Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Definisi Resep Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker/farmasis pengelola apotek untuk memberikan obat jadi atau meracik obat dalam bentuk sediaan tertentu sesuai dengan keahliannya, takaran, dan jumlah obat sesuai dengan yang diminta, kemudian menyerahkannya kepada yang berhak/pasien. Lembaran resep umumnya berbentuk empat persegi panjang, ukuran ideal lebar 10 -12 cm dan panjang 15-20 cm. Pengertian Penulisan Resep Definitif dan teknis: Profesional: Resep adalah wujud akhir kompetensi dokter dalam medical care, mengaplikasikan ilmu pengetahuan-keahlian dan keterampilannya di bidang farmakologi dan terapeutik kepada pasien. Teknis: Resep artinya pemberian obat secara tidak langsung, ditulis jelas dengan tinta, tulisan tangan pada kop resep resmi kepada pasien, format, dan kaedah penulisan sesuai dengan peraturan dan per Undang-Undangan yang berlaku. Permintaan tersebut disampaikan kepada farmasis/ apoteker di Apotek agar diberikan obat dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai permintaan kepada pasien yang berhak. Dengan kata lain: 1. Penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan dokter dalam memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep menurut kaedah dan peraturan yang berlaku, diajukan secara tertulis kepada apoteker di apotek agar obat diberikan sesuai dengan yang tertulis. Pihak apotek berkewajiban melayani secara cermat, memberi informasi terutama yang menyangkut dengan penggunaan dan mengkoreksinya bila terjadi kesalahan dalam penulisan. Dengan demikian pemberian obat lebih rasional, artinya tepat, aman, efektif dan ekonomis. 1

2. Wujud akhir kompetensi dokter dalam medical care, secara konprehensif menerapkan ilmu pengetahuan dan keahliannya di bidang farmakologi & terapeutik secara tepat, aman dan rasional kepada pasien khususnya dan masyarakat umumnya.

Latar Belakang Penulisan Resep Demi keamanan penggunaan, obat dibagi dalam beberapa golongan. Secara garis besar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu obat bebas (OTC = Other of the counter) dan Ethical (obat narkotika, psikotropika, dan keras), harus dilayani dengan resep dokter. Jadi sebagian obat tidak bisa diserahkan langsung kepada pasien atau masyarakat, tetapi harus melalui resep dokter (on medical prescription only). Dalam sistem distribusi obat nasional peran dokter sebagai medical care dan alat kesehatan ikut mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, apotek sebagai organ distributor terdepan berhadapan langsung dengan masyarakat atau pasien, dan apoteker berperan sebagai pharmaceutical care dan informan obat serta melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek. Di dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, kedua profesi ini harus berada dalam satu team yang solid dengan tujuan yang sama yaitu melayani kesehatan dan menyembuhkan pasien. Tujuan Penulisan Resep 1. Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi. 2. Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. 3. Terjadi kontrol silang (cross check) dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi. 4. Instalasi farmasi/apotek rentang waktu bukanya lebih panjang dalam pelayanan farmasi dibandingkan praktek dokter. 5. Meningkatkan peran dan tanggung jawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat, tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada masyarakat secara bebas. 6. Pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing, dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah dan selektif. 7. Pelayanan berorientasi kepada pasien (patien oriented), hindarkan material oriented. 8. Sebagai medical record yang dapat dipertanggungjawabkan, sifatnya rahasia. Kerahasiaan dan Kode Etik Penulisan Resep Resep menyangkut sebagian dari rahasia jabatan kedokteran dan kefarmasian, oleh karena itu tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada yang tidak berhak. Resep rahasia dokter dengan apoteker menyangkut penyakit penderita, khusus beberapa penyakit, di mana penderita tidak 2

ingin orang lain mengetahuinya. Oleh karena itu kerahasiaan dijaga, kode etik dan tata cara (kaedah) penulisan resep diperlukan untuk menjaga hubungan dan komunikasi kolegalitas yang harmonis diantara profesional yang berhubungan, antara lain: medical care, pharmaceutical care & nursing care. Yang berhak melihat resep di Apotek, antara lain: - Dokter yang bersangkutan - Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan - Paramedis yang merawat pasien. - Apoteker pengelola Apotek yang bersangkutan - Aparat pemerintah untuk pemeriksaan - Petugas asuransi untuk kepentingan klem pembayaran.

Tanda-Tanda pada Resep Bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera, tanda segera atau tulisan peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah blanko resep. 1. Tanda segera , yaitu: Cito ! = segera Urgent = penting Statim = penting sekali PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda 2. Tanda resep dapat diulang Bila dokter menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter (Iteratie). Misal: iter 1 x , artinya resep dapat dilayani 2 x. Bila 1ter 2 x , artinya resep dapat dilayani 1 + 2 = 3 x. Hal ini tidak berlaku untuk resep narkotika, harus resep baru. 3. Tanda Ne iteratie (N.I) = tidak dapat diulang Dokter dapat menulis disebelah atas blanko resep tanda N.I (ps. 48 WG ayat (3); SK Menkes No. 280/Menkes/SK/V/1981). 4. Tanda dosis sengaja dilampaui Jika dokter sengaja memberikan obat dosis maksimum dilampaui, maka dibelakang nama obatnya diberi tanda seru (!). Kesemuanya ini bertujuan untuk kecepatan pelayanan dan keamanan penggunaan obat bagi pasien khususnya maupun masyarakat umumnya. Pelayanan kesehatan di bidang medical care oleh dokter maupun Pharmaseutical care oleh apoteker bersifat holistik dan kologial, pelayanan kesehatan team work dengan tanggung jawab bersama, yaitu melayani masyarakat dan menyembuhkan pasien.

Anda mungkin juga menyukai