0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan24 halaman
Sinonim dari nanopartikel dan partikel ultrahalus adalah bahwa, selama tahun 1970-an dan 80-an, ketika studi fundamental menyeluruh pertama terhadap "nanopartikel" sedang berlangsung di Amerika Serikat dan Jepang, (dalam Proyek ERATO) mereka disebut sebagai "partikel ultrahalus" (Ultrafine Particle, UFP). Namun, selama tahun 1990-an ketika National Nanotechnology Initiative diluncurkan di Amerika Serikat, nama baru, "nanopartikel," telah menjadi lebih umum
Judul Asli
[REVISI]Tugas 3_Penerapan Nanopartikel (NanoPaint) TiO2-SiO2 pada cat_Nurika Andana Putri
Sinonim dari nanopartikel dan partikel ultrahalus adalah bahwa, selama tahun 1970-an dan 80-an, ketika studi fundamental menyeluruh pertama terhadap "nanopartikel" sedang berlangsung di Amerika Serikat dan Jepang, (dalam Proyek ERATO) mereka disebut sebagai "partikel ultrahalus" (Ultrafine Particle, UFP). Namun, selama tahun 1990-an ketika National Nanotechnology Initiative diluncurkan di Amerika Serikat, nama baru, "nanopartikel," telah menjadi lebih umum
Sinonim dari nanopartikel dan partikel ultrahalus adalah bahwa, selama tahun 1970-an dan 80-an, ketika studi fundamental menyeluruh pertama terhadap "nanopartikel" sedang berlangsung di Amerika Serikat dan Jepang, (dalam Proyek ERATO) mereka disebut sebagai "partikel ultrahalus" (Ultrafine Particle, UFP). Namun, selama tahun 1990-an ketika National Nanotechnology Initiative diluncurkan di Amerika Serikat, nama baru, "nanopartikel," telah menjadi lebih umum
Cat Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Kriteria Cat Cat yang bagus dan tidak mudah mengelupas pasti tahan terhadap cahaya, panas, dan perubahan musim. Oleh karena itu cat harus mengandung bahan- bahan berikut : 1. Pigmen. • Pigmen adalah material berwarna yang tidak tembus cahaya. Zat ini dapat terbentuk secara alami dan dapat dibuat secara sintetik. Umumnya, pigmen ini menggunakan campuran metal. 2. Medium Pendispersi • Zat ini berfungsi untuk mendispersikan pigmen dari cat. Zat ini bersifat mudah menguap dan non korosif. 3. Pengering (Driers) • Zat ini adalah senyawa logam sekitar 0,5 hingga 2 persen yang membantu proses pengeringan medium dengan mentransfer oksigen (oksidasi medium). 4. Thinner • Zat ini membantu terjadinya permukaan licin pada proses pengecatan sehingga terbentuk lapisan cat yang sama dan merata. 5. Zat Pengisi • Zat ini ditambahkan pada pigmen untuk meningkatkan daya tahan Nanoteknologi • Sinonim dari nanopartikel dan partikel ultrahalus adalah bahwa, selama tahun 1970-an dan 80-an, ketika studi fundamental menyeluruh pertama terhadap "nanopartikel" sedang berlangsung di Amerika Serikat dan Jepang, (dalam Proyek ERATO) mereka disebut sebagai "partikel ultrahalus" (Ultrafine Particle, UFP). Namun, selama tahun 1990-an ketika National Nanotechnology Initiative diluncurkan di Amerika Serikat, nama baru, "nanopartikel," telah menjadi lebih umum • Nanopartikel dapat menunjukkan sifat yang berkaitan dengan ukuran yang berbeda secara signifikan dari yang baik partikel halus atau material ruah.Nanopartikel didefinisikan sebagai partikulat yang terdispersi atau partikel-partikel padatan dengan ukuran partikel berkisar 10 – 100 nm Mengapa harus menggunakan bahan nanopartikel?
(a)karena ukurannya yang kecil, nanopartikel bersifat lebih
reaktif (b)ketika ukuran partikel menuju orde nanometer, hukum fisika yang berlaku lebih didominasi oleh hukum-hukum fisika kuantum Efek Nanopartikel dalam Fenomena Kuantum • Keterbatasan ruang gerak electron berimbas pada beberapa sifat material seperti perubahan warna yang dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik dan magnetisasi • Perubahan rasio jumlah atom, berimbas pada perubahan titik didih, titik beku, dan reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat menjadi keunggulaan nanopartikel dibandingkan partikel sejenis dalam keadaan bulk Nano Partikel termasuk Katalis • Material nanopartikel menunjukkan potensi sebagai katalis karena material nanopartikel memiliki area permukaan yang luas dan rasio-rasio atom yang tersebar secara merata pada permukaanya • Material nanopartikel telah banyak dimanfaatkan sebagai katalis untuk menghasilkan bahan bakar dan zat kimia serta katalis untuk mengurangi pencemaran lingkungan Metode Preparasi Katalis 1. Sol-gel Metode sol-gel adalah suatu metode sintesis dengan teknik temperatur rendah yang melibatkan fasa sol. Proses sol-gel melibatkan transisi pada sistem dari fasa sol menjadi fasa gel Metode Preparasi Katalis 2. Pengeringan Pada proses pengeringan ini bertujuan untuk menguapkan pelarut (air) yang dipakai pada proses sebelumnya. Pada pengeringan ini suhu dinaikkan secara perlahan untuk mencegah terjadinya kerusakan pori katalis yang dapat menyebabkan ukuran pori katalis menjadi lebih besar. 3. Kalsinasi Kalsinasi dilakukan pada temperatur tinggi dengan tujuan untuk mendekomposisi komponen prekursor, kalsinasi umumnya dilakukan dalam lingkungan oksigen. Suhu yang dipakai yaitu berkisar pada 400-600 C Nanoteknologi (NanoPaint) Nanoteknologi saat ini berkembang begitu pesat di semua bidang vital ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut berkaitan dengan model, sintesis, karakterisasi, serta aplikasi material dan peralatan dalam skala nanometer. Perkembangan teknologi nanopartikel merupakan salah satu nanoteknologi yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan. Nanokomposit TiO2SiO2 merupakan salah satu bagian yang mewakili dari perkembangan naoteknologi tersebut yang bisa digunakan sebagai pelapis. Alasan Penggunaan Nano Paint pada Cat Akrilik Tidak bisa dipungkiri untuk kondisi seperti di Indonesia, faktor debu ataupun lumpur sangat dominan. Permukaan film (lapisan cat yang sudah mengering) akan dengan mudah menjadi kotor dan kusam karena debu/kotoran yang menempel sehingga diperlukan cat yang memiliki kemampuan anti kotor agar debu/ kotoran tidak menempel pada dinding. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan cat yang memiliki kemampuan swa-bersih. Metode yang digunakan salah satunya adalah mencampur dengan material swa-bersih TiO2. Mengapa harus dipadukan dengan Silika? Silika memiliki karakteristik material yang cukup baik dalam stabilitas hidrofobik sehingga silika dan titania dapat dipadukan dan dibuat produk sehingga dapat memberikan efek swa-bersih untuk menghindari pengotor yang menempel dipermukaan dinding luar ruangan yang terkena sinar matahari secara langsung dengan pencucian menggunakan air Produksi Nanokomposit TiO2- SiO2 Nanokomposit TiO2-SiO2 dapat dihasilkan dengan menggunakan metode sol gel metode sol gel memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional antara lain: (1) kehomogenan yang lebih baik, (2) kemurnian yang tinggi, (3) suhu relatif rendah, (4) tidak terjadi reaksi dengan senyawa sisa, (5) kehilangan bahan akibat penguapan dapat diperkecil, (6) mengurangi pencemaran udara menyiapkan larutan EDTA dalam Sintesis TiO2 “solvothermal” beaker glass
ditambahkan NH3 25% sampai pH
8-9
Ditambahkan toluene dan TiIPP
secara perlahan
Slurry hasil hidrolisis
dilanjutkan pengadukan selama 30
menit
dioven di dalam autoclave pada
suhu 180oC selama 3 jam
slurry disaring dan dioven pada
suhu 100oC selama 2 jam
padatan yang terbentuk digerus
sampai halus menyiapkan etanol dalam beaker glass
Sintesis SiO2 “Metode Sol Gel”
TEOS dilarutkan sambil diaduk selama 10 menit
ditambahkan NH3 25%
Sol putih
dilanjutkan pengadukan selama 90
menit
didiamkan untuk proses aging
selama 24 jam
dioven pada suhu 118oC selama 2
jam
padatan yang terbentuk digerus
sampai halus Sintesis TiO2 nanorod-SiO2.
mendispersikan serbuk SiO2 ditaburkan ke dalam
TiO2 nanorod menjadi nanosol TiO2 secara perlahan
nanosol TiO2 Pengadukan dilanjutkan selama 2 jam
mengatur pH sampai 2 nanosol TiO2-SiO2 didiamkan
selama 24 jam untuk proses aging
gel yang terbentuk dioven
pada suhu 120oC selama 2 diaduk selama 15 menit jam
padatan yang terbentuk
digerus sampai halus
dilakukan kalsinasi pada suhu
450 oC Variasi Percobaan 1. Suhu Kalsinasi : 250 , 350 , dan 450 C • Tujuan pemberian variasi : untuk mengetahui luas permukaan yang terbentuk dan sifat hidrofobisitasnya (sudut kontak) 2. Persen massa nanopartikel TiO2-SiO2 : 1, 3 dan 5% • Tujuan pemberian variasi : untuk pengujian self cleaning dan sifat hidrofobisitasnya (sudut kontak) Hasil Penelitian 1a. Pengaruh Suhu Kalsinasi : Hasil Penelitian 1b. Pengaruh Suhu Kalsinasi : Hasil Penelitian • Pengaruh persen massa nanopartikel TiO2-SiO2 : Pembahasan 1a. Pengaruh Suhu Kalsinasi : Hasil analisis dengan menggunakan SAA yang dapat dilihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa sampel dengan suhu kalsinasi 250C memiliki luas permukaaan paling besar yaitu 60,898 m2/g, sampel dengan suhu kalsinasi 350C menghasilkan luas permukaan 40,548 m2/g dan sampel dengan suhu kalsinasi 450 C menghasilkan luas permukaan sebesar 52,097 m2/g . Menurut Kurniawan et al (2014) pada suhu kasinasi tinggi ikatan antar partikel akan semakin meningkat karena peningkatan suhu kalsinasi akan mempengaruhi ukuran kristal yaitu semakin kecil sehingga ikatan antar kristal akan semakin meningkat di daerah permukaan dan struktur kristalnya juga akan semakin teratur sehingga luas pemukaannya kecil. Pembahasan 1b. Pengaruh Suhu Kalsinasi : Berdasarkan Tabel 3 dapat menjelaskan bahwa pada cat tanpa penambahan nanokomposit TiO2-SiO2 (BLK) memiliki sudut kontak yang paling rendah diantara semua sampel yang mengandung nanopartikel karena didalam kandungan cat tidak terdapat nanokomposit TiO2-SiO2 dan sifat dasar dari cat akrilik adalah hidrofil. Selain itu cat akrilik dengan penambahan TiO2 dan SiO2 saja juga memiliki sudut yang relatif kecil jika dibandingkan dengan cat akrilik yang diberi penambahan nanokomposit TiO2-SiO2. Sedangkan cat dengan penambahan komposit TiO2-SiO2 memiliki sudut kontak yang semakin bertambah seiring dengan penambahan komposit pada campuran cat dan suhu kalsinasi komposit yang digunakan. Pembahasan 2. Pengaruh persen massa nanopartikel TiO2-SiO2 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin besar massa yang dicampurkan pada cat akrilik maka sudut kontak yang dihasilkan juga akan semakin besar, hal itu karena jumlah nanokomposit TiO2-SiO2 yang tercampur pada cat semakin banyak sehingga sifat self cleaning yang dihasilkan juga akan semakin baik yaitu semakin mendekati sifat hidrofob. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Kusmahetiningsih dan Dyah (2012) bahwa semakin besar jumlah nanokomposit yang digunakan maka efek fotokatalis akan menjadi semakin baik sehingga akan menghasilkan sifat self cleaning yang semakin baik pula. THANK YOU!