Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. JULAGA SITUMORANG, M. Pd

OLEH :

KELOMPOK 4

1. AZLHY AULIA ARDANA (5203121026)


2. NIRWANSYAH GINTING (5202121004)
3. PILIPPI MAHENDRA SIHOMBING (5203121016)
4. SYU'IRIA SANG AJI (5203121028)
5. TEUKU AUFA HIBATULLAH (5203121034)
6. YABEST GIFTRAIL PURBA (5203121017)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayahnya Critical Book Report ini dapat dibuat. Critical Book

Report ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Critical Book Report Tidak

lupa diucapkan lupa terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang selalu

mendukung saya dalam menyelesaikan Critical Book Report ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan Critical Book Report ini

dan hasil dari Critical Book Report terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.

Sehingga saya sangat membuka bagi siapa pun yang ingin memberikan kritik dan

saran yang membangun bagi saya.Saya berharap dengan selesainya Critical Book

Report ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, amin.

Sabtu , 31 September 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 PENDAHULUAN................................................................................................1

1.2 TUJUAN.................................................................................................................1

1.3 MANFAAT............................................................................................................1

BAB II ISI BUKU.............................................................................................................2

2.1 BAB I………………………………………………………………………………2

2.1.1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU

PENGETAHUAN DAN KEHIDUPAN MANUSIA………………………………3

2.1.2 PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN………………3

2.2 BAB II………………………………………………………………………………3

2.2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA

PERANNYA……………………………………………………………………………….3

2.2.2 FILSAFAT PENDIDIKAN………………………………………………………4

2.3 BAB III………………………………………………………………………………5

2.3.1 MASALAH POKOK DAN FILSAFAT PENDIDIKAN……………………….5

2.3.2 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN………………………………..6

2.4 BAB IV………………………………………………………………………………8

2.4.1 PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSFAT PENDIDIKAN………………8

2.4.2 FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA………………………………………8

2.5 BAB V………………………………………………………………………………..9

2.5.1 TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN……………………………..9

2.5.2 HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN………………………………………………10

2.6 BAB VI………………………………………………………………………………10

2.6.1 FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK BIOLOGIS…………………………………………………………………..10

2.7 BAB VII…………………………………………………………………………….11

ii
2.7.1 DEMOKRASI PENDIDIKAN…………………………………………………11

2.8 BAB VIII………………………………………………………………………..…12

2.8.1 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN……………………………..12

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................14

3.1 PERBEDAAN..............................................................................................................14

3.2 KEUNGGULAN.........................................................................................................14

3.3 KELEMAHAN............................................................................................................14

BAB IV PENUTUP...........................................................................................................15

4.1 KESIMPULAN............................................................................................................15

4.2 SARAN.........................................................................................................................15

BIODATA BUKU..............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Critical book review ini merupakan tugas pemenuhan tugas individu dari

dosen pengampu mata kuliah. Tujuan dari pembuatan critical book review ini

untuk mengkaji buku berdasarkan konsep kurikulum dalam negeri. Critical

book review ini bukan hanya sekedar tulisan dari isi buku tersebut tetapi lebih

menitikberatkan pada evaluasi kita mengenai keunggulan dan kelemahan dari

buku yang di kritik.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan CBR(Critical Book Review) ini adalah sebagai berikut :

a. Memenuhi tugas individu yang diberikan oleh dosen pengampu mata

kuliah

b. Mengkaji buku dan mengkritik buku sekaligus

1.3 MANFAAT

Manfaat dari CBR Ini ialah membantu kita dalam memahami isi materi

dalam buku dengan membuat inti dari setiap garis besar atau judul buku

yang telat di review kembali oleh mahasiswa. Critical Book Review ini bisa

sangat bermanfaat jika kita dapat memahami dengan pasti apa yang

disampaikan dalam setiap penjelasannya.

1
BAB II

ISI BUKU

2.1 BAB I

2.1.1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU

PENGETAHUAN DAN KEHIDUPAN MANUSIA(BUKU UTAMA)

Kata fisafat berkaitan erat dengan segala sesuatu yang dapat di

pikirkan oleh manusia, bahkan tidak akan pernah ada habisnya karena

mengandung dua kemungkinan, yaitu proses berfikir dan hasil berfikir.

Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahkan

masalah. Sedangkan pada pengertian kedua,merupakan kesimpulan yang

diperoleh dari hasil pemecahan masalah atau pembahasan masalah.jika

pemikiran manusia dapat di pelajari,ada empat golongan pemikiran yaitu :

1. Pemikiran pseudo-ilmiah, bertumpu pada aspek kepercayaan

terhadap buku primbon.

2. Pemikiran awam, merupakan pemikiran-pemikiran orang dewasa

yang dapat menggunakan akal sehat, cukup menggunakan akal

sehat tanpa melakukan penelitian terlebih dahulu.

3. Pemikiran ilmiah lazim, menggunakan metode-metode tata pikir

dalam paradigma ilmu pengetahuan tertentu dilengkapi dengan

penggunaan hipotesis untuk menguji kebenaran konsep teori atau

pemikiran dalam dunia empiris dalam proses keilmuan

4. Pemikiran filosofis, kegiatan berfikir reflektif meliputi kegiatan

analisis ,pemahaman,deskripsi,penilaian,penafsiran,dan perekaan

yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan.

2
Kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan yaitu memberikan

alternatif pilihan yang paling baik untuk dijadikan pegangan

manusia. Sedangkan kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia

yaitu meberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan

arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat,

dan memberikan pedoman hidup kepada manusia. Jadi,filsafat

ialah upaya manusia dengan akal budi nya untuk memahami,

mendalami, dan menyelami secara radikal, integral dan sistematis

mengenai ketuhanan alam semesta, dan manusia.

2.1.2 PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN(BUKU

PEMBANDING)

Kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy , dan dalam bahasa arab

falsafash, yang keduanya berasal dari bahasa yunani yakni philosopia.

Philosopia terdiri atas dua suku kata yakni philein an shopia; philein berarti

cinta dan shopia berarti kebijaksanaaan(love of widom) dalam arti yang

sedalam-dalamny. Orang yang senang dengan berfilsafat dan membidangi

filsafat atau ahli filsafat atau filusuf filsafat adalah pecinta atau pencari

kebijaksanaaan. Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu

pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam

sampai pada hakikatny dengan menggunakan akal atau pikiran. Alasan

orang berfilsafat yaitu kebenaran, kesangsian, dan kesadaran akan

keterbatasan.Peranan filsafat dalam kehidupan manuia adalah sebagai

pendobrak, pembebas, dan pembimbing.

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan

meupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam

membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai

problema atau pesoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam

pelaksanannya. Pendidikan juga dapat diartika sebagai hasil dimana

3
pendidikan itu merupakan wahana untuk membawa peserta didik mencapai

optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi manusia yang

sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia,

sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri kemanusiannya. Jadi, filsafat adalah ilmu

pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam

sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal dan pikiran.

2.2 BAB II

2.2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA

PERANNYA(BUKU UTAMA)

Dalam pengertian sederhana dan umum , makna pendidikan sebagai

usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

pembawaan,baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada

dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan kata lain pendidikan dapat

diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar

pandangan hidup bangsa itu sendiri, yang berfungsi sebagai filsafat

pendidikannya atau sebagai ciita-cita dan pernyataan tujuan

pendidikannnya. Pengertian filsafat pendidikan menggunakan dua

pendekatan yakni:

1. filsafat pendidikan bermakna sebagai filsafat tradisional.

Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah

berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai

pertanyaan filosofis.

2. Filsafat pendidikan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.

Dalam pendekatan ini, pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama.

Pertanyaaan-pertanyaaan yang diajukan dapat disusun dan tidak terikat pada

periodesasi waktu ,serta dapat menerapkan analisis yang dapat menjangkau

waktu saat dan masa datang.

4
Peranan filsafat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Karena

filsafat menetapkan ide-ide dan idealisme,sedangkan pendidikan adalah

suatu usaha yang sengaja dan terencana, untuk merealisasikan ide-ide itu

menjadi kenyataan dalam tindakan atau perilaku serta pembinaaan

kepribadian. Adapun perbandingan pengaruh dan beberapa ide filsafat

dalam pendidikan dapat diketahui melalui sejarah pendidikan anatr lain

tersimpul dalam pandangan-pandangan berikut:

a. Aliran empirisme. Menurut teori ini, kepribadian didasarkan pada

lingkungan pendidikan yang di dapatnya,atau perkembangan jiwa

seseorang semata-mata bergantung kepada pendidikan.

b. Nativisme dan natralisme. Mendidik, menurut aliran nativisme

membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya. Sedangkan

menurut pandangan bahwa pendidik hanyaa wajib membiarkan

pertumbuhan anak didik saja dan diserahkan kepada alam.

c. Teori konvergensi

2.2.2 FILSAFAT PENDIDIKAN(BUKU PEMBANDING)

Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau

sistem pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir atau filusuf besar seperti

Socrates, Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Spinoza, Hegel Karlmax,

August Comte. Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis besar

linier antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah

dijabarkan secara langsung kedalam pendidikn dengan maksud untuk

menghasilkan konsep pendidikan yang berasal ari satu cabang atau aliran

filsafat, misalnya dengan idealisme.

5
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah

sbagai bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat

pendidikan perlu mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.

Nuansa serta tekanan permasalahan dari waktu ke waktu dapat

berbeda sehingga erlu mendapatkan perhatian khusus dalam telaah

pendidikan serta filsafat pendidikan. Kalau dewasa ini persoalan yang selalu

nampak adalah berkaitan dengan kaakter atau perilaku manusia yang sudah

tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan tuhan yang

Maha Mulia, misalnya maka sudah sewajarnya bila studi tentang filsafat

pendidikan dan praksis serta praktek pendidikan memperhatikan substansi

dan praktek pelaksanaan pendidikan.

Filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang

erat sekali dan tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunnyai peranan

penting dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi

arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan , menaingkatkan

kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

2.3 BAB III

2.3.1 MASALAH POKOK DAN FILSAFAT PENDIDIKAN (BUKU UTAMA)

Objek filsafat terdiri atas :

1. Objek materi filsafat terdiri atas tiga persoalan pokok yaitu, Masalah

tuhan, Masalah alam, Masalah manusia .

2. Objek formal filsafat ,yaitu mencari keterangan yang sedalam-dalamnya.

Hasil dari usaha manusia menyangkut akal,rasa, dan kehendak dapat

dijadikan satu,yang disebut filsafat kebudayaan. Sebab,kebudayaan

menyangkut ketiga segi dan alat-alat kejiwaan manusia. Sedangkan filsafat

6
tentang hidup kemanusiaan, disebut filsafat antropologi. Adapun sikap

manusia terhadap filsafat yaitu:

a. Terbayang dihadapan mereka bahwa filsafat merupakan sesuatu yang

sulit,sesuatu alam abstrak yaitu alam yang dalam dan luas yang hanya

dapat di pelajari oleh orang-orang tertentu saja.

b. Pandangan yang bersifa skeptis, yaitu suatu perbuatan yang tidak ada

gunanya , akan membuang waktu saja.

c. Pandangan yang bersifat negatif, bermain api alias berbahaya. Karena

berfilsafat dianggap tidak baik, tidak boleh, dan berdosa.

d. Golongan yang memandang sudut yang positif, yakni filsafat adalah

suatu lapangan studi, tempat melatih akal untuk berfikir.

Dalam tinjauan dari segi sistematis ada tiga problem utama dalam filsafat

yaitu:

1. Realitas,menjerumus pada masalah kebenaran

2. Pengetahuan, berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan

3. Nilai, pertanyaan yang dicari jawabannya.

2.3.2 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN (BUKU

PEMBANDING)

Adapun beberapa aliran filsafat pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Idealisme

Idealisme berpendirian bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-

gagasan (ide-ide) atau spirit. Segala benda yang nampak

berhubungan dengan kejiwaan dan segala aktivitas adalah aktivitas

kejiwan. Aliran idealisme kenyataannnya tidak terpisahkan dengan

alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita:

pertama, yang nampak yaitu apa yang dialami oleh kita selaku

makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan

7
ada yang pergi, ada yang hidup adayng mati; kedua, adalah realitas

sejati yang merupakan sikap yang kekal dan sempurna.

2. Realisme

Seorang pengikut materialisme mengatakan bahwa jiwa dan materi

sepenuhnya sama jika demikian halnya, sudah tentu dapa juga

sama-sama dikatakan ”jiwa adalah materi” seperti hal nya

mengatakan “materi adala jiwa”. Sistem kefisafatan realisme

percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-hal yang

adanya terdapat didalam dan tentang dirinya sendiri , dan yang

hakekatnya tidak terpengaruhi oleh seseorang.

3. Filsafat pendidikan realisme

Aliran materialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan

tentang ajaran kebendaan di mana benda merupakan sumber

segalanya, sedangkan yang dikatakan materialistis mementingkan

kebendaan menurut materialisme. Aliran ini, berfikir dengan

sederhana, mereka berfikir realitas sebagaimana adanya,

kenyataannya aliran ini memberikan suatu pertanyaan bahwa

segala sesuatu yang ada di semua alam ini memberia suatu

pertanyaan bahwa segala sesuatu yang ada di semua alam ini ialah

yang dapat dilihat atau di observasi, baik wujudnya maupun

gerakan-gerakannya serta peristiwa-peristiwanya.

4. Pragmatisme

Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal

kenyataan yang sebenarnya adalah berpangkal pada filsafat

empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan

manusia adalah apa yang amnusia alami. Pragtisme berasal dari

kata “pragma’ yang berarti praktik atau aku yang berbuat. Hal ni

mengandung arti bahw makna dari segala sesuatu tergantung dari

hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan.

8
5. Eksistensialisme

Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.

Eksistensi adalah cara manusia ada di dunia

6. Progresivisme

Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia

berkembang terus menerus dalam suatu arah yang positif. Apa

yang dipandang benar sekarang belum tentu benar pada masa yag

akan datang.

7. Perenialisme

Aliran ini berbeda dengan progresivisme yang menekankan

perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme mengemukakan

bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan dan

ketidakpastian , dan ketidak teraturan terutama dalam tatanan

kehidupan moral, moral, intelektual dan sosio-kultural.

8. Esensialisme

Esensialisme bukan merupakan suatu aliran filsafat tersendiri ,

yang mendirikan suatu bangunan filsafat tersendiri, melainkan

suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes pendidikan

progresivisme. Penganut paham ini berpendapat bahwa betul-betul

ada hal-hal yang esensial dari penglaman peserta didik yang

memilki nilai esensial dan perlu dipertahankan.

9. Rekonstruksionalisme

Adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresifisme

dalam pendidikan. Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari

pengalaman-pengalaman kemasyarakatan di sekolah.

9
2.4 BAB IV

2.4.1 PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSFAT PENDIDIKAN

( BUKU UTAMA)

Filsafat pendidikan mempelajari proses kehidupan dan alternatif

proses pendidikan dalam pembentukan watak ,dimana kedua proses itu pada

hakikatnya adalah satu. Dengan mengambil pengertian pendidikan secara

luas, berarti masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas

pula, meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia atau sepanjang

pengalaman yang dialami seseorang sejak ia dilahirkan hingga berpisah

dengan dunia kehidupan atau mati. Seseorang mulai mendapatkan

pendidikan sejak memperoleh pengalaman dalam lingkungannya,terutama

lingkungan keluarga dimana anak dilahirkan dalam keadaan lemah tak

berdaya.

Dalam proses pendidikan,potensi-potensi merupakan potensi dasar

manusia dan merupakan isi pendidikan yang dibina dan dkembangkan

dalam proses hidup dan kehidupan seseorang, mulai dari lingkungan

keluarga hingga kepada masyarakat yang lebih luas.

Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia

bahwa mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan

dan ditunaikan dengan baik dan sempurna sejak zaman kehidupan mereka

yang sederhana, di hutan rimba dan di gua batu, atau di tempat

lainnya,sampai kehidupan umat abad ini.

2.4.2 FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA (BUKU PEMBANDING)

Pancasila merupakan dasar dari pembentukan negara Indonesia

sebagaimana yang dikemukakan oleh Bung Karno di dalam lahirnya

Pancasila. Setiap negara mempunyai dasar atau Ideologinya. Pancaasilaa

10
sebagai dasar dan nilaai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan

negara Indonesia memandang bahwa manusia adalah makhluk tertinggi

ciptaan Tuhan Yang Maha kuasa dan Maha Mulia yang dianugrahi

kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan berkembang, baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat.

2.5 BAB V

2.5.1 TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN (BUKU UTAMA)

Manusia adalah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota

populasi di permukaan bumi ini . ia adalah suatu himpunan yang memilki

ciri khas yang tidak dimiliki oleh sekian juta makhluk hidup lainnya.

Manusia, selama ia hidup selalu berusaha dan berjuang untuk memanfaatkan

alam sekitarnya dengan cara mengguanakan daya dan tenaga alam untuk

kepentingan dirinya.

Kehidupan manusia selalu berubah , sangat bergantun g kepada

pengharapan,,cita-cita hidup, dan atau pengalaman kebagiaaan, atau

kesengsaraan hidup manusia dalam bermasyarakat. Kebahagiaan manusia

memerlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan hidup, dalam

suasana serba sulit,serba ketakutan,sengsara,dan tidak merasakan

kebahagiaan. Namun,mungkin pendididkan dalam pengertian sempit sudah

berlangsung bagi manusia pada saat itu, yakni mengajarkan bagaimana

mengahadapi hidup,berjuang untuk menghadapi serangan binatang buas

dan lain sebagainya.

Sejak negara Indonesia merdeka,tujuan hidup bangsa Indonesia

telah ada dan jelas ,sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945. Cita-cita kemerdekaan yaitu untuk membentuk suatu

pemerintahan neagara Indonesia yang melindungi seenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia,dan untuk memajukan kesejahteraan

11
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan hidup manusia menurut pandangan islam harus dipahami

terlebih dahulu apa sebenarnya manusia hidup, atau diturukan Allah

kemuka bumi ini menurut pandangan islam. Jadi tujuan hidup kita sebagai

muslim adalah menyembah, mengabdi, dan berbakti kepada Allah

subhanahu wa ta’ala. Artinya, mengabdikan diri kepada-Nya harus sesuai

dengan kehendak-Nya. Semua aktivitas dalam kehidupan manusia

seharusnya sesuai dengan petunjuk dan aturan-Nya, baik dalam kehidupan

individu,keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan bernegara, baik

sebagai masyarakat awam maupun sebagai pejabat penguasa,sebagai orang

yang tak punya maupun sebagai orang jutawan, baik dalam mencari maupun

menafkahkan harta.

Tujuan pendidikan selalu terpaut pada zamannya, dengan kata lain

rumusan tujuan pendidikan yang dapat di baca unsur filsafat dan

kebudayaan suatu bangsa yang dominan. Fungsi tujuan pendididkan ialah

sebagai berikut:

a. Mengakhiri tujuan itu

b. Mengarahkan tujuan itu

c. Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkal untuk mencapai

tujuan-tujuan lain, baik tujuan baru maupun tujuan lanjutandan

tujuan pertama.

d. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu.

2.5.2 HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN (BUKU PEMBANDING)

Pendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan realitas diri

manusia dan dirinya sendiri, pengenalan itu tidak cukup hanya bersifat

objektif atau subyektif, tetapi harus kedua-duanya. Pendidikan merupakan

pemberdayaan sumebr daya manusia. Untuk mengembangkan diirinya

12
sendiri sesuai potensi yang dimiliki. Jadi, pendidikan dapat dimaknai

sebaagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia

dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.

Pendidikan harus di dasarkan pada cinta kasih, agar terbentuk pada

diri individu cinta sesama, cinta masyarakat, cinta bangsa, dan negara sebagai

modal dasar timbulnya dan berkembangnya pengabdian masing-masing

warga negara bagi perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara menuju

masyarakat adil, makmur, sejahtera.

