Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

PERCOBAAN 1

ASAM BASA

Disusun Oleh :

Sindy Safitri NPM : 062120034

Tanggal Percobaan : Minggu, 14 Maret 2021

Kelas : Kimia B1

LABORATORIUM KIMIA

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

Penentuan Asam Basa menurut Arhenius dan Bronsted – Lowrey.

I.2. Dasar Teori

Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Menurut Arhenius
yang dimaksud dengan Asam adalah zat yang mengionisasi dalam air, menghasilkan
ion H+ , sedangkan Basa adalah yang menghasilkan ion OH- . Kekuatan asam dan
basa tergantung pada banyaknya ion yang dihasilkan. Menurut Bronsted-Lowrey,
asam adalah pemberi (donor) proton (H+ ) sedangkan basa adalah akseptor proton.
Basa Arhenius harus mempunyai OH- , sedangkan basa Bronsted tidak perlu
mempunyai OH- , tetapi dapat berupa ion molekul yang menerima proton. Menurut
G.N Lewis, asam didefinisikan sebagai spesies penerima pasangan elektron dan basa
sebagai donor pasangan elektron. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa
pahit dan licin.

Berdasarkan Rachmadany (2017), asam dan basa memiliki sifat-sifat sebagai


berikut:

a. Asam
Sifat-sifat asam, yaitu :
- Mempunyai rasa masam (tetapi jangan mencicipinya)
- Mengubah lakmus biru menjadi merah
- Dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat)
- Jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+)
- Bersifat korosif terhadap logam
- Dapat menetralkan basa
b. Basa
Sifat-sifat basa, yaitu :
- Terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit)
- Mengubah lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat)
- Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH-)
- Dapat menetralkan asam

Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang memberikan warna berbeda


dalam larutan asam, basa dan garam. Cara untuk mengetahui apakah suatu larutan
tersebut asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator baik indikator alami
ataupun buatan. Cara penentuan larutan yang bersifat asam, basa atau netral bisa
menggunakan kertas lakmus, larutan indikator, indikator alami dan pH meter, namun
yang akan dibahas yaitu cara menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator.

a. Kertas lakmus
Menggunakan kertas lakmus sebagai indikator asam dan basa merupakan cara
yang paling praktis, murah dan mudah. Walaupun begitu, kertas lakmus juga
mempunyai kelemahan, yaitu tidak bias digunakan untuk mengukur secara teliti
dan perubahan warna yang ditujukan tidak bias menunjukkan pH larutan dengan
tepat. Lakmus merah akan tetap berwarna merah ketika dimasukkan ke dalam
larutan asam, dan akan berwarna biru bila dicelupkan ke dalam larutan basa.
Sedangkan pada lakmus biru akan berwarna biru ketika dicelupkan ke dalam
larutan basa dan akan berubah warna menjadi merah ketika dicelupkan ke dalam
larutan asam.
b. Larutan indikator
Di laboratorium, indikator yang sering dipakai ialah larutan indikator fenolftalein
(PP), metal merah (MM) dan sindur metal (SM). Larutan indicator seringkali
digunakan untuk titrasi larutan. Penggunaan larutan indikator pada titrasi itu
sendiri harus dengan ketelitian dan pengamatan yang sangat tinggi. Perubahan
warna akan terjadi hanya dengan beberapa mL.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

II.1. Alat yang digunakan pada percobaan

1. Piala gelas 100 ml


2. Gelas ukur 10 ml
3. Kertas lakmus
4. Pipet tetes
5. Neraca
6. Labu semprot

II.2. Bahan yang digunakan pada percobaan

1. HCl 0,1 M
2. CH3COOH 0,1 M
3. NaOH 0,1 M
4. NH4OH 0,1 M
5. Na2CO3 1 gr
6. NH4Cl 2 gr
7. NaHCO3 1 M
8. ZnCl2 0,1 gr
9. Aquadest
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Penentuan asam basa dengan kertas lakmus


1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dimasukkan contoh yang akan ditentukan asam-basanya ke dalam piala gelas 100
mL secukupnya
3) Kertas lakmus merah dan biru dicelupkan bersamaan ke dalam contoh
4) Diangkat dan diamati perubahan warna pada kertas lakmus
5) Jika kertas lakmus berubah menjadi biru maka larutan tersebut basa dan jika
berubah menjadi warna merah maka larutan tersebut asam
6) Diulangi cara kerja no 3 dan 4 untuk pengerjaan contoh lainnya
7) Dicatat hasil pengamatan pada lembar data pengamatan Analisa.

