Anda di halaman 1dari 21

JKT48 Fans is not a weirdo

Oleh : Nurika Andana


(awal tahun 2012)

Jelas sekali di ingatan sepulangku dari tempat bimbingan belajar, dengan seragam lusuh yang
seharian bersapaan dengan banyak debu dan kotoran, yang masih melekat di tubuh, langsung duduk
manis di depan televisi dengan membawa buku-buku latihan soal Ujian Akhir Nasional, kembali bergelut
dengan angka-angka yang sedari kecil aku gemari. Ya, aku saat itu tengah menjadi siswa kelas 9 SMP
yang sedang gencar melakukan segala persiapan guna menghadapi Ujian Akhir Nasional yang akan
diadakan 2 bulan kemudian. Mata dan pikiranku memang terfokus pada sederetan soal matematika
yang ada di hadapanku, namun telingaku setia mengikuti jalannya acara music, sembari menunggu grup
kesukaanku tampil, sepertinya mereka akan tampil pada segment terakhir. Terlalu muda untuk
menyadari bahwa mereka yang selama ini menemaniku belajar dengan lagu-lagunya, adalah idolaku.
Bagiku, saat itu mereka hanya sebuah grup dengan lagu-lagu penyemangat yang jarang aku dapatkan
dari penyanyi Indonesia lainnya. Aku mengenal mereka karena terlebih dahulu aku menemukan atau
lebih tepatnya mengenal sebuah grup yang beranggotakan beberapa perempuan dengan jumlah yang
banyak dari Jepang, aku menyukaai segala sesuatu yang berhubungan dengan Jepang mulai dari
tontonannya seperti anime dan film, music budaya dan tentunya Bahasa. Belum terlalu mendalami
bahasanya memang kala itu, namun bisa dikatakan aku sudah mengenal huruf-huruf jepang dan sedikit
banyak kosakata Jepang, itulah mengapa aku tertarik mendengarkan lagu-lagu milik grup yang bernama
AKB48, begitu mendengar ada sebuah grup dari ibukota Jakarta yang memiliki nama dengan pola yang
hampir sama dengan grup idolaku dari Jepang tersebut, aku langsung menyukainya. Pikirku saat itu
untuk mempermudah dalam lebih memahami dan mendalami Bahasa Jepang yang mana mengharuskan
aku untuk mendengarkan makna dua lagu dari dua Bahasa. Di kala anak-anak seusiaku saat itu sedang
menggandrungi Justin Bieber dan beberapa boyband girlband dalam negeri, mungkin aku menjadi
minoritas kala itu yang menyukai musisi luar negeri yang berasal dari Asia dan pada akhirnya
membuatku juga menyukai grup saudaranya, JKT48.

Di saat sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk UN tingkat SMP, menonton mereka di
televise saat sepulang dari bimbingan belajar dan setelah belajar masihmenjadi kegiatan rutinitasku.
Mendengarkan lagu-lagu milik mereka sembari belajar pun hampir setiap hari aku lakukan, alih-alih
terganggu konsentrasiku justru semangat belajarlah yang aku rasakan. Nilai di sekolahku sangat terjaga
dengan baik, ya beberapa temanku sempat heran dan melontarkan kalimat candaan seperti, “ kok bisa
sih suka JKT48? Duh untung pinter Nur haha” Hingga saat inipun aku tak paham apa korelasi antara
kecerdasan dengan menyukai JKT48, jika memang sudah memiliki niat untuk rajin belajar menurutku tak
akan ada pengaruhnya dengan dengan kesukaanku terhadap JKT48 atau tidak. Inilah yang menjadi
kebiasaanku sejak kecil, jika menyukai sesuatu, mati-matian aku memikirkan cara bagaimana agar hobi
itu bermanfaat bagiku, dan perlu diingat aku sangat tidak suka dengan sesuatu yang membuatku
menjadi sia-sia.

Jujur saja, aku tidak terlalu hafal dengan nama-nama membernya, bukan berarti sama sekali
tidak tahu, ya beberapa temanku pasti akan menyebutkan nama Nabilah atau Melody jika mendengar
kata “JKT48”. Namun saat itu aku justru menaruh rasa penasaran dengan 2 member yang baru aku
ketahui nama mereka saat akan duduk di bangku SMA, keterlaluan memang. Mereka adalah Ayana dan
Beby. Karena keterbatasan pengaksesan internet dan gadget kala itu, membuatku hanya mengandalkan
televise dan warnet. Ayana, member yang menarik perhatianku karena kabar yang mengatakan bahwa
dia keturunan Jepang, jelas ini menarik. Beby, entah seingatku kala itu dia lebih banyak diam dan terlihat
cool. Mungkin kala itu belum bisa dikatakan mengidolakan/kagum, ya setidaknya membuatku penasaran
dan ingin lebih tahu, karena jujur pada awalnya aku hanya suka dengan lagu-lagu mereka buka paras
mereka.

(menjelang pertengahan tahun 2012)

Semakin dekatnya dengan test seleksi masuk SMA, aku menjadi sedikit tidak mengikuti JKT48,
namun tetap saja JKT48 dengan tidak berlasannya aku masukkan sebagai salah satu motivasiku untuk
lolos test masuk ke salah satu SMA ter favorite di Kota Kediri, SMA N 2 Kediri. Aku tidak perduli dengan
apa kata orang, yang terpenting bagiku adalah hasilnya tidak akan ada bedanya apapun motivasi yang
aku miliki jika hasilnya adalah sama-sama seperti aku yang aku inginkan. Terdengar bodoh memang, aku
termotivasi masuk ke SMA tersebut dengan harapan agar kelak SMA tesebut mengundang JKT48 sebagai
bintang tamu di acara ulang tahun SMA tersebut, ya memang SMA tersebut terkenal dengan siswanya
yang jenius, peraturan super ketat, elite dan satu-satunya SMA yang sering mengundang artis ibukota ke
berbagai acara-acara mereka. Perlu diketahui, aku bersekolah di salah satau SMP yang terbilang SMP
bagus namun jauh dari peradaban kota, rumahku saja di desa dan akses untuk bersekolah setiap harinya
harus bersepeda sekitar 1 km dahulu lalu disambung dengan naik angkutan umum kurang lebih 30
menit, seperti cerita film ya. Mempunyai mimpi untuk bisa bersekolah di SMA favorite tersebut kuakui
cukup berisiko, aku tak cukup nyali untuk bersaing dengan beberapa teman-temanku yang berasal dari
SMP kota favorite, namun aku tetap nekad untuk merobohkan stigma yang kala itu trend di masyarakat
desaku bahwa anak desa ya sekolah dekat rumah saja, tidak perlu ke kota apalagi SMA favorite, dan
sudah pasti akan gagal. Bermodalkan nekad, semangat, dan alasan yang menurut beberapa orang bodoh
tersebut, aku mendaftar dan mengikuti segala test yang diadakan, mulai dari 2 kali interview berbahasa
inggris, test akademik dan test psikotest.

(11 Juni 2012)

71. ya aku berada pada urutan 71 dari sekitar 350 siswa yang diterima saat itu. Ini di luar
dugaan, bagiku yang paling penting adalah aku lolos entah untuk urutan aku tak pernah menarget
berapapun, karena sadar dengan sengitnya persaingan dengan peserta lain yang berasal dari SMP
favorite dan tentunya banyak dari mereka anak olimpiade, ya aku juga anak olimpiade saat SMP,
olimpiade matematika, namun lingkup tingkat kabupaten. Saat itu yang masih aku ingat adalah ucapan
selamat dan gurauan dari teman-teman sekelasku “ciee selamat fans jeketi smada rekkk”, “kerennnn
fans jeketi lolos smada rek, taun depan undang jeketi nih kayaknya, jadi ketua OSIS Nur terus ngundang
jeketi haha” dan segala ucapan yang berbau JKT48, dan yang paling aku ingat saat hari hebohnya kelas
saat itu adalah ketika sahabatku mengucapkan “selamat Nurrr, seenggaknya di smada ada free wifi, gak
perlu nugas di warnet sambil nyarik di google biodata-biodata nya siapa itu kesukaanmu? Beby sama
Ayana haha, aku doain nanti smada ngundang jeketi ya Nurr biar kebayar usahamu selama ini mati-
matian masuk smada dan bisa foto bareng sama Beby hehe”. Terdengar konyol, tidak serius, dan
mustahil tapi terlihat tulus dan aku “aamiin “ kan dalam hati.

(Kenaikan kelas ke kelas XI)

Jujur saja, aku termasuk siswa yang bandel saat SMA walaupun aku perempuan. Sering tidur dan
bolos ke kantin saat pelajaran Geografi, Kewarganegaraan, Sejarah dan Pelajaran BK. Bukan karena aku
menganggap tidak penting pelajaran-pelajaran tersebut, namun daripada aku mengikuti pelajaran dan
tidak memperhatikan sang Guru, akan lebih berdosa bukan? Haha. Aku lemah dalam hafalan dan mudah
mengantuk lalu tertidur di bangkuku, jadi lebih baik menurutku membaca langsung dari buku di saat
suasana hati sedang baik, banyak sekali memang alasanku.

Namun di saat hari terakhir aku mengikuti kelas pelajaran BK sebelum Ujian Kenaikan Kelas
diadakan dan tentunya tidak akan ada lagi mata pelajaran BK di kelas XI, Guruku tidak memberikan
materi seperti biasa, bagaimana aku tahu jika bisanya guruku memberikan materi haha, ikut kelas saja
aku tidak pernah. Saat kelas terakhir tersebut Beliau menunjuk beberapa siswanya untuk dideskripsikan
kelebihan dan kekurangannya, salah satu nya aku. Mereka mendeskripsikan kelebihan dan
kekuranganku di selembar kertas tanpa nama penulis, dan hanya boleh aku baca saat aku sudah pulang.
Betapa terkejutnya aku di saat aku menemukan kata JKT48 hampir di setiap lembar kertas yang aku
terima. Hanya beberapa yang menempatkan JKT48 pada kolom kekurangan, selebihnya pada kelebihan.
Kurang lebihnya jika aku simpulkan dari semua deskripsi mereka tentangku, Kelebihan : pintar, lawak,
gampang berbaur dan wota atau ada kalimat yang aku ingat dan aku suka isinya “bisa menjadikan idola
menjadi motivasi, bisa membagi waktu kapan dia butuh hiburan (ngidol) dengan belajar dan segala
kegiatan di kehidupan nyatanya.”. sampai saat ini pun aku tidak tahu siapa yang menuliskan kalimat itu
untuk menggambarkanku, siapapun dia, aku berterimakasih telah memandang grup kesukaanku sebagai
sesuatu yang positif. Terdapat beberapa juga yang dengan lucunya menuliskan “tetep semangat belajar
ya Nur jangan lupa tetep ngajarin temen-temenmu, salam dari Beby jeketiportiet” haha.

(ulang tahun SMADA ke 54)

Salah satu motivasiku memasuki SMA itu adalah besar harapanku dapat bertemu langsung
dengan sebuah grup yang selama ini menyemangatiku dengan lagu-lagunya, ulang tahun SMA ku ke 53
bukanlah JKT48 yang diundang sebagai bintang tamu utama, padahal besar peluang mereka diundang
karena ketenaran mereka yang sedang di puncak, namun sepertinya aku harus bersabar mungkin tahun
depan, ya saat SMA ku berulangtahun yang ke-54.

2013, juga bukan tahun keberuntunganku untuk segera bertemu dengan JKT48. Sudah sempat
santer terdengan gosip bahwa Bintang tamu ulang tahun SMA ku yang ke-54 adalah JKT48, ya
mengingat ketua OSIS SMA ku kala itu adalah pengagum dari Melody JKT48, namun sepertinya negosiasi
antara panitia dan staff management JKT48 tidak menemui titik temu, keinginan kami harus diurungkan.
Aku berteman dekat dengan ketua OSIS SMA ku kala itu, aku memang sudah mengetahui sebelum siswa
lain tahu bahwa dia akan mengusahakan mengundang JKT48 sebagai bintang tamunya, namun negosiasi
yang berjalan alot membuat kami harus mencari alternatif Bintang tamu utama lain. Mungkin memang
belum rejekinya, namun aku masih tetap percaya, masih ada jalan lain yang positif agar aku bisa
bertemu dengan JKT48, terutama Beby dan Ayana. Tentu aku tetap fokus dan mati-matian
mempertahankan peringkat paralelku di sekolah agar setelah lulus nanti aku bisa berkuliah di Jakarta,
semoga. Lagi-lagi aku terkenal dan dikenal dengan dua julukan di SMA ku, Wota Matematika. Ternyata
julukan itu tidak hilang saat lulus dari SMP, mungkin satu sekolah tahu bahwa Nurika si anak olimpiade
itu adalah fans JKT48, sama sekali tidak malu mengakuinya, justru bangga aku bisa membuat nama grup
kesukaanku positif di mata teman-temanku, merekapun tak mempermasalahkannya. Kebanyakan dari
teman-teman ku adalah seorang penyuka musik Korean Pop, walaupun kami berbeda aliran musik kami
tetap bisa bersenang-senang dan terkadang bergiliran memutar lagu kesukaan masing-masing.
(Mei 2014)

Tahun 2014 adalah tahun yang padat buatku, selain harus tetap mempertahankan prestasi
akademik di dalam sekolah, juga harus berjuang kelas untuk kejuaraan olimpiade matematika yang aku
ikuti. Lagi-lagi aku menyisipkan sedikit motivasi iseng, yaitu aku harus lolos tingkat kota, provinsi lalu
nasional agar aku bisa ke Jakarta,hah.. motivasi yang sungguh iseng. Namun disayangkan, aku gagal
menembus tingkat nasional, walapun target lolos tingkat kota sudah aku lewati, namun hanya ada satu
perwakilan saja yang akan mewakili provinsi Jawa Timur dan itu bukan aku. SMA ku hanya
menargetkanku untuk meraih juara dan lolos ke tingkat provinsi, namun targetku lebih dari itu,
setidaknya aku sudah membuat bangga dan mengharumkan nama sekolahku namun harus sedikit
kecewa karena keinginanku ke Jakarta harus tertunda kembali. Jika orang akan berkomentar “ya tinggal
ke Jakarta aja ada pesawat, bisa kereta juga bisa sini sana aja kok repot-repot nunggu olimpiade menang
dulu”. Haha. Lucu orang-orang itu. Jika memang aku menginginkan ke Jakarta dengan jalan seperti itu
tentu sudah aku lakukan dari jauh-jauh tahun, mengapa sampai bersusah payah masuk SMA favorite
sekedar berharap di suatu event sekolah akan mengundang JKT48 sebagai bintang tamu sampai mati-
matian ingin memenangkan kejuaraan olimpiade tingkat provinsi hanya sekadar agar bisa pergi ke
Jakarta, ini bukan masalah biaya, bisa saja aku menabung mati-matian tidak jajan selama sekolah demi
bisa berangkat ke Jakarta, namun itu bukanlah rencana yang aku susun semenjak duduk di bangku SMP.
Aku ingin bisa pergi ke Jakarta atau bertemu dengan grup yang aku kagumi lagu-lagunya dengan jerih
payah prestasi yang aku punya, dan mungkin akan tetap aku jaga sampai aku benar-benar bisa ke
Jakarta dengan prestasiku sendiri. Jujur saja mengenai Beby (yang gosipnya adalah member yang aku
kagumi) perlahan luntur antusiasku entah atau pikiranku yang distracted oleh setumpuk ambisi masa
mudaku. Namun jauh tanpa aku sadari, aku selalu tidak absen untuk membaca tulisan-tulisan dan
tweets Beby, namun enggan membalas, entah aku merasa semakin aku terfokus pada manusia di grup
tersebut aku semakin pesimis bahwa aku tidak akan bisa bertemu dengan mereka, dan memilih larut
dalam dunia remajaku lomba sana dan sini, bertualang sana sini dan mungkin pada saat itulah istilah
vakum cocok untuk digunakan, ya aku mulai sedikit menyerah.

Aku tidak sendirian (menjadi pengagum JKT48 dan AKB48 beserta lagu-lagu ajaib mereka), aku
memiliki kawan dekat yang aku temui di tahun 2013 (kelas 2 SMA), dia jenius dalam Fisika namun juga
sepuh dalam hal berbau 48 groups. Banyak yang mengatakan bahwa seorang maniak jejepangan akan
memiliki dunianya sendiri, anti social, tidak memiliki teman, suka menyendiri bahkan duduk paling pojok
di kelas, entah mengapa aku dan kawan ku satu itu mematahkan mitos tersebut. Kami berdua terkenal
sebagai penyuka jejepangan yang paling tidak bisa diam, paling kocak, paling petakilan, paling ramai,
paling heboh dan segala sesuatu yang berlawanan dengan mitos yang ku sebutkan tadi. Tidak jarang
karena kesukaan kami pada satu hal yang sama membuat gosip beredar bahwa kami memiliki hubungan
khusus, dia lelaki. Kami berdua sering mendengarkan lagu 48 groups bersama, dengan satu headset
berdua, sambil asik melakukan hitungan-hitungan fisika dan metematika di pojok ruangan kelas sesekali
menyenandungkan nada lagunya, seperti cerita-cerita di anime bukan? Namun memang begitu
kenyataannya kami sama-sama menyukai banyak hal yang sama di antaranya, ya Fisika, Matematika,
Bahasa Jepang dan tentunya JKT AKB48. Saat itu aku tak tahu siapa oshi nya, mungkin sama halnya
denganku yang tak terlalu memusingkan manusia yang ada dalam grup tersebut namun lebih fokus pada
lagu yang penuh maknanya. Dia pun mengakui, dengan mendengarkan lagu-lagu 48 groups akan
mempermudah dia untuk mendalami Bahasa Jepang yang mana saat kami SMA pelajaran Bahasa Jepang
menjadi mata pelajaran Bahasa wajib, tentu itu yang kami harapkan, bisa dibayangkan saat pelajaran
kelas Bahasa Jepang, mulutku dan kawanku tak henti-hentinya menanyakan kosakata-kosakata atau
struktur kalimat di luar materi yang sedang diajarkan dan itu sering membuat guru dan teman-teman
sekelas kami heran dan kebingungan. Hebat bukan efek dari hobi kami berdua, sangat positif.

