Anda di halaman 1dari 8

Peningkatan Stabilitas Kurkumin...

(Citra Ariani Edtyaningrum dan Heni Rachmawati) 53

PENINGKATAN STABILITAS KURKUMIN MELALUI


PEMBENTUKAN KOMPLEKS KURKUMIN--SIKLODEKSTRIN
NANOPARTIKEL DALAM BENTUK GEL

STABILITY ENHANCEMENT OF CURCUMIN BY FORMULATING


CURCUMIN–Β-CYCLODEXTRIN NANOPARTICLE GEL

Citra Ariani Edityaningrum 1, Heni Rachmawati2


1
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta, Telp. (0274) 379418
2
Fakultas Farmasi Institut Teknologi Bandung, Bandung
Email: citra.arianie@gmail.com

ABSTRAK

Kurkumin merupakan senyawa yang salah satunya terdapat pada rhizoma tanaman.Senyawa
ini praktis tidak larut dalam air dan memiliki stabilitas yang rendah pada pH fisiologis termasuk
kulit.Untuk meningkatkan stabilitas kurkumin yang dibuat dalam sediaan gel untuk penghantaran
transdermal, dengan pembentukan kompleks inklusi dengan senyawa -siklodekstrin dan pengecilan
ukuran partikel menjadi berukuran nanometer. Kompleks inklusi telah dibuat pada penelitian
sebelumnya dengan metode freeze drying dan dari hasil karakterisasi menunjukkan adanya interaksi
antara kurkumin dan -siklodekstrin membentuk kompleks inklusi. Formula tersebut menghasilkan
ukuran partikel 156,8 ± 38,3 nm, indeks polidispersitas 0,174 ± 0,026, zeta potensial -17,3  0,2 mV.
Selanjutnya, pada penelitian ini dilakukan optimasi basis gel dengan menggunakan beberapa gelling
agent yaitu HPMC, CMC-Na, karbopol 940, karboksimetil kitosan, dan viscolam. Gelling agent
terbaik adalah viscolam, dimana menghasilkan viskositas dan pH gel stabil selama penyimpanan 28
hari pada suhu 25 dan 40oC. Viscolam kemudian digunakan sebagai basis gel kompleks inklusi dan
kurkumin.Hasil yang didapat yaitu kedua gel memiliki viskositas dan pH yang stabil selama
penyimpanan, dan terjadi peningkatan stabilitas kadar kurkumin dari gel kompleks inklusi sekitar 2,12
kali (p<0,01) pada suhu 25 oC, dan 1,41 kali (p<0,05) pada suhu 40 oC dibanding gel kurkumin tanpa
inklusi.
Kata kunci: Kurkumin, -siklodekstrin, nanopartikel, gel, stabilitas

ABSTRACT

Curcumin is a compound derived from turmeric. This compound is practically insoluble in


water and has poor stability. To improve the benefit of curcumin as a potential active compound in a
gel preparation, better stability are requested. Encapsulation was performed by freeze drying methods
and all evaluation data confirmed that curcumin included in the -cyclodextrin forming curcumin--
cyclodextrin nanoparticle. The formula showed particle size of 156.8 ± 38.3 nm, polydispersity index
of 0.174 ± 0.026, and zeta potential of -17.3  0.2 mV. The gelling agents used for formulation of gel
base were HPMC, CMC-Na, carbopol 940, water-soluble chitosan, and viscolam. Viscolam showed
best stability of pH and viscosity after storage at 25 and 40 oC for 28 days. The inclusion complex and
curcumin were incorporated into gel. Both of the formulas showed good stability in pH and viscosity
after storage at 25 and 40oC for 28 days, and the inclusion complex gel showed improvement in the
chemical stability which is approximately 2.12-fold (p<0.01) and 1.41-fold (p<0.05), after storage at
25 and 40 oC, respectively.
Keywords: curcumin, -cyclodextrin, gel, nanoparticle, stability
54 Pharmaҫiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 53-60

PENDAHULUAN sudah dilakukan melalui pembentukan kompleks


inklusi dengan senyawa -siklodekstrin dan
Kurkumin merupakan senyawa pengecilan ukuran partikel menjadi berukuran
polifenolik hidrofobik yang salah satunya nanometer (Rachmawati, dkk., 2013), sehingga
terdapat pada rhizoma tanaman Curcuma longa kurkumin menjadi mudah dibuat dalam sediaan
Linn. Senyawa ini memiliki aktivitas farmakologi gel. Melalui pembentukan kompleks inklusi
yang luas seperti antiinflamasi,anti mutagenik, dengan β-siklodekstrin dan dalam bentuk gel
anti oksidan, anti kanker (Maheswari dkk., 2006), diharapkan pula dapat terjadi peningkatan
anti mikroba (De dkk., 2009), dan anti parasit stabilitas kurkumin terhadap pH kulit (6-6,5).
(Shahiduzzaman dan Daugschies, 2011). Peningkatan stabilitas tersebut diharapkan terjadi
Senyawa ini terbukti memiliki aktivitas karena molekul kurkumin terlindungi di dalam
antiinflamasi (Majeed dkk.,1995) dan bersifat rongga β-siklodekstrin. Pada penelitian ini diuji
selektif menghambat COX-2 (Zhang dkk., stabilitas gel kompleks inklusi kurkumin-β-
1999).Oleh karena itu, kurkumin merupakan siklodekstrin dibandingkan dengan gel kurkumin
senyawa potensial sebagai agen antiinflamasi tanpa inklusi. Penelitian ini diharapkan dapat
yang lebih aman dibandingkan Obat menghasilkan sediaan topikal kurkumin
Antiinflamasi Non Steroid (OAINS)yang bersifat nanopartikel yang stabil secara fisik dan kimia
non selektif, seperti ibuprofen dan piroksikam, sehingga potensial untuk dikembangkan dalam
yang memiliki efek samping gastrointestinal skala produksi sebagai produk komersial.
seperti perforasi, perdarahan lambung dan
duodenal, dispepsia, serta nyeri abdomen (Vane METODE PENELITIAN
dan Botting, 1996).
Bahan Penelitian
Akan tetapi, kurkumin memiliki
kelarutan yang rendah di dalam air (20 g/mL Kurkumin (PT. Phytochemindo Lestari),
pada suhu 25oC) dan memiliki stabilitas yang -siklodekstrin (PT. Sanbe Farma), aseton pro
buruk yaitu cepat terdegradasi pada pH 6 sekitar analisis (Merck), aqua deion, aquabidest (Ippha
16% dan pada pH 6,5 sekitar 23% dalam waktu 2 Laboratories), HPMC (Brataco), CMC-Na
jam pada suhu 37oC (Wang, 1996). Kedua hal (Brataco), karbopol 940 (Brataco), karboksimetil
tersebut menyebabkan bioavailabilitas sistemik kitosan, viscolam (Nardev Chem), gliserin
kurkumin rendah baik jika digunakan per oral (Brataco), propilen glikol (Brataco), metil
maupun transdermal. Selain itu, jika digunakan paraben (Brataco), propil paraben (Brataco),
per oral, kurkumin dapat mengalami first pass asetonitril pro analisis (J. T. Baker), trietanolamin
metabolism di hati dan intestin, dimana kurkumin dimetilsulfoksid (DMSO) (Merck).
diubah menjadi metabolit yang inaktif. Hal ini
menyebabkan kurkumin cepat dieliminasi dari Jalannya Penelitian
tubuh, sehingga pemberian oral kurkumin
menjadi tidak efektif (Anand dkk., 2007). 1. Pembuatan kompleks inklusi
kurkumin--siklodekstrin
Keterbatasan penggunaan kurkumin
dengan rute oral mendorong peneliti melakukan Pembuatan kompleks inklusi dilakukan
pendekatan alternatif dalam bentuk sediaan dengan metode freeze drying. Sejumlah 200 mg
topikal gel dengan rute transdermal untuk serbuk -siklodekstrin dilarutkan dalam aqua
meningkatkan efikasi kurkumin. Selain itu, deion hingga terlarut. Sejumlah 20% kurkumin
sediaan gel mudah diaplikasikan pada kulit dilarutkan dalam 2 mL aseton pro analisis hingga
apabila terjadi inflamasi, memberikan efek dingin terlarut. Kedua larutan tersebut dicampur,
karena penguapan lambat dari kulit, pelepasan disonikasi selama 5 menit, dan diaduk
obatnya baik, dan mudah dicuci dengan air. menggunakan magnetic stirrer selama 5 jam
Kurkumin yang memiliki kelarutan rendah dalam dengan kecepatan 200 rpm tanpa tutup untuk
air terlebih dahulu harus ditingkatkan laju menguapkan aseton. Campuran bahan kemudian
pelarutannya agar dapat dibuat sediaan gel. disentrifugasi selama 15 menit dan kecepatan
Usaha peningkatan laju pelarutan kurkumin 3000 rpm. Supernatan yang mengandung
Peningkatan Stabilitas Kurkumin... (Citra Ariani Edtyaningrum dan Heni Rachmawati) 55

kompleks inklusi nanopartikel diambil, dan climatic chamber (suhu 40°C, RH 75 ± 5%)
disaring menggunakan filter 0,45m. Kemudian selama 28 hari. Evaluasi dilakukan untuk mencari
dilakukan freeze drying (-35oC, 0,01 Torr), dan basis gel terbaik, yaitu dengan pengukuran pH
disimpan pada suhu 4oC hingga penggunaan dan viskositas basis gel dalam interval waktu
berikutnya (Rachmawati, dkk., 2013). tertentu. Pengukuran dilakukan pada hari ke-0, 4,
7, 15, 18, 22, 25, dan 28.
2. Optimasi basis gel
Optimasi basis gel dilakukan dengan 3. Pengembangan formula gel kurkumin
menggunakan variasi jenis gelling agent (tanpa dan kompleks inklusi
kurkumin). Komposisi basis gel dan bahan
pembantu dapat dilihat pada Tabel I. F1, F2, dan Setelah diperoleh basis optimum,
F3 dibuat dengan cara HPMC/ CMC-Na/
dilakukan pembuatan gel kompleks inklusi
karboksimetil kitosan didispersikan dalam air
suling panas (80o C), dan khusus untuk HPMC kurkumin--siklodekstrin nanopartikel dan gel
perlu didiamkan selama 24 jam. Setelah itu kurkumin yang masing-masing menggunakan zat
ditambahkan sisa air dan dilakukan pengadukan aktif kurkumin 0,01 (%b/b). Pembuatan gel
menggunakan stirrer dengan kecepatan 500 rpm kurkumin dilakukan dengan mencampur
selama 10 menit. Selanjutnya ditambahkan bahan kurkumin dengan bahan pembantu terlebih
pembantu lain dan diaduk dengan kecepatan 500 dahulu, kemudian ditambahkan ke dalam basis
rpm selama 5 menit. gel. Gel kompleks inklusi kurkumin--
F4 dan F5 dibuat dengan cara karbopol siklodekstrin dibuat dengan cara kompleks
940 atau viscolam didispersikan dalam air suling, inklusi dilarutkan dengan air suling, kemudian
dan dan khusus untuk F4 didiamkan selama 24 dicampur dengan basis gel, dan dibuat sesuai
jam. Kemudian diaduk menggunakan stirrer prosedur pembuatan basis gel yang optimal.
dengan kecepatan 500 rpm selama 10 menit,
ditambahkan bahan pembantu lain dan diaduk 4. Uji stabilitas sediaan gel
kembali dengan kecepatan 500 rpm selama 5
menit. Uji stabilitas sediaan gel dilakukan untuk
Setelah itu dilakukan adjustment pH gel kurkumin dan gel kompleks inklusi
dengan penambahan TEA hingga diperoleh basis kurkumin-β-siklodekstrin. Kedua gel disimpan
yang kental dan pH berkisar 6-7. Pengadukan pada suhu kamar (suhu 25°C) dan pada climatic
dilakukan dengan kecepatan 500 rpm selama 5 chamber (suhu 40°C, RH 75 ± 5%) selama 28
menit agar homogen. Masing-masing gel hari. Evaluasi dilakukan pada hari ke-0, 4, 7, 15,
disimpan pada suhu kamar (suhu 25°C) dan pada 18, 22, 25, dan 28, yang meliputi:

Tabel I. Optimasi basis gel dengan variasi gelling agent


Bahan F1 F2 F3 F4 F5
(%b/b) (%b/b) (% b/b) (% b/b) (% b/b)
HPMC 2 - - - -
CMC-Na - 2 - - -
Karboksimetil kitosan - - 10 - -
Karbopol 940 - - - 1 -
Viscolam - - - - 5
Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Propil paraben 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Gliserin 5 5 5 5 5
Propilen glikol 15 15 15 15 15
Air suling hingga 100 100 100 100 100
56 Pharmaҫiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 53-60

a. Pengamatan Organoleptik penyimpanan. Di samping itu, basis gel yang


Pengamatan organoleptik sediaan gel meliputi dipilih adalah yang memiliki penampilan
kejernihan, perubahan warna, bau, transparan dengan aliran baik, dan penerimaan di
pertumbuhan mikroba selama penyimpanan, kulit yang nyaman.
dan penerimaan pada kulit.
Pada penelitian ini digunakan lima
b. Pengukuran pH dan Viskositas
variasi bahan pembentuk gel yaitu HPMC, CMC-
Pengukuran pH sediaan gel dilakukan Na, karboksimetil kitosan, karbopol 940, dan
menggunakan pH meter. Uji viskositas viscolam. Masing-masing bahan tersebut telah
dilakukan menggunakan viskometer dioptimasi sehingga didapatkan konsentrasi
Brookfield dengan kecepatan 5 rpm. terbaik, dimana dicari konsentrasi terendah yang
c. Pengukuran Kadar masih dapat membentuk masa gel yang baik dan
Pengukuran kadar kurkumin dalam kedua stabil. Masing-masing basis gel dibuat sebanyak
sediaan gel dilakukan dengan HPLC kolom tiga vial dan disimpan pada suhu kamar (suhu 25
Phenomenex Luna C18 dengan ukuran °C) dan pada climatic chamber (suhu 40 °C, RH
75 ± 5%) selama 28 hari. Pada interval waktu
partikel 5 m dan diameter internal 250 mm x
tertentu, semua basis gel diukur pH dan
4,6 mm; pada panjang gelombang 425 nm. viskositasnya dengan hasil yang digambarkan
Fase gerak yang digunakan adalah asetonitril pada Gambar 1 dan 2.
dan dapar fosfat 0,045 M pH 4,5 dengan
perbandingan 55:45 (v/v). Laju alir yang Hasil pengukuran viskositas basis gel
digunakan sebesar 1 mL/menit dan volume karbopol tidak digambarkan pada grafik karena
sampel 50 L. Sebelumnya, dilakukan pada titik ketiga (hari ke-7) viskositas sudah tidak
ekstraksi kurkumin dari dalam gel dengan dapat terukur (terlalu viskos). Adapun hasil
cara gel dilarutkan dengan fase gerak sambil pengukuran basis gel karbopol pada suhu 25 °C
diaduk dengan vortex. Sebelum diinjeksikan, dan suhu 40 °C berturut-turut adalah: titik I.
63233,33  4760,60; 66600  8303,21; dan titik
sampel disaring menggunakan filter 0,2m.
II. 45133,33 5518,45; 38833,33  9500,70 cps.
Kurva kalibrasi dibuat menggunakan larutan
baku kurkumin dengan rentang konsentrasi Dari Gambar 1 terlihat viskositas basis
1,25 – 10 ppm. gel viscolam paling stabil setelah disimpan 28
hari pada kedua suhu.Hanya bahan HPMC,
HASIL DAN PEMBAHASAN CMC-Na, dan viscolam yang memberikan
viskositas yang cukup baik di mana dapat
Pada penelitian sebelumnya telah mengalir sehingga mudah dituang. Akan tetapi
dilakukan upaya peningkatan laju pelarutan setelah disimpan selama 28 hari, viskositas basis
kurkumin dalam air melalui pembentukan gel HPMC, CMC-Na, dan juga kitosan naik turun
kompleks inklusi antara kurkumin dengan - (tidak stabil).
siklodekstrin dengan metode freeze drying
(Rachmawati dkk., 2013). Peningkatan laju Ketika dioleskan di kulit, seluruh bahan
pelarutan kurkumin dalam air penting agar memberikan rasa lembut, kecuali basis gel
kurkumin mudah dibuat dalam basis gel yang karboksimetil kitosan yang mengelupas sehingga
hidrofilik. Dengan metode tersebut dihasilkan memberikan rasa kasar di kulit. Hal tersebut
formula kurkumin--siklodekstrin-nanopartikel dikarenakan karboksimetil kitosan merupakan
dengan ukuran partikel 156,8 ± 38,3 nm dan polimer yang dapat membentuk lapisan film. Jika
indeks polidispersitas 0,174 ± 0,026 yang dioleskan di kulit, karboksimetil kitosan
menunjukkan distribusi ukuran partikelnya membentuk lapisan film yang mudah mengelupas
homogen. Kompleks inklusi tersebut kemudian sehingga nantinya jika digunakan dengan
dibuat dalam bentuk gel. Formulasi gel diawali penambahan zat aktif, basis gel akan hilang
dengan pemilihan basis gel dengan kriteria sebelum zat aktif masuk ke dalam kulit. Oleh
memiliki pH dan viskositas yang stabil dimana karena itu, karboksimetil kitosan tidak terpilih
tidak terpengaruh oleh perubahan suhu pada saat sebagai basis gel yang baik. Seluruh basis gel
Peningkatan Stabilitas Kurkumin... (Citra Ariani Edtyaningrum dan Heni Rachmawati) 57

memberikan penampilan yang jernih selain Berdasarkan keseluruhan pengujian


karbopol dan karboksimetil kitosan yang keruh. terhadap basis gel, didapat basis gel viscolam
Basis HPMC terlihat jernih, namun ketika dicoba yang terbaik karena memiliki pH dan viskositas
dicampur dengan kompleks inklusi menjadi baik dan stabil, penampilan jernih, serta
keruh. Hal ini dapat dikarenakan gugus memberikan rasa lembut di kulit. Basis gel
hidroksipropil pada HPMC dapat meningkatkan terbaik, yaitu viscolam, digunakan dalam
aktivitas permukaan dari senyawa ini (Gaonkar, pembuatan gel kompleks inklusi kurkumin--
1991) mengakibatkan ketidakstabilan dari sistem siklodekstrin nanopartikel dan gel kurkumin
kompleks inklusi. Oleh karena itu, kurkumin dengan komposisi kurkumin masing-masing
menjadi keluar dari sistem dan menyebabkan sebesar 0,01(%b/b). Dari hasil pengukuran
kekeruhan.Berdasarkan keseluruhan pengujian viskositas selama 28 hari (Gambar 3), viskositas
terhadap basis gel, didapat basis gel viscolam semua gel stabil dan dapat mengalirsehingga
yang terbaik karena memiliki pH dan viskositas mudah dituang, serta memiliki pH yang stabil
baik dan stabil, penampilan jernih, serta (Gambar 4). Berdasarkan perhitungan dengan t-
memberikan rasa lembut di kulit. Dari grafik student berpasangan (p>0,05), tidak terdapat
stabilitas pH basis gel pada Gambar 2, pH basis perbedaan secara bermakna baik viskositas
gel viscolam juga tampak lebih stabil dibanding maupun pH masing-masing gel pada hari ke-0
bahan lainnya selama interval waktu tersebut. dan hari ke-28, pada suhu 25 dan 40 oC.

a) b)

Gambar 1. Profil stabilitas viskositas basis gel pada: a) suhu 25 °C, dan b) suhu 40 °C

a) b)

Gambar 2. Profil stabilitas pH basis gel pada: a) suhu 25 °C, dan b) suhu 40 °C
58 Pharmaҫiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 53-60

a) b)

Gambar 3. Profil stabilitas viskositas gel pada: a) suhu 25 oC , dan b) suhu 40 oC

a) b)

Gambar 4. Profil stabilitas pH gel pada: a) suhu 25 oC , dan b) suhu 40 oC

a) b)

Gambar 5. Profil stabilitas kadar kurkumin pada gel kompleks inklusi dan gel kurkumin pada
suhu: a) 25 oC , dan b) 40 oC
Peningkatan Stabilitas Kurkumin... (Citra Ariani Edtyaningrum dan Heni Rachmawati) 59

Gambar 6. Foto setelah penyimpanan 28 hari pada suhu 25oC; gel kompleks inklusi jernih
(kiri) dan pada gel kurkumin telah terbentuk endapan (kanan)

Pada penelitian Wang dkk. (1996) Formula gel kompleks inklusi kurkumin-
diketahui pada pH 6 kurkumin terdegradasi -siklodekstrin yang dihasilkan jernih hingga
sekitar 16% dan pada pH 6,5 sekitar 23% dalam akhir penyimpanan. Hal ini menandakan bahwa
waktu 2 jam pada suhu 37 oC. Oleh karena itu, kelarutan kurkumin--siklodekstrin tetap terjaga
dalam penelitian ini diteliti pengaruh formulasi dengan baik. Lain halnya dengan formula gel
sediaan gel kompleks inklusi kurkumin-- kurkumin, dimana terjadi presipitasi pada hari ke-
siklodekstrin terhadap stabilitas kurkumin pada 5 dan 7, masing-masing berturut-turut pada suhu
pH sediaan sekitar 6-6,5. Kadar kurkumin pada 40 dan 25 oC. Dari hasil tersebut, diketahui
gel kompleks inklusi ditentukan tiap rentang dengan pembentukan kompleks inklusi
waktu tertentu dan dibandingkan dengan kadar kurkumin--siklodekstrin dapat meningkatkan
kurkumin pada gel kurkumin. Kadar kurkumin stabilitas fisik kurkumin dalam sediaan gel.
diukur menggunakan HPLC dengan detektor UV- Gambar 6 memperlihatkan gel kompleks inklusi
Visible pada  425 nm. dan kurkumin setelah penyimpanan 28 hari pada
Gambar 5 menunjukan penurunan kadar suhu 25 oC, dimana serupa dengan hasil pada
kurkumin dari kedua sediaan gel pada suhu 40 oC.
penyimpanan di suhu 25 dan 40 oC selama 28
KESIMPULAN
hari. Penurunan kadar ini diduga karena
kurkumin terdegradasi seperti pada penelitian
Kompleks inklusi kurkumin--
Wang dkk. (1996). Berdasarkan analisis statistik
siklodekstrin nanopartikel dalam sediaan gel
menggunakan t-student tidak berpasangan,
memberikan peningkatan stabilitas fisik dan
terdapat perbedaan secara bermakna antara kadar
kimia kurkumin sebesar 2,12 (p<0,01) dan 1,41
akhir yang didapat dari pengukuran sampel gel
kali (p<0,05) berturut-turut pada pada suhu 25oC
kompleks inklusi dibanding gel kurkumin. Dari
dan 40 oC dibanding gel kurkumin tanpa inklusi.
hasil ini diketahui terjadi peningkatan stabilitas
kadar kurkumin pada gel kompleks inklusi yaitu
UCAPAN TERIMA KASIH
sebesar 2,12 kali (p<0,01) pada suhu 25 oC, dan
1,41 kali (p<0,05) pada suhu 40 oC. Hal tersebut Penulis ingin mengucapkan terima kasih
menandakan melalui pembentukan kompleks kepada Indonesia Managing High Education for
inklusi dapat meningkatkan stabilitas kimia Relevance and Efficiency (IM-HERE) Program,
kurkumin dalam gel selama penyimpanan. Jadi, dari Institut Teknologi Bandung, yang telah
-siklodekstrin diketahui kurang dapat membiayai penuh penelitian ini.
melindungi kurkumin pada suhu 40oC.
60 Pharmaҫiana, Vol. 5, No. 1, 2015: 53-60

DAFTAR PUSTAKA Nanoparticle to Enhance Curcumin Skin


Permeability from Hydrophilic Matrix
Anand, P., Kunnumakkara, A.B., Newman, R.A., Gel, AAPS PharmSciTech.14(4):1303-12.
dan Aggarwal, B.B., 2007, DOI: 10.1208/s12249-013-0023-5.
Bioavailability of Curcumin: Problems
and Promises, Molecular Pharmacology. Shahiduzzaman, M.D., dan Daugschies, A., 2011,
4 (6) : 807-818. Curcumin: A Natural Herb Extract with
Antiparasitic Properties, Parasitology
De, R., Kundu, P., Swarnakar, S., Ramamurthy, Research Monographs.1:141-152.
T., Chowdhury, A., Nair, G.B., dan
Mukhopadhyay, A.K., 2009, Vane, J.R. and Botting, R.M., 1996, Overview
Antimicrobial Activity of Curcumin Mechanism of Action of
Against Helicobacter pylori Isolates from Antiinflammatory Drugs, in Improved
India and During Infections in Mice, Nonsteroid Anti-inflammatory Drugs
Antimicrob. Agents Chemother. 53 COX-2 Enzyme Inhibitors, Edited by Sir
(4):1592-7. John Vane, Jack Botting and Regma
Botting, Kluwer Academic Publishers
Gaonkar, A.G., 1991,Surface and Interfacial and William Harvey Press, Great Britain,
Activities and Emulsion Characteristics 103-119.
of Some Food Hydrocolloids, Food
Hydrocolloid. 5(4):329-337. Wang, Y.J., Pan, M.H., Cheng, A.L., Lin, L.I.,
Ho, Y.S., Hsieh, C.Y., dan Lin, J.K.,
Maheswari, R.K., Singh, A.K., Gaddipati, J., dan 1996, Stability of Curcumin in Buffer
Srimal, R.C., 2006, Multiple Biological Solutions and Characterization of Its
Activities of Curcumin: a Short Review, Degradation Products, J. Pharm. Biomed.
Life Sci.78 (18):2081-7. Anal. 15 (12):1867-1876.

Majeed, M., Badmaev, V., Shivakumar, U., dan Zhang, F., Altorki, N.K., Mestre, J.R.,
Rajendran, R. 1995.Curcuminoids Subbaramaiah, K., dan Dannenberg, A.J.,
Antioxidant Phytonutrients. Nutriscience 1999, Curcumin Inhibits
Publisher. New Jersey, 44-50. Cyclooxygenase-2 Transcription in Bile
Acid- and Phorbol Ester Treated Human
Rachmawati, H., Edityaningrum, C.A., dan Gastrointestinal Epithelia Cells,
Mauludin, R., 2013, Molecular Inclusion Carcinogenesis.20:445-451.
Complex of Curcumin–β-Cyclodextrin

Anda mungkin juga menyukai