B. Penentuan asam basa dengan indikator


1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dimasukkan sejumlah NaOH 0,1 M pada piala gelas 100 mL 1 dan 3, dan HCl 0,1
M pada piala gelas 100 mL 2 dan 4
3) Dimasukkan indikator methyl orange ke dalam piala gelas 1 berisi NaOH 0,1 M
dan piala gelas 2 berisi HCl 0,1 M, kemudian diamati perubahan yang terjadi dan
dicatat hasil pengamatan.
4) Dimasukkan indikator phenol pthalein ke dalam piala gelas 3 berisi NaOH 0,1 M
dan piala gelas 4 berisi HCl 0,1 M, kemudian diamati perubahan yang terjadi dan
dicatat hasil pengamatan.
5) Dimasukkan sejumlah HCl (asam) ke dalam piala gelas 3 berisi NaOH yang
dicampur indikator phenol pthalein, diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
hasil pengamatan.
6) Dimasukkan sejumlah HCl (asam) ke dalam piala gelas 1 berisi NaOH yang
dicampur indikator methyl orange, diamati perubahan yang terjadi dan dicatat
hasil pengamatan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

1) Tabel penentuan asam basa dengan lakmus

No Larutan contoh Lakmus merah Lakmus biru Kesimpulan


1 Aquadest Merah Biru Netral
2 Larutan kopi Merah Biru Netral
3 Larutan cuka Merah Merah Asam
4 Pemutih pakaian Biru Biru Basa
5 Larutan garam dapur Merah Biru Netral
6 Larutan vitamin C Merah Merah Asam
7 Air sabun Biru Biru Basa
8 Jus jeruk Merah Merah Asam
9 Alkohol Merah Biru Netral
10 Jus apel Merah Merah Asam
11 Larutan soda kue Biru Biru Basa
12 Larutan gula Merah Biru Netral
13 Susu Merah Biru Netral
14 H2O2 (peroksida) Merah Biru Netral
15 NH3 (ammonia) Biru Biru Basa

2) Tabel penentuan asam basa dengan indikator

N Larutan Indikator Hasil Penambahan Hasil


o
1 NaOH 0,1 M Sindur Kuning + HCl 0,1 M Jingga (warna
metil merah memudar)
2 HCl 0,1 M Merah - -
3 NaOH 0,1 M PP Merah muda + HCl 0,1 M Merah muda seulas
4 HCl 0,1 M Tidak - -
berwarna

BAB V

PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama ini, yaitu asam-basa, bertujuan untuk menentukan asam basa
larutan menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator. Untuk mencapai tujuan tersebut,
dilakukan serangkaian percobaan yaitu mencelupkan kertas lakmus merah dan biru ke dalam
larutan contoh. Percobaan kedua dilakukan dengan menambahkan sejumlah larutan indikator
ke dalam piala gelas berisi HCl 0,1 M ataupun NaOH 0,1 M.

Penentuan asam basa larutan menggunakan kertas lakmus, pada asam apabila lakmus
merah dicelupkan ke dalam larutan, maka lakmus merah juga akan tetap berwarna merah,
apabila yang dimasukkan ke dalam larutan adalah lakmus biru, maka lakmus biru akan
berubah warna menjadi warna merah. Mengapa demikian? Karena senyawa asam dapat
melunturkan warna biru pada lakmus sehingga berubah menjadi warna merah. Sedangkan
pada larutan basa, lakmus merah akan menjadi biru karena sifat basa dapat melunturkan
lakmus merah menjadi biru.

Pada praktikum kali ini, dilakukan penentuan asam basa pada lima belas larutan
menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Hasil pengamatan dapat dilihat pada bab IV
pada tabel penentuan asam basa dengan lakmus. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
bahwa aquadest, larutan kopi, larutan garam dapur, alkohol, larutan gula, susu dan H2O2
(peroksida) merupakan larutan netral, larutan cuka, larutan vitamin C, jus jeruk dan jus apel
merupakan larutan asam, sedangkan pemutih pakaian, air sabun, larutan soda kue dan NH3
(ammonia) merupakan larutan basa.

