Anda di halaman 1dari 4

PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN IKAN HIAS BOTIA

(Chromobotia macracanthus)

Disusun Oleh:
Andang Sunandar
Giza Yunita
Ichsan Maulana Arie
Jumyanah
Nurimam
Siti Maryami

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
Pembenihan Ikan Botia (Chromobotia macracanthus)

Budidaya ikan hias air tawar saat ini cukup berkembang dengan berbagai
jenis ikan hias air tawar yang dibudidayakan. Salah satu jenis ikan hias yang banyak
dikembangkan adalah ikan botia (Chromobotia macracanthus). Ikan botia
merupakan salah satu jenis ikan yang emmiliki nilai ekonomis pentingdalam skala
lokal maupun ekspor. Selain itu ikan botia adalah salah satu jenis ikan hias yang
produksinya masih mengandalkan tangkapan dari alam ( satyani et.al 2007).

Pembenihan ikan hias botia sudah bisa dilakukan. Dimana pada tahun 2004
Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok telah berhasil menciptakan teknologi dalam
proses pembenihannya sehingga produksi ikan hais botia dalam jumlah yang
diinginkan dapat dikerjakan ( Satyani et al., 2006 ; Satyani et al. 2007 dalam
Satyani et al. 2010). Ukuran ikan hias botia kecil yang siap di ekspor yaitu berkisar
sekitar 1 – 2 inchi atau sekitar 2 – 5 cm.

Target panjang total yang diharapkan pada pemeliharaan benih ikan botia
hingga mencapai ukuran yang diinginkan oleh pasar lokal maupun ekspor menjadi
salah satu tantangan dalam memecahkan kendala-kendala yang dihadapi. Padat
tebar yang optimum dan efisien dari segi biaya produksi mengharuskan
diterapkannya teknologi pemeliaharaan yang intensif namun mencapai target yang
diinginkan. Teknik yang tepat untuk memelihara ikan hias botia dalam jumlah yang
besar sudah dilakukan agar tingkat kematiannya dapat ditekan, dengan
mengantisipasi tempat yang sesuai dengan sifat-sifatnya (Satyani et al. 2010).

Hal yang dapat mengacu pada kebiasaan dan sifat – sifat ikan botia salah
satunya yaitu pengurangan sinar. Menurut Axelrod et al. 1995 dalam Satyani et al.
2010, sinar merupakan faktor yang mempengaruhi benih terutama sinar yang kuat
harus dihindari karena ikan botia termasuk ikan yang tidak senang dengan sinar.
Oleh karena itu penggunaan hapa yang berwarna gelap dengan tutup untuk
mengurangi sinar yang masuk merupakan salah satu teknik alternatif dalam
melakukan pemeliharaan ikan hias botia.

Metode pembenihan buatan ikan hias botia yang dilakukan oleh Satyani et al.
2007 pertama – tama adalah menyiapkan indukan ikan botia sebanyak 40 ekor yang
dipelihara dalam 2 buah bak dengan volume 2 m3 dengan masing-masing berisi 20
ekor indung dengan perandingan jantan : betina = 1:1. Bak pemeliharaan dilengkapi
dengan aerasi dan pmpa sirkulasi. Tutup bak terbuat dari fiberglas berwarna coklat
berfungsi untuk mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam bak. Pakan yang
diberikan adalah cacing darah pada pagi hari dan pelet udang berprotein 30 % pada
sore hari. Dan lakukan penyiponan pada pagi hari sebelum diberi pakan.
Pemeliharaan dilakukan selama 7 bulan.

Induk yang matang gonad distimulasi dengan hormon gonadotropin


(Donaldson & Hunter, 1983; Satyani, 1998 dalam Satyani 2007) dalam hal ini
digunakan ovaprim dengan kadar 1,0 mL/kg bobot induk untuk betina dan 0,6
mL/kg untuk induk jantan. Penyuntikan induk betina dilakukan 2 (dua) kali yaitu
0,4 mL/kg untuk suntikan pertama dan sisanya pada suntikan kedua dengan interval
6 (enam) jam. Untuk induk jantan hanya disuntik satu kali bersamaan dengan
suntikan pertama induk betina. Pengeluaran telur (ovulasi) dan sperma dengan cara
pengurutan (stripping). Fertilisasi atau pembuahan dikerjakan dengan mencampur
telur ovulasi dan sperma yang telah diencerkan dengan larutan garam fisiologis
dengan perbandingan 1:4 di dalam mangkok plastik kemudian telur dicuci dengan
air yang bersih.

Inkubasi atau penetasan telur menggunakan corong-corong berukuran 3 liter


dan 5 liter yang diletakkan dalam bak fiberglas dengan aliran air yang dibuat dari
pompa. Kepadatan telur yaitu sekitar 100 butir/L atau setara dengan 0,8—0,9 g/L.
Telur yang sudah dibuahi menetas sekitar 18—19 jam setelah ditebar. Larva yang
sudah menetas dipindahkan kedalam jaring/ hapa halus dalam bak fiber dengan
perlakuan kepadatan 3 dan 5 ekor larva per liter selama 15 hari.

Daftar Pustaka
Donaldson, E.M. and G.A. Hunter. 1983. Induced final maturation, ovulation and
spermiation in cultured fish. In Fish Physiology. Academic Press. New York-
Toronto. p. 351—390.
Satyani D., Mundriyanto, H., Subandiyah, S., Chumaidi, Sudarto, Slembrouck, J.,
Legendre, M., & Pouyaud, L. 2006. Teknologi Pembenihan Botia
(Chromobotia macracanthus Bleeker). Skala Laboratorium. Petunjuk Teknis.
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar, Depok, 21 hlm.
Satyani D, Slembrouck J, Subandiyah S, Legendre M. 2007. Peningkatan Teknik
Pembenihan Buatan Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus
Bleeker)Jurnal Ris. Akuakultur. 2 : (2)
Satyani D., Meilisza, N., Solichah, L. 2010. Gambaran Pertumbuhan Panjang Benih
Ikan Botia (Chromobotia macracanthus) hasil budidaya pada pemeliharaan
dalam sistem hapa dengan padat penebaran 5 ekor per liter. Prosiding Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur

Anda mungkin juga menyukai