Anda di halaman 1dari 2

GEJALA KLINIS IKAN KERAPU

Ikan kerapu adalah salah satu komoditas perikanan budidaya yang mempunyai prospek
usaha yang sangat baik. Kendala utama dalam budidaya ikan kerapu adalah kematian yang
ditimbulkan oleh penyakit, salah satunya yaitu infeksi bakterial vibriosis. Vibriosis merupakan
salah satu penyakit bakterial yang dapat mempengaruhi budidaya perikanan dan juga penyebab
utama permasalahan penyakit budidaya yang disebabkan oleh infeksi patogen golongan Vibrio.
Penyakit vibriosis ini menyerang hampir semua jenis ikan laut yang dibudidayakan. Kerusakan
jaringan kerapu yang terinfeksi vibriosis merupakan hiperflasi dan fusi lamella sekunder pada
bagian insang, nekrosis dan degenerasi lemak pada hati serta infiltrasi leukosit pada ginjal
(Hastari et al., 2014).

Gambar 1. Gejala Klinis Ikan Kerapu yang terinfeski bakteri Vibrio sp.

(Sumber: Novriadi et al., 2014)

Ikan kerapu yang terinfeksi vibriosis dapat dilihat dari morfologi, warna dan perubahan
tingkah laku ikan. Perubahan tingkah laku seperti pergerakan ikan lamban, keseimbangan
terganggu, ikan berenang dipermukaan air, berenang berputar-putar atau cenderung diam tidak
mau makan dan produksi lendir meningkat. Perubahan morfologi yang terjadi pada ikan kerapu
yaitu haemorhagik di beberapa bagian tubuh, gripis di bagian sirip dan luka borok, sisik tegak,
mata menonjol (exophotalmia), dan perut kembung berisi cairan. Gejala klinis yang lain yaitu
adanya perubahan warna tubuh menjadi gelap, bercak merah pada pangkal sirip, bercak merah
pada bagian insang, timbul pendarahan yang selanjutnya akan menjadi borok (hemorrhagic)
diikuti oleh luka-luka borok dan borok pada kulit yang dapat meluas ke jaringan otot, hemoragi
insang sehingga ikan sulit bernafas, rongga mulut, sirip, dan sisik. Perubahan perilaku seperti
berkurangnya nafsu makan dan pergerakan ikan menjadi lamban diduga karena bakteri Vibrio
memproduksi toksin yang berlebihan. Pada saat bakteri menginfeksi ikan kerapu, bakteri dapat
mengasilkan zat beracun yang disebut sebagai toksin yang merupakan ekstraseluler yang
berkaitan dengan antibiosis sehingga dapat mematikan organisme inang atau memudahkan
bakteri masuk ke dalam tubuh inang.

DAFTAR PUSTAKA

Hastari, I. F., & Prayitno, S. B. (2014). Karakterisasi agensia penyebab vibriosis dan gambaran
histologi ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dari karamba jaring apung
Teluk Hurun Lampung. Journal of Aquaculture Management and Technology, 3(3), 86-
94.

Novriadi, R., Mulyadi., A, S. Lestari., dan J. Sihotang. 2014. Pemantauan Kawasan Budidaya
dan Kesehatan Ikan dan Lingkungan di Selat Nenek Kelurahan Temoyong Batam,
Kecamatan Bulang-Batam. (Laporan Perjalanan Dinas). Kementrian Kelautan dan
Perikanan: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Perikanan Budidaya Laut
Batam.

Anda mungkin juga menyukai