Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan

Efektivitas pertumbuhan benih ikan


Volume sumatera1, (Puntius
16, Nomor tetrazona)
Juni 2021 : … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/ikan

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN BENIH IKAN SUMATERA (Puntius tetrazona)


MELALUI PENDEKATAN KETINGGIAN AIR MEDIA PEMELIHARAAN

Growth effectiveness of Tiger Barb seeds (Puntius tetrazona) through maintenance media
water levels approach

Wahyu Noor Yuliansyah1, Sumantriyadi2, Syaeful Anwar2

1) Program Studi Ilmu Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan UPGRI Palembang
2) Program Studi Budi Daya Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Palembang

*Corresponding author: sumantriyadi5@gmail.com

ABSTRAK
Ketinggian air berperan penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih
ikan Sumatera (Puntius tetrazona) hal ini dikarenakan semakin besar jarak yang ditempuh
untuk mengambil oksigen ke permukaan maka semakin besar energi yang terpakai sehingga
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan Sumatera (Puntius tetrazona). Dari
informasi di atas, perlu dilakukan penelitian tentang pertumbuhan dan kelangsungan hidup
benih ikan Sumatera (Puntius tetrazona) dengan ketinggian air yang berbeda. Penelitian ini
dilaksanakan selama 30 hari pada Bulan Juli-Agustus 2018 bertempat di Unit Balai Benih Ikan
Kota Palembang. Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) taraf perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 3 (tiga)
kali ulangan, yaitu P1 (Ketinggian Air 5cm), P2 (Ketinggian Air 10cm), dan P3 (Ketinggian
Air 15cm). Sampling dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa P2 (Ketinggian Air 10 cm) memberikan hasil terbaik yaitu pertambahan
berat sebesar 0,88 gram dan panjang sepanjang 3,39 cm serta dan kelangsungan Hidup sebesar
100%.

Kata Kunci : Ikan Sumatera, pertumbuhan, kelangsungan hidup

ABSTRACT
The water level plays an important role for the growth and survival of tigerbarb seeds
(Puntius tetrazona) because the greater the distance taken to take oxygen to the surface, the
greater the energy used so that it will affect the growth of tigerbarb seeds (Puntius tetrazona).
From the information above, it is necessary to do research on the growth and survival of
tigerbarb seeds (Puntius tetrazona) with different water levels. This research was carried out
for 30 days in July-August 2018 at the Unit of Fish Seed Center of the City of Palembang. This
study used the Experimental Method with Completely Randomized Design (CRD) with 3
(three) levels of treatment, each treatment was carried out 3 (three) replications, namely P1
(Water Level 5cm), P2 (Water Height 10cm), and P3 (15cm water level). Sampling was carried
out at the beginning, middle and end of the study. The results showed that P2 (10 cm water
level) gave the best results, namely weight gain of 0.88 grams and length of 3.39 cm and
survival rate of 100%.

Keywords: Tigerbarb, growth rate, survival rate

PENDAHULUAN penghasil ikan hias. Perairan tawar, payau,


Indonesia merupakan negara yang danau, dan laut Indonesia banyak dihuni
mempunyai potensi besar sebagai oleh ikan hias dan ikan lainnya. Ikan

e-ISSN 2620-4622 30
p-ISSN 1693-6442
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

