KELOMPOK II
Nama Anggota :
- Januar Kaswari Nasution (2010247331)
- Lisa (2010247424)
- Parlin Siregar (2010247507)
- Wilman Denata (2010247512)
2021
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penentuan Biaya per Unit” ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah Akuntansi dan Manajemen Biaya.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan Kerjasama yang
diberikan oleh semua pihak, sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Sudah tentu kekurangan-kekurangan akan terdapat dalam makalah ini. Karena itu, saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi kita semua.
Penulis
Kelompok 2
1
Penentuan Biaya Per Unit
Formulir permintaan bahan baku dan kartu jam kerja digunakan untuk membebankan biaya
bahan langsung dan tenaga langsung ke pekerjaan dengan metode Job Costing System. Biaya
overhead pabrik dibebankan ke produk dengan menggunakan tarif overhead yang ditentukan dimuka.
Tarif overhead yang ditentukan dimuka diperhitungkan sebelum periodenya dimulai dengan membagi
estimasi biaya produksi total untuk periode tersebut dengan estimasi total basis alokasi untuk periode
tersebut. Basis alokasi yang biasanya digunakan adalah jam kerja langsung, dan jam mesin. Overhead
dibebankan ke pekerjaan dengan mengalikan tarif overhead yang ditentukan dimuka dengan jumlah
aktual basis alokasi yang terjadi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kalkulasi biaya pokok pesanan kerja dilakukan oleh perusahaan yang melaksanakan proses
produksi berdasarkan pesanan. Untuk menghitung biaya produksi harus diketahui unsur-unsur dari
harga produksi tersebut yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead.
Prosedur yang menyangkut perkiraan bahan baku meliputi pembelian bahan baku dan
penyerahan bahan baku dari gudang ke pabrik. Untuk dapat memindahkan bahan baku dari gudang ke
pabrik, supervisi pabrik terlebih dahulu harus mengisi Material requisition form (formulir permintaan
barang) yang diperuntukkan kepada dan disetujui oleh supervisi gudang. Sedangkan untuk
mengetahui biaya upah diperlukan data mengenai jam kerja buruh dan tarif per jam kerja. Untuk
menetapkan biaya overhead dianggap agak rumit, karena adanya sifat-sifat biaya yang terjadinya pada
saat tertentu, sehingga tidak dapat dibebankan begitu saja kepada pesanan-pesanan. Di dalam
perhitungan biaya overhead diperlukan adanya tarif biaya overhead yang ditentukan di muka atau
disebut juga biaya overhead yang dibebankan. Biaya overhead yang sebenarnya, dibebankan kepada
perkiraan kontrol biaya overhead.
2
Persamaan antara job order costing dan proses costing terletak pada tujuannya yaitu, tujuan
utama kedua sistem tersebut adalah membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead ke
produk dan memberikan mekanisme penghitungan biaya per unit. Keduanya menggunakan rekening
yang sama termasuk overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
Selain mempunyai persamaan, ternyata kedua sistem itu mempunyai perbedaan seperti yang
disajikan dalam tabel berikut:
1. Beberapa pekerjaan yang berbeda 1. Hanya ada satu jenis produk yang
dikerjakan dalam satu periode. diproduksi secara kontinyu dan
Masing-masing pekerjaan memiliki dalam jangka panjang. Seluruh unit
spesifikasi bersifat identik
Perbedaan job order costing dan process costing disebabkan dua factor, yaitu:
1. aliran unit dalam system process costing bersifat kontiniu.
2. masing-masing unit ini tidak bisa dibedakan.
Berdasarkan proses costing, tidak mungkin untuk mencoba mengidentifikasi biaya bahan,
tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pesanan dari konsumen (seperti yang dilakukan dalam job
order costing) karena setiap order dipenuhi dari unit-unit yang identik yang mengalir secara terus-
menerus dari bagian produksi. Biaya diakumulasikan per depertemen dan membebankan biaya ini
secara merata ke seluruh unit yang melewati depertemen tersebut selama satu periode.
Perbedaan lebih lanjut antara kedua sistem penentuan harga pokok ini adalah bahwa kartu
biaya tidak digunakan dalam process costing, karena kuncinya ada di tiap departemen. Sebagai
gantinya digunakan dokumen yang disebut Laporan Produksi yang disiapkan di setiap depertemen
yang melakukan pekerjaan atas produk. Laporan produksi memiliki beberapa fungsi yaitu
memberikan ringkasan jumlah unit yang melalui depertemen selama satu periode dan digunakan juga
untuk menghitung biaya per unit. Selanjutnya, laporan tersebut juga menunjukkan biaya yang
dibebankan ke departemen dan disposisi apa yang akan dilakukan terhadap biaya ini. Laporan
produksi departemen adalah dokumen sumber dalam process costing.
Untuk menghitung biaya departemen, output departemen diukur dengan unit ekuivalen. Ada
dua cara yang berbeda untuk menghitung unit ekuivalen produksi untuk suatu periode. Metode FIFO
dalam process costing adalah metode yang menganggap bahwa unit ekuivalen dan biaya per unit
hanya berkaitan selama periode tertentu saja. Sebaliknya metode Rata-rata Tertimbang
menggabungkan unit dan biaya dari periode sekarang dengan unit dan biaya periode sebelumnya.
Dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang, ekuivalen untuk seluruh periode adalah unit yang
3
ditransfer ke depertemen berikutnya atau ke barang jadi dan persediaan akhir barang dalam proses
pada akhir periode.
Penerapan system akuntansi biaya proses yaitu seluruh biaya dikumpulkan per setiap
bagian/proses. Karakteristik metode harga pokok proses, yaitu:
1. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu
2. Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan sifatnya standar
3. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produkri/schedule produksi untuk satuan waktu tertentu
4. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual
5. Kegiatan produksi bersifat kontinyu atau terus-menerus
6. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode
Dihubungkan dengan pembebanan harga pokok kepada produk, metode harga pokok proses
dapat menggunakan sistem:
a. Semua elemen biaya dibebankan berdasar biaya sesungguhnya (historical cost system). Dimana
produk yang diolah dibebani biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya dinikmati oleh produk yang bersangkutan.
b. Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar tarif
c. atau biaya yang ditentukan dimuka.
Prasyarat penerapan akuntansi biaya menurut proses yaitu mempergunakan system perpectual
untuk perkiraan persediaan barang mentah, barang di dalam proses dan barang selesai. Selanjutnya
semua pengeluaran ini bergerak melalui Perkiraan Didalam Proses (Work In Process), kemudian
dipindahkan ke Perkiraan Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold).
Biaya overhead pabrik mencakup biaya produksi lainnya seperti pemanasan ruang pabrik,
penerangan, penyusutan pabrik dan mesin-mesin. Biaya pabrik seperti pemeliharaan gudang, bahan-
bahan dan hal lain yang memberikan pelayanan-pelayanan kepada bagian produksi juga merupakan
bagian dari biaya overhead pabrik. Biaya penjualan dan biaya distribusi, dan semua biaya administrasi
juga diperhitungkan sebagai biaya overhead sepanjang biaya-biaya tersebut tidak dapat secara
langsung dihubungkan dengan unit produk. Berbagai macam biaya overhead pabrik harus dibebankan
kepada semua pekerjaan yang terlaksana selama suatu periode.
Istilah lain yang dipakai untuk overhead pabrik adalah beban pabrik (factory burden), beban
pabrikasi (manufacturing expense), overhead pabrikasi, beban pabrik (factory expense) dan biaya
pabrikasi tidak langsung.
4
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pembebanannya pada
hasil produksi secara layak. Karakteristik ini menyangkut hubungan khusus antara overhead pabrik
dengan:
5
meratakan fluktuasi biaya per unit bulanan yang tidak dapat dikendalikan dan terkadang
tampak tidak logis.
Dalam departemenisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead pabrik dihitung untuk
setiap departemen dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda di antara departemen-
departemen yang ada. Hal itu dimaksudkan agar dapat diperoleh kepastian/kejelasan tanggung jawab
setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Sehingga dengan digunakannya tarif-tarif biaya
overhead pabrik yang berbeda untuk tiap departemen akan dapat memberikan ketelitian di dalam
penentuan harga pokok produk ada masing-masing departemen yang bersangkutan.
Di dalam menyusun budget untuk kepentingan distribusi biaya overhead pabrik, maka perlu
elemen biaya overhead pabrik dikelompokkan, menjadi: 1) Biaya overhead langsung departemen
yaitu jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen
tertentu, dan 2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen yaitu jenis biaya overhead pabrik
yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah
nantinya di dalam melakukan pengalokasiannya maupun di dalam penghitungan tarif pembebanannya.
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya
perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit adalah sangat penting bagi
perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan
lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan
yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode.
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan
informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya
produksi ditambah biaya non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal,
maka informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi
dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkanadalah informasi biaya variabel.
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya untuk menghitung
biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali,
perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.
Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang
sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru,
membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk
menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.
6
Product Costing adalah suatu proses penghimpunan atau akumulasi biaya-biaya yang terjadi
di dalam suatu proses produksi dan memasukkannya ke dalam nilai produk akhir
perusahaan. Kegunaan product cost:
1. In Financial Accounting:
yaitu untuk menilai persediaan dan harga pokok penjualan.
2. In Managerial Accounting:
yaitu sebagai informasi bagi manajer dalam membuat suatu perencanaan, pengawasan, dan
pengambilan keputusan.
3. In Cost Management:
yaitu menyediakan data mengenai biaya-biaya untuk berbagai tujuan manajemen biaya.
Penetapan biaya per unit dari suatu departemen ialah dengan cara membagi total biaya dari
departemen tersebut dengan unit yang diserahkan ke departemen berikutnya. Tetapi yang menjadi
masalah bagaimana jika di departemen tersebut ternyata terdapat produk yang baru diproses sebagian.
Perhitungan jumlah biaya yang akan dialokasikan ke departemen berikutnya haruslah terlebih dahulu
dikurangi dengan nilai barang-barang yang baru diproses sebagian tersebut.
Guna menetapkan berapa bahan mentah, dan biaya-biaya anatara produk-produk yang telah
selesai dan dipindahkan ke departemen berikutnya dengan persediaan barang masih tetap di
departemen yang bersangkutan, maka perlu dihitung dan ditetapkan bagaimana bahan mentah dan
biaya-biaya lain tersebut dimasukan dalam produksi. Pengalokasian biaya produksi antara unit yang
telah selesai dan persediaan barang yang baru selesai sebagian, terlebih dahulu harus ditetapkan:
7
Unit Ekuivalen adalah jumlah unit yang seharusnya diproduksi, jika tidak terdapat barang
dalam proses baik pada awal atau akhir periode. Sebagai ilustrasi, bahwa suatu departemen tertentu
telah mengeluarkan bahan mentah untuk 2.000 unit hasil.Pada akhir bulan telah diselesaikan
80%.Anggaplah bahwa biaya produksi yang dibebankan selama periode tersebut adalah $ 480.000,
berarti biaya produksi per ekuivalent $ 300 per unit.
Berikut ini merupakan bagan system biaya proses dari biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead.
Perbedaan antara Sistem Biaya Pesanan dan Sistem Biaya Proses
8
KASUS RINGO RAG COMPANY
Perusahaan Ringo membeli bahan kain lap dari 3 sumber, yaitu perusahaan textile, laundry,
dan tukang loak. Proses produksi perusahaan ini tidak sulit. Pertama, kain dibeli dari tukang loak yang
dicuci dan dikeringkan dalam mesin special.Kain yang sudah bersih dan dibeli dari laundryyang telah
dicuci, dipindahkan ke departemen pemeriksaaan (mutu). Disini, masing-masing kain diperiksa dan
digolongkan menurut tingkat penyerapan dalam kualitas A, B, atau C, dimana A adalah kualitas
terbaik. Perusahaan textile menjual kain yang bersih dan telah digolongkan. Kemudian kain lap
dipotong dalam ukuran 1 hingga 1,5 feet. Potongan dari bahan yang terlalu kecil untuk pemotongan
selanjutnya atau berlubang atau tidak dapat digunakan lagi akan dibakar. Kain yang dipotong
kemudian dikemas dalam 5, 10, 20, dan 50 pon karton.
