Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AGENDA 3

NAMA : DEWI RETNO WATI, A.Md.Keb


NIP : 198807142019022004
NOMOR ABSEN : A7.I.25
INSTANSI : UPT PUSKESMAS BELAT DINAS KESEHATAN KAB. KARIMUN
MATERI : WHOLE OF GOVERNMENT
TANGGAL : 18 MEI 2021
WAKTU : 20.00 WIB

Diskusikan tentang :

1. Isu atau Permasalah pelayanan publik yang buruk dilingkungan tempat kerja Saudara
masing-masing bertugas saat ini, yang memerlukan pemecahan masalah dengan
menggunakan konsep WoG
a. Dacin rusak
Dikarenakan dacin rusak membuat pelayanan penimbangan balita di posyandu
tidak akurat yang berakibat meningkatnya kasus gizi buruk di Posyandu Putri Ayu.
Pemecahan masalah :
 berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Dinkes, Desa, Bidan Desa dan
Camat terkait dengan solusi yang dapat diambil.
b. Tenaga rekam medis di Ruang pendaftaran berkelahi dengan pasien dan keluarga
pasien
Hal tersebut terjadi karena :
 pasien yang datang sudah lewat dari jam pelayanan
 keluarga pasien meminta surat rujukan ke Rumah Sakit tanpa membawa
pasien yang akan dirujuk
 Nakes tidak memahami tentang Fungsi ASN, Etika public
Pemecahan masalah :
 Sosialisasi ke masyarakat tentang jam pelayanan puskesmas
 Sosialisasi ke masyarakat tentang alur penerbitan surat rujukan dari
Puskesmas ke Rumah Sakit
 Nakes diberi pemahaman tentang fungsinya sebagai ASN dan Etika Publik.
Bagaimana kita sebagai pelayan public harus bersikap sopan, ramah dan
mampu menahan emosi disaat pasien ataupun keluarga pasien meminta
penjelasan mengenai pelayanan puskesmas.
c. Air kamar mandi sering kosong
Hal ini berakibat kamar mandi menjadi kotor dan bau sehingga membuat pasien
tidak nyaman. Setelah ditelusuri ternyata bak penampungan air yang bocor
sehingga air merembes keluar.
Pemecahan masalah :
 Karena Puskesmas Belat masih dalam tahap pemeliharaan bangunan baru
dari Januari s/d Juni 2021 maka pihak puskesmas berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan terkait masalah bangunan dalam hal ini bak penampungan air yang
bocor agar dapat segera diperbaiki.

2. Lakukan analisa terkait kapasitas SDM, nilai dan budaya organisasi, serta kepemimpinan
dilingkungan kerja Saudara terkait penerapan WoG.
Puskesmas Belat merupakan Puskesmas pedesaan yang terletak di Pulau. Hal ini membuat
banyak pegawai yang datang dan pergi silih berganti. Saat ini ada beberapa tenaga yang
kosong seperti Asisten Apoteker, tenaga laboratorium dan tenaga Promkes. Hal ini
membuat perawat dan bidan menempati posisi tersebut yang berdasarkan kapasitasnya
kita tahu tidak sebaik tenaga yang memang keahliannya di bidang tersebut. Begitu juga di
bidang keuangan ditempati oleh bidan. Namun karena sebahagian besar dari kami
merupakan tenaga berusia 22 s/d 36 tahun yang masih sangat haus dengan ilmu, kami
semua belajar dan paham dengan tugas dan fungsi masing-masing. Apalagi dengan posisi
Kepala Puskesmas yang berganti setiap 1 – 1,5 tahun jabatan membuat kami dilatih
mandiri dengan pelayanan dan program-program Puskesmas yang ada.
Setiap program memiliki agenda yang tertuang dalam RUK (Rencana Usulan Kegiatan)
dalam berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Desa, Camat, sekolah, KUA, Tokoh
Masyarakat, BIdan Desa , Polri, TNI, Satpol PP dan Kader serta PKK demi terlaksananya
program yang mereka kelola.

3. Sejauhmana WoG dapat diterapkan di Indonesia dan tantangan yang harus dihadapi.
Masih sulit untuk menerapkan WOG di Indonesia, khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Belat yang berada di Pulau yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih untuk
melakukan koordinasi dengan pola pikir masyarakat yang ada. Wilayah Kerja Puskesmas
Belat terdiri dari 5 Pulau terpisah. Hal ini membuat koordinasi linsek (Kepala Desa, Kader,
Tokoh Masyarakat) tidak maksimal karena bagi linsek yang berada di pulau yang jauh
jarang dapat mengikuti pelaksanaan koordinasi.
4. Bagaimana cara menerapkan WoG, yang hingga saat ini masih belum dapat berjalan
dengan baik di Indonesia.
ASN sebagai pelayan public tidak boleh gentar dengan kenyataan penerapan WOG yang
saat ini masih belum dapat berjalan baik. Mulai dengan hal-hal kecil, membiasakan diri
sehingga menjadi budaya di masyarakat dengan pola pikir baru. Memang membutuhkan
waktu yang lama, tetapi sebagai ASN kita harus optimis dan pantang menyerah demi
terwujudnya pelayanan public yang baik.

Anda mungkin juga menyukai