2 Desember 2017
Jan A. Rattu
Abstrak
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa, profesi guru bermakna strategis dalam
membangun sumber daya manusia, sebab guru mengemban tugas / amanah dalam proses
pemanusiaan, pencerdasan, maupun pembudayaan sekaligus pembentukan karakter bangsa
oleh sebab itu pada peringatan hari guru nasional pada tanggal 2 Desember 2004 Presiden
mencanangkan bahwa guru sebagai profesi. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan secara khusus menyangkut standar pendidik
disebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki seorang guru meliputi 1). Kompetensi
Pedagogik, 2). Kompetensi Kepribadian, 3). Kompetensi Profesional dan, 4). Kompetensi
Sosial
26
Jurnal Civic Education, Vol. 1 No. 2 Desember 2017
27
Jurnal Civic Education, Vol. 1 No. 2 Desember 2017
ketua jurusan, wakil kepala sekolah, kepala mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
sekolah, ataupun tugas-tugas tambahan lainnya, anak usia dini, jalur pendidikan formal,
namun tidak selamanya profesionalisme guru pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
tersebut berbanding sejajar dengan kepentingan Selanjutnya pada pasal 1 ayat 4 menyebutkan
politik dalam system pemerintahan daerah bahwa professional adalah pekerjaan atau
disebabkan kepentingan politik menjadi kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
dominan dalam pengambilan keputusan. menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau
B. Profesionalisme Guru kecakapan yang memenuhi standar mutu.
1. Pengertian Profesionalisme Guru Dengan demikian dapat kita katakan,
Profesionalisme berasal dari kata bahwa profesional adalah pekerjaan yang hanya
profesion, dalam Kamus Inggris Indonesia, dapat dilakukan oleh mereka yang memang
“profession berarti pekerjaan” menurut Arifin dipersiapkan untuk pekerjaan tertentu dan bukan
(1995:3) bahwa profession mengandung arti pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
yang sama dengan kata occupation atau karena terpaksa melakukan pekerjaan tersebut,
pekerjaan yang memerlukan keahlian yang bertitik tolak pada pengertian ini, maka
diperoleh melalui pendidikan atau latihan pengertian guru profesional adalah seseorang
khusus, hal yang sama juga dikemukakan oleh yang memiliki kemampuan, keahlian,
Kunandar (2007:45) profesionalisme berasal ketrampilan khusus dalam bidang keguruan
dari kata profesi yang artinya suatu bidang secara akademis.
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh Tilaar (2002:86) seorang professional
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
jabatan atau pekerjaan tertentu yang tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan
khusus yang diperoleh dari pendidikan profesinya. Seorang profesional menjalankan
akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah kegiatannya berdasarkan profesionalisme,dan
suatu pekerjaan atau jabatan bukan secara amatiran. Profesionalisme
yang menuntut keahlian tertentu. bertentangan dengan amatirisme. Seorang
Berdasarkan pendapat-pendapat ini, maka professional akan terus-menerus meningkatkan
dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan
merupakan pekerjaan atau keahlian yang dan pelatihan.
memerlukan kompetensi intelektualitas, sikap Lebih lanjut Tilaar menjelaskan bahwa
dan keterampilan tertentu yang diperolah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah,
melalui proses pendidikan secara akademis. nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan
Dengan demikian maka profesi guru menurut kewenangan dalam bidang pendidikan dan
Kunandar (2007:47) profesi guru adalah pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang seseorang yang menjadi mata pencaharian.
pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang Berdasarkan penjelasan-penjelasan
ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam sebelumnya dapat disimpulkan bahwa, profesi
memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. adalah suatu jabatan, profesional adalah
Guru sebagai profesi berarti guru sebagai kemampuan atau keahlian dalam memegang
pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi suatu jabatan tertentu, sedangkan
(keahlian dan ketrampilan) dan efisien serta profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi
berhasil guna. dan profesional. Dengan demikian,
UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru profesionalisme guru adalah kemampuan,
dan Dosen dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 keahlian, ketrampilan dalam melaksanakan
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan guru tugas pokok yang meliputi mendidik, mengajar,
adalah pendidik professional dengan tugas membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengevaluasi peserta didik, dan memiliki
mengarahkan, melatih, menilai dan kompetensi kepribadian dan sosial.
28
Jurnal Civic Education, Vol. 1 No. 2 Desember 2017
29
Jurnal Civic Education, Vol. 1 No. 2 Desember 2017
Melaksanakan atau mengelola program satu hak politik guru , situasi seperti ini
pembelajaran juga membutuhkan kompetensi memiliki kepekaan konflik social, maupun
pada tahap pelaksanaan program yang telah politik sehingga pada kondisi seperti ini
dibuat ini kompetensi yang dibutuhkan dibutuhkan kompetensi kepribadian yang
menyangkut komitmen guru untuk mantap, stabil, arif dan berwibawa, serta mampu
melaksanakan langkah-langkah proses membangun komunikasi yang efektif dengan
pembelajaran dituangkan dalam RPP, serta masyarakat atau dengan pimpinan, sebab jika
kemampuan keaktifan guru dalam menciptakan salah dalam mengambil sikap bisa berujung
dan menumbuhkan kegiatan pembelajaran bagi pada gagalnya profesionalisme yang dibangun
siswa atau dengan kata lain pemilihan metode dan dimiliki seorang guru.
pembelajaran yang tepat agar tercipta proses
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif C. Sistem Pemerintahan Daerah
dan menyenangkan. Sistem pemerintahan daerah berhubungan
d) Melaksanakan penilaian/evaluasi dan analisis erat dengan istilah otonomi daerah yang
hasil penilaian atau evaluasi. biberlakukan di Indonesia. Jika sebelumnya
Pelaksanan penilaian atau evaluasi untuk semua sistem pemerintahan bersifat terpusat
mengetahui sejauhmana kemajuan peserta atau sentralisasi maka setelah diterapkannya
belajar dalam menguasai materi yang sudah otonomi daerah diharapkan daerah bisa
diberikan, sekaligus mengetahui apa yang perlu mengatur kehidupan pemerintahan daerah
diperbaiki, terhadap program yang disusun oleh sendiri dengan cara mengoptimalkan potensi
guru atau mengetahui apa yang salah dalam daerah yang ada.
proses pelaksanaan pembelajaran, jadi untuk Meskipun demikian, terdapat beberapa hal
melakukan hal tersebut seorang guru tetap diatur oleh pemerintah pusat seperti urusan
membutuhkan kompetensi akademik. keuangan negara, agama, hubungan luar negeri,
Sedangkan berdasarkan pengalaman dan lain-lain. Sistem pemerintahan daerah juga
empiris penulis sebagai birokrat baik sebagai sebetulnya merupakan salah satu wujud
pejabat eselon IV, III dan eselon II di penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan
lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan efektif. Sebab pada umumnya tidak mungkin
Olahraga di dua Kabupaten dari tahun 2001 pemerintah pusat mengurusi semua
sampai dengan 2013 diera otonomi daerah, permasalahan negara yang begitu kompleks.
ternyata kompetensi yang harus dimiliki Disisi lain, pemerintahan daerah juga sebagai
seorang guru disamping kompetensi-kompetensi training ground dan pengembangan demokrasi
tugas pokok yang di sebutkan sebelumnya dalam sebuah kehidupan negara.
dibutuhkan implementasi Undang-Undang Nomoro 32 tahun 2004
kompetensi/kemampuan yaitu kepribadian yang Kelahiran undang-undang ini dilatarbelakangi
mantap, stabil, arif, dan berwibawa, serta dengan adanya perkembangan keadaan,
kompetensi/kemampuan social sebagai bagian ketatanegaraan, dan tuntutan otonomi daerah.
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan dalam penyelenggaraan otonomi menggunakan
bergaul secara efektif dengan masyarakat format otonomi seluas-luasnya. Artinya, azas ini
sekitar. diberlakukan oleh pemerintah seperti pada era
Kompetensi keperibadian dan sosial bagi sebelum UU Nomor 5 Tahun 1974. Alasan
seorang guru sangat dibutuhkan diera otonomi pertimbangan ini didasarkan suatu asumsi
daerah atau dalam system pemerintahan daerah bahwa hal-hal mengenai urusan pemerintahan
oleh karena disetiap agenda politik baik yang dapat dilaksanakan oleh daerah itu sendiri,
pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota sangat tepat diberikan kebijakan otonomi
ataupun DPRD, DPR RI, DPD Hukum Tua sehingga setiap daerah mampu dan mandiri
umumnya keterlibatan guru dalam Kelompok untuk memberikan pelayanan demi
Panitia Pemungutan Suara (KPPS) atau Panitia meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah.
Pemungutan Suara (PPS) sangat dominan Pemerintahan Daerah sesuai pasal 1 huruf
sekaligus dalam pemberian suara sebagai salah d Undang Undang Nomor. 22 tahun 1999
30
Jurnal Civic Education, Vol. 1 No. 2 Desember 2017
31
Jurnal Civic Education, Vol. 1 No. 2 Desember 2017
32
Jurnal Civic Education, Vol. 1 No. 2 Desember 2017
pemerintah daerah dan juga DPRD menurut Undang-undang RI Nomor 32 tahun 2004
azaz desentralisasi, dengan prinsip otonomi tentang Pemerintahan Daerah.
yang seluas-luasnya dalam sistem dan Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen.
7. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati,
atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
8. Profesionalisme guru dalam system
pemerintahan daerah tetap harus ditegakkan,
dikembangkan dalam pelaksanaan tugas
pokok sebagai wujud panggilan jiwa,
panggilan hidup yang mulia seorang guru,
sekalipun profesionalisme tidak mendapat
respon positif para pengambil
keputusan/kebijakan di daerah otonom
karena kepentingan politik, akan tetapi yang
pasti keprofesional dalam
mengimplementasikan tugas pokok dalam
mendidik, melatih dan membimbing anak
bangsa akarnya tidak dapat dicabut pada
pribadi seorang guru.
DAFTAR PUSTAKA
H.A.R. Tilaar, 2002. Membenahi Pendidikan
Nasional, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kementerian Pendidikan Nasional.
Kunandar, 2007. Guru Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan
Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana, 1988. Dasar-dasar Proses
Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
S.H. Sarundajang 2012. Birokrasi dalam
Otonomi Daerah. (upaya mengatasi
kegagalan) Jakarta Kata Hasta Pustaka
S.H. Sarundajang 2012. Pemerintahan Daerah di
Berbagai Negara. Jakarta Kata Hasta
Pustaka
33