Anda di halaman 1dari 8

RMK RISK AND RATES OF RETURN

ANDI ISLAH AMANAH

A031191074

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2019
BAB I
LATAR BELAKANG
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan
diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai
ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah
kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat
pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar
deviasi dengan menggunakan statistika. Suatu keputusan
keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan
imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan
istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return,
sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan
yang mempunyai risiko dan tingkat  pengembalian yang berbeda-
beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan
risiko relatif dalam keputusannya.

RUMUSAN MASALAH
1. Perbedaan apa yang terdapat antara risiko dan tingkat
pengembalian dan bagaimana Model yang di gunakan pada
risiko dan tingkat pengembalian ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Trade Off Pengembalian Risiko


Tujuan investor harus mendapatkan pengembalian yang lebih
dari cukup untuk mengkompensasi risiko yang dirasakan dari
investasi dengan kata lain, berada di atas pengembalian risiko
trade off line diilustrasikan Pertukaran antara risiko dan
pengembalian juga merupakan konsep penting bagi perusahaan
yang mencoba menciptakan nilai bagi pemegang saham mereka.
perusahaan yang berisiko lebih tinggi harus membayar imbal hasil
yang lebih tinggi atas obligasi mereka untuk memberi kompensasi
kepada pemegang obligasi atas risiko gagal bayar tambahan.
perusahaan yang berisiko mencoba untuk meningkatkan harga
saham mereka harus menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi
untuk mengkompensasi pemegang saham mereka atas risiko
tambahan.

B. Risiko Berdiri Sendiri


Risiko aset dapat dianalisis dengan dua cara: (1) secara berdiri
sendiri, di mana aset dianggap dengan sendirinya dan (2) atas
dasar portofolio, di mana aset tersebut dipegang sebagai salah
satu dari sejumlah aset dalam portofolio. Dengan demikian, risiko
aset yang berdiri sendiri adalah risiko yang akan dihadapi investor
jika hanya memiliki satu aset ini. Sebagian besar aset keuangan,
dan khususnya saham, disimpan dalam portofolio, tetapi risiko yang
berdiri sendiri perlu dipahami untuk memahami risiko dalam
konteks portofolio.Risiko suatu aset berbeda ketika aset dipegang
dengan sendirinya versus saat disimpan sebagai bagian dari
kelompok, atau portofolio, aset. Untuk saham dan sebagian besar
aset keuangan, risiko portofolio adalah yang paling penting.
Namun, Anda tetap perlu memahami elemen kunci dari kedua jenis
risiko tersebut.
1. Ukuran Statistik dari Stand-Alone Risk
Terdapat 6 kunci yang perlu dipahami, yaitu:
a. Distribusi probabilitas, yaitu daftar hasil atau kejadian
yang memungkinkan dengan probabilitas (kemungkinan
kejadian) ditugaskan pada tiap hasil.
b. Tingkat pengembalian yang diharapkan yaitu tingkat
pengambalian yang diharapkan untuk terjadi dari
sebuah investasi, rata-rata tertimbang dari sebuah
distribusi probabilitas dari hasil yang mungkin terjadi.
c. Standar deviasi, yaitu ukuran statistical dari sebuah
variabilitas dari seperangkat observasi.
d. Historikal, past realized, rates of return. Data ini dapat
digunakan untuk prediksi standar deviasi penerimaan
karena terkadang hasil sebelumnya akan terulang lagi
di masa depan.
e. Koefisien variasi, yaitu ukuran standard dari sebuah
risiko pengembalian per unit yang menunjukkan risiko
pengembalian per unit dan memberikan ukuran risiko
yang lebih berarti ketika pengembalian risiko dari dua
alternative tidak sama dikalkulasi dengan membagi
standar deiasi dengan pengembalian yang diharapkan.
f. Rasio tajam yaitu sebuah ukurang dari stand-alone risk
yang membandingkan pengembalian lebih aset yang
ter-realisasi ke standar deviasinya dalam periode
spesifik. Investasi yang memiliki rasio tinggi, akan
memiliki kinerja yang lebih bagus ketimbang dengan
rasio yang lebih rendah.
2. Risk Aversion and Required Returns
Expected rate of return = (expected ending value-cost)/cost.
Dari menghitung taraf pengembalian yang diharapka, sebuah
investor dapat menghidari risiko. Implikasi dari risk aversion ini
bagi harga sekuritas dan tingkat pengembalian adalah,
semakain tinggi risiko sekuritas, maka semakin tinggi tingkat
pengembalian yang diwajibkan , dan bila situasi ini tidak terjadi,
harga akan berubah untuk menghasilka kondisi yang diwajibkan
. Premium ini menujukkan kompenasi tambahan yang
dibutuhkan investor karena mengikuti penanaman investasi
dengan risiko tinggi.

C. risk in a portfolio context: the capm


1. Expected Portfolio Returns
Pengembalian ini adalah rata-rata tertimbang dari aset
yang dipegang dalam portfolio. Biasanya pengembalian ini
berasal dari pengembalian yang diharpkan yang berbeda,
kecuali untuk aset tanpa risiko.
2. Portfolio Risk
Risiko portfolio pada umumnya lebih kecl dibadingkan
standar deviasi dari saham karena diversifikasi yang
menurunkan risiko sebuah portfolio. Hal ini dapat
diperhatikan melalui korelasi yaitu kebiasaan dimana dua
variabel bergerak bersama. Bila ukuran ini positif, maka
artinya dua aset yang berkolerasi akan bergerak bersama,
yaitu naik ataupun turun. Maka dari itu, diversifikasi portfolio
tidak akan memiliki fungsi untuk menurunkan risiko karena
pengembalian dan risiko yang sama. Total risiko dari
portfolio ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
diversifable risk . Investor yang rasional pada umumnya
memiliki strategi ideal dengan memegang portfolio market
yang besar dan diversified.
3. Risk in A Portfolio Context: The Beta Coefficient
Terdapat sebuah relevant risk dalam konteks portfolio.
Risiko ini dihitung pada sejauh mana saham ini bergerak ke
atas atau ke bawah di dalam pasar. Beta sebuah saham ini
mewakilkan kontribusi sebuah risiko dari portofolio, sehingga
beta ini secara teoritis adalah ukuran risiko yang tepat.

D. The realtionship between risk and rates of return


Premium ini dihitung dengan mengurangirisk-free rate of return
dengan required rate of return. Dari hal ini kemudian dibuat formula
dimana pengembalian wajib atas saham adalah risk-free return
ditambah dengan premium dari risiko saham. Terdapat pula sebuah
formula yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara
risiko berdasarkan beta dan required rates of return untuk sekuritas
individu.
1. The Impact of Expected Inflation
Risk-free rate of return pada dasarnya adalah harga uang
untuk peminjam tanpa risiko. Tarf ii terdiri dari dua elemen
yaitu real inflation-free rate of return dan inflation premium
atau IP yang sama dengan antisipasi dari inflasi. Jadi, bila
inflasi naik sekian persen, maka taraf pengembalian risk-free
dan premium untuk investor ini juga akan meningkat.
2. Changes in Risk Aversion
Kemiringan dari formula SML mewakilkan sejauh mana
sbeah investor akan menghindari risiko. Semakin curam
garis ini, maka semakin besar kompensasi yang diinginkan
investor untuk mengambil risiko investasi. SML ini akan
bergaris horizontal dan tidak memiliki risk premium bila tidak
menghindari risiko.
3. Changes in A Stock’s Beta Coefficient
Perusahaan dapat mempengaruhi risiko pasar dan beta
melalui perubahan dari komposisis aset dan jumlah utang
yang diambil. Beta perusahaan ini juga dapat berubah sebagai
hasil dari lingkungan eksternal seperti competitor baru dan
expiration dari paten dasar. Ketika perubahan ini terjadi, maka
tingkat pengembalian yang diwajibkan akan berubah, beserta
dengan harga sahamnya.

E. Some concern about beta and capm


CAPM ini sebenarnya model yang memiliki banyak kelebihan
intuitif dan sering digunakan oleh analis, investor, dan perusahaan.
namun, terdapat berbagai studi yang meragukan validitasnya.
Sebagai alternative dari CAPM, ahli riset dan praktik mulai
mengembangkan model dengan variabel lebih dari beta. Tetapi
model ini masih memiliki defisiensi saat praktik.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar
risiko (risk) yang ditanggung, semakin besar pengembalian (return) yang
harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang
diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung. Hubungan antara risiko
dengan tingkat pengembalian adalah bersifat linear atau searah, Semakin
tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko, Semakin
besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka
semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut, Kondisi
linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

DAFTAR PUSTAKA
Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, David F.Scott, Jr. 2002.
Financial Management; Principle and Application, Ninth Edition, Prentice
Hall, New Jersey

Anda mungkin juga menyukai