Ukuran karton
Kualitas
5 pon 10 pon 20 pon 50 pon
C $ 0,70 $ 1,30 $ 2,40 $ 5,00
B 0,75 1,40 2,60 5,50
A 0,90 1,70 3,20 7,00
Biaya bahan mentah berbeda untuk setiap sumber. Biaya pada perusahaan textile adalah $
6.00, $ 5.00 , dan $ 4.00 per cwt untuk kualitas A, B, dan C. 20% dari berat yang dibeli akan terbuang
dalam proses pemotongan. Hal ini menunjukkan “factor yang hilang” (kerugian). Bulan sebelumnya,
jumlah yang dibeli dari perusahaan textile adalah sebagai berikut :
Grade A 43,750 lb
Grade B 25,000 lb
Grade C 6,250 lb
Biaya laundry adalah $ 3,00 per cwt. Pengalaman masa lalu menunjukkan kerugian sebesar
33,33%. Hasil rasio dari bahan yang berasal dari laundry adalah ¼ untuk kualitas A, ½ untuk kualitas
B, dan ¼ untuk kualitas C. Bulan sebelumnya Ringo membeli 60.000 pon bahan dari laundry.
Kerugian tertinggi terjadi pada bahan yang dibeli dari tukang loak, yaitu sebesar 50%. Biaya
bahan dari tukang loak adalah $ 1,00 per cwt. Bulan sebelumnya, perusahaan membeli 50.000 pon
dari sumber ini. Dari bahan ini biasanya menghasilkan kain lap sekitar 1/5 kualitas A, 2/5 kualitas B,
dan 2/5 kualitas C. Untuk kain yang dibeli dari tukang loak dan laundry, sekitar ½ dari kerugian
keseluruhan berasal dari penggolongan dan ½ dari pemotongan.
9
Perusahaan mempekerjakan 25 orang wanita dalam 3 depertemen. Masing-masing mereka
dibayar $ 1,1 per jam. Bulan sebelumnya, kartu jam kerja mengindikasikan bahwa waktu yang mereka
habiskan adalah sebagai berikut :
Penggolongan 1.000 jam
Pemotongan 3.000 jam
Pengepakan 600 jam
Total 4.600 jam
Bulan sebelumnya, produksi dan penjualan (dibersihkan, dipotong, dan dikotakkan), dalam
pon adalah :
Penjualan
Kualitas Produksi
Pon $
A 50.000 50.000 7.750
B 50.000 50.000 6.500
C 25.000 25.000 3.125
Total 125.000 125.000 17.375
Dua mandor dipekerjakan dalam perusahaan, masing-masing bibayar $7.500 per tahun.¼ dari
waktu mereka dihabiskan untuk mengisi dan mengeluarkan muatan pada pencucian dan
pengeringan.¼ lagi untuk memindahkan kotak yang sudah dipak ke gudang untuk pengiriman.Dan
sisanya untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaan pekerja wanita. Dua set alat pencucian dan
pengeringan yang dimiliki perusahaan mempunyai depresiasi lebih dari 5 tahun dalam metode garis
lurus. Masing-masing alat memiliki kapasitas 100 pon per muatan dan dapat berputar sebanyak 16
kali muatan selama satu hari kerja.
Beban-beban selain bahan mentah dan tenaga kerja dalam seahun adalah :
10
Akomodasi (tempat menginap dan ½ untuk pembelian, ½ untuk
6.000 penjualan
makanan)
Pertanyaan :
Hitung kontribusi margin dan laba biaya penuh untuk masing-masing dari 5 sumber pembelian yang
berbeda (rongsokan/junk, laundry, tex. A, tex, B, tex. C). Langkah-langkahnya :
5. Hitung biaya pengepakan (tenaga kerja dan bahan) per pound yang terjual.
6. Hitung overhead variable per pound yang terjual untuk sumber barang rongsokan/junk source.
7. Item 1-6 menggambarkan kontribusi laba pada sumber pembelian.
8. Tentukan biaya overhead tetap untuk setiap 5 sumber pembelian.
Tentukan biaya khusus untuk sumber yang berasal dari barang rongsokan.
Bagilah dalam penjualan per pound untuk mendapatkan overhead tetap per pound.
11
Profil Perusahaan
12
Proses Produksi
Proses produksi bagi perusahaan tidak rumit. Pertama, kain yang dibeli dari dealer sampah dicuci dan
dikeringkan dalam mesin cuci heavy duty (tugas khusus yang berat). Kain bersih yang dibeli dari
binatu, sudah dicuci ,masuk kedepartemen grading. Di sini, masing-masing kain diperiksa dan dinilai
sesuai dengan kemampuan penyerapan baik sebagai kualitas A , B , atau C, dengan kualitas A sebagai
kelas terbaik . Konverter Tekstil menjual kain mereka yang sudah bersih dan sudah dinilai kelasnya.