2.6 BAB VI

2.6.1 FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK BIOLOGIS (BUKU UTAMA)

Seni pendidikan yang dapat mewujudkan teori menjadi kenyataan

atau menggabungkan teori dengan praktik. Artinya, menjadi pendidik dalam

pengertiannya disini lebih banyak ditentukan oleh bakat atau sifat bawaan,

disamping ilmu dasar yang dimiliki. Sebab, suatu praktik yang baik tentu

bersumber dari teori yang baik, walaupun teori ilmu yaang baik belum tentu

melahirkan praktik yang baik pula.

Dari uraian-uraian tersebut, jelas bahwa pendidikan melaksanakan

fungsi seluruh aspek kebutuhan hidup untui mewujudkan potensi manusia

sebagai akualitas. Sehingga mampu menjawab tantangan dan memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia dalam dinamika hidup

dan perubahan yang terjadi pada masa-masa yang akan datang. Sebagai

konsenkuensi logis, pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dn

analisis , baik secara konseptual maupun operasional.

Memikirkan masalah pendidikan merupakan suatu kegiatan yang

terhormat. Karena, hal itu merupakan suatu usaha berguna bagi

perkembangan masyarakat.

13
Mendidik adalah al yang khusus hanya terdapat dalam dunia

kemanusiaan. Salah satu ciri yang paling mendasar tentang gambaran

manusia adalah bahwa manusia itu makhluk yang harus di didik, dapat didik

dan dapat pula mendidik. Pendidikan itu berusaha untuk mengembangkaan

potensi-potensi manusia yang utuh, yang merupakan aspek-aspek

kepribadian termasuk didalamnya aspek individualitas, moralitas, seimbang

antara kebutuhan jasmani dan rohani dan antara duniawi serta ukhrawi.

2.7 BAB VII

2.7.1 DEMOKRASI PENDIDIKAN (BUKU UTAMA)

Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas mengandung tiga hal, yaitu:

1. Rasa hormat terhadap harkaat sesama manusia

2. Setiap manisa memilki perubahan kearah pikiran yang sehat

3. Rela berbakti untuk kepentingan atau kesejahteraan bersama.

Prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan yaitu:

1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan

2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan

3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.

Prinsip-prinsip demokrasi dalam pandangan Islam yaitu Al-Qur’an daan

Hadist. Jadi, dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan bathin untuk

kepentingan hidup manusia yang kekal di akhirat nanti, umat islam harus

memperhatikan pendidikan. Mulai dari baca tulis hingga ketingkat

pendidikan yang lebih tinggi , sesuai dengan kebutuhan manusia dalam

mengikuti kemajuan perkembangan ilmu pengetahun dan tekhnologi.

Sebenranya, bangsa indonesia telah menganut dan mengembangkan

asas demokrasi dalam pendidikan sejak di proklamasikannya kemerdekaan

14
hingga masa pembangunan dan era reformasi sekarang ini. Hal itu dapat

dilihat pada apa yang terdapat dalam hal-hal sebagai berikut

1. Undang-undang dasar 1945 pasal 31

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

pendidikan Nasional.

3. Prinsip penyelenggaraan Pendidikan pasal 4

4. GBHN di sektor negara

Dan apa yang tercantum dalam undang-undang dan GBHN di atas

merupakan suatu proses untuk memberikan jaminan dan kepastian

adanya persamaan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh

pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia, terutama pada usia

sekolah tertentu.

2.8 BAB VIII

2.8.1 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ( BUKU UTAMA)

Adapun-adapun aliran-aliran filsafat pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Aliran Progresivisme. Merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan

yang berkembang pesat pada permulan abad ke XX dan sangat

berpengaruh dalam pembaharuan pendidikan. Progresivisme disebut

sebagai naturalisme, yang mempunyai pandangan bahwa kenyataan yang

sebenarnya adalah alam semesta ini.

