Anda di halaman 1dari 4

B.

Metode Budidaya
 Teknik
Cacing laut atau Nereis sp. dapat dibudidayakan menggunakan sterofoam box
dengan ukuran 43 x 27,5 x 23,5 cm 3, ketinggian air 3 cm dan pemberian substrat 10
cm dari lumpur mangrove untuk hasil terbaik dibandingkan dengan pemakaian
substrat pasir putih dan pasir coklat. Penggunaan air laut bersalinitas 10 ppt yang
terlebih dahulu dilakukan sterilisasi menggunakan chlorine 10 ppm serta dinetralkan
dengan natrium tiosulfat 5 ppm. Cacing laut masih diperoleh dari alam pada saat air
laut surut yaitu pukul 11.00-16.00 WIB dengan cara menggali tanah lumpur
dikawasan mangrove berkedalaman 10-20 cm dan keberadaan cacing ditandai adanya
lubang kecil dipermukaan tanah serta gundukan tanah lumpur setinggi 1-2 cm. Setelah
memperoleh cacing laut maka ditampung dalam ember yang diberi sedikit substrat.
Padat penebaran 18 ekor/wadah dengan bobot 260 mg/individu serta pemberian pakan
satu kali sehari pukul 17.00 WIB secara adlibitum (Hermawan et al, 2015). Menurut
Subaidah et al. (2017), budidaya cacing Nereis untuk pemeliharaan induk dan
pematangan gonad dilakukan dengan cara menebar induk cacing ke dalam wadah
dengan kepadatan 50 gram (125 ekor/wadah) dan menggunakan media berupa pasir
kwarsa yang direndam air laut bersalinitas 30 ppt. Pakan yang diberikan adalah pakan
udang komersial bentuk powder sebanyak 5% dan hanya satu kali sehari. Selanjutnya
cacing matang gonad akan keluar di permukaan dan segera dipindahkan ke wadah
fiberglass untuk pemijahan, sedangkan teknik pembesaran cacing nereis dapat
dilakukan dengan cara menangkap cacing muda dan dipelihara dengan padat tebar 50
gram (250 ekor/wadah) serta pemberian pakan yang sama seperti budidaya induk,
tetapi jumlah pemberian pakan hanya 3% dari bobot tubuh. Media pembesaran pada
salinitas 15 ppt.
 Wadah
Cacing Nereis sp. memerlukan wadah budidaya yang sesuai dengan habitat
sebenarnya sehingga dilakukan beberapa manipulasi agar cacing dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Wadah budidaya dapat menggunakan sterefoam box atau
kontainer plastik yang telah didesain dengan penambahan pipa untuk keluar dan
masuknya air serta aerasi. Ukuran wadah budidaya disesuakan dengan jumlah padat
penebaran dan menetapkan beberapa parameter. Setelah wadah siap untuk digunakan
maka melakukan aerasi yang dibiarkan selama satu minggu (Rasidi dan Mufti, 2012).
 Parameter
Parameter dalam budidaya cacing Nereis sp. dilakukan dengan cara mengukur
beberapa perlakuan yang sudah diterapkan serta untuk mengetahui perkembangan dari
cacing laut. Parameter yang diukur saat melakukan budidaya adalah jumlah, bobot
cacing pada saat awal dan akhir pemeliharaan, jumlah pakan yang telah diberikan dan
parameter kualitas air (DO, salinitas, suhu dan pH) (Rasidi dan Mufti, 2012).
Sementara itu, menurut Subaidah et al. (2017), parameter pada saat budidaya calon
induk cacing yaitu pertambahan bobot induk, jumlah induk matang gonad, parameter
kualitas air yang diukur satu minggu sekali, sedangkan parameter pada fase
pembesaran yakni pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, sintasan, konversi
pakan(FCR), parameter kualitas air. Adapun parameter kualitas perairan yang optimal
bagi pertumbuhan dan perkembangan cacing Nereis sp. seperti berikut ini (Rajuansah
et al, 2021):
Parameter Kesesuaian
Temperatur 23 - 32 oC
pH 7,0 – 8,5
DO 0,80 – 9,30 ppm
Salinitas 5 – 32 ppt
 Media
Media budidaya cacing Nereis sp. menggunakan substrat sesuai habitat dan
kebiasan makan. Tekstur endapan yang digemari berupa lumpur yang lunak dengan
diameter butir 250 – 1.000 µm untuk larva sehinggga akan terus berenang dan
merayap sedangkan diameter yang kurang dari 250 µm cacing laut akan menggali
lubang sebagai sarang (Subaidah et al, 2017). Cacing Nereis sp. lebih menyukai
substrat lumpur mangrove sebagai media dalam budidaya sebab mangrove adalah
substrat alaminya dan pemeliharaan cacing pada substrat dengan komposisi pasir
lebih sedikit dapat menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih
baik(Hermawan et al, 2015). Pengambilan lumpur mangrove dari alam yang akan
digunakan maka terlebih dahulu dilakukan analisis komposisi substrat dan lumpur
dibersihkan dari serasah serta sampah (Rasidi dan Mufti, 2012). Menurut Hermawan
et al, (2015), substrat dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan dengan memakai air
tawar dan dijemur untuk menghilangkan organisme bentis dalam substrat. Namun,
beberapa pembudidaya dapat menggunakan pasir kwasa yang dicuci hingga bersih
sebagai medianya (Subaidah et al, 2017). Media pemeliharaan cacing laut yang harus
dipersiapkan selain dari substrat adalah penggunaan air. Air yang digunakan memiliki
ketinggian 2/3 dari ketinggian tanah dalam wadah budidaya sehingga sesuai dengan
daerah intertidal serta menggunakan air laut. Air laut memiliki salinitas yang sesuai
dengan pertumbuhan cacing. Oleh karena itu, harus dilakukan pengecekan secara
berkala untuk parameter kualitas perairan supaya tetap optimal.
 Proses Pemanenan
Pemanenan pada budidaya cacing Nereis sp. dapat dilakukan dengan
menambahkan air dari bagian inlet dan membiarkan cacing keluar dari bagian outlite
serta diberikan wadah penampungan cacing yang keluar. Menurut Ninis dan Devi
(2014), budidaya cacing Nereis sp. pada fase pasca panen di tambak dengan cara
membiarkan air laut keluar masuk ke tambak mengikuti masa pasang surut secara
periodik dan pintu air terbuka yang dilakukan selama 12 hari sehingga diharapkan
akan terjadi penumpukan bahan organik dan telur/larva.
DAPUS
Hermawan, D., Saifullah dan D. Herdiyana. 2015. Pengaruh perbedaan jenis substrat
pada pemeliharaan cacing laut (Nereis sp.). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 5(1), 41-47.

Subaidah, S., W. Soemarjati., Slamet dan B. S. Ramadhani. 2017. BUDIDAYA


CACING NEREIS (NEREIS sp) SEBAGAI PAKAN INDUK UDANG VANAMEI (Litopenaeus
vannamei). Jur. Perk. Ak. In. 1(1):1-12.

Rasidi, R dan M. P. Patria. 2012. Pertumbuhan Dan Sintasan Cacing Laut Nereis sp.
(Polychaeta, Annelida) Yang Diberi Jenis Pakan Berbeda. Jurnal Riset Akuakultur, 7(3), 447-
464.

Rajuansah, R., M. Junaidi dan B. D. H. Setyono. 2021. The Solid Influence of Spread
on the Growth and Survival Rate of Sea Worm's (Nereis sp.). Jurnal Biologi Tropis, 21(1),
248-254.
Trisyani, N dan D. Wuwung. 2014. KELULUSHIDUPAN CACING LUR (Nereis sp)
PADA PADAT TEBAR YANG BERBEDA DENGAN METODE RESIRKULASI. Seminar
Nasional Kelautan IX. Universitas Hang Tuah Surabaya, 24 April 2014. Hal: 73-82
SOAL:
1. Parameter kualitas perairan berupa suhu yang optimal bagi cacing Nereis sp.
adalah...
a. 23 - 32 oC (√)
b. 5 - 23 oC
c. 32 - 40 oC
d. 10 - 20 oC
2. Sesuai habitat dialam, cacing Nereis sp. memerlukan media air laut dengan
salinitas...
a. 1 – 3 ppt
b. 5 – 32 ppt (√)
c. 32 – 40 ppt
d. >40 ppt
3. Budidaya cacing Nereis sp. memiliki beberapa parameter untuk mencapai
tujuan pemeliharaan, kecuali...
e. Kualitas air
f. Bobot awal dan akhir pemeliharaan
g. Konversi pakan (FCR)
h. Warna substrat (√)

Anda mungkin juga menyukai