Selanjutnya, kain dipotong menjadi kotak dari sekitar 1 sampai 1,5 meter. Padasaat yang sama ,setiap
item yang melekat seperti tombol , ornament logam , atau terkunci dihapus . Kain yang dibeli dari
converter tekstil tidak punya apa-apa yang menyertainya
Harga Jual
Setelah kain dipotong-potong menjadi ukuran kotak sekitar 1 sampai 1,5 meter, kemudian dikemas
dalam 5, 10, 20, dan 50 karton pound.
Ukuran karton
Kualitas
5 pon 10 pon 20 pon 50 pon
C $ 0,70 $ 1,30 $ 2,40 $ 5,00
13
B 0,75 1,40 2,60 5,50
A 0,90 1,70 3,20 7,00
1. Konverter Tekstil membebankan biaya $6,00, $5,00, dan $4,00 per CWT (hundred weight
atau sama dengan 100 kilogram) untuk kelas A , B , dan C.
2. Binatu membebankan biaya $3.00 per CWT.
3. Dealer Sampah membebankan biaya untuk bahan adalah $ 1,00 per CWT
Dua puluh persen (20%) dari berat yang di beli hilang sebagai limbah selama proses pemotongan
. Hal ini disebut sebagai "factor kehilangan (Loss factor)". Bulan lalu, jumlah yang dibeli dari
converter tekstil adalah sebagai berikut:
Grade A 43,750 lb
Grade B 25,000 lb
Grade C 6,250 lb
Meskipun setiap pembelian sedikit berbeda, perusahaan biasanya harus setuju untuk mengambil
beberapa kuantitas kain kelas C ketika membeli Sebuah kain kelas A. Pengalaman masalalu
menunjukkan faktor loss 33,33%. Rasio hasil bahan dari binatu biasanya sekitar ¼ kelas A, kelas B ½,
dan ¼ kelas C. Bulan lalu, Ringo dibeli £60.000 bahan dari binatu. Faktor kerugian tertinggi terjadi
dari bahan yang dibeli dari dealer sampah , di mana sebesar 50% .Sampah dealer harga untuk bahan
adalah $ 1,00 per CWT . Bulan lalu, perusahaan membeli £ 50.000 dari sumber ini . Bahan ini
biasanya tidak ditingkatkan mutunya menghasilkan sekitar 1/5 grade A, 2/5 kelas B, dan 2/5 kain
kelas C , sekitar setengah dari kerugian secara keseluruhan terjadi pada grading dan sekitar setengah
dalam pemotongan.
BiayaTenagaKerja
Penggolongan 1.000 jam
Pemotongan 3.000 jam
Total 4.600 jam
Dua mandor dipekerjakan oleh perusahaan, masing-masing dibayar $ 7.500 per tahun. Keduanya
adalah keponakan dari Bapak Ringo. Seperempat dari waktu mereka dihabiskan bongkar Muat mesin
14
cuci dan pengering. Seperempat dari waktu mereka dihabiskan mengawasi dan memeriksa para
wanita.
Produksi danPenjualan
Produksi bulan lalu dan penjualan (dibersihkan, dipotong, dankotak) dalam pound adalah:
Penjualan
Kualitas Produksi
Pon $
A 50.000 50.000 7.750
B 50.000 50.000 6.500
C 25.000 25.000 3.125
Total 125.000 125.000 17.375
Semua penjualan bersifat lokal, dan pesanan yang diterima melalui telepon atau surat.
Kegiatan produksi bulan lalu, sumber bahan, harga, biaya, dan hasil mewakili operasi normal.
Penjualan biasanya mengikuti produksi yang sangat erat dengan sangat sedikit fluktuasi musiman.
Kedua mesin cuci dan pengering set yang dimiliki oleh perusahaan disusutkan selama 5 tahun secara
garis lurus .Setiap set memiliki kapasitas 100 pound per beban dan dapat siklus sekitar 16 beban
selama hari kerja.
Beban lain selain bahan baku dan tenaga kerja untuk satu tahun khas adalah sebagai berikut:
15
Beban lain-lain 1.200
Pertanyaan:
Pon (bhsbelanda) = Pound (Bhs Inggris); disingkat: lb, lbm) adalah satuan massa (Berat).
2. Hitung pendapatan rata-rata tertimbang per pound untuk setiap 5 sumber pembelian.
Jawab:
16
Konverter 6,250 1-20% 5,000 0.20 625
Tekstil-Tex C
Binatu 60,000 1/4*2/3 10,000 0.40 1,250
Dealer 50,000 2/5*1/2 10,000 0.40 1,250
Sampah
25,000 1.00 3,125
3. Hitung biaya bahan mentah per pound yang terjual, untuk masing-masing sumber
Jawab:
17
Material Conversio Material
n
Cost cwt to lb Cost
(per cwt) (dibagi (per lb)
100)
(1) (2) (3=1/2)
Binatu $3 100 $0.03
Dealer Sampah $1 100 $0.01
KonverterTekstil-Tex A $6 100 $0.06
KonverterTekstil-Tex B $5 100 $0.05
KonverterTekstil-Tex C $4 100 $0.04
4. Hitung biaya tenaga kerja langsung per pound yang terjual untuk :
a. Penggolongan
b. Pemotongan
Jawab:
18
Sold Labour per Total Cost
(lb) Komposis (jam) jam Cost per lb
i
(1) (2=Ʃ1/2) (3) (4) (5=3*4) (6=5/1)
Binatu 40,000 0.62 620 1.1 682 0.01705
Dealer Sampah 25,000 0.38 380 1.1 418 0.01672
65,000 1.00 1000 1000
5. Hitung biaya pengepakan (tenaga kerja dan bahan) per pound yang terjual.
Jawab:
19
A
KonverterTekstil-Tex 20,000 0.16 96 1.1 105.6 0.00528
B
KonverterTekstil-Tex 5,000 0.04 24 1.1 26.4 0.00528
C
125,000 1.00 600 660
6. Hitung overhead variable per pound yang terjual untuk sumber barang rongsokan/junk source.
Jawab:
20
Labour (Boxes) 0.00200 0.00200 0.00200 0.00200 0.00200
Total Variable 0.07040 0.09573 0.10868 0.09668 0.08368
Cost
Contribution Margin (0.00040) (0.00573) 0.05132 0.03332 0.04632
8. Menetapkan biaya overhead tetap untuk masing-masing dari lima sumber pembelian.
3. Apa rekomendasimu mengenai seluruh penjualan kain lap dari barang rongsokan yang
dibersihkan, dipotong, dan di pak sebagai kualitas C, tanpa disortir?
Jawab: Penjualan kain lap dari ronsokan yang dibersihkan, dipotong dan di pak sebagai kualitas
terendah dan wajar saja hanya setengah yang bias digunakan atau dimanfaatkan dan tidak layak
namun harganya murah sehingga keuntungannya pun juga bertambah. Artinya seluruh penjualan
kain lap ini tetap bias dilaksanakan walaupun dengan kualitas yang rendah.
Jawab: Menurut kami kalau Mr. Ringo bermain pada kualitas maka yang dioptimalkannya adalah
dari pabrik textile sedangkan dari lain diminimalkan saja tapi kalau ini merupakan upaya
21
meminimalkan biaya untuk memperoleh keuntungan ini adalah pilihan tepat dalam mengurangi
modal yang dikeluarkan
5. Sebagai suatu penilaian secara keseluruhan, apakah bisnis ini benar-benar membutuhkan
bantuan Anda atau tidak?
Jawab: Butuh setidaknya dalam hal menentukan kontribusi margin yang dapat digunakan dalam
menganalisa keuntungan yang diperoleh yang berguna untuk menilai keberlanjutan perusahaan
22
DAFTAR PUSTAKA
- Edward J. Blocher, David E. Stout, Gary Cokins. Cost Management: A Strategic Emphasis, 5th
edition, Mc-Graw-Hil/Irwin.
- Robert S. Kaplan and Robin Cooper. The Design of Cost Management System; Text and Cases,
2nd edition, Prentice Hall, 1999
- Colorscope Inc. Case
- Ahmad Firdaus. Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta. 2009
- www.geocities.ws/akuntansi_fe_um/AKUNTANSIBIAYA.doc
23