Kawanku juga seorang anak olimpiade, olimpiade Fisika, sama hal nya dengan apa yang aku
alami, kami berdua sama-sama lolos ke tingkat Provinsi namun gagal tembus ke tingkat nasional, saat
hari pengumuman gagalnya kami berdua lolos itu pun kami sedikit tertawa dan mencairkan suasana
yang sebenarnya kecewa “yahhh hahaha gagal Zal, gagal ketemu Beby hahaha”, dia pun menjawab
kurang lebihnya seingatku seperti ini “gilak nggak sih kita pengen ke Jakarta aja nunggu pengumuman
lolos olim dulu haha mereka mah juga bodoamat pas kita ketemu gak mau tau usaha kita pas udah
nyampek sana, bakal sama aja Nur responnya ke yang lain juga haha”. Kami tetap menjadi fans yang
rasionalis, seorang public figure tetaplah manusia biasa, kamipun juga.

Jauh sebelum aku mengagumi sosok Beby, aku dan sahabatku telah lebih dulu termotivasi oleh
beberapa members dari grup versi Jepangnya (AKB48), Atsuko Maeda, Takamina dan Jurina, kami
berdua sehati jika menyangkut oshi dari grup Jepang tersebut. Tak dapat dipungkiri juga mereka lah
salah satu alasan kuat kami mulai detik itu ingin sekali meneruskan kuliah di negara asal mereka, mulai
menggenjot lebih giat lagi dalam belajar, mengikuti lomba segala universitas dan intens belajar Bahasa
Jepang. Betapa bersyukurnya aku menemukan kawan dekat yang satu visi dan misi dengan ku,
menajadikan hobi dan kesukaan kami menjadi salah satu pemecut agar lebih bersemangat mengejar
cita-cita kami. Namun perlu diketahui, dalam hati kecilku sebenarnya sangatlah pesimis, bagaimana
tidak, untuk bertemu dengan versi lokalnya saja tidak kunjung terwujud, apalagi bisa berangkat ke
Jepang sana ya walaupun tidak ada yang tidak mungkin selama masih ada yang namanya beasiswa.

(usai kelulusan SMA)

Aku benar-benar vakum dan benar-benar tak mengikuti kabar dari AKB48 ataupun JK48 ketika
sedang disibukkan oleh persiapan Ujian Akhir Nasional dan segala persiapan untuk masuk perguruan
tinggi impian.

Aku benar-benar merasa fase ini lah menjadi fase tersulit dan titik terendahku, ujian SNMPTN ku
gagal. Semua siswa di SMA ku sangat kaget dan bingung, ya tidak sedikit pula yang mencaciku karena
sepertinya aku salah memilih jurusan. Kuakui sendiri jika aku terpaksa memilih jurusan kedokteran
karena tuntutan kedua orang tuaku, yang mana aku senang dengan dunia hitungan namun sebaliknya
aku sangat lemah dalam hafalan, aku seperti membuang peluangku untuk masuk universitas ternama
secara sia-sia, bagamana tidak aku berdarah-darah memperoleh peringkat paralel yang mana sangat
ditunjang oleh nilai Fisika dan Matematikaku, mengikuti lomba teknik di sana sini. Tentu banyak dari
temanku menyayangkan mengapa aku tidak mengambil jurusan teknik, bagiku semua sudah terlambat
untuk menyesali, dan kala itu aku merasa benar-benar kecewa dan bersyukur secara bersamaan.

Singkat cerita, aku lulus SBMPTN namun diterima di jurusan pilihan kedua, matematika murni.
Bukan passionku. Lagi-lagi aku gegabah memilih pilihan jurusan yang ingin aku ambil. Beberapa hari
kemudian pengumuman lulus di jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang, dengan sangat terpaksa
aku mengambilnya, dimana saat test masuk saja aku tak ada semangat sama sekali, kala itu aku terlalu
egois, terlalu memandang rendah sesuatu hanya karena aku tak pernah melihat dan mendengarnya,
dalam hal ini nama kampusku. Aku merasa benar-benar gagal dan hancur, aku tak tahu kemana perginya
ambisiku saat SMP dan SMA, seperti hilang dan lenyap begitu saja. Aku terlalu pengecut, aku sama sekali
tak memiliki keberanian untuk berbaur kembali dengan teman-teman SMA ku, aku benar-benar
pengecut, kala itu. Aku memutuskan fokus berkuliah, memutuskan untuk tidak akan pernah
menghubungi atau kembali berkomunikasi dengan teman-teman semasa SMA ku kecuali setelah aku
menghasilkan sesuatu di kampusku yang baru. Aku pernah bilang aku pernah berjanji pada sahabatku,
agar kami berusaha berkuliah di kampus ternama agar mudah mendapatkan beasiswa ke negara impian
kami, Jepang. Dan itu semua juga lenyap. Bertemu dengan sosok idolaku yang di Jakarta saja sudah tidak
mungkin, apalagi untuk ke Jepang, aku sudah melupakan semua yang pernah aku janjikan dengan
sahabatku. Aku benar-benar nyaris putus asa, menjadi pribadi yang 180 derajat berbeda dari aku yang
sebelumnya, menjadi penyendiri, sering murung dan gampang menangis, aku kehilangan diriku sendiri.

Kau tahu, dengan kejadian itu aku lebih menikmati hidup, lebih banyak merenung apa yang
kurang pada diriku, lebih dekat dengan Allah tentunya, sungguh semua membuat aku lebih mengenal
diriku lebih dalam yang selama ini aku jarang peduli dan menanyakan keadaan diriku sendiri. Di saat aku
merusaha menerima semua dan beranjak bangkit aku ingat denganmu dan grup yang telah membuat
aku semangat 45 melewati semua sampai berada di titik ini sekarang. Playlist lagu-lagu lama milik
grupmu dan saudara di Jepangmu kembali aku putar satu persatu. Rasanya tetap sama, Shonichi, First
Rabbit dan Himawari menjadi 3 lagu yang paling banyak aku putar saat itu, dan benar saja dengan
bantuan suntikan semangat tambahan dari lagu-lagu itu membuatku memutuskan bangkit dan berani
menghadapi kenyataan di depan. Impianku belum pergi meninggalkanku, dia masih di sini, masih
menungguku menggapainya, bukankah impian bisa jadi terwujud setelah air mata?. Aku mengenalmu,
tentu saja kau tak mengenalku lebih parahnya mungkin tak tahu jika aku ada, namun aku merasakan
semangat dengan cara ajaib, terimakasih Beby.

Aku berhasil bangkit (dengan sangat susah payah), meyakinkan diriku sendiri bahwa aku belum
selesai, perjalannaku baru saja akan dimulai. Walaupun kuliah diploma 3 bukan keinginanku dan sama
sekali tidak pernah terpikirkan olehku, aku yakin ini jalanku. Tiga tahun penuh aku berkuliah dengan
berbeasiswa pemerintah dan swasta (salah satu perusahaan swasta di Indonesia), kembali bergairah
untuk mengkuti lomba Teknik Kimia dan melalangbuana di berbagai Universitas yang sempat atau lebih
tepatnya pernah menolakku, namun sayangnya aku belum pernah mendapatkan kesempatan mengikuti
lomba di Universitas manapun yang ada di Jakarta. Lagi-lagi tujuanku ingin sesekali mengikuti lomba di
Universitas di Jakarta adalah untuk bisa merasakan bagaimana rasa “teateran” dan melihat secara
langsung sosok yang aku ingin temui lebih dari 3 tahun lamanya, ya memang harus diakui lomba untuk
jurusan teknik dari Universitas-Universitas di Jakarta sangatlah jarang. Ya Tuhan, jika orang lain sampai
tahu hal ini (keinginan ku dan semangatku selama ini) adalah untuk bertemu denganmu (yang akan
membaca cerita ku ini) mungkin aku sudah dianggap tidak waras haha, bagaimana tidak, motivasiku
yang telah mengantarkanku sampai di titik itu hanya terdorong oleh hal yang mungkin bagi mereka
adalah hal yang sepele, tentu tidak bagiku. Kawanku yang mengetahui motivasiku hanya Rizal (yang
masih setia dengan cita-cita kami untuk ke Jepang walaupun dia memutuskan untuk kuliah S1 terlebih
dulu di Institut Teknologi Ssepuluh November, Surabaya) dan kedua teman dekatku di kampus, kawan
satu tim lombaku saja tidak mengetahui jika aku suka dengan grup yang identik dengan angka 48 itu.
Lagi-lagi karena aku mulai kehilangan harapan untuk ke Jakarta dan mulai disibukkan dengan persiapan
Tugas Akhir Penelitian menjelang kelulusan ditambah dengan kehidupan asmaraku sendiri, aku mulai
melupakan (kembali) hampir semua tentang JKT48.
(Awal 2018)

Kehidupan mahasiswa tingkat akhir dimulai, aku mulai disibukkan dengan Kerja Praktik dan Tugas Akhir
Penelitian, begitu menyita waktu istirahatku. Pada saat itulah aku mulai menjalin hubungan dengan
teman yang bias dibilang sahabat dekatku di kampus karena kami terus bersama dari semester pertama,
hingga pada sekitar pertengahan tahun 2018 di saat aku sedang pusing-pusingnya mempersiapkan
segalanya menjelang sidang dan sedang sangat membutuhkan motivasi dan semangat, hubungan
asmaraku kandas lantaran orang ketiga haha, tidak lain tidak bukan adalah sahabat perempuan semasa
SMA ku, tidak perlu dibayangkan betapa hancurnya kala itu. Tidak lucu jika aku gagal lulus hanya karena
aku kehilangan semangat menyelesaikan semuanya. Rasa-rasanya Tuhan ingin lebih dekat denganku dan
DIA seperti memintaku untuk kembali mengingat grupmu, Beb. Di saat aku benar-benar miskin
semangat dan motivasi (bukan tak ada sama sekali semangat yang aku dapatkan, namun taka da yang
berhasil benar-benar menggugah kembali semangatku) aku kembali membuka kumpulan video grupmu
di laptopku, folder yang sudah sangat lama tidak aku buka, ya mungkin hampir satu tahun, kembali aku
tonton semua music video entah JKT48 ataupun AKB48, begitupun dengan lagu-lagu nya. Pilihanku
kembali jatuh pada lagu legend namun bersejarah bagiku, Shonichi, First Rabbit dan Himawari. Entah
sulap ajaib darimana, perlahan aku mulai bangkit dan menuntaskan semua yang sempat terbengkalai
selama aku masih berusaha menyembuhkan hatiku.

Dengan susah payah aku selesaikan semester akhirku dengan penuh drama yang tak penting.
Sampai-sampai adikku menertawaiku saat aku yang lebih sering mendengarkan lagu-lagu JKT48 dan
AKB48 di saat aku galau. Bukankah rasa kecewa dan sedih harus dilawan dengan penyemangat. Masa
menuju pendewasaan memang terkadang seperti bayi yang sedang tumbuh gigi ya? Harus menahan
sakitnya terlebih dahulu karena memang itu fase yang harus dilalui.

Tidak buruk, walaupun aku terseok-seok di semester ujung, IPK ku masih menempatkanku pada
5 IPK tertingi di satu fakultas. Benar-benar di luar dugaan, pikirku aku tidak bisa menyelesaikan sidangku
tepat waktu dan terpaksa harus mengikuti wisuda gelombang selanjutnya dan berakhir pada IPK yang
hancur, namun Tuhan masih memberiku kesempatan membahagiakan kedua orang tuaku.

(Akhir tahun 2018)

Di saat aku sudah mulai merasa sembuh dari apa yang telah aku alami, aku termotivasi untuk
membuat suatu karya berupa buku untuk mengisahkan sebagian kisah hidup yang telah aku jalani dan
aku harapkan bisa bermanfaat dan menginspirasi orang lain. Salah satu orang yang ingin aku berikan
buku itu adalah kamu Beb, orang yang menurutku secara sangat tidak langsung selalu ada di setiap fase
hidupku di fase jatuh dan bangkitku, kamu tidak akan pernah merasa, tapi aku iya. Kamu sudah aku
anggap sebagai salah satu orang yang aku samakan dengan para sahabat hebatku yang terus ada di
sampingku seolah seperti terus menepuk pundakku dan percaya bahwa aku bisa melangkah dan
melewati semua. Suatu saat hari dimana aku bisa memberikanmu bukuku pasti akan terjadi, aku percaya
itu.

Luka yang dengan kurang ajar diberikan oleh mantan sahabatku berangsur sudah tidak bisa aku
rasakan, aku kembali berfokus pada proses yang harus aku tempuh selanjutnya setelah menyelesaikan
masa perkuliahan selama 3 tahun (aku lulusan Diploma tiga yang masa perkuliahannya hanya 3 tahun 6
semester). Kesekian kalinya harapan untuk bertemu secara langsung denganmu kembali muncul, ya
minimal melihat kamu menari dan menyanyi saja sudah cukup bagiku. Segala seleksi perusahaan yang
aku ikuti kebanyakan berakhir gagal, hal ini memang sering dan wajar terjadi seperti yang pernah
diucapkan oleh kakak tingkatku, apalagi seorang perempuan peluang untuk mendapatkan kerja hanya
10%, mengingat jurusan Teknik lebih “ramah” dengan laki-laki. Singkat cerita salah satu pabrik
Petrochemical terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara membuka lowongan untuk satu angkatan
jurusan Teknik Kimia di kampusku, saat itu ada sekitar 350 an peserta yang mengikuti seleksi tersebut.
Pabrik Petrochemical ini adalah pabrik imipian hampir semua mahasiswa Teknik Kimia di seluruh
Indonesia, termasuk aku yang sangat menginginkan bekerja di sana selepas kuliah. Kamu tahu Beb, aku
benar-benar belajar dan mempersiapkan semuaya dengan susah payah agar aku lolos, walaupun
harapannya sangat kecil, pikirku jika memang aku tidak bisa bekerja di Jakarta (karena memang tidak
ada pabrik produksi di sana kecuali kantor pusat/Head Ooffice nya), aku bisa bekerja di dekat Jakarta
salah satunya di daerah Banten, apalagi pabrik tersebut adalah pabrik impianku inilah saatnya mungkin
tidak akan ada kesempatan emas seperti ini lagi.

Lima tahap mematikan berhasil aku lalui. Aku benar-benar tidak menyangka (sampai detik ini,
sampai saat ini aku menulis kisah ini) jika aku salah satu nama yang diloloskan di antara 4 lainnya, hanya
seroang perempuan sendiri. Dua impianku seperti dikabulkan dalam satu paket, kesempatan yang lebih
besar bertemu denganmu dan bekerja di pabrik impianku sejak aku masih duduk sebagai mahasiswa
tingkat pertama. Mungkin kamu sudah pernah membaca kisah yang hampir sama dengan ini, ya aku
pernah mengirimkan surat tulisan tanganku yang berisi sedikit cuplikan bagaimana bisa aku diterima
bekerja di Cilegon, untukmu pada bulan Juni 2019 bersama buku karyaku sendiri.

(Pertengahan tahun 2019)

Sudah hampir 6 bulan aku bekerja di pabrik yang bermarkas di Cilegon, Banten. Karena
kesibukan dan kepadatan pekerjaan diperparah dengan cukup jauhnya jarak Cilegon-Jakarta yang
membutuhkan waktu tempuh darat selama kurang lebih 2 jam perjalanan membuatku belum bisa
menuntaskan misiku yang sudah terjaga selama hampir 7 tahun lamanya. Hingga akhirnya aku tersadar
jika mungkin waktumu dan para member gen 1 lainnya sudah tidak lama lagi saat Ayana mengumumkan
kelulusannya 16 Juni 2019 kemarin, saat itu seingatku aku sedang di suatu rumah makan berdua
bersama temanku sehabis pulang kerja. Mendapatkan kabar itu langsung dari kawanku yang sedang
menonton team T di theater, jujur aku terkejut bukan main, Ayana adalah salah satu member yang
sempat menarik perhatianku dengan sikapnya yang lucu dan seorang keturunan Jepang. Ternyata saat
ini akan tiba, saat dia memutuskan untuk menggapai cita-citanya yang lain di luar sana. Setelah kabar
itupun, aku memutuskan seminggu setelah itu aku akan menyempatkan waktu pergi ke Jakarta, aku
ingin menontonmu Beb dan memberikan hadiah yang sudah aku persiapkan sudah lama juga sebagai
tanda terima kasihku meskipun kau merasa tidak pernah memberikan ataupun melakukan apapun
untukku. Sebenarnya untuk “teateran” bukan kali pertama buatku, karena aku sudah dua kali sebelum
itu menonton team T, karena teammu (team K3) hampir tidak pernah melakukan show pada akhir
pekan.

Walapun bukan untuk pertama kali aku ke sana, aku sungguh deg-degan Beb, jelas karena ini impianku
selama 7 tahun lebih, impian yang mengalami fase hilang muncul hilang dan muncul kembali, impian
yang terus aku jaga di tengah semua kondisi dan perjalanan hidupku yang tidak mudah.
Membayangkannya saja bagaimana nanti jika aku bertemu denganmu aku tidak bias, aku terlalu excited
sepertinya, padahal masih H-7 dari hari showmu. Walaupun hanya sekedar duduk di bangku penonton
dan melihatmu dari jauh saja tentu aku sudah sangat senang.
(22 Juni 2019)

Hari yang aku nantikan selama lebih dari 7 tahunpun tiba. Aku telah mempersiapkan semua
jauh-jauh hari, termasuk menulis surat yang seperti laporan praktikum kuliahku dengan tulisan yang
amat hancur haha, aku baru sadar mengapa semakin hari semakin hancur saja tulisan tanganku apa
mungkin karena tuntutan pekerjaan keseharianku yang mengharuskanku berpikir cepat dalam tekanan
tinggi sehingga tulisan tanganku sudah tak berbentuk lagi haha. Aku tak yakin setelah kamu menerima
hadiah ku itu, kamu bias membaca suratku atau tidak.

Jumat (21 Juni sore), aku meminta ijin kepada atasanku (managerku) untuk tidak lembur malam
dan akan lembur pada Minggu pagi, setelah mendapat approved sepulang kantor dengan masih
berpakaian seragam lengkap dengan ID Card, dan beberapa rekan kantorku (yang pulang kampong ke
Jakarta setiap akhir pekan) berangkat ke Jakarta naik bis Merak-Kb.Jeruk, seniat itukah aku sampai tidak
sempat berganti seragam pabrik haha. “Nur abis teateran besok cerita yak Beby nya gimana haha
selamat menonton ciee pasti deg-degannya dari lahir nih haha”,ucap rekan kantor yang cukup dekat
denganku. Akupun dengan setengah sadar karena factor sangat kelelahan setelah seharian plant site
survey dan tidak cukup tidur, “hahahaha iya nih mulesnya dari kemarin anjr, bayangin aja sih kak 7
tahun loh 7 tahun dari SMP pengen ketemu lah terus ketemunya pas sama-sama udah besar gini
gimana gak deg-degan haha, sayangnya besok Cuma bias nonton doang gak bias salaman atau foto
ada eventnya sendiri hhmm”. Dia pun membalas, “anjr lucu lo udah kayak temenan akrab terus gak
ketemu lama banget gitu yak haha waahhh sayang ya gak ada buktinya dong udah ketemu gitu udah
gakpapa kata lo kan mungkin abis ini dia apa tuh namanya lulus nah graduate yak, kesempatan terakhir
haha”. Kurang lebih seperti itulah percakapan ku dengan rekan kerjaku yang duduk bersebalahan di bis
yang kami tumpangi.

Keesokan paginya (22 Juni), aku sudah bersiap diri dan dengan hebohnya membuat suasana kos
teman semasa SMP yang aku tumpangi menjadi ramai. “cepetan napa Tik, ini gatau apa ya mules
gajelas dari kemarin” tukasku. “iya astagaaaa kata lo nukerin tiket dulu kan, jam berapa sih hebohnya
dari subuh deh heran” jawabnya dengan cerewet haha. Pada akhirnya aku dan Cantik (sahabatku
semasa SMP) berangkat menuju FX dengan KRL sekitar pukul 10 pagi. Dikarenakan aku sudah membawa
satu rancel punggung, kawanku lah yang membawakan paperbag coklat yang berisi hadiahku yang akan
aku berikan untukmu hari itu. Haha aku hanya mengerjainya saja untuk membawakan barang-barangku
hitung-hitung ini hari specialku yang telah aku nantikan selama 7 tahun lebih dan kawan SMP ku ini tahu
benar dan ingin meringkankan beban perdeguban jantungku yang tidak jelas. Ada banyak kejadian yang
terjadi di hari itu dan hampir semua kejadian lucu yang tidak pernah aku lupakan. Mulai dari Cantik yang
mengerjaiku balik dengan mengatakan bahwa paperbag yang dia bawa sebelumnya tertinggal di dalam
KRL, sungguh aku ingin memakinya habis-habisan saat itu. Kamu tahu Beb, kami yang sudah berposisi di
setengah perjalanan menuju FX dengan berjalan terpaksa kembali kembali ke stasiun KRL, bodohnya aku
tanpa melihat ke arah kawanku aku memilih langsung panic dan berlari kembali ke stasiun. Belum
sampai kembali masuk ke dalam stasiun, Cantik menarik tanganku dan dengan wajah tanpa dosanya,
“hehehe selow dong Nur heboh amat, kayak singa mau nerkam mangasa anjr haha sepanik itu heran
deh, nihhh kado buatttt beeeebiiiiiiiimuuuuu diteliti dulu makanya asal maen lari aja lo haha udah gak
sabar pengen ketemu yak duhh yang dari esempe deongeng soal jeketi soal bebi akhirnya ketemu nanti
duh jadi terharu haha”. Sumpah demi Tuhan, aku ingin menggantungnya di Monas saat itu, candaannya
sama sekali tidak lucu namun pada akhirnya aku ikut tertawa merutuki diriku sendiri yang dengan
bodohnya panic dan memilih langsung berlari kembali menuju stasiun. Belum lagi kekonyolan aku dan
kawanku ini, setelah berjalan cukup jauh kami tersesat. Benar-benar konyol bukan berjalan dari stasiun
terdekat dari FX menuju ke FX saja aku tersesat, ini semua dikarenakan kawanku yang awalnya sok tahu.
Kampiun terpaksa harus menggunakan maps untuk mengetahui arah ke FX, konyolnya lagi saat operator
maps berkata kami harus berjalan ke barat daya. Hei, arah timur barat utara selatan saja aku tidak tahu,
apalagi barat daya sungguh konyol. Seperti sedang mendaki gunung dan tersesat, pada akhirnya aku pun
menggunakan kompas pada smartphoneku. Memang terlewat jenius atau kehabisan ide hanya itu yang
terlintas di pikiranku, dan dengan santainya Cantik menertawaiku, hei setidaknya aku memutar otak
agar kita tidak seperti orang bodoh yang hanya berjalan memutari senayan. Setelah sekitar 15 menit
dengan peluh keringat yang mulai membanjiri di seluruh badanku, kamipun sampai di FX dan langsung
naik ke lantai 4. Jika saja kawanku tidak sok tahu, aku tidak akan berkeringat dan bau, keadaanku waktu
itu seperti orang selesai berolahraga futsal, terpaksa aku harus ke toiet membersihkan badanku,
mendinginkan tubuhku dan berganti kaos luar untung saja aku menyiakan beberapa helai baju untuk
persiapan menginapku. Mengapa sudah di Jakarta saja masih banyak drama yang harus aku lalui, tidak
bisakah semua berjalan dengan lancar, hari ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu datangnya.

Setelah memberikan paperbag coklat pada meja Merchendise, aku segera mengantri di loket
untuk menukarkan tiket dan menscan barcode pada akunku. Tidak ku sangka saat aku berbalik badan
aku bertemu dengan orang lebih tepatnya fans JKT48 yang terkenal dengan konten videonya yang lucu
dan inspiratif, Mindam Random dengan bang TG Purnama alias Samin sebagai pemilik akunnya. Benar-
benar seperti mimpi, selama 2 tahun terakhir aku mulai mengikuti setiap konten videonya, tidak seperti
akun fans JKT48 yang lain, konten video yang mereka buat dibalut dengan sentuhan komedi yang
mengalir begitu saja dan inspiratif, dimana letak inspiratifnya? Beberapa kali mereka membuat video
yang membedah grup JKT48 dari sisi lain dan masing-masing crews nya berpendapat JKT48 itu seperti
apa, bukan hanya sekumpulan laki-laki yang hanya dibutakan dengan paras dan rela membuang uang
berjuta-juta demi melihat idolanya menang, aku suka sudut pandang yang mereka perlihatkan dari sisi
yang berbeda. Tanpa basa basi aku mulai menjabat tangan bang Samin dan memperkenalkan diri bahwa
aku Nurika, yang sering berkomentar di kolom akun youtube mereka dan juga mengirimkan pesan di
Instagram. Tanpa diduga ternyata dia mengenaliku dikarenakan komentar-komentar ku yang beda dan
terkesan jenaka di kolom akun youtube mereka. Setelah berbincnag panjang lebar aku memberanikan
diri meminta ijin untuk berfoto berdua dengannya sebagai kenang-kenangan karena aku akan sangat
jarang berkungjung ke Jakarta kembali mengingat jarak dan kesibukanku.

Aku lupa menjelaskan bahwa aku akan menonton 2 show pada hari itu, setlist Pajama Drive
show di show 1 dan Setlist Saka Agari di show 2, hari itu juga hari perdanaku menonton setlist Pajama
Drive. Kawanku Cantik menunggu di luar sambal berkeliling FX untuk berbelanja sesuatu sembari aku
menikmati show 1, karena aku memang sengaja akan mengajaknya menonton show 2 dengan modus
gratis Friend Campaign hehe.

