Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi
adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau
optimal yaitu 120mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik (Agrina, et
al., 2011). Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, penyakit jantung, dan
gagal ginjal (Corwin, 2001).
Tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular secara global adalah
sekitar 17 juta kematian per tahun, dan dari jumlah tersebut sekitar 9,4 juta
kematian di seluruh dunia per tahun disebabkan oleh komplikasi akibat hipertensi.
45% Hipertensi mengakibatkan kematian pada penyakit kardiovaskuler dan 51%
akibat stroke. Tahun 2008, sekitar 40% dari jumlah orang dewasa di seluruh dunia
yang berusia 25 tahun ke atas telah didiagnosis hipertensi. Kondisi tersebut
meningkat dari 600 juta orang pada tahun 1980 menjadi satu miliar orang pada
tahun 2008 (WHO, 2013).
Di Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
stroke dan tuberkulosis, yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua umur.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan
prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% dan sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdeteksi.
Penyakit hipertensi dapat ditangani dengan berbagai alternatif di antaranya
terapi diet pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum Linn) dan terapi
alternatif komplementer Bekam. Oleh karena itu dalam literature review ini
penulis akan membandingkan kedua cara terapi alternatif yang dilakukan oleh
peneliti dari referensi artikel terhadap penyakit hipertensi. Hal yang akan
dibandingkan yaitu dari segim keefektifan pengunaan terapi, kemudahan
pengaplikasian ke masyarakat, persamaan dan perbandingan serta kelemahan dan
kelebihan dari kedua terapi tersebut.
STATEGI PENULUSURAN ARTIKEL

1. KRITIK ARTIKEL
1. Judul :
a. Pengaruh Terapi Diet Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var.
Sapientum Linn) Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Klien
Hipertensi Di Kota Bitung.
b. Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Klinik Bekam DeBesh Center Ar Rahmah dan Rumah
Sehat Sabbihisma Kota Padang 2012.
2. Kata Kunci :
a. Pisang Ambon, Musa Paradisiaca var. Sapientum Linn, Tekanan
Darah, Hipertensi.
b. Hipertensi, tekanan darah, terapi bekam.
3. Alamat web site :
a. Ejournal.unsat.ac.id/index.php/Jkp/article/…/1755
b. Repository.unand.ac.id/18635/1/jurnal%20Fera%20Mustika.doc
4. Nama Jurnal :
a. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor. Agustus 2013
b. Artikel Ilmiah Universitas Andalas
5. Waktu pungumpulan data :
a. Sabtu, 21 Desember 2013 pukul 11.00 WIB
b. Minggu, 22 Desember 2013 pukul 21.04 WIB
6. Tempat pengumpulan data :
a. Ruang Kelas A1. 27
b. Kost Amanah Jalan Imam Bonjol Gang Tanjung Saleh No. 35
7. Cara mendapatkan artikel : gratis, full text Indonesia,
ISI ARTIKEL

1. PERBANDINGAN ARTIKEL

Pengaruh Terapi Diet Pisang Ambon Pengaruh Terapi Bekam


(Musa Paradisiaca Var. Sapientum Linn) Terhadap Tekanan Darah Pada
Perbandingan Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Klinik
Jurnal pada Klien Hipertensi Di Kota Bitung Bekam DeBesh Center Ar
Rahmah dan Rumah Sehat
Sabbihisma Kota Padang 2012
Metode One Group Pre Test-Post Test desain pre eksperiment designs
dilakukan di Kelurahan Manembo-nembo dengan model one group pretest
Metode Atas Kecamatan Matuari Kota Bitung (Juni posttest di klinik bekam DeBesh
penelitian 2013) Center Ar Rahmah dan Rumah
Sehat Sabbihisma Kota Padang
(Mei 2011-Oktober 2012)
Penderitan hipertensi yang diberikan Responden penelitian berjumlah 20
informed concent untuk menjadi responden orang yang terdiri dari 13
sebanyak 22 responden di Kota Bitung. responden wanita di klinik bekam
Populasi
Debesh Center Ar Rahmah dan 7
responden laki-laki di Rumah Sehat
Sabbihisma
Hasil a. Usia a. Usia
Penelitian 25-55 tahun 30-65 tahun
b. Jenis kelamin b. Jenis kelamin
Perempuan 68% (22 responden) Perempuan 65 % (13
Laki-laki 32% (7 responden) responden)
c. Pekerjaan Laki-laki 35% (7 responden)
9% supir (2 responden) c. Riwayat pendidikan
46% ibu rumah tangga (10 responden) 35% riwayat pendidikan PT
18% PNS (4 responden) 65% tidak diketahui
9% pedagang (2 responden) pendidikannya
18 % Pegawai swasta (4responden) d. Tekanan darah sistolik 20
d. Riwayat hipertensi responden sebelum dilakukan
36% memiliki riwayat (8 responden) bekam
64% tidak memiliki riwayat (14 132 -199 mmHg
responden) Rata-rata 153,10 mmHg
e. Tekanan darah sistolik sebelum terapi e. Tekanan darah sistolik 20
diet pisang Ambon responden setelah dilakukan
Rata-rata 140,45 mmHg bekam
f. Tekanan darah sistolik sesudah terapi 124 -184 mmHg
diet pisang Ambon Rata-rata 143,75 mmHg
Rata-rata 130,91 mmHg f. Tekanan darah diastolik 20
g. Tekanan darah diastolik sebelum terapi responden sebelum dilakukan
diet pisang Ambon bekam
Rata-rata 93,64 mmHg 80 - 120 mmHg
h. Tekanan darah diastolik sesudah terapi Rata-rata 94,50 mmHg
diet pisang Ambon g. Tekanan darah diastolik 20
Rata-rata 84,55 mmHg responden setelah dilakukan
bekam
80 - 111 mmHg
Rata-rata 89,60 mmHg
Hasil menunjukkan terjadi penurunan Hasil penelitian menunjukkan
tekanan darah setelah responden diberikan terjadi penurunan tekanan darah
terapi diet pisang Ambon sebanyak 3 buah setelah dilakukannya bekam. Rata-
Pembahasan
sehari selama 1 minggu. Rata-rata rata penurunan tekanan darah
penurunan tekanan darah sistolik 9,545 sistolik 9,350 dan diastolik 4,90
mmHg dan diastolik 9,091 mmHg mmHg

2. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ARTIKEL


Jurnal Kelemahan Kelebihan
Pengaruh Terapi Diet Secara umum Kualitas :
Pisang Ambon (Musa 1. Tidak semua orang suka 1. Bahan mudah didapat dan
Paradisiaca Var. mengonsumsi pisang Ambon jika alami
Sapientum Linn) Terhadap diet terapi pisang Ambon 2. Komposisi di dalam
Penurunan Tekanan Darah diaplikasikan kepada semua orang pisang Ambon kaya akan
pada Klien Hipertensi Di yang memiliki hipertensi. kalium dibandingkan
Kota Bitung 2. Respon tubuh untuk menerima dengan pisang lain
manfaat pisang berbeda-beda 3. Harga bahan yang
3. Pisang mudah busuk dan dipakai terjangkau
sekali habis. 4. Cara kerja pisang hampir
sama dengan obat
Waktu penelitian : anthihipertensi di dalam
1. Penggunaan terapi diet pisang tubuh manusia.
Ambon memerlukan waktu yang 5. Mengonsumsi pisang
lebih lama untuk mendapat hasil tidak menimbulkan cidera
penurunan tekanan darah secara fisik.
signifikan (seminggu dengan 6. Memberikan peran aktif
mengonsumsi 3 pisang/hari) kepada masyarakat dalam
2. Terkadang jadwal konsumsi pisang memelihara kesehatan
yang tidak teratur

Medikasi :
1. Terapi diet pisang Ambon kurang
memenuhi kebutuhan harian
kalium yang direkomendasikan
perhari 4700 mg/hari sedangkan 1
pisang hanya mengandung 420 mg
kalium, sehari 3 pisang x 420 =
1266 mg/hari.
2. Terapi diet pisang Ambon hanya
sebagai pengontrol tekanan darah
agar tetap stabil, tetapi bukan
sebagai penyembuh tekanan darah
tinggi.
Pengaruh Terapi Bekam 1. Bekam dapat terjadi cidera fisik 1. Bekam merupakan salah
Terhadap Tekanan Darah seperti luka akibat bekas jarum dan satu ajaran agama
Pada Pasien Hipertensi Di bengkak (cidera injury) 2. Pengobatan bekam yang
Klinik Bekam DeBesh 2. Klien mengeluh sakit saat proses sudah digunakan
Center Ar Rahmah dan pembekaman. semenjak zaman nabi
Rumah Sehat Sabbihisma 3. Memerlukan waktu terapi yang Muhammad SAW
Kota Padang 2012 lama. 3. Membersihkan darah dari
4. Biaya yang diperlukan seperti alat- racun-racun sisa makanan
alat bekam relatif mahal dan dapat meningkatkan
5. Penerapis memelurkan aktifitas saraf-saraf
keterampilan dan kemampuan vertebra, mengatasi
khusus untuk melakukan terapi gangguan tekanan darah
bekam yang tidak normal dan
arteriosklerosis,
menghilangkan rasa
pusing, memar di bagian
kepala, bagian wajah,
migraine, dan sakit gigi,
menghilangkan kejang-
kejang dan keram otot,
memperbaiki
permeabilitas pembuluh
darah, menyembuhkan
reumatik, mengatasi
kemalasan, lesu dan
banyak tidur, mengatasi
radang selaput jantung
dan ginjal, mengatasi
gangguan kulit, alergi,
jerawat dan gatal-gatal.
4. Bekam yang
meningkatkan histamin
mempunyai manfaat
dalam proses reparasi
(perbaikan) sel jaringan
yang rusak, serta memacu
pembentukan reticulo
endhotelial sel, yang akan
meninggikan daya
resistensi (daya tahan)
dan imunitas (kekebalan)
tubuh.

