Analisa Korealsi
Analisa Korealsi
KORELASI
Pendahuluan
Koefisien Korelasi:
• Angka indeks korelasi (coefficient of correlation) adalah suatu
angka yang menunjukkan tinggi rendahnya derajat hubungan
antara dua variabel atau lebih
• Koefisien korelasi (r) besarnya nilai paling sedikit -1 dan paling
besar +1 (-1 r 1)
• Note:
r < 0 : derajat hubungan antara dua variabel berlawanan (korelasi
negatif), garis regresi miring ke atas kanan
r > 0 : derajat hubungan antara dua variabel sejajar (korelasi positif),
garis regresi miring ke bawah kanan
r = 0 : tidak ada hubungan antara dua variabel, tidak ada korelasi linear
Harga r bergerak antara –1 dan +1 dengan tanda negatif
menyatakan adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif
dan tanda positif menyatakan adanya korelasi langsung atau
korelasi positif. Harga r = 0 menyatakan tidak ada
hubungan linier antara variabel X dan Y
Korelasi negatif Korelasi negatif Tidak ada Korelasi positif korelasi positif
sempurna sedang korelasi sedang sempurna
n X i Yi ( X i )( Yi )
r
{n X i2 ( X i ) 2 }{n Yi2 ( Yi ) 2 }
Contoh:
n X i Yi ( X i )( Yi )
r
{n X i2 ( X i ) 2 }{n Yi2 ( Yi ) 2 }
𝑟 2 𝑥 100%
• Koefisien non determinasi adalah perbandingan total variasi
terikat Y yang dapat dijelaskan oleh variabel diluar model
Rumus: 1 − 𝑟 2
Contoh:
6 Di2
1
n (n 2 1)
𝜌 = Koefisien korelasi rank spearman
n = Banyaknya ukuran sampel
𝐷𝑖 2 = Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel x rank variabel y
Langkah-langkah Uji Rank Spearman
4. Kriteria keputusan:
H0 diterima, jika −𝑡 1−
𝛼
;𝑑𝑘
< 𝑡 < 𝑡(1 − 𝛼 ;𝑑𝑘)
2 2
6D 2
6 (34) 204
1 i
1 1 0,881
n (n 1)
2
12 (12 1)
2
1716
Langkah-langkah pengujian hipotesis:
1. Hipotesis
H0 : = 0
H1 : ≠ 0
2. Taraf nyata: = 0,05
3. Statistik Uji:
𝑛−2 12−2
𝑡=𝑟 = 0,881 = 5,886
1−𝑟 2 1−(0,881)2
𝛼 0,05
𝛼 =1− =1− = 0,975 ; dk = n - 2 = 12 - 2 = 10
2 2
𝑛−3
𝑡=𝑟
1 − 𝑟2
Kriteria: H0 ditolak, jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan db = n - 1
Korelasi Ganda
10(1122) (60)(170)
rx1y
10(406) (60) 10(3162) (170)
2 2
1020 1020
rx1y
460 x 2720 1118,57
rx1y 0,912
n X 2 Y X 2 Y
rx 2 y
n X X n Y Y
2
2 2
2 2 2
10(737) (40)(170)
rx 2 y
10(182) (40) 10(3162) (170)
2 2
570 570
rx 2 y
220 x 2720 773,56
rx 2 y 0,74
n X1X 2 X1 X 2
rx1x 2
n X X n X X
2
1 1
2 2
2 2
2
10(267) (60)(40)
rx1x 2
10(406) (60) 10(182) (40)
2 2
270 270
rx1y
460 x 220 318,12
rx1x 2 0,85
a. Koefisien Korelasi Parsial
• Hubungan antara X1 dengan Y:
𝛼 0,05
Daerah kritis pada 𝛼 = 1 − = 1− = 0,975 ; dk = n - 1 = 10 - 1 = 9
2 2
𝛼 0,05
Daerah kritis pada 𝛼 = 1 − = 1− = 0,975 ; dk = n - 1 = 10 - 1 = 9
2 2
𝛼 0,05
Daerah kritis pada 𝛼 = 1 − = 1− = 0,975 ; dk = n - 1 = 10 - 1 = 9
2 2