Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

Kebutuhan Nutrisi

NAMA : ELSA GABRIELLA MUSTIKA

NIM : 0432950118012

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JL.R.A KARTINI NO.66 BEKASI TIMUR
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengelohan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Dimana zat makanan itu terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan
energi dan tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu yang
yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas
tubuh, membentuk stuktur kerangka dari jaringan tubuh serta mengatur berbagai
prosees kimia dalam tubuh.

B. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan


Saluran pencernaan terdiri dari dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rectum dan anus.
a) Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses pencernaan.
Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut pada
permukaan saluran pencernaan. Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan
makanan ke dalam faring, dimana makanan bergerak ke esopagus bagaian atas
dan kemudian kebawah ke dalam lambung.
b) Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang . sepertiga bagian atas adalah
terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaan
diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
c) Lambung
Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar dari
saluran pencernaan. Pergeraka makanan melalui lambung dan usus
dimungkinkan dengan adanya peristaltic, yaitu gerakan konstraksi dan
relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong substansi makanan
dalam gerakan menyerupai gelombang.
d) Usus halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, yeyenum dan ileum yang panjangnya
kira-kira 6 meter dengan diemeter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum,
colon dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar
sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan
yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari lambung untuk
mengabsorbsi air, nutrisi, potassium,bikarbonat dan enzim.
e) Usus besar
Untuk Absorbsi air dan nutrisi dan perlindungan dengan mensekresikan mucus
yang melindungi dinding usus trauma oleh feses dan aktivitas bakteri,
menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara berkontraksi.
d) Rectum
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi.
f) Anus
Anus berfungsi sebagai organ pencernaan terakhir yang merupakan tempat
dikeluarkannya feses keluar tubuh. Feses (kotoran) yang tidak diperlukan
dibuang melalui proses defekasi (Buang Air Besar)

C. Gangguan-gangguan pada kebutuha nutrisi


1. Protein Calorie malnutrisition adalah suatu kondisi status nutrisi buruk akibat
kurangnya kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai
berikut.
a. PCM /PEM ringan : BB<80 % BB normal sesuai umur.
b. PCM/PEM sedang : BB 60% BB normal sesuai umur s/d 80% BB normal
c. PCM/PEM berat : BB< 60% BB normal sesuai umur.
2. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat sudah tidak
mendapatkan asi defisensi dapat berakibat. Retardasi mental, kemunduran
pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dan dematitis.
3. Marasmus
Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein berakibat kelaparan hilangnya
jaringan-jaringan tubuh, BB kurang dari normal diare . PCM juga dapat terjadi
akibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di
berbagai fasilitas kesehatan.

D. Pengkajian
 Riwayat keperawatan
 Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
 Kesulitan makan (gangguan menguyah atau menelan)
 Perubahan nafsu makan
 Perubahan berat badan
 Tidak mampuan fisik
 Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan
makanan
 Status kesehatan umum dan kondisi medis.
 Riwayat pengobatan
 Pemeriksaan fisik
Pengkajian tdak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat
seperti kulit, rambut, kuku, mata dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan
sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang
rutin.
Area Tanda- tanda
pemeriksaan
Penampilan Apatis tidak bersemangat, lelah dan mudah letih.
umum
BB Berlebih/kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat / berpigmen ada memar dan
lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat melengkung, bentuk seperti sendok
Rambut Kering kusam warna memudar dan rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah kering kornea lunak,
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut,
Lidah Bengkak, berwarna merah penampakan halus
Gusi Bengkak mudah berdarah meradang
Otot Lemah dan mengecil
System Anoreksia tidak mampu mencerna diare konstipasi dan
gastrointestina pembesaran hati
l
Saraf Penurunan refleks kehilangan sensorik rasa terbakar
kesemutan di tangan dan kaki iritabilitas.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Tidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d dengan asupan
makanan yang tida adekuat.
2. Kesiapan peningkatan nutrisi
3. Risiko defisit nutrisi

F. Intervensi keperawatan
1. Tidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang di harapkan
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi

Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake 1. Cara khusus untuk meningkatkan
makanan melali nafsu makan
a. Mengurangi
gangguan dari
lingkungan seperti
berisik, dan lain-
lain
b. Jaga privasi pasien
c. Berikan obat
sebelum makan
jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut Mulut yang bersih meningkaykan
pasien nafsu makan
3. Bantu pasien makan Membantu pasien makan
jika tidak mampu
4. Sajikan makanan yang Meningkatkan selera makan dan intake
mudah dicerna dalam makan
keadaan hangat,
tertutup dan berikan
sedikit-sedikit tapi
sering
5. Selingi makan dengn Memudahkan makanan masuk
minum
6. Hindari makanan yang Mengurangi rasa nyaman
banyak mengandung
gas
7. Ukur intake makanan Observasi kebutuhan nutrisi
dan timbang berat
badan
8. Kaji tanda vital sensori Membantu mengkaji keadaan pasien .
bising usus,

2. Kesiapan peningkatan nutrisi


Kriteria Hasil:

1) Terindentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol


2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan

Intervensi Rasional
1. Lakukan Informasi dasar untuk perencanaan awal dan
pengkajian validasi data
kembali pola
makan pasien
2. Diskusikan dengan Membantu mencapai tujuan
pasien dengan
kelebihan makanan
3. Kolaborasi dengan Menentukan makanan yang sesuai dengan
ahli diet yang tepat pasien
4. Buat program Meningkatkan kebutuhan energi
latihan untuk
olahraga
5. Hindari makanan Makanan yang berlemak banyak menghasilka
yang banyak energi.
mengandung
lemak
G. REFERENSI
Buku Fundamental Keperawatan : Konsep dan proses Dkk 2010
Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi EDISI 10

Anda mungkin juga menyukai