3. PERSAMAAN ARTIKEL
1. Sebagai terapi terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
2. Sebagai alternatif pengganti farmakologi dalam penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
3. Memberikan pendidikan kepada masyarakat akan pengetahuan
penanganan hipertensi.

APLIKASI TEMUAN KE DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

 Terapi Diet Pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum Linn)


1. Pisang Ambon merupakan buah yang mudah ditemukan, rasanya yang
enak , harga yang murah, mudah dijangkau.
2. Terapi pisang Ambon mudah diterapkan kepada masyarakat penderita
hipertensi sebagai terapi nonfarmokologi dengan diet yang sehat untuk
mengkonsumsi buah pisang Ambon secara rutin.
3. Pelakasanaan terapi pisang Ambon tidak memerlukan kemampuan khusus
untuk menerapkannya, karena mudah di ajarkan ke masyarakat untuk
memakannya secara rutin.
4. Pisang Ambon mudah ditemukan maka dari itu fasilitas dapat terdukung.
5. Sebagai perawat tidak perlu memerlukan pengetahuan khusus utuk
menerapkan terapi pisang Ambon kepada penderita hipertensi, hanya saja
kita harus mampu mempublikasikan kepada masyarkat mengenai manfaat
mengkonsumsi pisang yang begitu besar.
6. Pada terapi pisang ambon ini juga tidak memerlukan latar belakang
pendidikan khusus (tinggi) bagi perawat.

 Terapi Bekam

1. Memerlukan biaya yang lebih besar dibanding dengan terapi pisang


ambon.
2. Memakan waktu yang lama.
3. Penerapis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang khusus.
4. Penggunaan alat yang banyak.
5. Pemberian pendidikan akan pengetahuan manfaat bekam kepada
masyarakat.

PENUTUP

 KESIMPULAN
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi
adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang berada di atas batas normal atau
optimal yaitu 120mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik (Agrina, et
al., 2011). Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, penyakit jantung, dan
gagal ginjal (Corwin, 2001).
Tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular secara global adalah
sekitar 17 juta kematian per tahun, dan dari jumlah tersebut sekitar 9,4 juta
kematian di seluruh dunia per tahun disebabkan oleh komplikasi akibat hipertensi.
45% Hipertensi mengakibatkan kematian pada penyakit kardiovaskuler dan 51%
akibat stroke. Tahun 2008, sekitar 40% dari jumlah orang dewasa di seluruh dunia
yang berusia 25 tahun ke atas telah didiagnosis hipertensi. Kondisi tersebut
meningkat dari 600 juta orang pada tahun 1980 menjadi satu miliar orang pada
tahun 2008 (WHO, 2013).
Di Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
stroke dan tuberkulosis, yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua umur.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan
prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% dan sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdeteksi.
Penyakit hipertensi dapat ditangani dengan berbagai alternatif di
antaranya terapi diet pisang Ambon (Musa Paradisiaca Var. Sapientum Linn) dan
terapi alternatif komplementer Bekam. Dua terapi ini pada prinsipnya adalah
untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Dari kedua terapi tersebut ditemukan perbandingan tingakat penurunan
tekanan pada penderita hipertensi yaitu, pada terapi diet pisang Ambon (Musa
Paradisiaca Var. Sapientum Linn) , hasil menunjukkan terjadi penurunan tekanan
darah setelah responden diberikan terapi diet pisang Ambon sebanyak 3 buah
sehari selama 1 minggu. Rata-rata penurunan tekanan darah sistolik 9,545 mmHg
dan diastolik 9,091 mmHg. Sedangkan pada terapi bekam, hasil penelitian
menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah setelah dilakukannya bekam. Rata-
rata penurunan tekanan darah sistolik 9,350 dan diastolik 4,90 mmHg.

 SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode yang berbeda,
sampel yang lebih besar, dan tempat penelitian yaang berbeda, serta mencari
faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah pada penderita hipertensi
sehingga bisa didapatkan hasil yang lebih baik dan dapat lebih meningkatkan
pengetahuan tenaga medis khusunya perawat dalam memberikan praktik asuhan
keperawatan kepada pederita hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai