Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

Kebutuhan Oksigenasi

NAMA : ELSA GABRIELLA MUSTIKA

NIM : 0432950118012

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JL.R.A KARTINI NO.66 BEKASI TIMUR
A. DEFINISI
Kebutuhan akan oksigenasi merupakan kebutuhan dalam hirarki maslow yang paling
dasar atau merupakan kebutuhan fisiologi. Kebutuhan fisiologi sendiri harus terpenuhi
terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang ada diatasnya. Salah satu kebutuhan yang
sangat penting merupakan kebutuhan akan oksigenasi jika kebutuhan oksigenasi itu tidak
terpenuhi maka akan berakibat pada kematian. Untuk itu kebutuhan oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar
300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam
mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang
adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas  mekanisme yang berperan dalam proses
suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran sel) (Hidayat,
2012) .hasil dari riset kesehatan daerah insiden dan prevelensi penyakit saluran pernapasan
akut di Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 persen dan 4, 5 persen. Lima provinsi yang
mempunyai insiden dan prevelensi pada penderita gangguan pernapasan atau oksigenasi
tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Barat, dan Sulawesi Selatan (Risdeskas, 2013)

Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi
sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam
implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan lebih memahami tentang apa
oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi dan
bagaimana praktik keperawatan yang mengalami masalah atau gangguan oksigenasi (Asmadi,
2008). Untuk itu mengenai gangguan kebutuhan oksigenasi serta proses keperawatan akan
dibahas pada bab selanjutnya.

B. FISIOLOGI OKSIGEN
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan
sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan rongga
dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi
relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil,
tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi,
difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli
ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan
udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut
dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau
kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO² dari
kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial.
Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari
alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli
lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan CO²
jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

C. Gangguan Kebutuhan Oksigen


a.       Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh
akibat defisiensi oksigen.
b.      Perubahan Pola Nafas
1)      Takipnea, merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24x/ menit karena
paru-paru terjadi emboli.
2)      Bradipnea, merupakan pola nafas yang lambat abnormal, ± 10x/ menit.
3)      Hiperventilasi, merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme yang terlalu
tinggi dengan pernafasan lebih cepat dan dalam sehingga terjadi jumlah peningkatan O2
dalam paru-paru.
4)      Kussmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal.
5)      Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup,
serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaan O2.
6)      Dispnea, merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
7)      Ortopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri.
8)      Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
nafas.
c.       Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang mengalami ancaman, terkait
dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang
kental atau berlebihan akibat infeksi, imobilisasi, serta batuk tidak efektif karena penyakit
persarafan.
d.      Pertukaran Gas
Merupakan kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas baik O2 maupun CO2
antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular.

7.       PEMERIKSAAN FISIK


a. Mata
1)      Konjungtiva pucat (karena anemia)
2)      Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3)      konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
b.      Kulit
1)      Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
2)      Penurunan turgor (dehidrasi)
3)      Edema.
4)      Edema periorbital.
c.       Jari dan kuku
1)      Sianosis
2)      Clubbing finger.
d.      Mulut dan bibir
1)      membrane mukosa sianosis
2)      bernapas dengan mengerutkan mulut.
e.       Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung.
f.       Vena leher
Adanya distensi / bendungan.
g.      Dada
1)      retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea,
obstruksi jalan pernapasan)
2)      Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
3)      Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga
pernapasan
4)      Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
5)      Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural
friction)
6)      Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)
h.      Pola pernapasan
1)      pernapasan normal (eupnea)
2)      pernapasan cepat (tacypnea)
3)      pernapasan lambat (bradypnea)

D. Pengkajian
a.       Bersihan jalan nafas tidak efektif
        1)  Data Subjektif
a)      Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b)      Pasien mengeluh batuk tertahan
c)      Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d)     Pasien merasa ada suara nafas tambahan
      2)  Data Objektif
a)      Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b)      Terdapat bunyi nafas tambahan
c)      Pasien tampak bernafas dengan mulut
d)     Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e)      Pasien tampak susah untuk batuk
b.      Pola nafas tidak efektif
      1)   Data Subjektif
a)      Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
b)      Pasien mengatakan berat saat bernafas
   2)   Data Objektif
a)      Irama nafas pasien tidak teratur
b)      Orthopnea
c)      Pernafasan disritmik
d)      Letargi
c.      Gangguan pernafasan gas
       1)  Data Subjektif
a)      Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
b)      Pasien mengeluh susah tidur
c)      Pasien merasa lelah
d)     Pasien merasa gelisah
       2)  Data Objektif
a) Pasien tampak pucat
b)   Pasien tampak gelisah
c) Perubahan pada nadi
d)   Pasien tampak lelah

E. Diagnosa Keperawatan
a.       Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
1)      Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
2)      Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
3)      Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
1)      Lemahnya otot pernafasan
2)      Penurunan ekspansi paru
c.       Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
1)      Perubahan suplai oksigen
2)      Adanya penumpukan cairan dalam paru
3)      Edema paru
3.      PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa yang diangkat:
a.       Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum ditandai dengan batuk
produktif
b.       Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan bradipnea
c.       Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan paru

NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


DX KRITERIA HASIL
1 Setelah dilakukan1.      Auskultasi dada untuk karakter 1.      Pernafasan rochi, wheezing
tindakan keperawatan bunyi nafas dan adanya secret. menunjukkan tertahannya secret
selama … x 24 jam obstruksi jalan nafas
diharapkan bersihan
jalan napas efektif 2.      Berikan air minum hangat 2.      Membantu mengencerkan
sesuai dengan kriteria: secret
1.      Menunjukkan jalan
nafas bersih 3.      Beri posisi yang nyaman seperti 3.      Memudahkan pasien untuk
2.      Suara nafas normal posisi semi fowler bernafas
tanpa suara tambahan
3.      Tidak ada
4.      Sarankan keluarga agar tidak 4.      Pakaian yang ketat
penggunaan otot bantu memakaikan pakaian ketat kepada menyulitkan pasien untuk
nafas pasien bernafas
4.      Mampu melakukan
perbaikan bersihan5.      Kolaborasi penggunaan 5.      Kelembapan mempermudah
jalan nafas nebulizer pengeluaran dan mencegah
pembentukan mucus tebal pada
bronkus dan membantu
pernafasan
2 Setelah dilakukan1.      Kaji frekuensi pernafasan pasien.1.      Mengetahui frekuensi
tindakan keperawatan pernafasan paasien
selama….X24 jam
diharapkan pola napas 2.      Tinggikan kepala dan bantu
efektif dengan kriteria : mengubah posisi. 2.      Duduk tinggi memungkinkan
1.      Menunjukkkan pola ekpansi paru dan memudahkan
nafas efektif dengan pernafasan
frekuensi nafas 16-20 3.      Ajarkan teknik bernafas dan
kali/menit dan irama relaksasi yang benar 3.      HE dapat memberikan
teratur pengetahuan pada pasien tentang
2.      Mampu 4.      Kolaborasikan dalam pemberian teknik bernafas
menunjukkan perilaku obat 4.      Pengobatan mempercepat
peningkatan fungsi penyembuhan dan memperbaiki
paru pola nafas
         
3 Setelah dilakukan
1.      Auskultasi dada untuk karakter
1.      Weezing atau mengiindikasi
tindakan keperawatan bunyi nafas dan adanya secret. akumulasi
selama ….X 24 jam sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran membersihkan jalan napas 
gas dapat sehingga otot aksesori digunakan
dipertahankan dengan dan kerja pernapasan meningkat.
kriteria :
1.      Menunjukkan 2.      Memudahkan pasien untuk
perbaikan ventilasi dan
2.      Beri posisi yang nyaman seperti bernafas
oksigenasi jaringan posisi semi fowler
2.      Tidak ada sianosis 3.      Mengurangi konsumsi oksigen
3.      Anjurkan untuk bedrest, batasi pada periode respirasi.
          dan bantu aktivitas sesuai
kebutuhan
4.      HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien tentang
4.      Ajarkan teknik bernafas dan  teknik bernafas
relaksasi yang benar.

5.      Memaksimalkan sediaan


oksigen khususnya ventilasi
5.      Kolaborasikan terapi oksigen menurun

4.      IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Impementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana tindakan
keperawatan
a.       Mandiri: aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan merupakan
petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
b.      Delegatif: tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan yang
berwenang
c.       Kolaboratif: tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana didasarkan atas
keputusan bersama.

5.      EVALUASI KEPERAWATAN


a. Dx 1: menunjukkkan adanya kemampuan dalam
1)  Menunjukkan jalan nafas paten
2)  Tidak ada suara nafas tambahan
3)  Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
b.  Dx 2:
1)  Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman nafas yang normal
   2)  Tidak ada sianosis
c.  Dx 3:
1)  Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
    2) Tidak ada gejala distres pernafasan

DAFTAR PUSTAKA
Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan


Keperaweatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai