Anda di halaman 1dari 24

Penerapan Nanopartikel (NanoPaint) TiO2-

SiO2 pada Cat Akrilik

Oleh : Nurika Andana Putri - 3335190078


Cat
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi
permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah
(decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi
(protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada
permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan
tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan
tersebut.
Kriteria Cat Cat yang bagus dan tidak mudah mengelupas pasti tahan terhadap cahaya,
panas, dan perubahan musim. Oleh karena itu cat harus mengandung bahan-
bahan berikut :
1. Pigmen.
• Pigmen adalah material berwarna yang tidak tembus cahaya. Zat ini dapat
terbentuk secara alami dan dapat dibuat secara sintetik. Umumnya,
pigmen ini menggunakan campuran metal.
2. Medium Pendispersi
• Zat ini berfungsi untuk mendispersikan pigmen dari cat. Zat ini bersifat
mudah menguap dan non korosif.
3. Pengering (Driers)
• Zat ini adalah senyawa logam sekitar 0,5 hingga 2 persen yang membantu
proses pengeringan medium dengan mentransfer oksigen (oksidasi
medium).
4. Thinner
• Zat ini membantu terjadinya permukaan licin pada proses pengecatan
sehingga terbentuk lapisan cat yang sama dan merata.
5. Zat Pengisi
• Zat ini ditambahkan pada pigmen untuk meningkatkan daya tahan
Nanoteknologi
• Sinonim dari nanopartikel dan partikel ultrahalus adalah bahwa,
selama tahun 1970-an dan 80-an, ketika studi fundamental
menyeluruh pertama terhadap "nanopartikel" sedang berlangsung di
Amerika Serikat dan Jepang, (dalam Proyek ERATO) mereka disebut
sebagai "partikel ultrahalus" (Ultrafine Particle, UFP). Namun, selama
tahun 1990-an ketika National Nanotechnology Initiative diluncurkan
di Amerika Serikat, nama baru, "nanopartikel," telah menjadi lebih
umum
• Nanopartikel dapat menunjukkan sifat yang berkaitan dengan ukuran
yang berbeda secara signifikan dari yang baik partikel halus atau
material ruah.Nanopartikel didefinisikan sebagai partikulat yang
terdispersi atau partikel-partikel padatan dengan ukuran partikel
berkisar 10 – 100 nm
Mengapa harus menggunakan bahan nanopartikel?

(a)karena ukurannya yang kecil, nanopartikel bersifat lebih


reaktif
(b)ketika ukuran partikel menuju orde nanometer, hukum
fisika yang berlaku lebih didominasi oleh hukum-hukum
fisika kuantum
Efek Nanopartikel dalam Fenomena
Kuantum
• Keterbatasan ruang gerak electron berimbas pada beberapa
sifat material seperti perubahan warna yang dipancarkan,
transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik dan
magnetisasi
• Perubahan rasio jumlah atom, berimbas pada perubahan titik
didih, titik beku, dan reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan
tersebut diharapkan dapat menjadi keunggulaan nanopartikel
dibandingkan partikel sejenis dalam keadaan bulk
Nano Partikel termasuk Katalis
• Material nanopartikel menunjukkan potensi sebagai
katalis karena material nanopartikel memiliki area
permukaan yang luas dan rasio-rasio atom yang tersebar
secara merata pada permukaanya
• Material nanopartikel telah banyak dimanfaatkan sebagai
katalis untuk menghasilkan bahan bakar dan zat kimia
serta katalis untuk mengurangi pencemaran lingkungan
Metode Preparasi Katalis
1. Sol-gel
Metode sol-gel adalah suatu metode sintesis dengan teknik temperatur
rendah yang melibatkan fasa sol. Proses sol-gel melibatkan transisi
pada sistem dari fasa sol menjadi fasa gel
Metode Preparasi Katalis
2. Pengeringan
Pada proses pengeringan ini bertujuan untuk menguapkan pelarut (air)
yang dipakai pada proses sebelumnya. Pada pengeringan ini suhu
dinaikkan secara perlahan untuk mencegah terjadinya kerusakan pori
katalis yang dapat menyebabkan ukuran pori katalis menjadi lebih besar.
3. Kalsinasi
Kalsinasi dilakukan pada temperatur tinggi dengan tujuan untuk
mendekomposisi komponen prekursor, kalsinasi umumnya dilakukan dalam
lingkungan oksigen. Suhu yang dipakai yaitu berkisar pada 400-600 C
Nanoteknologi (NanoPaint)
Nanoteknologi saat ini berkembang begitu pesat di semua bidang vital
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut berkaitan dengan model,
sintesis, karakterisasi, serta aplikasi material dan peralatan dalam skala
nanometer. Perkembangan teknologi nanopartikel merupakan salah
satu nanoteknologi yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam
kebutuhan.
Nanokomposit TiO2SiO2 merupakan salah satu bagian yang mewakili
dari perkembangan naoteknologi tersebut yang bisa digunakan sebagai
pelapis.
Alasan Penggunaan Nano Paint pada
Cat Akrilik
Tidak bisa dipungkiri untuk kondisi seperti di Indonesia, faktor debu
ataupun lumpur sangat dominan. Permukaan film (lapisan cat yang
sudah mengering) akan dengan mudah menjadi kotor dan kusam karena
debu/kotoran yang menempel sehingga diperlukan cat yang memiliki
kemampuan anti kotor agar debu/ kotoran tidak menempel pada
dinding. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan cat yang
memiliki kemampuan swa-bersih. Metode yang digunakan salah satunya
adalah mencampur dengan material swa-bersih TiO2.
Mengapa harus dipadukan dengan
Silika?
Silika memiliki karakteristik material yang cukup baik
dalam stabilitas hidrofobik sehingga silika dan titania dapat
dipadukan dan dibuat produk sehingga dapat memberikan
efek swa-bersih untuk menghindari pengotor yang
menempel dipermukaan dinding luar ruangan yang terkena
sinar matahari secara langsung dengan pencucian
menggunakan air
Produksi Nanokomposit TiO2-
SiO2
Nanokomposit TiO2-SiO2 dapat dihasilkan dengan menggunakan metode sol gel
metode sol gel memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode
konvensional antara lain:
(1) kehomogenan yang lebih baik,
(2) kemurnian yang tinggi,
(3) suhu relatif rendah,
(4) tidak terjadi reaksi dengan senyawa sisa,
(5) kehilangan bahan akibat penguapan dapat diperkecil,
(6) mengurangi pencemaran udara
menyiapkan larutan EDTA dalam
Sintesis TiO2 “solvothermal” beaker glass

ditambahkan NH3 25% sampai pH


8-9

Ditambahkan toluene dan TiIPP


secara perlahan

Slurry hasil
hidrolisis

dilanjutkan pengadukan selama 30


menit

dioven di dalam autoclave pada


suhu 180oC selama 3 jam

slurry disaring dan dioven pada


suhu 100oC selama 2 jam

padatan yang terbentuk digerus


sampai halus
menyiapkan etanol dalam beaker
glass

Sintesis SiO2 “Metode Sol Gel”


TEOS dilarutkan sambil diaduk
selama 10 menit

ditambahkan NH3 25%

Sol putih

dilanjutkan pengadukan selama 90


menit

didiamkan untuk proses aging


selama 24 jam

dioven pada suhu 118oC selama 2


jam

padatan yang terbentuk digerus


sampai halus
Sintesis TiO2 nanorod-SiO2.

mendispersikan serbuk SiO2 ditaburkan ke dalam


TiO2 nanorod menjadi nanosol TiO2 secara perlahan

nanosol TiO2
Pengadukan dilanjutkan
selama 2 jam

mengatur pH sampai 2 nanosol TiO2-SiO2 didiamkan


selama 24 jam untuk proses
aging

gel yang terbentuk dioven


pada suhu 120oC selama 2
diaduk selama 15 menit
jam

padatan yang terbentuk


digerus sampai halus

dilakukan kalsinasi pada suhu


450 oC
Variasi Percobaan
1. Suhu Kalsinasi : 250 , 350 , dan 450 C
• Tujuan pemberian variasi : untuk mengetahui luas permukaan yang
terbentuk dan sifat hidrofobisitasnya (sudut kontak)
2. Persen massa nanopartikel TiO2-SiO2 : 1, 3 dan 5%
• Tujuan pemberian variasi : untuk pengujian self cleaning dan sifat
hidrofobisitasnya (sudut kontak)
Hasil Penelitian
1a. Pengaruh Suhu Kalsinasi :
Hasil Penelitian
1b. Pengaruh Suhu Kalsinasi :
Hasil Penelitian
• Pengaruh persen massa nanopartikel TiO2-SiO2 :
Pembahasan
1a. Pengaruh Suhu Kalsinasi :
Hasil analisis dengan menggunakan SAA yang dapat dilihat pada Tabel 1
menunjukkan bahwa sampel dengan suhu kalsinasi 250C memiliki luas
permukaaan paling besar yaitu 60,898 m2/g, sampel dengan suhu kalsinasi
350C menghasilkan luas permukaan 40,548 m2/g dan sampel dengan suhu
kalsinasi 450 C menghasilkan luas permukaan sebesar 52,097 m2/g . Menurut
Kurniawan et al (2014) pada suhu kasinasi tinggi ikatan antar partikel akan
semakin meningkat karena peningkatan suhu kalsinasi akan
mempengaruhi ukuran kristal yaitu semakin kecil sehingga ikatan antar
kristal akan semakin meningkat di daerah permukaan dan struktur
kristalnya juga akan semakin teratur sehingga luas pemukaannya kecil.
Pembahasan
1b. Pengaruh Suhu Kalsinasi :
Berdasarkan Tabel 3 dapat menjelaskan bahwa pada cat tanpa penambahan
nanokomposit TiO2-SiO2 (BLK) memiliki sudut kontak yang paling rendah
diantara semua sampel yang mengandung nanopartikel karena didalam
kandungan cat tidak terdapat nanokomposit TiO2-SiO2 dan sifat dasar dari
cat akrilik adalah hidrofil. Selain itu cat akrilik dengan penambahan TiO2 dan
SiO2 saja juga memiliki sudut yang relatif kecil jika dibandingkan dengan cat
akrilik yang diberi penambahan nanokomposit TiO2-SiO2. Sedangkan cat
dengan penambahan komposit TiO2-SiO2 memiliki sudut kontak yang semakin
bertambah seiring dengan penambahan komposit pada campuran cat dan
suhu kalsinasi komposit yang digunakan.
Pembahasan
2. Pengaruh persen massa nanopartikel TiO2-SiO2
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin besar massa yang
dicampurkan pada cat akrilik maka sudut kontak yang dihasilkan juga akan
semakin besar, hal itu karena jumlah nanokomposit TiO2-SiO2 yang
tercampur pada cat semakin banyak sehingga sifat self cleaning yang
dihasilkan juga akan semakin baik yaitu semakin mendekati sifat hidrofob.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Kusmahetiningsih dan Dyah (2012) bahwa semakin besar jumlah
nanokomposit yang digunakan maka efek fotokatalis akan menjadi semakin
baik sehingga akan menghasilkan sifat self cleaning yang semakin baik pula.
THANK YOU! 

Anda mungkin juga menyukai