Anda di halaman 1dari 2

Nama : Asri Lulu Latifa 

Nim : 64201088 

Kelas : 64.2C.01 

PERTEMUAN 9

Bagian animasi 

Indonesia pernah mengalami pergantian jenis demokrasi dalam kurun


waktu 50 tahun terakhir. mengapa harus berganti-ganti di mana kesalahannya dan
apakah yang terakhir ini  sudah jenis yang paling tepat? 
1. PERIODE 1 Demokrasi Parlementer/ Liberal (1950 – 1957) 
Sistem demokrasi yang satu ini mempunyai sistem pemilu yang
demokratis dan  keberagaman anggota parlemen yang teridiri atas : 
A. Agama 
B. Nasionalis 
C. Komunis 
D. Kel. Lain 

Setelah kemerdekaan Indonesia sempat berubah menjadi Republik Indonesia


Serikat (RIS),  tetapi karena dianggap banyak campur tangan Belanda maka
Soekarno pun merubah  menjadi demokrasi parlementer. 
2. PERIODE II Demokrasi Terpimpin (1957-1965) 
setelah melepaskan demokrasi liberal Soekarno beralih ke pada
demokrasi  terpimpin UUD 1950 diganti kepada UUD 1945. Soekarno
mencoba menyeimbangkan antara tentara, komunis dan agama, yang akhirnya
diangkat menjadi ideologi NASAKOM  ( Nasionalis, Agama, Komunis ).
Namun persatuan ini tidak lancar, reaksi komunis yang  semakin kuat
membuat kedua lainnya menjadi tidak damai. 

3. PERIODE III Demokrasi Otoriter (1966-1998) 


Era ini dikenal dengan dominasi partai Golkar saat pemilu dan presiden
Soeharto terus berkuasa selama 32 tahun. Di era 1960-an adalah saat perang
dingin di mana Soekarno  sedang menjaga hubungan baik antara blok barat
dan blok komunis. Tahun 1997 krisis 
ekonomi Asia mengguncang Indonesia atas dasar desakan ini, pada tahun 21
Mei 1998  Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden dan diganti oleh B.J.
Habibie. 

4. PERIODE III Demokrasi Oligarki (1998-sekarang) 


Berarti perjuangan untuk mencapai sistem demokrasi sampai sekarang
mengalami banyak sekali pengorbanan dan perjalanannya. Maka kita anak
muda jadilah masyarakat  yang demokrasi dan berperan aktif. 

Bagian Slide 

PERTEMUAN 9

DEMOKRASI INDONESIA 

A. Konsep dan urgensi demokrasi yang bersumber dari Pancasila 


Setiap warga negara mendapatkan pemerintah demokratis yang
menjamin tegaknya  kedaulatan rakyat. Khasiat ini dilandasi pemahaman
bahwa pemerintahan demokratis  memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip
menghargai keberadaan individu untuk  berpartisipasi dalam kehidupan
bernegara secara maksimal. Karena itu, demokrasi perlu  ditumbuhkan,
dipelihara dan dihormati oleh setiap warga negara. 
Setiap warga negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan
kedaulatan rakyat  atau demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah Negara
yang bersangkutan kebudayaan  pandangan hidup serta tujuan yang ingin
dicapainya. Dengan demikian pada setiap negara  terdapat corak khas
demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan  tertentu
yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku

Anda mungkin juga menyukai