E VA LUA S I
1 . N i l a i h a r i a n : 2 0 % 2 . Tu g a s p e r
s o n a l : 3 0 % 3 . Tu g a s ke l o m p o k : 1
0%4.MID:40%
M E T O D E P E M B E LAJARAN
- B e l a j a r m a n d i r i m a t e r i ku l i a h
- Pe r s e n t a s i d a n d i s ku s i ke l o m p
ok-Kuis
- Tu g a s m a ka l a h /J u r n a l
- Ta n y a j a w a b
INFORMASI OBAT
P O KO K B A H A S A N
3
3
INFORMASI OBAT
P O KO K B A H A S A N
4
4
INFORMASI OBAT
S TA N DA R KO M P E T E N S I
TATATERTIBPERKULIAHAN
- Penggolongan Obat 8
INFORMASI OBAT
SEJARAHDAN
PE N G G O LO N GAN O BAT
TUJUAN
S E T E L A H P E RT E M U A N I N I , S E L U R U
H M A H A S I S WA YA N G M E N G I K U T I M
AT E R I T E L A H MEMAHAMI S E J A R A H P E
N G G U N A A N O B AT D A N MAMPU M E N J E
L A S K A N P E N G G O L O N G A N O B AT- O B
ATA N
10
20
SUMBER OBAT
Sampai akhir abad 19, obat merupakan produk organik atau
anorganik dari tumbuhan yang dikeringkan atau segar, bahan
hewan atau mineral yang aktif dalam penyembuhan penyakit tetapi
dapat juga menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau
pada kondisi tertentu penderita Untuk menjamin tersedianya obat
agar tidak tergantung kepada musim maka tumbuhan obat
diawetkan dengan pengeringan. Contoh tumbuhan yang
dikeringkan pada saat itu adalah getah Papaver somniferum (opium
mentah) yang sering dikaitkan dengan obat penyebab
ketergantungan dan ketagihan.
26
SUMBER OBAT
Dengan mengekstraksi getah tanaman tersebut dihasilkan berbagai
senyawa yaitu morfin, kodein, narkotin (noskapin), papaverin dll
yang ternyata memiliki efek yang berbeda satu sama lain walaupun
dari sumber yang sama Dosis tumbuhan kering dalam pengobatan
ternyata sangat bervariasi tergantung pada tempat asal tumbuhan,
waktu panen, kondisi dan lama penyimpanan. Maka untuk
menghindari variasi dosis, F.W.Sertuerner (1783-1841) pada tahun
1804 mempelopori isolasi zat aktif dan memurnikannya dan secara
terpisah dilakukan sintesis secara kimia. Sejak itu berkembang obat
sintetik untuk berbagai jenis penyakit.
27
38
50
51
54
55
56
62
ENGGOLONGAN OBAT
Menurut Permenkes Nomor 917/ MENKES/PER/X/1993 tentang Golongan obat
disebutkan bahwa penggolongan dimaksudkan untuk peningkatan keamanan
dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari:
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4. Obat wajib apotek ( OWA )
5. Psikotropika
6. Narkotika
64
PENGGOLONGAN OBAT
Obat Bebas adalah obat dengan tingkat
keamanan yang luas, yang dapat diserahkan
tanpa resep dokter.
Penandaan khusus pada kemasannya untuk
golongan obat bebas adalah lingkaran hijau
dengan garis hitam ditepinya.
Contoh :
Promag tablet, Panadol tablet, Aspilet tablet,
puyer Waisan, Bintang tujuh, dan lainlain.
65
PENGGOLONGAN OBAT
Obat Bebas Terbatas
(daftar W = Waarschuwing ) adalah obat keras
yang dalam jumlah tertentu dapat dserahkan
tanpa resep dokter.
Pada kemasan obatnya selain terdapat tanda
khusus lingkaran biru dengan garis hitam
ditepinya, juga terdapat tanda peringatan untuk
aturan pakai obat.
Istilah lain obat bebas dan bebas terbatas dimasyarakat dikenal dengan
istilah Over the counter (obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter).
66
PENGGOLONGAN OBAT
P. No.1
Awas ! obat keras
Bacalah aturan
memakainya. P. No.2
Awas ! obat keras
Hanya untuk kumur jangan
ditelan. P. No.3
Awas ! obat keras
Hanya untuk bagian luar dari badan
67
PENGGOLONGAN OBAT
P. No.4
Awas ! obat keras
Hanya untuk
dibakar. P. No.5
Awas ! obat keras
Tidak boleh
ditelan. P. No.6
Awas ! obat keras
Obat wasir, jangan ditelan
68
PENGGOLONGAN OBAT
Penandaan khusus untuk obat jadi golongan
obat keras :
Lingkaran merah dengan garis tepi berwarna
hitam, didalamnya terdapat huruf K yang
menyentuh lingkaran hitam.
Dimasyarakat obat golongan obat keras dikenal
dengan sebutan obat Ethical (Ethical drug yaitu
obat yang hanya dapat dibeli dengan resep
dokter).
69
PENGGOLONGAN OBAT
Obat Keras (Obat daftar G = Gevaarlijk) UU obat Keras Nomor. St.1937 No.541
Definisi obat keras:
a. Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter (antibiotika, obat
hipertensi,jantung,hormon, kanker,antihistamin untuk obat dalam dll.)
b. Obat yang penggunaannya dengan cara disuntikan atau dengan merobek
jaringan (sediaan dalam bentuk injeksi, infus,sedian implant yang
mengandung hormone untuk KB)
c. Semua obat baru yang belum terdaftar di Depkes (yang tidak mempunyai
kode registrasi dari Depkes/Badan POM)
d. Semua obat dalam keadaan subtansi atau semua obat yang terdapat dalam
daftar obat keras (keadaan subtansi = bahan baku obat)
70
PENGGOLONGAN OBAT
Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di Apotek
Keputusan Menkes nomor: 347/MenKes/SK/VII/1990, tujuan keputusan ini
adalah:
a. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna
mengatasi masalah kesehatan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
b. Bahwa pengobatan sendiri secara tepat,aman dan rasional dapat dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang
sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional.
c. Untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE
(komunikasi,informasi dan edukasi), serta pelayanan obat kepada masyarakat.
71
PENGGOLONGAN OBAT
Obat Golongan Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibeda
bedakan kedalam golongan- golongan
sebagaimana yang terlampir dalam undang-
undang ini atau yang kemudian ditetapkan dalam
keputusan Menteri Kesehatan. Narkotika yang
diizinkan digunakan untuk pengobatan adalah
Narkotika golongan II dan III.
72
PENGGOLONGAN OBAT
Narkotika Golongan II
Narkotika Golongan II adalah narkotika yang
berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan /
atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunayai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh:
Morfin Injeksi, Petidin Injeksi, Petidin tablet,
Fentanyl injeksi, Difenoksilat tablet.
73
PENGGOLONGAN OBAT
Narkotika Golongan III
Narkotika Golongan III adalah narkotika yang
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam
terapi dan/ atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh:
Metilmorfin ( Codein ), Etilmorfin HCl ( Dionine ).
Tanda khusus pada kemasan sediaan jadi narkotika adalah palang medali merah.
Instansi yang mendapat izin untuk memproduksi dan mendistribusikan bahan
baku/sediaan jadi narkotika di Indonesia : PT Kimia Farma
74
PENGGOLONGAN OBAT
Obat Golongan Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika yang diizinkan digunakan untuk
pengobatan adalah psikotropika golongan II, III dan IV.