Waktu yang telah aku tunggu-tunggu tiba, Show 2’s time. Setelah menunaikan ibadah sholat
maghrib aku mengantri Bingo bersama 2 kawanku, Cantik dan Sheila (Sheila yang juga kawan ku semasa
SMP yang kebetulan ingin juga aku ajak untuk menontok JKT48’S Show. Inilah keuntungan Friend
Campaign, aku mendapat row no 4 di tengah dari keseluruhan susunan bangku penonton, tempat
strategis yang dapat melihat panggung secara menyeluruh. Aku, Cantik dan Sheila dipersilahkan terlebih
dahulu untuk masuk setelah barisan VIP masuk. Kau tahu Beb, jantungku berdisco kembali, beberapa
menit lagi aku bisa melihatmu secara langsung, bukan lagi dari layar tv ataupun layar smartphone.
Show telah dimulai, dibuka dengan overture dan diiringi teriakan chant dari para fans yang tentu
sedikit membuat kedua temanku itu kaget, aku mencoba menenangkan mereka dan sedikit memberi
penjelasan sebenarnya apa yang mereka lakukan. Bukankah seharusnya aku yang ditenangkan oleh
kedua temenku karena sebentar lagi aku akan melihat secara langsung bagaimana sosok Beby Chaesara
Anadilla itu hehe. Diawali dengan drama seperti anak sekolah yang diperankan oleh Yona, hey aku harus
bersabar dan fokus, menunggu dirimu muncul di stage. Akhirnya. Kau muncu. Aku benar-benar terharu,
inikah akhir dari 7 tahun lebih masa penantianku, ya itu kamu Beby yang sedang berada di atas stage.
Kau sudah tumbuh menjadi gadis dewasa sama sepertiku, bukan lagi anak SMP yang masih bertingkah
konyol, kau terlihat dewasa walaupun dalam keadaan menari. Kita sama-sama tumbuh selama rentang
waktu 7 tahun, aku lupa menyadarinya. Cantik yang duduk di sebelah kiriku seperti menepuk pelan
pundakku memberi isyarat bahwa sepertinya dia juga terharu haha, Cantik adalah sahabat semasa SMP
SMA dan berlanjut sampai aku telah bekerja, dia tahu benar betapa aku mengidolakan lagu-lagu
grupmu, grupmu, dan kamu sendiri. Dia menjadi saksi perjalanan hidupku dan bagaimana usahaku
untuk bisa pergi, berkuliah atau bekerja di Jakarta, dan itu terwujud tahun ini. Aku sebenarnya heran
padanya, bagaimana dia bisa hafal beberpa anama members termasuk kamu, perlu diketahui Cantik
lupa membawa kacamatanya haha, dia hampir tidak bisa meliat secara jelas wajah para members, saat
aku bertanya darimana dia tahu yang mana kamu yang mana Shani dan seterusnya dia hanya menjawab,
“feeling doing haha tau nggak kenapa gue bisa bedain yang mana Beby? Keliatan dari dancenya beda
sendiri keren gatau kenapa gue tahu kenapa lo kagum sama dia, dan dari cara lo ngeliat ke panggung
dan gue ngikutin mata lo ngarah ke mana dari tadi gue tau Beby yang mana haha” jelasnya panjang
lebar. Benar-benar seperti dukun saja kawanku itu haha mungkin efek pertemanan kami yang hampir 8
tahun, dia tahu semuanya tanpa aku brbicara. Selama hampir satu jam show telah berlangsung, dan
terjadi lagi, kejadian konyol oleh kawanku yang satu ini, dia seperti masuk angin haha akibat semalam
sebelumnya dia tidak tidur demi menungguku datang dari terminal Kebon Jeruk, ya aku tiba sekitar
pukul 11 malam karena jalanan sedang macet parah. Sepertinya aku harus memijit tengkuknya sembari
mataku tetap teruju pada stage. Selama hampir 30 menit aku memijit pelan pundak, tengkuk dan kepala
bagian belakangnya, ya aku melakukan untuk membalas budi saja haha atas bantuan dan dukungannya
selama ini, hanya bercanda. Aku tidak tahu kau sadar atau tidak, ingat atau tidak dengan adegan pijit
memijit yang dilakukan 2 perempuan di kursi bagian tengah haha, jika kau merasa terganggu kala itu aku
minta maaf. Aku juga atak tahu apakah kau melihatku dari atas panggung itu, ah siapa aku, aku yang
hanya menggapmu sebagai teman dekatku, kau mengetahui keberadaanku saja tidak haha, yang
terpenting adalah aku sudah melunasi hutang janji yang aku peruntukkan untuk diriku sendiri, aku sudah
menemuimu ah lebih tepatnya sudah melihatmu secara langsung, itu sudah lebih dari cukup. Akupun
sudah memberikan karyaku yang aku buat dengan kamu sebagai salah satu asalannya, semoga kamu
berkenan membacanya, atau minimal membuka kotak kadonya dan membaca synopsis di bagian
belakang bukunya, aku sudah senang. Aku tahu banyak sekali fans yang memberikanmu hadiah, mulai
dari bacaan buku, aksesoris dan lain sebagainya. Aku tidak pernah menuntutmu untuk membacanya
ataupun memberikanku “waro”, aku sangat paham kau sibuk dan tak akan memiliki waktu sengang
banyak untuk membuka satu persatu hadiah dari fansmu. Namun, aku berharap minimal kau
menyimpannya jika tak sempat atau tak mau membacanya, jangan diberikan ke orang lain atau dibuang.
Itu milikmu, anggap saja buku itu lahir olehmu, karenamu dan aku kembalikan padamu, aku di sini hanya
sebagai perantara yang mewujudkan buku itu ada di tanganmu. Buku Klise Asa oleh Nurika Andana aku
serahkan padamu.
Sepertinya saat itu show Saka Agari akan berakhir lebih dari jam 21.30, dan sudah terlalu larut
malam bagiku yang harus kembali ke Cilegon malam ini karena keesokan hari Minggunya aku herus
lembur pagi pkul 07.00 tepat. Aku harus mengejar bis terakhirku dari Kebon Jeruk menuju kembali ke
Merak, banyak sekali fans yang MVP saat it sehingga waktu show berakhir melebihi rencanaku. Sangat
terpaksa aku harus keluar dari show sebelum waktu show berakhir, aku dan kedua kawanku berdiri dan
beranjak keluar di tengah-tengah show, aku harus menguatkan hatiku karena aku harus merelakan sesi
HighTouch denganmu. Apa boleh buat mungkin pertemuan selanjutnya bisa kupastikan aku akan
membuat kenangan lebih berkesan dari hari ini, semoga saja kau tidak terburu-buru untuk lulus dari
JKT48, tolong tunggu aku.

Saat perjalanan pulang kembali ke Cilegon, di dalam bis aku iseng membuka aplikasi Instagram dan
mengetahui kau baru saja mengupload story di sana, dengan spontan tanganku membukanya, betapa
senangnya aku kau berfoto dengan beberapa hadiah dari fansmu hari ini dan salah satunya dengan
paperbag coklat milikku. Terimakasih untuk hari ini Beby, semoga kita dapat bertemu kembali di lain
waktu, entah kapan.

Melihat paperbag coklatku


(5 Oktober 2019) yang kau terima saja, aku
sudah senang.

Pertemuan kedua segera akan terwujud, kali ini bukan hanya melihatmu daribangku penonton, aku
memberanikan diri untuk berbicara denganmu di balik bilik HandShake. Semoga saja aku bisa mengatur
tempo dan ritme berbicaraku haha. Tidak hanya membili tiket untuk HS saja, aku membeli tiket TwoShot
juga. Bolehkan aku membuat kenang-kenangan sebanyaknya denganmu sebelum waktumu untuk
memikirkan cita-citamu selanjutnya tiba

Dikarenakan mulai awal bulan September kemarin aku sudah mulai berkuliah (kembali)
meneruskan pendidikan S1 ku dari Diploma3 ku sembari tetap bekerja penuh waktu, aku benar-benar
harus mengatur waktu antara kuliah dan waktu lembur kerjaku agar aku bisa sekali lagi berkunjung ke
Jakarta. Aku bisa dengan aman dan nyaman pergi berkunjung ke Jakarta dengan catatan semua tugas
pekerjaan kantorku selesai dan tentunya segala tugas kuliahku selesai, dan aku berhasil melakukannya.
Dalam lebih dari seminggu, aku hanya tidur sekitar maksimal 4 jam dalam sehari, untuk menuntaskan
semua dan agar tidak menjadi bebanku saat aku ingin melepas bebanku dengan mengikuti events jabat
tangan yang akan diselenggarakan 5 Oktober tersebut.

Aku berangkat dari Cilegon menuju Jakarta sekitar pukul 8 malam (karena aku harus menghadiri
kelas perkuliahan yang baru selesai pukul 18.15) bersama dengan sahabat laki-lakiku, bisa diprediksi
bahwa kami akan tiba di Jakarta sekitar tengah malam atau bahkan dini hari. Mengapa setiap sekadar
bertemu denganmu saja aku harus berjuang sedemikian rupa yah haha, namanya juga risiko fansfar
yang tak lagi far haha.

5 Oktober hari Sabtu pagi itupun datang, rasa degup jantungku tidak kalah dari rasa debar yang
aku rasakan saat pertama kali menonton show Saka Agari pertama kali, sampai-sampai diare
menyerangku. Saat itu Cantik (lagi-lagi aku menginap di kosnya) tidak bisa menemaniku untuk ikut hadir
di acara event HandShake tersebut karena dia harus kerja lembur sampai malam hari, baiklah aku
memberanikan diri datang seorang diri ke venue. Beberapa teman semasa SMA ku yang merupakan
fans JKT48 juga berdomisili di Jakarta bisa datang saat sore hari.

