a p t . G r a c e A . b r G i n t i n g S . Fa r m . , M . S i .
BEBAN STUDI MATAKULIAH INI 2 SKS
(100 MENIT)
E VA LUA S I
1. Nilai harian : 20 %
2 . Tu g a s p e r s o n a l : 30 %
3 . Tu g a s k e l o m p o k : 10 %
4. MID : 40 %
METODE PEMBELAJARAN
- Belaj ar m an di ri m ateri kuli ah
- Pe r s e n t a s i d a n d i s ku s i ke l o m p o k
- Kuis
- Tu g a s m a k a l a h / J u r n a l
- Ta n y a j a w a b
2
INFORMASI OBAT
P O KO K B A H A S A N
3
INFORMASI OBAT
P O KO K B A H A S A N
4
INFORMASI OBAT
S TA N D A R KO M P E T E N S I
8
INFORMASI OBAT
PENGENALAN
I N F O R M A S I O B AT
9
TUJUAN
S E T E L A H P E RT E M U A N I N I , S E L U R U H
M A H A S I S WA YA N G M E N G I K U T I
M AT E R I A K A N D A PAT M E N J E L A S K A N
P E N T I N G N YA I N F O R M A S I O B AT
D A L A M D U N I A K E S E H ATA N
10
LATAR BELAKANG DIPERLUKANNYA INFORMASI OBAT
Berdasarkan kewenangan pada
peraturan perundang-undangan,
Pelayanan Kefarmasian telah
mengalami perubahan yang semula
hanya berfokus kepada pengelolaan
Obat (drug oriented) berkembang
menjadi pelayanan komprehensif
meliputi pelayanan Obat dan
pelayanan farmasi klinik yang
bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien. 11
LATAR BELAKANG DIPERLUKANNYA INFORMASI OBAT
Pergeseran orientasi Pelayanan Kefarmasian dari
pengelolaan Obat sebagai komoditi kepada
pelayanan yang komprehensif (pharmaceutical
care) dalam pengertian tidak saja sebagai
pengelola Obat namun dalam pengertian yang
lebih luas mencakup pelaksanaan PEMBERIAN
INFORMASI untuk mendukung penggunaan Obat
yang benar dan rasional, monitoring penggunaan
Obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan.
12
LATAR BELAKANG DIPERLUKANNYA INFORMASI OBAT
Menurut WHO, pengobatan yang
rasional adalah suatu keadaan dimana
pasien menerima pengobatan sesuai
dengan kebutuhan klinis mereka,
dengan dosis, cara pemberian dan
durasi yang tepat, dengan cara
sedemikian rupa sehingga meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap proses
pengobatan dan dengan biaya yang
paling terjangkau bagi mereka dan
masyarakat pada umumnya. 13
LATAR BELAKANG DIPERLUKANNYA INFORMASI OBAT
Bila definisi WHO tersebut di
terjemahkan, maka ”meningkatkan
kepatuhan” berarti bahwa pemberian
pengobatan harus disertai dengan
pemberian informasi yang memadai.
Dengan kata lain, informasi obat dan
pengobatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari proses terapi
rasional.
14
LATAR BELAKANG DIPERLUKANNYA INFORMASI OBAT
Seringkali, dokter dianggap merupakan pemegang keputusan
terakhir dalam suatu proses terapi. Namun, dalam hal penggunaan
obat, apoteker dan petugas penyerah obat lainnya, merupakan
petugas terakhir yang menyerahkan obat kepada pasien. Proses
penyerahan obat seringkali diabaikan oleh para penyusun kebijakan
di bidang kesehatan selama pengembangan proses pemberian
pelayanan kesehatan. Proses ini biasanya dianggap kurang penting
dibandingkan proses diagnosis, pengadaan, kontrol penyimpanan
dan distribusi. Kelalaian ini sangat merugikan karena proses
penyerahan obat yang tidak tepat, tidak terkontrol dapat
menimbulkan dampak buruk dalam pelayanan kesehatan. 15
LATAR BELAKANG DIPERLUKANNYA INFORMASI OBAT
Semua proses yang yang telah dilakukan hingga penentuan obat
untuk pasien akan menjadi tidak berguna bila proses penyerahan
obat tidak dapat menjamin ketepatan pemberian obat yang benar
kepada pasien yang benar dalam dosis dan jumlah yang efektif,
dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat dalam kemasan
yang menjamin kestabilan obat. Karena petugas penyerah obat
merupakan orang terakhir yang berkomunikasi dengan pasien
sebelum obat digunakan, maka proses penyerahan obat merupakan
tahap yang sangat penting dalam menentukan penggunaan obat
yang tepat. Karena itu, proses ini harus dimengerti oleh setiap
pelaku proses penyerahan obat. 16
DEFINISI DAN TUJUAN INFORMASI OBAT DAN PELAYANAN
INFORMASI OBAT
Informasi Obat merupakan informasi yang digunakan untuk
memperoleh suatu pengetahuan terkait obat yang meliputi
dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan
alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil
dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan
lain-lain.
17
DEFINISI DAN TUJUAN INFORMASI OBAT DAN PELAYANAN
INFORMASI OBAT
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan penyediaan
dan pemberian informasi obat, rekomendasi obat, akurat,
komprehensif, terkini oleh Apoteker kepada pasien,
masyarakat dan professional Kesehatan lain dan pihak-
pihak yang memerlukan, tidak memihak, dievaluasi
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan Obat. Informasi mengenai Obat termasuk
Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
18
DEFINISI DAN TUJUAN INFORMASI OBAT DAN PELAYANAN
INFORMASI OBAT
Tujuan Pelayanan Informasi Obat:
1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang
rasional, berorientasi kepada pasien, tenaga kesehatan
dan pihak lain.
2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada
pasien, tenaga kesehatan, dan pihak lain.
3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-
kebijakan yang berhubungan dengan obat.
19
SA SA R A N I N FO R M A S I O BAT
SASARAN
Kepuasan Terhadap
Terapi Pengobatan Kepatuhan Pasien Pengobatan
dan Kualitas Hidup Tercapainya Tujuan Berbasis Bukti
Pasien Meningkat Terapi
20
K EG I ATA N I N FO R M A S I O BAT
• Menjawab pertanyaan
• Membuat dan menyebarkan bulletin/brosur/leaflet, poster, newsletter,
pemberdayaan masyarakat (Penyuluhan)
• Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
• Melakukan penelitian penggunaan obat
• Membuat dan menyampaikan makalah dalam forum ilmiah
• Melakukan program jaminan mutu
• Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa
farmasi yang sedang praktik profesi
21
S U M B E R - S U M B E R I N FO R M A S I O BAT
• Formularium Nasional
• Daftar Obat (ISO, MIMS dan Medscape)
• Jurnal Kefarmasian
• Medline, Pharmline, Inpharma dan International
Pharmaceutical Abstract (IPA)
• Buku Kefarmasian
• Dll
22
THANK YOU
MI NGGU DEPAN K I TA DI SKUSI
VI A ZOOM