Indonesia pernah mengalami pergantian jenis demokrasi dalam kurun
waktu 50 tahun terakhir. mengapa harus berganti-ganti di mana kesalahannya dan apakah yang terakhir ini sudah jenis yang paling tepat? 1. PERIODE 1 Demokrasi Parlementer/ Liberal (1950 – 1957) Sistem demokrasi yang satu ini mempunyai sistem pemilu yang demokratis dan keberagaman anggota parlemen yang teridiri atas : A. Agama B. Nasionalis C. Komunis D. Kel. Lain
Setelah kemerdekaan Indonesia sempat berubah menjadi Republik Indonesia
Serikat (RIS), tetapi karena dianggap banyak campur tangan Belanda maka Soekarno pun merubah menjadi demokrasi parlementer. 2. PERIODE II Demokrasi Terpimpin (1957-1965) setelah melepaskan demokrasi liberal Soekarno beralih ke pada demokrasi terpimpin UUD 1950 diganti kepada UUD 1945. Soekarno mencoba menyeimbangkan antara tentara, komunis dan agama, yang akhirnya diangkat menjadi ideologi NASAKOM ( Nasionalis, Agama, Komunis ). Namun persatuan ini tidak lancar, reaksi komunis yang semakin kuat membuat kedua lainnya menjadi tidak damai.
3. PERIODE III Demokrasi Otoriter (1966-1998)
Era ini dikenal dengan dominasi partai Golkar saat pemilu dan presiden Soeharto terus berkuasa selama 32 tahun. Di era 1960-an adalah saat perang dingin di mana Soekarno sedang menjaga hubungan baik antara blok barat dan blok komunis. Tahun 1997 krisis ekonomi Asia mengguncang Indonesia atas dasar desakan ini, pada tahun 21 Mei 1998 Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden dan diganti oleh B.J. Habibie.
4. PERIODE III Demokrasi Oligarki (1998-sekarang)
Berarti perjuangan untuk mencapai sistem demokrasi sampai sekarang mengalami banyak sekali pengorbanan dan perjalanannya. Maka kita anak muda jadilah masyarakat yang demokrasi dan berperan aktif.
Bagian Slide
PERTEMUAN 9
DEMOKRASI INDONESIA
A. Konsep dan urgensi demokrasi yang bersumber dari Pancasila
Setiap warga negara mendapatkan pemerintah demokratis yang menjamin tegaknya kedaulatan rakyat. Khasiat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan demokratis memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip menghargai keberadaan individu untuk berpartisipasi dalam kehidupan bernegara secara maksimal. Karena itu, demokrasi perlu ditumbuhkan, dipelihara dan dihormati oleh setiap warga negara. Setiap warga negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah Negara yang bersangkutan kebudayaan pandangan hidup serta tujuan yang ingin dicapainya. Dengan demikian pada setiap negara terdapat corak khas demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku