Anda di halaman 1dari 68

INFORMASI OBAT

PERESEPAN

a p t . G r a c e A . b r G i n t i n g S . Fa r m . , M . S i .
BEBAN STUDI MATAKULIAH INI 2 SKS
(100 MENIT)
E VA LUA S I
1. Nilai harian : 20 %
2 . Tu g a s p e r s o n a l : 30 %
3 . Tu g a s k e l o m p o k : 10 %
4. MID : 40 %

METODE PEMBELAJARAN
- Belaj ar m an di ri m ateri kuli ah
- Pe r s e n t a s i d a n d i s ku s i ke l o m p o k
- Kuis
- Tu g a s m a k a l a h / J u r n a l
- Ta n y a j a w a b

2
INFORMASI OBAT
P O KO K B A H A S A N

1. Pengenalan Informasi Obat


2. Sejarah dan Penggolongan Obat
3. Bentuk Sediaan Obat dan Rute Pemberian
Obat (RPO)
4. Sistem Penghantaran Obat
5. Peresepan
6. Tekhnik Penyampaian Informasi Obat
7. Pengobatan Berdasarkan Bukti
8. Ujian Tengah Semester
3
INFORMASI OBAT
P O KO K B A H A S A N

9. Ketidakpatuhan Pasien dalam Penggunaan


Obat dan Cara Mengatasinya
10.Medication Error
11.Hak-hak Pasien
12.Informasi Obat Pediatri dan Geriatri
13.Pelayanan Informasi Obat di Apotek
14.Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit
15.Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas
16.Ujian Akhir Semester

4
INFORMASI OBAT
S TA N D A R KO M P E T E N S I

Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan informasi obat


dalam hal penentuan sediaan obat, rute pemberian obat, sistem
penghantaran obat, peresepan, tekhnik penyampaian informasi obat,
pengobatan berdasarkan bukti (Evidence Based Medicine),
ketidaktaatan pasien dalam menggunakan obat, medication error, hak-
hak pasien, Informasi obat khusus untuk pediatrik dan geriatrik,
penyampaian informasi obat di apotek, penyampaian informasi obat
di rumah sakit dan penyampaian informasi obat di puskesmas.
5
TATA T E R T I B P E R K U L I A H A N

1. Mahasiswa online tepat waktu dan wajib absensi


terlebih dahulu 15 menit di awal perkuliahan
2. Sebelum pembelajaran 15 menit akan diadakan
refreshing perkuliahan berupa kuis personal
3. Mahasiswa diharap tetap aktif dan fokus selama
kuliah
4. Pahami benar-benar materi perkuliahan selama 45
menit
5. Akhir perkuliahan akan di lakukan sesi tanya
jawab berkaitan dengan materi perkuliahan
6. E-Learning kamu dituntut banyak membaca dan
memahami
7. Gunakan HP atau laptop dengan bijak selama
perkuliahan
6
S I M A K D A N PA H A M I D E N G A N B A I K !
SUB POKOK BAHASAN

Peresepan
• Definisi Peresepan
• Hal-hal yang tercantum dalam
resep
• Dosis
• Cara Perhitungan dosis

8
INFORMASI OBAT

P E R E S E PA N

9
TUJUAN
S E T E L A H P E RT E M U A N I N I , S E L U R U H
M A H A S I S WA YA N G M E N G I K U T I
M AT E R I M E M A H A M I P E R E S E PA N

10
PENDAHULUAN
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan
starndarisasi/pembakuan obat serta pengobatan termasuk pula sifat-
sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman.
Farmasi dalam Bahasa Yunani disebut farmakon yang berarti
medika atau obat, Profesi Farmasi merupakan profesi yang
berhubungan dengan seni dan ilmu dalam penyediaan (pengolahan)
bahan sumber alam dan bahan sintesis yang cocok dan
menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam
pengobatan dan pencegahan suatu penyakit.
11
PENDAHULUAN
Penyediaan obat-obatan di sini mengandung arti pengumpulan,
pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan. Pada
waktu seseorang mulai masuk ke dalam pendidikan kefarmasian
berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat
dalam hal:
• Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu
• Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar
di masyarakat
• Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan
pengembangan obat
12
DEFENISI RESEP

13
DEFENISI RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan
yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker pengelola untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta
menyerahkan obat kepada pasien.
Dokter gigi diberi izin menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian
gigi dan mulut dengan cara injeksi/parenteral atau cara pakai lainnya.
Sedangkan pembiusan atau patirasa secara umum tetap dilarang bagi dokter
gigi sesuai edaran (SE) dari Depkes RI No. 19/Ph/62 2 Mei 1962.
Dokter hewan diberi izin untuk menulis resep dari segala macam obat yang
digunakan khusus untuk hewan.

14
DEFENISI RESEP

RESEP

Permintaan Tertulis
Dokter/SP
Dokter Gigi/SP Apoteker
Dokter Hewan
BERIZIN/SIP
15
DEFENISI RESEP
Lembaran Resep umumnya berbentuk empat
persegi panjang, ukuran ideal lebar 10-12 cm
dan panjang 15-20 cmn.
Resep artinya pemberian obat secara tidak
langsung, ditulis jelas dengan tinta, tulisan
tangan pada KOP resep resmi kepada pasien,
format dan kaedah penulisan sesuai dengan
peraturan dan per Undang-Undangan yang
berlaku. Permintaan tersebut disampaikan
kepada farmasis/apoteker agar diberikan obat
dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai
permintaan kepada pasien yang berhak.
16
LATAR BELAKANG PENULISAN RESEP
Demi keamanan penggunaan, secara garis besar dapat dibagi dalam dua
golongan, yaitu obat bebas (OTC=Other of The Counter) dan Ethical (Obat
narkotika, psikotropika dan keras), harus dilayani dengan resep dokter. Jadi
sebagian obat tidak bisa diserahkan langsung kepada pasien atau massyarakat,
tetapi harus melalui RESEP (On Medical Prescription Only).
Dalam sistem distribusi obat nasional peran Dokter sebagai Medical Care ikut
mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, apotek sebagai organ distributor
terdepan berhadapan langsung dengan masyarakat atau pasien, dan Apoteker
berperan sebagai Pharmaceutical Care dan informan obat serta melakukan
pekerjaan kefarmasian di unit terkait. Dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat, kedua profesi ini harus berada dalam satu tim yang solid dengan
tujuan yang sama yaitu melayani kesehatan dan menyembuhkan pasien.
17
TUJUAN PENULISAN RESEP
Pelayanan berorientasi kepada pasien (Patient oriented), hindarkan material oriented

Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi

Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat

Terjadi control silang (Cross Check) dalam pelayanan kesehatan dan bidang farmasi

Instalasi farmasi/apotek rentang waktu bukannya lebih panjang dalam pelayanan farmasi dibandiingkan
praktek dokter
Meningkatkan peran dan tanggung jawab dokter dalam pegawasan distribusi obat kepada masyarakat, tidak
semua golongan obat dapat diserahkan kepada masyarakat secara bebas
Pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing, dokter bebas memilih obat secara teapt, ilmiah dan
selektif
JENIS-JENIS RESEP
Resep Standar (R/ Officinalis)
Resep yang komposisinya telah dibakukan dan dituangkan ke dalam buku standar (FN,
FI, CMN, FMN, dll.)
Resep Magistrales (R/ Polifarmasi)
Resep yang sudah dimodifikasi atau diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau
tunggal yang diencerkan dalam pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.
Resep Medicinal
Resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang maupun generik, tidak
mengalami peracikan, buku refrensi ISO, MIMS, DOI, dll.
Resep Obat Generik
Penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk sediaan tertentu, dalam
pelayanannya bisa atau tidak mengalami peracikan. 19
KERAHASIAAN DAN KODE ETIK PENULISAN RESEP
Resep menyangkut sebagian dari rahasia jabatan kedokteran dan
kefarmsiaan, oleh karena itu tidak boleh diberikan atau
diperlihatkan kepada yang tidak berhak. Resep rahasia dokter
dengan apoteker menyangkut penyakit penderita, khusus beberapa
penyakit, di mana penderita tidak ingin orang lain mengetahuinya.
Oleh karena itu kerahasiaan dijaga, kode etik dan tata cara
(kaedah) penulisan resep diperlukan untuk menjaga hubungan dan
komunikasi kolegalitas yang harmonis diantara profesional yang
berhubungan antara lain medical care, pharmaceutical care dan
nursing care.
20
KERAHASIAAN DAN KODE ETIK PENULISAN RESEP

Yang berhak melihat resep di unit terkait, antara lain:


• Dokter yang bersangkutan
• Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan
• Paramedis yang merawat pasien
• Apoteker pengelola apotek/instalasi farmasi yang bersangkutan
• Aparat pemerintah untuk pemeriksaan
• Petugas asuransi untuk kepentingan klem pembayaran

21
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP
TANDA-TANDA PADA RESEP
Bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera, tanda segera
atau tulisan peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah
blanko resep.
Tanda segera
Cito ! = segera
Urgent = penting
Statim = penting sekali
PIM (Periculum in more) = berbahaya bila ditunda
22
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP

Tanda Resep Dapat Diulang


Bila dokter menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat
ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter
(Iteratie).
Misal: Iter 1 x, artinya resep dapat dilayani 2 x
Iter 2 x, artinya resep dapat dilayani 1 + 2 = 3 x

Hal ini tidak berlaku untuk resep NARKOTIKA, harus resep baru

23
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP

Tanda Ne Iteratie (N.I) = Tidak Dapat Diulang


Dokter dapat menulis disebelah atas blanko resep tanda N.I
(ps. 48 WG ayat (3); SK Menkes No. 280/Menkes/SK/V/1981

Tanda Dosis Sengaja Dilampaui


Jika dokter sengaja memberikan obat dosis maksimum dilampaui,
maka dibelakang nama obatnya diberi tanda seru (!)

24
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP
Kesemuanya ini bertujuan untuk keamanan
penggunaan obat dan pelayanan kesehatan
segera, cermat serta optimal bagi pasien
khususnya maupun masyarakat umumnya.
Pelayanan kesehatan di bidang Medical Care
oleh dokter maupun Pharmaceutical Care
oleh apoteker bersifat holistik-kologial,
pelayanan berada dalam satu team dengan
tanggung jawab bersama, yaitu melayani
masyarakat dan penyembuhan pasien.
25
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP

Resep terdiri dari 6 (enam) bagian:


Inscriptio
Nama dokter, No. SIP, Alamat/Telp./Hp/Kota/Tempat, Tanggal
menulis resep. Untuk resep obat narkotika, hanya berlaku untuk
satu kota propinsi. Sebagai identitas dokter penulis resep.
Format inscriptio suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda
dengan resep pada praktek pribadi.

26
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP
Invocatio
Permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin ”R/ = Resipe”
artinya ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka
komunikasi dengan apoteker di apotek/instalasi farmasi.
Prescriptio/Ordonantio
Nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan.
Signatura
Tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval
waktu pemberian harus jelas, untuk keamanan penggunaan obat
dan keberhasilan terapi. 27
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP

Subscriptio
Tanda tangan/paraf dokter penulis resep berguna sabagai legalitas
dan keabsahan resep tersebut.
Pro
Peruntukan, dicantumkan nama dan umur pasien, teristimewa
untuk obat narkotika juga harus dicantumkan alamat pasien (untuk
pelaporan ke Dinkes setempat)

28
HAL-HAL YANG TERCANTUM DALAM RESEP
Dr. ----------
SIP. No. ------
Alamat/Phone/Hp ------ Jam praktek: -----------

Medan, Tgl ------------


R/ Remedium Cardinal (Obat Utama, kausalita)
-Obat untuk terapi utama
S -------- paraf
R/ Remedium Adjuvantia
-Obat penunjang obat utama, mengatasi simptomatik penyakit tertentu
-Kombinasi untuk mengatasi resistensi efek optimal obat untuk mengatasi efefk samping
S -------- paraf
R/ Robansia
-Obat memacu metabolisme
-Suplemen
-Tonikum
-Stimulansia
S -------- paraf

Pro : pasien
Umur : ---------
29
RESEP OBAT NARKOTIKA

• Penulisan harus jelas, terutama signatura demi keamanan


penggunaan zat adiktif tersebut.
• Harus ditandatangani oleh dokter bersangkutan, sebagai legalitas
• Harus dicantumkan alamat pasien dengan jelas, untuk keamanan
penggunaan dan pelaporan
• Tidak boleh ada tanda iterasi (boleh diulang) pada lembaran
resep, menghindari kecanduan dan penyalahgunaan narkotika.
• Lama penggunaan harus dibatasi, karena berpotensi kecanduan.
30
PERMASALAHAN DALAM PERESEPAN

• Zat aktif obat tidak bisa diberikan begitu saja sebagai obat,
terlebih dahulu harus diberikan dalam bentuk sediaan, oleh
karena itu kita harus mengenal dan memahami secara mendalam
berbagai jenis dan bentuk sediaan obat
• Dari bentuk sediaan ada masalah farmaseutikal yang harus
diinformasikan termasuk kebaikan dan keburukan dalam
pemberian
• Bentuk sediaan yang diberikan harus sesuai dengan rute
pemberian dan kondisi pasien
31
PERMASALAHAN DALAM PERESEPAN
• Bahan obat dianggap berbahaya atau racun, jadi penggunaanya harus
tepat, aman dan rasional. Umumnya mempunyai efek samping.
• Obat sebagai komoditi yang spesifik dan bersifat dimensional, artinya satu
sisi sebagai alat kesehatan dan sisi lain sebagai komoditi ekonomi yang
dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu peredarannya sangat diperhatikan
dan telah diatur menurut undang-undang.
• Tidak ditulis pada KOP resep resmi, padahal obat yang ditulis tersebut
mencakup daftar G, OKT dan narkotika yang harus diawasi
penggunaannya.
• Resep ditulis pada KOP yang tidak sesuai format umum yang telah
disepakati. Sehingga menghilangkan ciri khas resep dokter.
32
PERMASALAHAN DALAM PERESEPAN
• Bila dokter memberikan informasi penggunaan obat suppositoria melalui
rektum atau anus, sekali-kali jangan disebut melalui dubur, bisa terjadi
kesilapan pendengaran yaitu didengar oleh pasien bubur, akhirnya
penggunaan obat menjadi salah , hal ini berbahaya.
• Pemilihan obat dalam bentuk sediaan cream atau ointmen (salap). Misal
Gentamycin cream atau salap. Dalam hal ini harus memahami sifat fisika
bentuk sediaan cream maupun salap. Sebab cream merupakan pembawa
terdiri dari campuran air dan lemak/minyak dengan penyabunan, berupa
emulsi tipe O/W, artinya fase minyak dalam air sehingga dapat diencerkan
dengan air. Dengan demikian sediaan cream dapat menyerap eksudat cair
dari eksim basah, sedangkan salap tidak dapat.
33
PERESEPAN RASIONAL MENURUT WHO

• Sesuai dengan keperluan klinik


• Dosis sesuai dengan kebutuhan pasien
• Diberikan dalam jangka waktu yang seduai dengan penyakit
• Dengan biaya termurah menurut pasien dan komunitasnya
34
PERESEPAN RASIONAL MENURUT BIOMEDIS
• Tepat diagnosa
• Tepat indikasi
• Tepat pemilihan obat (Khasiat, keamanan, mutu dan biaya)
• Tepat dosis, cara dan lama pemberian
• Tepat penilaian terhadap kondisi pasien
• Tepat peracikan dan pemberian informasi
• Kepatuhan Pasien
• Tepat dalam melakukan upaya lanjut
Catatan :
• Perhatian penting terhadap pemberian antibiotika (resistensi, efek samping dan kontra indikasi)
• Resep polifarmasi (interaksi obat, obat tidak tercampurkan)
• Pemberian sediaan parenteral, sterilisasi proses pemberian
• Hipersensitif dan idiosinkrasi pasien terhadap efek obat
35
BENTUK-BENTUK YANG TIDAK RASIONAL
• Peresepan boros (extravagant)
✓Menulis obat harganya mahal dan jumlah terlalu banyak walaupun ada alternatif
yang murah
✓Symptomatic orien
• Peresepan berlebih (over prescribing) menulis obat dengan dosis lama pemberian
dan jumlah melebihi ketentuan
• Peresepan salah (incorrec prescribing) penulisan obat yang keliru
• Peresepan majemuk (multiprescribing) pemilihan jenis obat yang banyak walaupun
bisa diberikan secara tunggal
• Peresepan kurang (under prescribing) penulisan resep tidak cukup jumlah maupun
dosis
• Obat tidak tercampurkan, baik secara farmakologis maupun farmaseutikal 36
DOSIS

Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dosis adalah dosis


maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan
dan rektal.
Selain dosis maksimum dikenal juga dosis lazim. Dalam FI ed. III
tercantum dosis lazim untuk dewasa dan bayi atau anak yang
merupakan takaran petunjuk yang tidak mengikat.
Dosis atau takaran suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang
dapat dipergunakan atau diberikan kepada seseorang penderita untuk
obat luar maupun obat dalam.
37
DOSIS

KETENTUAN UMUM FI III TENTANG DOSIS


Dosis Maksimum
Berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan
dosis melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan:
• Membubuhkan tanda seru dan paraf dokter penulis resep
• Diberi garis bawah nama obat tersebut
• Banyak obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap

38
DOSIS

Dosis Lazim
Merupakan petunjuk yang tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai
pedoman umum. Misalnya obat CTM (4 mg per tablet) disebutkan
dosis lazimnya 6-16 mg/hari dan dosis maksimumnya 40 mg/hari.
Jika seseorang minum 3 x sehari 2 tablet, dosis maksimumnya
belum dilampaui tetapi hal ini dianggap tidak lazim, karena dengan
3 x sehari 1 tablet saja sudah dapat dicapai efek terapi yang
optimum.

39
MACAM-MACAM DOSIS
DOSIS TERAPI
Suatu takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
DOSIS MINIMUM
Suatu takaran obat terkecil yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan resetensi pada penderita.
DOSIS MAKSIMUM (DM)
Suatu takaran obat terbesar yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan pada penderita.
40
MACAM-MACAM DOSIS
DOSIS LETAL
Takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian
pada penderita.
a. L.D 50: takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan
b. L.D 100: takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan
percobaan.
DOSIS TOKSIS
Suatu takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan
keracunan pada penderita.
41
PERHITUNGAN DOSIS
Banyak obat yang tidak mempunyai dosis standar. Perhitungan dosis
yang dibutuhkan untuk obat-obat ini bergantung pada karakteristik
pasien, seperti berat badan dan luas permukaan tubuh.
Contoh:
Berapa dosis salbutamol yang anda sarankan untuk anak berusia 10
tahun, dengan berat 30 kg, jika dosis yang dianjurkan adalah 100
mcg/kg?
Dalam contoh ini, dosis yang dibutuhkan adalah 30 kg x 100 mcg/kg =
3000 mcg = 3 mg

42
KARAKTERISTIK PASIEN DAN SATUAN DOSIS
KARAKTERISTIK SATUAN DOSIS SINGKATAN
Berat Gram per kilogram g/kg
Miligram per kilogram mg/kg
Mikrogram per kilogram mcg/kg
Unit obat per kilogram U/kg
Luas Permukaan Tubuh Gram per meter persegi luas permukaan tubuh g/m2
Miligram per meter persegi luas permukaan tubuh mg/m2
Mikrogram per meter persegi luas permukaan tubuh mcg/m2
Unit obat per meter persegi luas permukaan tubuh U/m2

Menggunakan berat badan aktual pasien. Pada kasus-kasus tertentu, penggunaan


berat badan ideal lebih tepat. Perhitungan menggunakan IBW perlu dilakukan
pada pasien dewasa yang memiliki berat badan lebih tinggi atau lebih rendah
diatas 30% dari berat badan rata-rata orang dewasa 70 kg.
43
PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL
Berat badan edeal (kg) dihitung berdasarkan tinggi badan pasien (H,
dalam sentimeter) dengan menggunakan rumus berikut:
Pria IBW = (0,9 x H)-88
Wanita IBW = (0,9 x H)-92

Estimasi Luas Pemukaan Tubuh


Luas permukaan tubuh (BSA) biasanya diperoleh dari tinggi badan dan
berat badan aktual pasien.

44
ESTIMASI LUAS PERMUKAAN TUBUH
Luas permukaan pasien dapat ditentukan dari kedua parameter ini dengan
menggunakan salah satu dari kedua metode berikut:
• Nomogram untuk menghitung BSA dapat digunakan untuk orang dewasa dan
anak-anak berusia lebih dari 1 tahun. Bayi (kurang dari 1 tahun) biasanya
memiliki nomogram sendiri.
• Rumus sederhana untuk mengestimasi BSA dapat dipakai untuk orang dewasa
dan anak-anak, serta dianggap lebih akurat daripada metode nomogram.
𝐻𝑥𝑊
BSA=
3600

Tinggi (H) dalam sentimeter dan berat (W) dalam kilogram digunakan untuk
menentukan BSA (dalam meter persegi).
45
ESTIMASI LUAS PERMUKAAN TUBUH
Contoh:
Dosis obat kemoterapi siklofosfamida dalam suatu regimen dapat dinyatakan
dalam mg/m2 atau dalam mg/kg. Jika dosis yang diminta untuk seorang pasien
pria dewasa dengan berat badan 100 kg dan tinggi 1,8 m adalah 60 mg/kg atau
800 mg/m2, berikan tiga alternatif dosis yang dapat diberikan berdasarkan
ABW, IBW dan BSA.
Tahapan Penyelesian
1. Hitung IBW pasien
2. Hitung BSA pasien
3. Hitung dosis dengan menggunakan ABW, IBW dan BSA
46
ESTIMASI LUAS PERMUKAAN TUBUH
ABW = 100 kg
IBW = 0,9H-88=(0,9 x 180)-88=74 kg
𝐻×𝑤 180×100
BSA = = = 5
3600 3600

BSA = 2,2 𝑚2
Jawaban:
Dosis berdasarkan ABW = 100 x 60 = 6000 mg
Dosis berdasarkan IBW = 74 x 60 = 4440 mg
Dosis berdasarkan BSA = 2,2 x 800 = 1760 mg
47
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
1. Daftar dosis maksimum menurut FI ed. III digunakan untuk
orang dewasa yang berusia 20-60 tahun dengan bobot badan 58-
60 kg.
2. Untuk orang lanjut usia dan keadaan fisiknya sudah mulai
menurun, pemberian dosis harus lebih kecil dari dosis
maksimum.
• 60-70 tahun 4/5 dosis dewasa
• 70-80 tahun 3/4 dosis dewasa
• 80-90 tahun 2/3 dosis dewasa
• 90 tahun ke atas 1/2 dosis dewasa 48
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA

3. Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan, sebaiknya


dosis diberikan dalam jumlah yang lebih kecil. Bahkan untuk
beberapa obat yang mengakibatkan abortus dan kelainan janin
obat ini dilarang untuk wanita hamil juga wanita menyusui
karena obat dapat diserap oleh bayinya melalui ASI.
4. Untuk anak-anak diperlukan perhitungan khusus, karena respons
tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan
orang dewasa.

49
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA

5. Memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena


harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu:
a. Penderita: usia, bobot badan, jenis kelamin, luas permukaan
tubuh, toleransi, habituasi, adiksi dan sensitivitas, kondisi
penderita.
b. Obat: sifat kimia/fisika obat, sifat farmakokinetiknya
(ADME), jenis obat
c. Penyakit: sifat dan jenis penyakit, kasus penyakit

50
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
Aturan pokok perhitungan dosis untuk anak tidak ada sehingga para pakar
mencoba untuk membuat perhitungan berdasarkan usia, bobot badan dan
luas permukaan tubuh.
6. Perhitungan dosis berdasarkan usia:
a. Rumus Young
𝑛
x dosis dewasa
𝑛+12
(n dalam tahun untuk anak usia < 8 tahun)
b. Rumus Fried
𝑛
x dosis dewasa
150
(n dalam bulan)
51
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
c. Rumus Dilling
𝑛
x dosis dewasa
20
(n dalam tahun untuk anak usia > 8 tahun)
d. Rumus Cowling
𝑛
x dosis dewasa
20
(n adalah usia dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas)
e. Rumus Bastedo
𝑛
x dosis dewasa
30
(n adalah usia anak dalam tahun)
52
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
f. Rumus Gaubius
Berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa, seperti:
0-1 tahun = 1/12 x dosis dewasa
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = 1/2 x dosis dewasa
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa
53
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
7. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan:
a. Rumus Clark (Amerika)
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑜𝑛
x dosis dewasa
150
b. Rumus Thremich-Fier (Jerman)
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔
x dosis dewasa
70
c. Rumus Black (Belanda)
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑔
x dosis dewasa
62
d. Rumus Juncker dan Glaubius
% x dosis dewasa (panduan usia dan bobot badan)
54
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
8. Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh:
a. Dari kumpulan kuliah farmakologi UI th. 1968
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘
x dosis dewasa
1,75
b. Rumus Catzel
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘
x 100 x dosis dewasa
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
9. Ada 3 macam bahan yang mempunyai DM untuk obat luar:
a. Naftol, guaiakol, kreosot : untuk kulit
b. Sublimat : untuk mata
c. Iodoform : untuk obat kompres 55
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA

10.Dosis maksimum gabungan harus dihitung jika dalam satu


resep terdapat dua obat atau lebih yang kerjanya searah dan
tidak boleh melampaui jumlah dosis obat-obat yang searah
tersebut, baik sekali pakai maupun sehari.
Misalnya: Atropin sulfat dengan Extr. Belladonae
Pulvis Opii dengan Pulvis Overi
Kafein dengan Aminofilin
Arsen trioxida dengan Natrii arsenas
56
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
11.Dosis dengan pemakaian berdasarkan jam
a. Menurut FI ed. III satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk
pemakaian sehari dihitung 24/n kali; n = selang waktu
pemberian. Misalnya, s.o.t.h (tiap 3 jam): 24/3 kali = 8 x
sehari seamalam.
b. Menurut Van Duin, Pemakaian sehari dihitung untuk 16 jam,
kecuali antibiotik dihitung sehari semalam 24 jam. Untuk
contoh yang sama, pemakaian sehari dihitung sebagai
berikut: (16/3 + 1) kali = (5,3 + 1) kali = 6,3 kali; dibulatkan
menjadi 7 kali sehari semalam.
57
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
Tabel dibawah menunjukkan hubungan antara berat rata-rata berdasarkan
usia anak dan presentase dari dosis dewasa yang harus diterima anak.
USIA BERAT RATA-RATA BERDASARKAN USIA (KG) PERSENTASE DARI DOSIS DEWASA
Neonatus (cukup bulan) 3,5 12,5
2 bulan 4,5 15
4 bulan 6,5 20
1 tahun 10 25
3 tahun 15 33,3
7 tahun 23 50
10 tahun 30 60
12 tahun 39 75
14 tahun 50 80
16 tahun 58 90
Dewasa 68 100
58
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
Contoh:
Seorang anak berusia tiga tahun dengan berat badan rata-rata diberi resep obat
yang tidak diketahui dosis pediatriknya. Dosis dewasa obat tersebut adalah
600 mg per hari. Berapa dosis yang akan anda berikan pada anak ini
berdasarkan metode persentase untuk perhitungan dosis (sampai miligram
terdekat)?
Tahapan penyelesaian
1. Tentukan persentase dari dosis dewasa yang harus diterima anak
2. Tentukan dosis dewasa normal.
3. Bagi persentase yang digunakan dengan 100 dan kalikan dengan dosis
dewasa. 59
DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA
Anak berusia tiga tahun dengan berat badan rata-rata harus menerima
33,3% dari dosis dewasa.
Dosis dewasa normal 600 mg per hari.
Dosis untuk anak ini adalah
(33,3 ÷ 100) x 600 = 199,8 atau 200 mg per hari
Jawaban: 200 miligram per hari

60
LAJU INFUSI
Sejumlah obat, seperti furosemida, fenitoin, kalium klorida, dan
vankomisin, memiliki nilai laju maksimum untuk pemberian sebagai
infus.
Laju infusi biasanya dibatasi karena adanya kemungkinan muncul efek
toksik jika obat diberikan terlalu cepat. Dosis untuk obat-obat, seperti
dopamin dan dobutamin, yang digunakan dalam kondisi akut sering kali
dinyatakan dalam jumlah obat yang diberikan per kilogram berat badan
per menit.
Karena itu, kita harus memahami bagaimana menghitung laju infusi dan
memberikan saran yang akurat tentang bagaimana obat-obat ini harus
diberikan.
61
LAJU INFUSI
Contoh:
Dopamin perlu diinfuskan dengan dosis 2 mcg/kg menit pada pasien
dengan berat badan 80 kg selama 100 menit. Berapa volume infus
dopamin 0,16% b/v yang dibutuhkan?
Tahapan Penyelesaian
1. Hitung total jumlah dopamin yang dibutuhkan
2. Tentukan jumlah dopamin dalam 100 mL infus
3. Hitung volume infus yang dibutuhkan untuk memberikan total jumlah
dopamin yang dibutuhkan..
62
LAJU INFUSI
Pasien membutuhkan 2 mcg/kg/menit x 80 kg x 100 menit = 16.000 mcg
16 mg
100 mL infus 0,16% b/v mengandung 0,16 g = 160 mg
Karena itu, volume infus yang dibutuhkan
16 𝑚𝑔
=160 𝑚𝑔 × 100 𝑚𝐿 = 10 𝑚𝐿

Jawaban: 10 mililiter
Infus-infus intravena yang tidak perlu terlalu akurat dalam pemberiannya
(misalnya penggantian cairan rutin atau tranfusi darah) diberikan dengan
menggunakan set pemberian standar.
63
LAJU INFUSI
Pemberian ini memerlukan perhitungan laju tetes. Volume tetes yang
dihantarkan oleh set pemberian standar seperti tabel volume tetes pada set
pemberian standar dibawah:

DEWASA PEDIATRIK DARAH


1 mL = 20 tetes 1 mL = 60 tetes 1 mL = 15 tetes

Contoh:
Set pemberian dewasa dengan ukuran tetes baku dan aliran yang dapat
disesuaikan digunakan untuk menghantarkan 1,2 liter larutan salin
normal selama 10 jam. Berapa laju tetes harus diatur dalam tetes/menit?
64
LAJU INFUSI
Tahapan penyelesaian
1. Tentukan jumlah tetes dalam 1 mL
2. Hitung berapa mililiter harus dihantarkan setiap menit untuk memberikan 1,2
L. dalam 10 jam.
3. Kalikan jumlah mililiter per menit dengan jumlah tetes dalam tiap milimeter
Set pemberian dewasa menghantarkan 20 tetes per mL
1,2 L dalam 10 jam = (1200 mL ÷ 10) dalam 1 jam = 120 mL dalam 1 jam
120 mlL dalam 1 jam = (120 mL ÷ 60) dalam 1 menit = 2 mL dalam 1 menit
2 mL/menit = 2 x 20 tetes/menit 40 tetes/menit
Jawaban: 40 tetes/menit
65
TUGAS KELOMPOK
R/ Acetosal 0,050
Diketahui Dosis Maksimal Luminal
Luminal 0,010
1 kali 20 mg dan 1 hari 80 mg
S.L qs
Maka dosis untuk anak 4 tahun adalah:
mf.pulv. dtd. No. XV
S. 3 dd. p.I
Pro: Anita (9 bulan)
1 2

R/ Atropin Sulf. 2,5 mg 3 4


Belladonae extr. 100 mg
Berapa dosis vinkristin yang dibutuhkan oleh pasien
Sacch.lact. qs dengan berat 92 kg dan luas permukaan tubuh Body
mf.pulv. No. X Surface Area (BSA) 1,0 m2, jika dosis yang dianjurkan
1,4 mg/m ?
S. t. dd. Pulv. I

66
TUGAS KELOMPOK
Seorang anak berusia tujuh tahun dengan berat badan
Infus dopamin dipasang pada wanita dengan berat
badan 60 kg untuk memberikan 2,5 mcg/kg/menit. rata-rata diberi resep obat yang tidak diketahui dosis
Semprit berisi 200 mg dopamin dalam 50 mL larutan pediatriknya. Dosis dewasa obat tersebut adalah 500
salin normal. Berapa laju infusi dalam mililiter/jam mg per hari. Berapa dosis yang akan anda berikan
yang dibutuhkan? pada anak ini berdasarkan metode persentase untuk
perhitungan dosis (sampai miligram terdekat)?

5 6

7 8
Berapa dosis salbutamol yang anda sarankan untuk Set pemberian dewasa dengan ukuran tetes baku dan
anak berusia 12 tahun, dengan berat 25 kg, jika dosis aliran yang dapat disesuaikan digunakan untuk
yang dianjurkan adalah 100 mcg/kg? menghantarkan 500 mL larutan ringer laktat normal
selama 6 jam. Berapa laju tetes harus diatur dalam
tetes/menit?

67
THANK YOU
MATERI SELANJUTNYA
Teknik Peny ampaian Informasi Obat

Anda mungkin juga menyukai