Aku membeli tiket untuk HandShake dengan Beby di sesi 1 (2 tiket) dan sesi 3 (3 tiket). Sesi 1
dibuka sekitar pukul 10 pagi, tentu aku sudah berangkat menuju venue pukul 9 pagi karena ini adalah
event HS yang pertama kali ikuti, aku tidak ingin terlambat atau terkena masalah-masalah tidak penting
lainnya. Beberapa teman fans yang aku kenal dari twitterpun belum banyak yang datang, karena
kebanyakan dari mereka melakukan HandShake di sesi siang, aku benar-benar seperti anak ayam
kehilangan induknya tidak tahu harus kemana belum lagi ditambah tidak menentunya perut dan
jantungku. Baiklah jurus SKSDku harus aku terapkan secepat mungkin pikirku saat itu, tidak buruk
hasilnya, aku sudah berkenalan dengan beberapa fans dan bergurau dengan lelucon standard milikku
yang bagiku sangat garing dan receh, hal ini juga baik untuk jantungku yang sedari tadi berpacu tanpa
sebab. Sekitar pukul 10 lebih beberapa menit, beberapa teman tweitterkupun mulai berdatangan dan
mengajjakku untuk bertemu, begitu menyenangkan bertemu dengan orang-orang baru yang sudah
akrab terlebih dahulu di dunia maya dan ternyata kami semua sangat nyambung membahas berbagai
hal di luar JKT48. Betapa bersyukurnya aku dianugerahi Tuhan sifat tak punya malu dan pintar dalam
SKSD dengan orang-orang baru, hanya membutuhkan beberapa menit diawal untuk beradaptasi lalu
dengan cepat mengubah rasa canggung itu mejadi “cair”. Aku perkenalkan mereka satu persatu ya
Beb,ya siapa tahu salah satu dari mereka ada yang mampir ke bilik HS mu, kau bisa mengusir mereka
haha hanya bercanda. Kawanku yang secara visual seperti anak kutu buku yang jenius penyuka anime,
ya memang benar dia anak Fisika yang masih berkuliah di semester 5, humoris bukan main dan usianya
2 tahun lebih muda dari ku, nama bekennya Abi. Dia seperti duplikat dariku dengan versi laki-laki,
penyuka sains dan suka melucu walaupun kami tahu tidak ada yang patut ditertawakan dari lelucon-
lelucon kami haha. Kami banyak bertukar ilmu membahas Fisika dan Matematika, dia mengingatkanku
pada sahabat laki-lakiku di Surabaya, apa kabar dia sekarang. Dia fans dari Chika dan Vivi. Kedua, akang-
akang dari Bandung yang berkuliah dan bekerja di Solo, dia termasuk fansfar yang sering berkunjung ke
FX dan mengikuti beberapa event JKT48, sehingga tidak seperti fansfar kebanyakan. Dewasa, humoris,
banyak pengetahuan tentang JKT48 dan AKB48, wota sepuh, bang Agung itu sapaan panggilanku
untuknya. Oshinya sebut saja Gre. Maaf jika secara random aku mendeskripsikan teman-teman baruku
ya Beb, karena bagiku mereka sudah menjadi keluarga baru untukku karena fandom ini. Aku juga ingin
berbagi tips and tricks bagaimana menjadi orang ekstrovert yang sebenarnya adalah introvert, dan
semoga juga menginspirasimu. Ketiga, dia kawan SMA ku, kami satu kos dahulunya. Setelah selama
hampir 3 tahun aku lost contact dengannya, karena JKT48 lah kami kembali dipertemukan, dia
perempuan sama sepertiku. Nama penanya adalah Ara, dia sangat pendiam dan misterius mungkin
hampir sama denganmu. Member kesukaannya, aku tidak tahu pasti, mungkin semua member yang
berada di team dan juga di academy dia sukai, entahlah bagaimana jalan pikirannya aku tidak paham
haha. Keempat, kakak tingkat dari Ara, dia anak ITB dan ternyata berasal dari kota yang sama denganku,
Kediri. Dia termasuk fans lama dan masih setia dengan fandom ini, dia paling tua di antara kami berlima.
Perkenalkan namanya Festian, panggi sama Mas Pes, oshinya? Kamu. Perbincangan random kami harus
berakhir sementara saat aku harus memulai handshake sesi 1 denganmu, tentu saja dorongan semangat
dari kawan-kawan baruku membanjiriku, entah mengapa detik-detik saat aku ingin mengantri untuk
menscan barcodeku di gate-in aku menjadi ragu dan takut ingin rasanya berbalik badan dan
membatalkannya. Aku takut tidak bisa menyampaikan apa saja yang ingin aku bicarakan dan tanyakan
padamu, aku takut ekspektasiku selama 7 tahun ini harus tiba-tiba hancur hanya dengan sekali
pertemuan, aku sangat takut. Namun tanpa sadar aku sudah berada di barisan antrian jalur handshake
mu, sial aku sepertinya terlalu cepat masuk di dalam jalurmu, aku berada nomer 3 di belakang bapak-
bapak berambut putih hehe. Beruntungnya aku yang masih memiliki waktu untuk menetralisir detak
jantungku karena bapak-bapak yang berdiri mengantri di depanku tadi ternyata cukup lama berada di
dalam bilik HS mu. Hei mengapa sekarang aku berharap bapak-bapak berambut putih tersebut selama-
lamanya saja berada di dalam bilik HSmu tidak perlu keluar haha, rasanya aku ingin benar-benar mundur
dan membatalkan semua, namun sudah terlambat. Timekeeper bilik HS mu sudah menyuruhku masuk
ke dalam bilikmu, ya Tuhan apa yang harus aku lakukan pikirku sat itu, aku pasrah pada akhirnya dan
mulai melangahkan kakiku dengan berat hati. Pada sesi 1 tersebut aku membeli 2 tiket ataudengan
durasi mengobrol 20 detik, kau tahu aku berdiri di depan bilik HS mu selama sekitar 5 detik atau lebih
dikarenakan ketakutanku yang sudah tidak terbendung, jika disuruh untuk memilih mengobrol
denganmu selama 10 detik lebih atau presentasi paper di hadapan para managers, tentu aku akan lebih
memlih yang kedua, aku benar-benar diserang rasa takut yang berlebihan. Bagaimana bila kamu illfeel
pada akhirnya padaku setelah mengobrol nanti atau bagaimana bila kamu menyesal mempunyai fans
sepertiku haha. Lalu aku kembali mengingat bagaimana perjuanganku selama 7 tahun ini untuk bisa
pergi ke Jakarta dan bertemu denganmu, bukankah ini yang kuinginkan. Setelah sekitar 5 detik lebih aku
berperang dengan batinku sendiri untuk masuk atau tidak, akhirnya aku memilih masuk, ya tentu saja
tidak mungkin aku lari dari sana haha. Saat aku membuka tirai hitam bilik HS mu, ya Tuhan rasanya aku
ingin kembali sidang Tugas Akhir penelitian saja, daripada harus mengobrol berdua seperti itu haha.
Kamu tersenyum ramah padaku dan mulai mengulurkan tanganmu untuk mengajakku bersalaman, aku
yang awalnya sedikit ragu untuk membalas uluran tanganmu pada akhirnya juga kuulurkan tanganku,
dan kitapun bersalaman. Kalimat pertama yang kamu ucapakan adalah “halo Kak, namanya siapa?
Darimana?” tanyamudengan ramah walau sengat terlihat kau tidak nyaman dan canggung. “ eee..ee ohh
aku Nurika, dari Cilegon”, jawabku yang berusaha ramah namun sama saja sepertimu dengan nada
canggung dan tdak nyaman, apalagi kamu terus menahan tanganku, kita tak sedang ingin menyebrang
kan Tanya batinku saat itu haha. Baiklah beberapa detik kemudia kita saling diam, aku paham kamu
adalah sosok introvert yang akan selalu canggung jika bertemu apalagi mengobrol dengan orang baru,
aku mulai tidak enak denganmu ahh pasti kamu tidak nyaman berbicara denganku, baiklah aku
berinisiatif bertanya terlebih dahulu ada akhirnya, “hhmm Beb, bukuku udah kamu baca belum?”,
tanyaku dengan polos, betapa bodohnya aku bagaimana bisa menanyakan buku yang tidak ada nilainya
sama sekali yang mana mungkin dibuka olehmu, padahal aku sadar tentu banyak sekali yang
menghadiahimu buku-buku yang lebih bagus, dan tentu kau tak akan membaca atau membua
semuanya. Diperparah aku hanya bertanya “bukuku”, hei mana bisa kamu tahu bukuku yang mana
bukan haha, namaku saja mungkin akan kamu lupakan beberpaa detik setelah aku menyebutkannya.
Namun sungguh aku sangat penasaran bagaimana dan apa jawabanmu, di dalam hati kecilku aku sangat
berharapkamu berkenan membukanya apalagi membaca dan akan memberi komentar, ternyata
ekspektasiku detik itu juga hancur, ya saat kamu hanya menjawabnya dengan gesture tubuh malu-malu
dan dengan menutup mulut dengan sebelah tanganmu sambal tersenyum kikuk. Aku sudah paham
maksudmu saat itu, jawabannya adalah “belum dan tidak akan pernah”. Aku bingung harus merespon
senyum kikukmu bagaimana, aku memutuskan juga membalasnya dengan tersenyum, senyum sedih,
jujur saja Beb aku sangat kecewa saat itu dan juga merutuki diriku sendiri yang terlalu berharap tinggi,
namun aku teringat tujuan awalku membuat buku itu, bukankah sudah aku bilang bahwa bukuku itu
bisa dibilang berasal darimu dengan aku sebagai perantara penulisnya yang akan aku kembalikan
kepadamu, jadi pemilik buku itu bebas untuk membacanya tau tidak, haha aku lupa itu. Dua puluh
detikku selesai, timekeepermu menepuk pundakku “mbak waktunya habis”. Kamupun melepaskan
genggamanmu dan berucap, “nanti ketemu lagi ya…”, aku bingung harus membalasnya bagaimana, aku
saja tidak tahu apakah setelah ini kamu akan tetap menjadi idola dan sosok motivator bagiku atau masa
7 tahun itu harus terpaksa berhenti saat itu juga. Keempat kawanku telah menantiku di dekat gateout
HandShake, nampaknya mereka sangat antusias ingin mendengar bagaimana perasaanku setelah
mengobrol denganmu, aku bingng harus jujur atau berpura-pura bahagia. Ternyata Abi
menginterogasiku terlebih dahulu, “gimana kak HS sama Bebynya? Cerita apa aja? Dikenal nggak sama
Bebynya?”. Aku tidak bisa menyembunyikan ekspresi kecewaku walaupun aku berusaha tersenyum dan
bertingkah kocak seperti sebelumnya. “waduh sini sini cerita cerita ada apa ada apa kayaknya terjadi
sesuatu nih haha”, canda bang Agung. Dia benar kataku dalam hati, hatiku sedang tidak baik-baik saja.
Percuma berbohong batinku, yang akhirnya aku memutuskan untuk jujur dan meminta pendapat
mereka, “hhmmm gagal, gagal total”, jawabku dengan lemas. Mas Pes mulai menengahi, “weitss selow
selow, kalem dulu, gagal total kenapa Nur? Bukannya harusnya seneng? Katamu tadi kamu nunggu
ketemu Beby dari SMP loh, ini kesampekan kan?”, Tanya mas Pes. “iya sih, tapi kayaknya akunya aja
yang terlalu berekspektasi tinggi mas, aku salah dari awal. Hhmm tadi dia canggung gitu ayak gak
nyaman ngobrol sama aku, gatau deh kalau sama yang lain, alasan yang kedua, dia belum baca buku
yang aku tulis sendiri padhal aku ngasihnya udah lama sekitar 4 bulan yang lalu ”, jawabku dengan lesu.
Akhirnya Mas Pes mengeluarkan wejangannya sebagai wota sepuh, “aku Bebyoshi juga, udah pernah
handshake sama dia beberapa kali, HS ku pertama kali sama dia sama kok anaknya sedikit canggung
gitu kalau ketemu orang baru, dia kan introvert dan emang harus insiatif ngajak ngobrol duluan dulu
awal-awal, ini kan pertama kali kamu, mungkin kamu masih kaget aja belum terbiasa, nanti sesi
selanjutnya dicoba lagi ya pasti dia udah agak cair, oya masalah kado, hhmm keren tuh kamu nulis buku
sendiri, member juga manusia biasa kayak kita Nur bisa ngerasa bosen capek males, dia di sini juga
kerja kan, punya kehidupan privasi sendiri juga, kita gak tahu di belakang kita nangis kejer atau gimana
kita kan gak tahu, kita taunya ya cuman seneng-seneng aja di panggung haha hihi kayak nggak punya
beban hidup, percaya aja pasti bukumu bakal dibaca kok, tetep dukung dia ya, inget kan perjuanganmu
sampai di titik ini, iya sih bukan karena Beby doong juga, tapi katamu dia motivasimu kan selama ini,
nah masak nyerah gitu aja haha lanjuttt dong”, jelas Mas Pes seperti ceramah setelah sholat tarawih
berjamaah rasanya haha. Penjelasan bak ceramah itu sedikit menyadarkanku, kamu manusia biasa
sepertiku, betapa kejamnya aku yang langsung menyimpulkan semua hanya berdasarkan sekali
pertemuan, mungkin juga bukan karena perkataan Mas Pes, aku sudah oshihen haha, tidak mungkin
tentu saja, kamu kira 7 tahun waktu yang sebentar, sama sepertimu yang sudah berada 8 tahun di grup
ini, pahit manis perjuanganmu tidak akan pernah kamu lupakan dan apapun yang terjadi kamu tetap
sayang dengan grupmu ini bukan?, sama halnya denganku.

Saat kawan-kawanku yang


lainnya pun ikut
menyemangatiku, agar
terus mendukungmu,
mereka tidak ingin
ekspektasiku yang hancur
dengan sekali pertemuan
merubahku menjadi tidak
lagi menyukaimu, kau tahu
Beb, itu tidak akan pernah.

Abi Ara
Mas Pes

Terimakasih Beby, ini kata


Ini dia mereka, keluarga baruku. Ada satu anggota kami yang terimakasih kesekian ratus
tidak ada dalam foto si Bang Agung haha. Bagaimana rupa dari kalinya yang aku ucapkan
Abi? Seperti apa kataku bukan, wajah-wajah kutu buku haha. untukmu. Terimakasih sudah
bertahan selama ini, selama 8
tahun dan menghabiskan masa
remajamu di grup ini. Aku tak tahu apa tUjuan utamamu di grup ini setelah cita-citamu dan teman-
teman gen1 mu yang lain telah tercapai, apa yang menjadi tolak ukurnya dan parametermu yang
mungkin akan membuatmu memutuskan sudah waktunya untuk meraih cita-citamu yang lain di luar
JKT48. Apapun itu, aku sangat bangga dan bahagia bisa menemanimu mencapai titik yang sekarang,
walaupun kamu tidak akan pernah tahu. Aku dan kamu sama-sama bertumbuh dari seorang anak SMP
menjadi wanita dewasa dan melalui banyak lika-liku kehidupan masing-masing, yang mungkin masing-
masing dari kita tidak akan tahu. Kau tahu apa yang membuatku begitu semangatnya menjalani
kehidupanku walaupun kau tahu sendiri jatuh bangun ku mengejar impianku, aku ingin lebih baik
darimu. Terlihat konyol, namun memang benar itu yang seperti menjadi sebagian pedomanku, aku ingin
lebih baik darimu apapun bidang yang aku geluti, tidak peduli kamu sukses di bidang apa dan aku sukses
di bidang apa, aku terinspirasi pemikiran itu karena sempat membaca caption foto Instagram milik Iqbal
mantan personil Coboy Junior. Kita semua tahu, manusia tidak akan kehabisan keinginan saat satu
keinginannya sudah tercapai. Sama halnya denganku, saat SMP cita-citaku masuk ke SMA terfavorite di
kota ku, dan aku berhasil. Saat SMA aku ingin masuk ke jajaran siswa ranking parallel, Alhamdulillah aku
berhasil, aku ingin menyeimbangkan akademikku dengan kemampuan organisasiku dengan menjadi
ketua Smada Science Club and Competition dan juga menjadi wakil ketua ekstrakurikuler Teater Drama
Sekolah, dan aku berhasil, saat lulus SMA aku gagal masuk ke perguruan tinggi impianku namun aku
berhasil bangkit dan membuktikkan bahwa prestasi bisa diukir dimana saja, aku gagal lolos seleksi
penerimaan karyawan baru di beberapa pabrik kimia namun aku bertekad agar dterima di pabrik
dimana sekarang aku bekerja dan aku berhasil, aku ingin meneruskan kuliahku lanjut ke jenjang S1
Teknik Kimia dan aku berhasil mewujudkannya, aku ingin bertemu denganmu setelah 7 tahun terjaga
dan tetap mengidolakanmu setelah pertemuan itu terjadi, dan aku berhasil. Apakah aku tidak punya
cita-cita berikutnya? Tentu ada, Jepang. Jepang adalah targetku selanjutnya. Sama seperti kasusku
menjadikanmu sebagai motivasi, aku mengidolakan sosok Matsui Jurina yang membuatku semangat
belajar Bahasa Jepang dengan mati-matian, mengikuti kursus di sana sini, yang pada akhirnya bisa lolos
sertifikasi Bahasa Jepang, namun belum cukup bekalku untuk terbang ke Jepang mewujudkan impanku
berkuliah di sana, aku harus menyelesaikan pendidikan S1 ku dengan sangat baik agar kesempatanku
melanjutkan S2 ku di sana dapat terwujud. Akupun yakin kamu memiliki sejuta ambisi dan mimpimu di
luar grup JKT48, grup yang telah menjadi rumah keduamu selama 8 tahun, kapanpun nanti saat kau
memutuskan mengejar cita-citamu selanjutnya di luar JKT48, aku sangat dan tetap mendukungmu Beb,
karena kamu sama sepertiku, bebas menggapai cita-cita sebanyak-banyaknya. Hingga saat itu akan tiba,
aku akan tetap menemanimu sebagai fansmu dari kejauhan, aku sudah mempersiapkan hati untuk
kemungkinan kabar itu akan ku dengar dalam waktu dekat, namun tenang saja aku akan melepasmu
dengan perasaan bahagia walaupun tak dapat kupingkiri mungkin aku akan beberapa hari saja menagis
haha karena saat kamu sudah tidak lagi berada di grup ini, akan sangat susah bagiku bertemu
denganmu, tetaplah bersemangat, selalu bahagia. Aku sangat menyukai permainan sastramu saat kamu
menulis kata-kata puitis itu, kita tertarik pada satu hal yang sama dan semoga Tuhan memberikanku
kesempatan untuk berkolaborasi denganmu, aku masih menantikan kesempatan itu, saat aku dan
idolaku bisa berdiskusi bebas dan bertukar pikiran, aku menyukai cara berpikirmu, banyak sekali yang
ingin aku diskusikan denganmu, semoga semesta mengijinkan.

Selamat wisuda Beby, semoga ilmu yang kau dapat semasa kuliah akan sangat bermnfaat dan
berguna bagi dirimu sendiri dan orang lain, semoga segala cita-citamu setelah ini dimudahkan oleh Allah
dan dapat terwujudkan segera aamiin. Aku yakin saat pengumuman member untuk Single Original
tanggal 30 Novermber nanti, namamu ada dalam deretan 16 member yang akan membawakan lagu
tersebut, walaupun saat aku mengetikkan tulisan ini jauh sebelum tanggal itu terjadi. Jangan ditanya
betapa bahagianya aku nanti saat mengetahui kamu masuk dalam 16 member senbatsu, ini salah satu
cita-cita utamamu bukan seama menanti 8 tahun lamanya?, Kau sudah membantuku mewujudkan cita-
citaku selama 7 tahun, kini giliranku yang akan berusaha mewujudkan cita-citamu, Inilah saatnya.

Tertanda,

Nurika Andana
Setelah 7 tahun, harus menunggu bertransformasi dari yang hanya seorang anak SMP yang
selalu mempunyai motivasi bodoh untuk pergi ke Jakarta dengan prestasinya, dan hal itu akhirnya
terwujud, kita dipertemukan, dan masih diberi kesempatan untuk membuat kenangan. (5 Oktober 2019)
Alhamdulillah salah dua dari cita-citaku bisa terwujud,
membukukan sebagian kisahku dalam Klise Asa dan diterima di
pabrik yang aku impikan untu bekerja di sana.

Aku baru mengikuti semua konten video kanal Youtube nya


dalam dua tahun terakhir, dan pada akhirnya bisa bertemu dan
foto berdua saat akan menonton show Saka Agari (22 Juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai