Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI”

OLEHKELOMPOK 4 :

Andi Muhammad Fajrul Wardihan (A021181309)


Rias (A021181307)
Mutmainna rahmah (A021181319)
Nur Fadillah rifai (A021181047)

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa yang senantiasa
memberikan segala rahmat hidayah-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa pula penulis kirimkan salah dan sholawat kepada nabi junjungan kita yaitu nabi
besar Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat manusia dari alam gelap gulita
menuju alam terang benderang seperti sekarang ini, tanpa adanya belia sebagai arah kita
mungkin kita tidak ada seperti saat ini dan semoga kita sebagai manusia yang berintelektual
bisa mengikuti jejak nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun untuk mengetahui ”Aspek Teknis dan Teknologi” dengan adanya
makalah ini diharapkan para pembaca maupun pendengar lebih membuka wawasan berfikir
dalam mengetahui sebagaimana pentingnya Aspek Teknis dan Teknologi di zaman sekarang
ini.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengetahui
lebih dalam tentang Aspek Teknis dan Teknologi, dan penulis berharap makalah ini dapat
menjadi rujukan dan tolak ukur dalam meningkatkan ilmu pengetahuan kita tentang
business.

Makassar, 01 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Letak Pabrik Dan Tata Letak ...............................................................
2.2 Definisi Perencanaan Tata Letak........................................................................................
2.3 Perencanaan Jumlah Produksi............................................................................................
2.4 Manajemen Persediaan.......................................................................................................
2.5 Pengawas Kualitas Produksi..............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Tujuan studi aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan
teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak , baik
pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin dalam makalah ini
kami akan membahas studi aspek teknik dan teknologi.
Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang
meliputi perancanaan, organisasi staffing, koordinasi, pengarahan, dan
pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan suatu kegiatan (
didalam perusahaan ) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga
keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut dapat
berupa barang dan / atau jasa. Tugas menajemen di perusahaan adalaha untuk
mendukung manajemen dalam rangka pengambiulan keputusan masalah-masalah
produksi/operasi.
Banyak sekali aspek teknik dan teknilogi tapi disini kami hanya membahas
beberapa saja.

B.     Rumusan  Makalah
1. Bagaimana Perencanaan Letak Pabrik Dan Tata Letak    ( Layout ) ?
2.  Bagaimana Perencanaan Jumlah Produksi
3. Bagaimana menjalankan Manajemen Persediaan
4. Mengetahuin Pengawasan Kualitas Produk

C.    Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah selain memenuhi tugas dosen, dalam
rangka pengambilan nilai, juga dijadikan bahan diskusi kelompok pada mata
kuliah studi kelayakan bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Letak Pabrik Dan Tata Letak


1. Pengertian Letak Pabrik
Menurut Wignjosoebroto,“Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara
pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area ( space) untuk penempatan
mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–
gerakanmaterial, penyimpanan material  (storage) baik yang bersifat temporer
maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”.
Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu
pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari
pabrik (department layout). Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik,
seringkali hal ini kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi
yang sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai
perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali ( the new layout plan).

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi


sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak
strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak
pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah,
atau respon cepat.
Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk
dapat mencapai :
 Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
 Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
 Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih
aman.
 Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
 Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak
tersebut akan perlu diubah).

2.2 Definisi Perancangan Tata Letak


Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan lokasi dan
konfigurasi departemen-departemen, stasiun kerja, dan semua peralatan yang
terlibat dalam proses konversi bahan baku menjadi barang jadi.
 James M. Apple mendefinisikan perancangan tata letak pabrik sebagai
perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk
mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan,
dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke
bagianpengiriman produk jadi.

Berdasarkan hierarki perencanaan fasilitas dan definisi perancangan tata


letak yang telah diuraikan sebelumnya, maka pengertian perancangan tata letak
yang dipakai dalam tugas akhir ini adalah pengaturan konfigurasi stasiun kerja
produksi yang disusun berdasarkan interaksi antar departemen yang memenuhi
kriteria-kriteria tertentu sehingga interaksi tersebut optimal dalam proses
transformasi material dari bahan mentah menjadi produk jadi.
2.3  Perencanaan Jumlah Produksi
a.      Pengertian produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan
tersebut dalam ekonomi biasa di nyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk
menunjukkan jumiah maksimum output  yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah
input dengan menggunakan teknogi tertentu. (sugiarto, dkk, 2002 : him 202)
b.      Fungsi Produksi
Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk
menggambarkan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi  menunjjukan
berapa banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input
yang tertentu dipergunakan pada proses produksi(Sri Adiningsi, 1999: hlm 5)
Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan  matematis)
yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor
produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi
adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi(Ari Sudarman, 2004: hlm 108)
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor  produksi dikenal pula
dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.(Sadono Sukirno,
2008 : him 193)
Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai unsur-unsur dan Faktor-faktor
produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal,  tenaga kerja dan keahlian
keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor
produksi yang berubah-ubah. jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan
antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel
independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil produksi.
 Bahan baku
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral
produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari
pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1982: 185)
terdiri dari
1. Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian
daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya  yang dikeluarkan untuk membeli
bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding
dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut  berperanan dalam
proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang
dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka
kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir
merupakan bahan mentah tak langsung.
 Tenaga kerja
Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari
konsep produktivitasnya. Sumber : socialrewardsurvey
Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah  buruh yang terdapat
dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja  meliputi juga keahlian dan
ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja
di bedakan kepada tiga golongan berikut:
 Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah
pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,
 Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki  keahlian dari pelatihan
atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan
radio.
 Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi
dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. .
(sudono sukirno, 2003: hlm 7)

  Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi,  yaitu dimensi individu
dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya
dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental
dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat
produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan
keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya  peningkatan
produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas,  tetapi juga dapat dilihat dari aspek
kualitas,
C.    Manajemen Persedian
Pengendalian persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada
tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan
ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian
diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi
sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan
persediaan

MENGAPA PERSEDIAAN DIKELOLA?


 Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar.
 Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan.
 Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan.

TUJUAN PERSEDIAAN
 Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis:  safety stock)
 Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
 Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran
 Menghilangkan/mengurangi  risiko keterlambatan pengiriman bahan
 Menyesuaikan dengan jadwal produksi
 Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga
 Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
 Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
 Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
 Komitmen terhadap pelanggan.

D.    Pengawas Kualitas Produksi


 Pengertian kualias
Pengertian manajemen kualitas ini banyak sekali, yang kadang berbeda
satu dengan yang lainnya karena kegunaan masing-masing yang juga berbeda.
Di antaranya mendefinisikan pengertian kualitas sebagai daya tahan, misalnya
warna kimia, daya tahan mobil atau motor dan lain-lain.
Menurut Sofyan Assauri, istilah kualitas diartikan sebagai faktor yang
terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil
tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dimaksud atau
dibutuhkan. Dengan demikian pengawasan kualitas adalah suatu aktivitas
untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat
dipertahankan. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kepuasan
konsumen, penggunaan biaya serendah mungkin dan selesai tepat pada
waktunya.
 Pengawasan Kualitas
Pengawasan kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses
produksi, sehingga aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya.
Dengan adanya pengawasan kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-
biaya yang diperlukan yaitu dengan cara memperkecil jumlah kerusakan dan
pemborosan yang terjadi dalam produksi dan dapat dihindari.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan
kualitas merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi.
Jadi pengawasan kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan
pengawasan produksi dan tidak adanya pengawasan terhadap kualitas akan
mengakibatkan perusahaan berjalan tidak efisien yang pada akhirnya proses
produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam melaksanakan kegiatan proses
produksi biasanya terdapat beberapa pilihan dalam hal peralatan proses
produksi yang akan dipakai, mulai dari penentuan tempat operasi,
perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada penentuan dan pilihan
mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya. Sehingga rancangan produksi
barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar kualitas produk
perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk
akhir. Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang sempurna dan
mempunyai spesifik produk yang sama dengan apa yang ditentukan dalam
standar. Tetapi dengan adanya batasan-batasan pengawasan dan batasan
toleransi tertentu dapat diambil keputusan apakah produk tersebut layak
untuk dipasarkan.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam
perencanaan penentuan standar kualitas adalah:
1. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing
2. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk
3. Kualitas harus sesuai dengan harga jual
4. Perlu tim yang berkecimpung dalam bidang-bidang
 penjualan yang mewakili konsumen
 teknik yang mengatur desain dan kualitas
 pembelian yang menentukan kualitas bahan
 produk yang menentukan biaya produksi berbagai kualitas alternatif,
5. Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan kendala
teknologi, maka bahan baku produksinya harus tersedia dan terpelihara
kualitasnya. Hal ini dilaksanakan oleh staf pengamat produksi.
Pemeriksaan hanya mengecek keefektifan pekerja bagian produksi dalam
menghasilkan barang sesuai dengan standar kualitas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1   Kesimpulan
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak
strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak
pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah,
atau respon cepat.
            Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi,  yaitu dimensi
individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam
kaitannya dengan karakteristikkarakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk
sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat
produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran  (out
put). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya  peningkatan produktivitas tidak
hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.
Menurut Sofyan Assauri, istilah kualitas diartikan sebagai faktor yang
terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil
tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dimaksud atau
dibutuhkan. Dengan demikian pengawasan kualitas adalah suatu aktivitas untuk
menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan.
Hal ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kepuasan konsumen,
penggunaan biaya serendah mungkin dan selesai tepat pada waktunya.

3.2 Saran
Makalah ini belum begitu lengkap di harapkan kepada mahasiswa untuk mencari
sumber- sumber yang lebih lengkap lagi dan kepada yang sudah menjadi guru
harus tahu tentang program-program yang ada di dalam sekolah   kita.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, Jakfar. 2003, Studi Kelayakan Bisnis, Kencana Prenad Media Group,


Jakarta.
asmir dan Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008. 
Soparto, Ekonomi,  Jakarta, Permata: 2006

Anda mungkin juga menyukai