Anda di halaman 1dari 13

FARMASI KLINIS

SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN KEFARMASIAN


(EVOLUSI PELAYANAN KEFARMASIAN)
PERKEMBANGAN PELAYANAN
KEFARMASIAN
Secara historis, perubahan-perubahan dalam profesi kefarmasian dapat dibagi
dalam 4 :
 Periode Tradisional
1. Menyediakan, membuat, dan mendistribusikan produk yang berkhasiat
obat
2. Melibatkan seni dan ilmu pembuatan bahan obat (alam/sintetik) menjadi
sediaan atau produk yang sesuai
3. Industri farmasi mulai tumbuh pesat, sehingga peranan farmasis makin
menyempit dan mengecil
 Periode Transisional
1. Ilmu kedokteran cenderung makin spesialistis
2. Obat-obat baru berkembang pesat sekali
3. Meningkatnya biaya kesehatan sektor publik karena teknologi dan
jumlah penduduk
4. Tuntutan masyarakat untuk pelayanan medis dan farmasi yang bermutu
tinggi
5. Peran farmasis yang overtrained & underutilised.
6. Berkembangnya ward pharmacy atau clinical pharmacy
 Periode Farmasi Klinis (Masa Kini)
1. Praktek kefarmasiaan yang berorientasi kepada pasien lebih dari orientasi produk
2. Ada interaksi antara farmasis, pasien dan tenaga kesehatan lain.
3. Tujuan farmasi klinis adalah memaksimalkan efek terapeutik, meminimalkan
resiko dan biaya serta menghormati pilihan pasien.
 Periode Pharmaceutical Care (masa depan)
Ada tiga tahap proses :
 Penilaian (Assessment), yaitu menjamin bahwa semua terapi obat terindikasi, efektif
dan aman ; & mengidentifikasi masalah obat.
 Pengembangan perencanaan perawatan (Development of a care plan), yaitu
pemecahan masalah terapi obat, pencapaian sasaran terapi dan pencegahan masalah
 Evaluasi, yaitu pencatatan hasil terapi yang sebenarnya, evaluasi kemajuan untuk
memenuhi sasaran terapi dan memperkirakan kembali munculnya masalah baru.
Definisi
 Menurut Clinical Resource and Audit Group
(1996), ”A discipline corcerned with the
application of pharmaceutical expertise to help
maximise drug efficacy and minimise drug toxicity
in individual patients”
 Menurut Cipolle, Strand and Morley (1998), “ A
practice in which the practitioner takes
responsibility for a patient’s drug therapy needs,
and is held accountable for this commitment”
Landasan Hukum
Menurut SK MenKes No. 436/MenKes/ SK/ VI/ 1993 jangkauan
pelayanan farmasi Klinis meliputi :
a. Melakukan konseling
b. Monitoring efek samping obat
c. Pencampuran obat suntik secara aseptis
d. Menganalisa efektivitas biaya
e. Penentuan kadar obat dalam darah
f. Penanganan obat sitostatika
g. Penyiapan total parenteral nutrisi
h. Pemantauan penggunaan obat
i. Pengkajian penggunaan obat
Tujuan
 Memaksimalkan efek terapeutik
1. Ketepatan indikasi,
2. Ketepatan pemilih an obat
3.Ketepatan pengaturan dosis sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien
4. Evaluasi terapi.
 Meminimalkan risiko
1. Memastikan risiko yang sekecil mungkin bagi pasien
2. Meminimalkan masalah ketidakamanan pemakaian obat
meliputi efek samping, dosis, interaksi dan kontraindikasi.
 Meminimalkan biaya
1. Jenis obat yang dipilih adalah yang paling efektif
dalam hal biaya dan rasionalitas.
2. Terjangkau oleh kemampuan pasien atau rumah
sakit
 Menghormati pilihan pasien

1. Keterlibatan pasien dalam proses pengobatan akan


menentukan keberhasilan terapi.
2. Hak pasien harus diakui dan diterima semua pihak
PELAYANAN FARMASI BERORIENTASI
PASIEN
KARAKTERISTIK FARMASI KLINIK

 Berorientasi kepada pasien


 Terlibat langsung di ruang perawatan di rumah sakit (bangsal)
 Bersifat pasif, dengan melakukan intervensi setelah
pengobatan dimulai atau memberikan informasi kalau
diperlukan
 Bersifat aktif, dengan memberikan masukan kepada dokter
sebelum pengobatan dimulai atau menerbitkan buletin-buletin
informasi obat atau pengobatan
 Bertanggungjawab terhadap setiap saran atau tindakan yang
dilakukan
 Menjadi mitra dan pendamping dokter
DAMPAK FARMASI KLINIK
 Relasi yang baik antar tim kesehatan (dokter, perawat dan
farmasis).
 Menjamin penerapan pengobatan berbasis bukti (evidence based
medicine)
 Perbaikan perawatan pasien dengan pelayanan yang standar dan
konsisten
 Mempromosikan praktek dengan biaya yang efektif
 Memperluas kualitas peresepan
 Menjamin keamanan pemberian obat
 Memperbaiki khasiat dan meminimalkan toksisitas terapi obat
 Meningkatkan kepuasan kerja

Anda mungkin juga menyukai