2. Aliran Esensialisme. Dapat ditelusuri dari aliran filsafat yang

menginginkan agar manusia kemabli kepada kebudayaan yang lamatelah

banyak melakukan kebaikan untuk manusia. Kebudayaan lama telah ada

sejak peradaban umat manusia dahulu, terutama sejak zaman Renaissance

15
mulai tumbuh dan berkembang dengan megahnya. Esensialisme

merupakam perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme.

Aliran tersebut akan tampak lebih mantap dan kaya dengan ide-ide, jika

hanya mengambil salah satu aliran atau posisi sepihak.

3. Aliran Perennialisme. Diartikan sebagai abadi atau kekal dan dapaat

berarti pula tiada akhir. Dengan demikian esensi kepercayaan filsafat

perennial adalah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang

bersifat abadi.

4. Aliran Rekonstruksionalisme. Sebenarnya aliran ini sepaham dengan

aliran perennialisme dalam mengahadapi krisis keebudaayaan modern.

Bedanya cara yang dipakai berbeda dengan yang ditempuh oleh

perennialisme. Namun, sesuai istilah yang dikandungnya, yakni berusaha

membina suatu konsesus yang paling luas dan paling mungkin tentang

tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.

16
BAB III

PEMABAHASAN

3.1 PERBEDAAN

Buku utama menjelaskan bahwa filsafat ialah upaya manusia

dengan akal budi nya untuk memahami, mendalami, dan menyelami

secara radikal, integral dan sistematis mengenai ketuhanan alam

semesta, dan manusia. Sedangkan buku pembanding menjelaskan

bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala

sesuatu yang ada secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan

menggunakan akal dan pikiran.

Perbedaan lainnya yaitu buku utama lebih menekankan ada

pengertian filsafat pendidikan secara mendalam sedangkan buku

pembanding hanya menekankan Pendidikan.

3.2 KEUNGGULAN

Kelebihan buku utama oleh Muhammad anwar ialah membahas tentang

perilahal filsafat yang lahir dari ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan

praktis, mengandung maksud bahwa pendidikan sebagai aspek kebudayaan.

Juga dijelaskan bahwa masalah pokok dalam filsafat dan pendidikan yang

meliputi masalah tuhan, masalah alam dan masalah manusia. Sedangkan

buku pembanding kelebihannya ialah

3.3 KELEMAHAN

Kelemahan buku utama tidak menjelaskan terminology. Di

buku utama dijelaskan bahwa ada 4 golongan pemikiran filsafat yaitu

Pseudo Ilmiah, awam, ilmiah dan filosofis. Sedangkan buku

pembanding tidak menjelaskannya.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah ilmu yang

mempelajari proses kehidupan dan alternatif proses pendidikan dalam

pembentukan watak ,dimana kedua proses itu pada hakikatnya adalah satu.

Filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali

dan tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunnyai peranan penting

dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah dan

pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan , menaingkatkan kemajuan dan

landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

1.2 SARAN

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review , priview

menyarankan agar filsafat pendidikan dapat dipelajari dan dipahami semua

lapisan baik guru, orangtua, maupun masyarakat sehingga meningkatkan

prestasi anak dalaam berbagai hal kehidupan . Menyadari bahwa penulis

harus menjelaskan Critical Book Review dengan sumber-sumber yang lebih

banyak. Dan agar dalam pengetikan tidak terdapat huruf yang salah.

Penulis juga jangan membuat kata-kata atau kalimat yang bertele-tele

karena akan membuat pembaca merasa bosan.

18
BIODATA BUKU UTAMA

Judul : Filsafat Pendidikan

Nama pengarang : Muhammad Anwar

Penerbit : Kencana

Tahun : 2015

Halaman : 176 Halaman

BIODATA BUKU PEMBANDING

Judul : Filsafat Pendidikan

Nama pengarang : Dr. Erward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS

Penerbit : UNIMED PRESS

Tahun : 2013

Halaman : 164 Halaman

19
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan: Kencana, 2015, Depok

Erward,Yusnadi, Filsafat Pendidikan: UNIMED PRESS,2013, Medan

20

Anda mungkin juga menyukai