Sumatera (Puntius tetrazona) mempunyai semakin besar pula energi yang terpakai
bentuk dan warna yang sangat menarik sehingga akan berpengaruh terhadap
menyebabkan ikan Sumatera ini diminati pertumbuhan ikan.
penggemar ikan hias. Nilai estetis yang Pemeliharaan benih ikan Sumatera
dihasilkan tergantung pada jenis ikan, dengan ketinggian air tertentu masih
warna, ukuran dan bentuk tubuh ikan terbatas informasinya. Dari informasi di
(Nafsihi, 2016). atas, perlu dilakukan kembali penelitian
Ikan Sumatera (Puntius tetrazona) pembanding tentang ketinggian air pada
merupakan ikan dari genus puntius yang ikan Sumatera. Sementara itu belum
ditemukan di Pulau Sumatera dan diketahui secara jelas tentang ketinggian air
Kalimantan (Indonesia), Malaysia dan yang baik untuk pertumbuhan benih ikan
Kamboja. Ikan Sumatera (Puntius Sumatera. Mengingat perlu adanya sebuah
tetrazona) mempunyai bentuk dan warna informasi tentang ketinggian air yang baik
yang sangat menarik menyebabkan ikan untuk pertumbuhan ikan Sumatera tersebut.
Sumatera ini diminati penggemar ikan hias.
Ikan ini menduduki peringkat ke 10 dengan METODOLOGI
jumlah individu yang diimpor pada tahun Waktu dan tempat
2009 sebanyak 2,6 juta ekor (Makri, 2015). Penelitian ini dilaksanakan pada
Kebutuhan ikan Sumatera (Puntius bulan Juli – Agustus 2018, di Balai Benih
tetrazona) di pasar sangat besar karena Ikan Kota Palembang dan Uji Kualitas Air
banyaknya permintaan dari distributor ikan dilakukan di Laboratorium Kesehatan
hias maupun konsumen. Harga benih ikan Lingkungan dan Hama Penyakit
Sumatera (Puntius tetrazona) berkisar Rp Palembang.
350 – Rp 500 sedangkan harga induk ikan
sumatera (Puntius tetrazona) berkisar Rp Ikan Uji
10.000 – Rp 20.000 per ekor (Yuliansyah, Ikan uji yang digunakan dalam
2017). Padat tebar yang optimum dan penelitian ini adalah benih ikan Sumatera
efisien dari segi biaya untuk produksi benih (Puntius tetrazona) ukuran 2,5 – 3 cm
ikan Sumatera (Puntius tetrazona) sebanyak 540 ekor, dengan masing-masing
sebaiknya diterapkan teknologi aquarium berisi padat tebar yang berbeda
pemeliharaan yang intensif sehingga mengikuti ketinggian air, padat penebaran
mencapai target yang diinginkan. Teknik 5 ekor/l (Thabrani, 2015) dalam
yang tepat untuk memelihara ikan (Rafiansyah, 2017). Benih diperoleh dari
Sumatera dalam jumlah yang besar sudah Balai Penelitian dan Pengembangan
seharusnya dilakukan agar tingkat Budidaya Ikan Hias Depok hal ini
kematiannya dapat ditekan, dengan dikarenakan kualitas benih lebih terjamin.
melakukan manipulasi lingkungan yang
sesuai habitat aslinya (Sari et al, 2014). Wadah Biota Uji
Menurut Samaun, dkk., (2015), Alat yang digunakan berupa
pengaruh ketinggian air yang berbeda akuarium kaca berukuran 40 x 30 x 30 cm
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan dengan perlakuan ketinggian air yaitu 5 cm,
hidup benih ikan lele sangkuriang dengan 10 cm dan 15 cm. Ukuran akuarium
panjang awal ± 5,0 cm menyatakan tersebut sesuai dalam penelitian (Sari et al,
ketinggian air yang tinggi menyebabkan 2014) yang menggunakan akuarium
jarak ke permukaan semakin besar berukuran 40 x 30 x30 cm dan berasal dari
sehingga mempengaruhi aktivitas ikan lele Balai Benih Ikan Gandus Palembang.
dalam mengambil oksigen langsung ke Persiapan pertama adalah sebelum
udara. Semakin besar jarak yang ditempuh digunakan aquarium dicuci bersih dan
untuk mengambil oksigen ke permukaan dikeringkan selama 1 (satu) hari tergantung

31
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

kondisi cuaca hal ini bertujuan untuk Pemeliharaan dilakukan dalam


mensterilkan wadah dari hama dan aquarium selama 30 hari. Selama
penyakit yang tersisa. Penelitian ini pemeliharaan benih ikan Sumatera
menggunakan aquarium berukuran 40 x 30 (Puntius tetrazona) diberi makan pakan
x 30 cm sebanyak 9 buah dengan alami berupa cacing darah dengan
ketinggian air yang berbeda kemudian diisi frekuensi pemberian sebanyak tiga kali
air sesuai dengan perlakuan masing-masing dalam satu hari secara At satiation yaitu
dan beri aerasi dengan tekanan kecil guna pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB. Hal ini
untuk mensuplai oksigen (Sari et al, 2014). sesuai dalam pernyataan Nafsihi (2016)
yaitu frekuensi pemberian pakan pada
Rancangan Percobaan benih ikan adalah tiga kali dalam sehari.
Metode Penelitian ini bersifat percobaan Pengamatan pertumbuhan
atau eksperimen (Sari et al, 2014). dilakukan 3 kali selama penelitian yaitu
Rancangan yang digunakan pada penelitian awal, pertengahan dan akhir penelitian.
ini adalah Rancangan Acak Lengkap Pengamatan dilakukan dengan cara
(RAL) non faktorial (Sari et al, 2014) sampling, larva yang diambil sebanyak
dengan 3 (tiga) taraf perlakuan dan 3 (tiga) 30% dari jumlah total setiap akuarium
kali ulangan. Menurut Sari et al, (2014) untuk semua perlakuan (Armansyah,
perlakuan dalam penelitian adalah 2010). Parameter yang akan diukur untuk
memelihara benih ikan sumatera pada mengetahui pertumbuhan yaitu pengukuran
ketinggian air yang berbeda yang dibagi bobot dan panjang. Untuk memudahkan
dengan 3 perlakuan yaitu perlakuan P1 proses pengukuran bobot dan panjang
ketinggian Air 5 cm, Perlakuan P2 dapat digunakan air es, dimana air es ini
ketinggian Air 10 cm dan perlakuan P3 berfungsi untuk alat bius sehingga benih
ketinggian Air 15 cm. tidak stress saat dilakukan pengukuran. Hal
ini sesuai dengan pernyataan dalam
Prosedur Penelitian penelitian Sari et al.,(2014) yaitu untuk
Padat penebaran ikan mengikuti memudahkan proses sampling maka
ketinggian air yaitu untuk ketinggian air (5 diperlukan cairan bius atau sejenisnya
cm) dengan padat penebaran 30 ekor, untuk pemingsanan agar ikan tidak
ketinggian air (10 cm) dengan padat mengalami stress.
penebaran 60 ekor dan ketinggian air (15 Selama pemeliharaan ikan, air
cm) dengan padat penebaran sebanyak 90 yang digunakan akan kotor oleh sisa pakan
ekor. Penebaran ikan uji bisa dilakukan dan kotoran ikan, maka dari itu perlu
pada sore hari sewaktu sinar matahari dilakukan penyiponan untuk membuang
rendah, sebelum benih dilepas dilakukan sisa – sisa kotoran yang mengendap didasar
adaptasi suhu selama sekitar 5 menit. Hal akuarium Pergantian air dilakukan
ini dilakukan untuk mengurangi stres pada sebanyak 30% untuk semua perlakuan,
ikan Sumatera (Puntius tetrazona) sebelum pergantian air dilakukan 2 hari sekali, hal
benih ikan ditebar dalam akuarium terlebih ini dilakukan agar kualitas air tetap terjaga
dahulu dilakukan aklimatisasi pada benih (Sari et al, 2014).
ikan Sumatera (Puntius tetrazona). Pengelolaan kualitas air dilakukan
Aklimatisasi dilakukan dengan cara dengan beberapa cara yaitu penyiponan
memasukkan wadah yang berisi benih yang dilakukan satu kali sehari, yakni pagi
dengan posisi wadah dimiringkan secara hari jam 9.00 WIB. Pergantian air yang
perlahan sehingga benih akan keluar dilakukan sebanyak 30% untuk semua
sendirinya ke dalam akuarium (Sari et al, perlakuan, pergantian air dilakukan agar
2014). kualitas air tetap terjaga. Selain itu
pengelolaan kualitas air juga dilakukan

32
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

pengukuran kualitas air yang meliputi


pengukuran suhu dan pH, setiap Kelangsungan Hidup (SR)
hari,sedangkan amoniak, DO, dan nitrit Pengamatan kelangsungan hidup
dilakukan diakhir penelitan (Sari et al, ikan dilakukan dengan cara mengamati
2014). jumlah ikan yang masih hidup pada tiap
bak setiap hari. Menurut Effendie (1997)
Parameter yang Diamati tingkat kelangsungan hidup ikan dapat
Pertumbuhan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Pertumbuhan diamati dengan 𝐍𝐭
𝐒𝐑 = 𝒙𝟏𝟎𝟎 %
mengukur panjang dan bobot ikan. Data 𝑵𝒐
diperoleh dengan melakukan pengamatan 3
kali selama penelitian yaitu awal, Keterangan :
pertengahan dan akhir penelitian dalam SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
waktu 30 hari, setiap pengamatan benih Nt = Jumlah ikan uji pada akhir
diambil sebanyak 30% dari jumlah ikan di penelitian (ekor)
akuarium. Pengamatan pertumbuhan berat No = Jumlah ikan uji pada awal
dan panjang adalah sebagai berikut. penelitian (ekor)

Pertambahan Berat Mutlak Analisis Data


Pengamatan pertambahan berat Mengacu pada Hanafiah (2016). Data
ikan dilakukan setiap 3 kali selama hasil penelitian dianalisis dengan
penelitian yaitu awal, pertengahan dan menggunakan analisis sidik ragam
akhir penelitian dengan menggunakan (ANSIRA) untuk mengetahui pengaruh
rumus yang dikemukakan oleh Effendie perlakuan yang diberikan terhadap
(1997) sebagai berikut: pertumbuhan dan kelangsungan hidup
larva Ikan Sumatera (Puntius tetrazona).
Wm = Wt – Wo Jika dari analisa sidik ragam diketahui
Keterangan : bahwa perlakuan yang berbeda
Wm = Pertambahan bobot rata – rata menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
(gram). atau sangat nyata akan diuji lanjut. Untuk
Wt = Bobot rata – rata akhir (gram). nilai KK (Koefisien Keragaman) 1-5 %
Wo = Bobot rata – rata awal (gram). maka diuji lanjut dengan mengunakan BNJ
(Beda Nyata Jujur), bila nilai KK 5-10 %
Pertambahan Panjang Mutlak maka diuji lanjut dengan mengunakan BNT
Pengamatan pertambahan panjang (Beda Nyata Terkecil) dan apabila nilai KK
ikan dilakukan setiap 3 kali selama > 10 % maka akan diuji lanjut dengan
penelitian yaitu awal, pertengahan dan menggunakan Duncan. Sedangkan kualitas
akhir penelitian dengan menggunakan air akan dianalisis secara deskritif.
rumus yang dikemukakan oleh Effendie
(1997) sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertambahan Berat ikan Sumatera
Pm = Pt – Po (Puntius tetrazona)
Hasil pengamatan terhadap
Keterangan : pertambahan berat rata-rata benih ikan
Pm = Pertambahan panjang ikan (cm). Sumatera (Puntius tetrazona) selama
Pt = Panjang akhir ikan (cm). penelitian diperoleh analisa keragaman
Po = Panjang awal ikan (cm). yang disajikan pada table 1.

33
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

Tabel 1. Hasil ANSIRA terhadap pertambahan berat rata-rata benih ikan sumatera
SK DB JK KT Fhit Ftabel
5%
Perlakuan 2 0,0017 0,0009 4,50 5,14
Galat 6 0,0011 0,0002
Total 8 0,003
Keterangan : Berpengaruh tidak nyata KK : 1,5899

Analisa sidik ragam menunjukkan tidak nyata maka tidak dilakukan uji lanjut.
bahwa pengaruh ketinggian air yang Perbedaan pertambahan berat ikan dapat
berbeda terhadap pertambahan berat ikan dilihat pada grafik pertumbuhan berat rata-
Sumatera (Puntius tetrazona) berpengaruh rata benih ikan sumatera (Gambar 1).

0,9 0,88
0,87
Pertumbuhan berat

0,85
0,85
(g)

0,8
P1 P2 P3
perlakuan

Gambar 1. Rata-rata pertumbuhan berat ikan sumatera

Berdasarkan pada gambar 1 di atas ini diperkuat oleh Jenitasari et al. (2012)
menunjukkan nilai pertambahan berat rata- menyatakan bahwa kecepatan
rata tertinggi terdapat pada perlakuan P2 pertumbuhan tergantung pada jumlah
(Ketinggian air 10 cm) sebesar 0,88 gram, makanan yang diberikan, ruang, suhu, dan
diikuti dengan perlakuan P1 (Ketinggian dalamnya suatu perairan.
air 5 cm) yaitu sebesar 0,87 gram, dan Sedangkan untuk perlakuan P1
perlakuan P3 (Ketinggian Air 15 cm) yang (Ketinggian air 5 cm) yang pertambahan
terendah yaitu sebesar 0,85 gram. Pada beratnya lebih rendah dari perlakuan P2
perlakuan P2 (Ketinggian air 10 cm) (Ketinggian air 10 cm) dan lebih tinggi dari
tingkat pertambahan berat tertinggi dari perlakuan P3 (Ketinggian air 15 cm) yaitu
perlakuan lain yaitu dengan berat 0,88 seberat 0,87 gram. Hal ini diduga
gram. Hal ini diduga pada perlakuan P2 rendahnya ketinggian air yang
selama masa pemeliharaan jumlah pakan mengakibatkan ruang gerak ikan terbatas
yang diberikan dapat direspon dengan baik dan pakan yang dikonsumsi tidak cukup
oleh benih ikan Sumatera (Puntius untuk mendapatkan pertumbuhan optimal.
tetrazona) dan tidak terdapat sisa-sisa Hal ini diperkuat oleh Hoar et al. (1979)
pakan pada media pemeliharaan serta dalam Extrada et al. (2013), menyatakan
adanya perbedaan ketinggian air dan bahwa hubungan timbal-balik antara setiap
perbedaan jumlah padat tebar. Menurut individu ikan dengan ikan lainnya
Meretsky et al. (2000) dalam Kusmini et al. dipengaruhi oleh jumlah, ruang, ukuran,
(2018) mengatakan bahwa perubahan dan spesies. Menurut Hickling (1971)
bobot ikan dapat dihasilkan dari perubahan dalam Hartini et al. (2013) menyatakan
pakan dan alokasi energi untuk tumbuh dan bahwa pertumbuhan juga dipengaruhi oleh
reproduksi, yang mengakibatkan berat ikan kepadatan ikan yang ditebar, dimana
berbeda walaupun panjangnya sama. Hal dengan padat tebar yang rendah,

34
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

pertumbuhan ikan relatif lebih cepat dan (Ketinggian air 5 cm) dan P2 (Ketinggian
sebaliknya pada padat penebaran yang air 10 cm) yaitu dengan berat akhir 0,85
tinggi pertumbuhan ikan relatif lebih gram. Hal ini diduga banyaknya ikan yang
lambat. ditebar yang mengakibatkan persaingan
Pada perlakuan P3 (Ketinggian Air pakan yang tinggi sehingga mengakibatkan
15 cm) didapatkan hasil pertambahan berat perbedaan pertumbuhan ikan.
terendah dibandingkan perlakuan P1

1,40 1,21
1,20 1,19
1,15
1,00 0,80
0,80
Berat (gr)

0,80 0,63
0,61 0,78
0,60 p1
0,60
0,40 p2
0,20 p3

0,00
0 2 4
Minggu ke -

Gambar 2. Rata-rata laju pertambahan berat benih ikan sumatera.

Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat (2013) menyatakan bahwa persaingan


bahwa berat rata-rata pada awal penelitian ruang dan pakan menyebabkan ikan akan
perlakuan P1 sebesar 0,61 gram, perlakuan mengembangkan pola tingkah laku yang
P2 sebesar 0,63 gram dan perlakuan P3 bermacam-macam. Pola tingkah laku
sebesar 0,60 gram. Selanjutnya pada tersebut meliputi pertahanan dan dominasi.
minggu ke 2 nilai laju pertambahan berat Hal ini diperkuat oleh penelitian
yang didapat pada P1 sebesar 0,80 gram Hermawan et al. (2012), bahwasannya
menunjukkan nilai yang sama dengan P2 pada padat tebar yang rendah akan
sebesar 0,80 gram. Selanjutnya pada menghasilkan bobot individu yang lebih
minggu ke 4 penelitian nilai laju besar dibandingkan dengan padat tebar
pertambahan berat tertinggi didapat oleh P2 yang tinggi.
sebesar (1,21 gram) diikuti dengan P1
sebesar (1,19 gram) dan P3 yang lebih kecil Pertumbuhan Panjang Benih Ikan
dari P2 dan P1 sebesar (1,15 gram). Hal ini Sumatera
diduga banyaknya ikan yang ditebar yang Hasil analisa ragam pertumbuhan
mengakibatkan persaingan pakan yang panjang benih ikan sumatera (Puntius
tinggi sehingga mengakibatkan perbedaan tetrazona) selama penelitian dapat dilihat
pertumbuhan ikan. Hal ini diperkuat oleh pada tabel 2.
Hoar et al. (1979) dalam Extrada et al.

Tabel 2. Hasil ANSIRA Terhadap pertumbuhan panjang rata-rata benih ikan sumatera
SK DB JK KT Fhit Ftabel
5%
Perlakuan 2 0,0270 0,014 3,876 5,14
Galat 6 0,0209 0,003
Total 8 0,048
Keterangan: tn = Berpengaruh Tidak Nyata KK = 1,773549036

35
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

Analisa sidik keragaman dilakukan uji lanjut. Perbedaan


menunjukkan bahwa pengaruh ketinggian pertumbuhan panjang ikan dapat dilihat
air yang berbeda terhadap pertumbuhan pada grafik pertumbuhan berat rata-rata
panjang ikan sumatera (Puntius tetrazona) benih ikan sumatera (Gambar 3).
berpengaruh tidak nyata maka tidak

Pertumbuhan
Panjang (cm) 3,4

3,2 3,34 3.39


3,26
3
P1 P2 P3
Perlakuan
Gambar 3. Rata-rata Pertumbuhan Panjang Ikan Sumatera.

Berdasarkan dari gambar 3 diatas perlakuan P2 (Ketinggian air 10 cm) dan


menunjukkan nilai pertumbuhan sampling lebih tinggi dari P3 (Ketinggian air 15 cm)
panjang tertinggi terdapat pada perlakuan yaitu sebesar 3,34 cm. Hal ini diduga
P2 (Ketinggian air 10 cm) yaitu sebesar adanya perbedaan pertumbuhan dan
3,39 cm, diikuti perlakuan P1 (Ketinggian terbatasnya gerak benih ikan Sumatera
air 5 cm) sebesar 3,34 cm dan P3 (Puntius tetrazona) yang menyebabkan
(Ketinggian air 15 cm) sebesar 3,26 cm. ukuran yang berbeda. Hasil pengamatan
Perlakuan P2 (Ketinggian air 10 cm) menunjukkan nilai yang terendah terdapat
menunjukkan nilai yang tertinggi yaitu pada perlakuan P3 (Ketinggian air 15cm)
3,39 cm. Hal ini diperkuat Sari et al. (2014) yaitu 3,26 cm. Hal ini diduga adanya
oleh ketinggian air sangat berpengaruh perbedaan pertumbuhan dan terbatasnya
dalam kegiatan pembenihan khususnya gerak benih ikan Sumatera (Puntius
pada tahap pemeliharaan larva, dimana tetrazona) yang menyebabkan ukuran yang
tahap ini merupakan tahap yang berbeda. Hal ini diperkuat oleh Effendie
menentukan berhasil atau tidaknya suatu (1997) yang menyatakan bahwa
usaha pembenihan. Menurut Mujiman pertumbuhan ikan sangat ditentukan oleh
(1992), laju pertumbuhan dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang memenuhi
suhu air, persediaan pakan, komposisi kebutuhan nutirisi dan kondisi media
makanan, ruang gerak, persediaan oksigen pemeliharaan. Selain itu, pertumbuhan
dan hasil buangan metabolisme. ditentukan berdasarkan kualitas induk,
Kemudian, hal ini diperkuat oleh Effendi kualitas air dan rasio antara jumlah
(2004) mengemukakan bahwa makanan dan kepadatan. Pertumbuhan
pertumbuhan merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
ikan, baik panjang maupun berat sesuai dalam dan faktor luar, adapun faktor dalam
dengan perubahan waktu. yaitu umur, ukuran ikan, dan faktor luar
Sedangkan untuk perlakuan P1 seperti jumlah, ukuran makanan, dan
(Ketinggian air 5 cm) pertumbuhannya kualitas air (Effendie, 2004).
yang lebih rendah dibandingkan dengan

36
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

4,40 4,28
4,14
4,11

Panjang (cm)
3,90
3,35
3,40 3,34 P1
P2
3,23
2,90 P3
2,53
2,53 2,44
2,40
0 2 4
Minggu ke -
Gambar 4. Grafik Rata-rata Laju Pertumbuhan Panjang Benih Ikan Sumatera.

Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa tertinggi didapat pada perlakuan P2 sebesar
panjang rata-rata pada awal penelitian 4,28 cm diikuti perlakuan P1 sebesar 4,14
perlakuan P1 sebesar 2,53 cm cm, sedangkan nilai yang terendah didapat
menunjukkan angka yang sama dengan P2 pada perlakuan P3 sebesar 4,11 cm.
sebesar 2,53 cm dan lebih tinggi dari P3
sebesar 2,44 cm. Selanjutnya pada minggu Kelangsungan Hidup
ke 2 nilai laju pertumbuhan panjang pada Hasil pengamatan terhadap
perlakuan P2 sebesar 3,35 cm dan kelangsungan hidup benih ikan Sumatera
perlakuan P1 sebesar 3,34 cm mengalami (Puntius tetrazona) memperoleh analisa
peningkatan yang tidak berbeda jauh. Pada keragaman yang disajikan pada tabel 4.
minggu ke 4 nilai laju pertumbuhan

Tabel 4. Hasil ANSIRA Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sumatera


Ftabel
SK DB JK KT Fhit
5%
Perlakuan 2 41,45 20,72 4,44 5,14
Galat 6 28,03 4,67
Total 8 69,48
Keterangan : tn = Berpengaruh Tidak Nyata KK = 2,2246

Analisa sidik ragam menunjukkan tidak nyata maka tidak dilakukan uji lanjut.
bahwa pengaruh ketinggian air yang Perbedaan kelangsungan hidup ikan dapat
berbeda terhadap kelangsungan hidup ikan dilihat pada grafik kelangsungan hidup
sumatera (Puntius tetrazona) berpengaruh benih ikan sumatera (Gambar 5).

100
Kelangsungan Hidup (%)

100
98 96,67
94,81
96
94
92
90
P1 P2 P3
PERLAKUAN

Gambar 5. Grafik Kelangsungan Hidup Benih ikan Sumatera (Puntius tetrazona)

37
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

Dari gambar 5 dapat dilihat adalah bahwa ikan pada stadia larva
perlakuan P1 (Ketinggian air 5cm) yang memiliki sifat planktonis sehingga dalam
kelangsungan hidupnya masih kurang dari usaha pencarian makannya akan lebih
P2 (Ketinggian air 10cm) dan lebih tinggi efektif pada ruang dan ketinggian air yang
dari P3 (Ketinggian air 15cm) yaitu lebih kecil dibandingkan yang besar.
96,67%. Hal ini diduga pada perlakuan P1 Penentuan padat tebar yang tepat
(Ketinggian air 5cm) memiliki ruang gerak merupakan salah satu variabel yang sangat
yang terbatas dan ketinggian air yang penting dalam bidang budidaya karena
terbatas sehingga menyebabkan pergerakan akan berpengaruh secara langsung terhadap
ikan menjadi berkurang. Sedangkan untuk sintasan, pertumbuhan, tingkah laku,
Perlakuan P3 (Ketinggian air 15cm) yang kesehatan, dan kualitas air (Rowland et al.,
kelangsungan hidupnya terendah yaitu 2006).
sebesar 94,81%. Hal ini diduga efektifitas
dalam mencari pakan pada ruang gerak dan Kualitas Air
ketinggian air pada P2 yang lebih besar Pengamatan kualitas air yang
dibanding P1. Hal ini diperkuat oleh Odum dilakukan selama penelitian meliputi pH,
(1993) dalam Priyadi (2013) yang suhu, oksigen terlarut (DO), dan Amonia
menyatakan hubungan antara ruang gerak (NH3) disajikan pada Tabel 5.
dan ketinggian air pada pemeliharaan larva

Tabel 5. Parameter Kualitas Air Selama Penelitian


Perlakuan Acuan
Parameter
P1 P2 P3 SNI
pH 5-7 5-7 5-7 6,5-8,5
DO (mg/L) 2,40 – 3,27 2,45-2,70 2,34-2,90 >5 (mg/l)
Suhu (0C) 25,0 – 29,0 25,0 – 29,0 25,0 – 29,0 28°C
Amonia (mg/L) 0,05-0,10 0,05-0,08 0,05-0,11 <0,1

Berdasarkan Tabel 5 diatas, Rahmadiah (2013) dalam Wihardi (2014),


diperoleh nilai pH berkisar antara 5 hingga suhu yang baik untuk budidaya ikan dari
7, sedangkan nilai DO berada dibawah nilai family Cyprinidae berkisar 25-30°C,
standar SNI. Effendi (2003) dalam sedangkan untuk nilai amoniak masih
Ramadhan (2020) mengemukakan bahwa tergolong baik selama penelitian
sebagian besar biota akuatik sensitive
terhadap perubahan pH dan menyukai nilai KESIMPULAN
pH sekitar antara 7 hingga 8.5. Rendahnya Perlakuan P2 (Ketinggian air 10cm)
nilai pH dan DO ini di duga karena factor merupakan perlakuan yang terbaik untuk
ketinggian air yang menyebabkan ruang pertumbuhan panjang rata-rata benih Ikan
gerak ikan yang sempit sehingga oksigen Sumatera (Puntius tetrazona) yaitu 3,39 cm
terlarut dalam air rendah. Hal ini diperkuat dan berat yaitu 0,88 gram. Sedangkan
oleh Pescod (1973) dalam Haris (2019) tingkat kelangsungan hidup benih Ikan
yang menyatakan bahwa pada pH rendah Sumatera (Puntius tetrazona) tertinggi
(keasaman tinggi) kandungan oksigen selama penelitian diperoleh hasil P2
terlarut akan berkurang sehingga (Ketinggian air10cm) yang menunjukkan
mengakibatkan konsumsi oksigen nilai kelangsungan hidup sebesar 100%.
menurun, aktivitas pernafasan naik dan
selera makan akan berkurang. Nilai suhu
masih mendukung untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan. Menurut

38
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

DAFTAR PUSTAKA ilmu Perikanan dan Budidaya


Effendie, 1997. Metode Biologi Perikanan. Perairan. Vol.15(2) : 113-124.
Yayasan Dewi Sri. Bogor, 112 hlm.
Hermawan, A.T, Iskandar & Subhan,U.
Effendie, I. 2004. Pengantar Akuakultur. 2012. Pengaruh Padat Tebar
Penebar Swadaya: Jakarta. Terhadap Kelangsungan Hidup
Pertumbuhan Lele Dumbo(Clarias
Extrada, E, Ferdinand HT, Yulisman. 2013. gariepinus Burch.) Di Kolam Kali
Kelangsungan Hidup Dan Menir Indramayu. Jurnal Perikanan
Pertumbuhan Benih ikan Gabus dan Kelautan. ISSN:2088-3137.
(Channa striata) Pada Berbagai
Tingkat Ketinggian Air Media Jenitasari, B.A, Sukendi, & Nuraini.2012.
Pemeliharaan. Jurnal. Akuakultur The Effect of Different Natural
Rawa Indonesia, 1(1) 103-114 Food Toward The Growth And
(2013). Program Studi Budidaya Survival Rate Of Tawes Larvae.
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.
Universitas Sriwijaya,
indralaya,ogan ilir 30662. Kusmini,I,I., Radona, D&Putri
F,P.2018.Pola Pertumbuhan Dan
Hanafiah, K.A. 2016. Rancangan Faktor Kondisi Benih Ikan
Percobaan Teori dan Aplikasi. Edisi Tengadak (Barbonymus
Ketiga.Cet-16. .Rajawali Pers. schwanenfeldii).Balai Penelitian
Jakarta.hal. 259. dan Pengembangan Budidaya Air
Tawar. Kalimantan Barat.
Hartini,S, Susanti.A.D, & Taqwa, F, H.
2013. Kualitas Air, Kelangsungan Makri, 2015. Sumber Daya Ikan Hias
Hidup Dan Pertumbuhan Benih (Puntius tetrazona) Di Danau
Ikan Gabus (Channa striata) Yang Ranau Provinsi OKU Selatan
Dipelihara Dalam Media Dengan Sumatera Selatan. ISBN: 978-602-
Penambahan Probiotik. Jurnal 72574-5-0, Jakarta.
Akuakultur Rawa Indonesia.
Vol.1(2):192-202. Mujiman,A.1992. Feeding Practice.
Southern cooperative series.
Haris, RBK., Yusanti, I.A. 2019. Analisis Alabama. 50.
Kesesuaian Perairan untuk
Keramba Jaring Apung di Nafsihi, 2016. Pemanfaatan Tepung
Kecamatan Sirah Pulau Padang Spirulina sp. Untuk Meningkatkan
Kabupaten Ogan Komering Ilir Kecerahan Warna Ikan Sumatera
Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal (Puntius tetrazona). Jurnal
Lahan Suboptimal. Vol. 8(1) hal: Rekayasa dan Teknologi Budidaya
20-30. Perikanan Vol 4 No 2 Februari
2016.
Haris, R.B.K., Kelana, P.P., Basri, M.,
Nugraha, J.P dan Arumwati. 2020. Priyadi, A. Permana, A.dan
Perbedaan Ketinggian Air Terhadap Nurhidayat.2013. Produksi Massal
Tingkat Pertumbuhan Dan Benih Ikan Hias Botia
Kelangsungan Hidup Ikan Maskoki (Chromobotia macrocanthus)
(Carassius auratus). Jurnal Ilmu- Melalui Pendekatan Padat Tebar
dan Ketinggian Air Media

39
Efektivitas pertumbuhan benih ikan sumatera (Puntius tetrazona) … Wahyu Noor Yuliansyah, et al.
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol. 16 (1). Juni 2021: 30-40

Pemeliharaan. Balai Penelitian dan di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo.


Pengembangan Budidaya Ikan Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Hias.Depok. Kelautan. 3 (2).

Rafiansyah, 2017. Produksi Ikan Puntius Sari. 2014. Pengaruh ketinggian air dalam
denisonii Ukuran 1 Inchi Pada pemeliharaan larva ikan hias botia
Padat Tebar Berbeda Dengan (Chromobotia macracanthus,
Pergantian Air 50%. Skripsi. IPB Bleeker). Jurnal : Acta Aquatica.1:1
University. Bogor. hal 24-30.

Ramadhan, R., dan Yusanti, I.A. 2020. Thabrani CN. 2015. Produksi Ikan Sumatra
Studi Parameter Studi Kadar Nitrat Puntius tetrazona Pada Padat
Dan Fosfat Perairan Rawa Banjiran Tebar 5, 10, 15, 20 Ekor/Liter
Desa Sedang Kecamatan Suak Tapeh Dalam Sistem Resirkulasi.
Kabupaten Banyuasin. Jurnal Ilmu- [Skripsi].Bogor (ID): Institut
ilmu Perikanan dan Budidaya Pertanian Bogor.
Perairan. Vol 15(1) : 37-41. DOI:
http://dx.doi.org/10.31851/jipbp.v15 Wihardi. Y., Yusanti, I.A., dan Haris,
i1.4407. R.B.K. 2014. Feminisasi pada Ikan
Mas (Cyprinus carpio) dengan
Rowland, S.J., Mifsuda, C. Nixon,M, & Perendaman Ekstrak Daun-Tangkai
Boyd,P. 2006. Effect of Stocking Buah Terung Cepoka (Solanum
density on the performance of the torvum) pada Lama Waktu
Australia Freshwater Silver Perch Perendaman Berbeda. Jurnal Ilmu-
(Bidyanus Bidyanus) in cages. ilmu Perikanan dan Budidaya
Aquaculture, 253:301-308. Perairan. 9(1) : 23 – 28.

Samaun, dkk., 2015. Pengaruh Ketinggian Yuliansyah, 2017. Pembenihan Ikan


Air yang Berbeda terhadap Sumatera (Puntius tetrazona) di
Pertumbuhan dan Kelangsungan Balai Penelitian dan Pengembangan
Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang Budidaya Ikan Hias Depok.

40

Anda mungkin juga menyukai