Penentuan asam basa larutan menggunakan larutan indikator, dilakukan dengan


menambahkan sejumlah larutan indikator ke dalam piala gelas berisi HCl 0,1 M atau NaOH
0,1 M. Pertama larutan indikator metil jingga dimasukkan ke dalam piala gelas berisi HCl 0,1
M dan NaOH 0,1 M sehingga diperoleh hasil pengamatan yaitu metil jingga dalam HCl
berwarna merah sedangkan dalam NaOH berwarna kuning. Hal ini terjadi karena indikator
metil jingga memiliki trayek pH 3,1-4,4 dan perubahan warna dari jingga ke kuning, apabila
pH larutan kurang dari 3,1, maka larutan akan berwarna merah-jingga sedangkan jika pH
lebih besar dari 4,4 maka larutan akan berwarna kuning. Kemudian dimasukkan sejumlah
HCl 0,1 M ke dalam larutan NaOH yang dicampur dengan indikator metil jingga sehingga
larutan yang awalnya berwarna kuning, akan berubah menjadi warna jingga karena OH- pada
larutan semakin berkurang.

Kemudian yang kedua, sejumlah larutan indikator fenolftalein (PP) dimasukkan ke


dalam piala gelas berisi HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M sehingga diperoleh hasil pengamatan
yaitu fenolftalein dalam HCl tidak berwarna sedangkan dalam NaOH berwarna merah muda.
Hal ini terjadi karena indikator fenolftalein (PP) memiliki trayek pH 8,0-9,6 dan perubahan
warna dari tak berwarna ke merah ungu, apabila pH larutan kurang dari 8,0, maka larutan
akan tidak berwarna sedangkan jika pH lebih besar dari 9,6 maka larutan akan berwarna
merah muda-ungu. Kemudian dimasukkan sejumlah HCl 0,1 M ke dalam larutan NaOH yang
dicampur dengan indikator fenolftalein (PP) sehingga larutan yang awalnya berwarna merah
muda, maka warna merah akan terus memudar sampai akhirnya tidak berwarna karena OH -
pada larutan semakin berkurang.

BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan, disimpulkan bahwa :


- Aquadest, larutan kopi, larutan garam dapur, alkohol, larutan gula, susu dan H2O2
(peroksida) merupakan larutan netral
- Larutan cuka, larutan vitamin C, jus jeruk dan jus apel merupakan larutan asam
- Pemutih pakaian, air sabun, larutan soda kue dan NH3 (ammonia) merupakan larutan
basa.
- Metil jingga dalam HCl berwarna merah sedangkan dalam NaOH berwarna kuning,
kemudian dimasukkan sejumlah HCl 0,1 M ke dalam larutan NaOH yang dicampur
dengan indikator metil jingga sehingga larutan yang awalnya berwarna kuning, akan
berubah menjadi warna jingga
- Fenolftalein dalam HCl tidak berwarna sedangkan dalam NaOH berwarna merah muda,
kemudian dimasukkan sejumlah HCl 0,1 M ke dalam larutan NaOH yang dicampur
dengan indikator fenolftalein (PP) sehingga larutan yang awalnya berwarna merah
muda, maka warna merah akan terus memudar sampai akhirnya tidak berwarna

DAFTAR PUSTAKA

Bitar. 2016. Pengertian, Ciri, Dan Sifat Asam, Basa, Dan Garam Beserta Contohnya
Lengkap. www.gurupendidikan.co.id. (Diakses Kamis, 18 Maret 2021, pukul 19.00 WIB)
Biz, Ardra. pH Indikator Asam Basa : Pengertian Jenis Fungsi Trayek pH Indikator
Menentukan Keasaman pH Contoh Soal Pembahasan 7 Metil Merah Jingga Bromtimol
Fenolftalein. https://ardra.biz/topik/sifat-rumus-kimia-ph-indikator-methyl-orange-metil-
jingga-rumus-kimia-metil-jingga/ . (Diakses Kamis, 18 Maret 2021, pukul 18.30 WIB)

Brady, J.E. 1994. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.

Febriyanti, Fitri. 2015. Teori Asam Basa. www.fitrifebrianti.blogspot.co.id. (Diakses Kamis,


18 Maret 2021, pukul 19.30 WIB)

Rosenberg, J.L. 1989. Kimia Dasar edisi ke-enam. Jakarta : Erlangga.

Sastrohamidjojo, Hardjono.2010. Kimia Dasar Edisi Ke 2. Yogyakarta : Bulaksumur.

Anda mungkin juga menyukai