Anda di halaman 1dari 12

Wasiat Sang Nabi Saw

kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib


(Terjemahan Kitab Washiyyatul Mushthafa)
Diterjemahkan oleh Edi AH Iyubenu

Mukadimah

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Saw, beserta
keluarga dan sahabat beliau.
Sselanjutnya), inilah kitab yang berisi wasiat Nabi Muhammad Saw
kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah. Sayyidina Ali
berkata: Rasulullah Saw memanggilku, lalu aku berbicara empat mata bersama
beliau di kediaman beliau. Beliau Saw berkata kepadaku, “Wahai Ali,
kedudukanmu di sisiku sama seperti kedudukan Nabi Harun di sisi Nabi Musa.
Hanya saja, (bedanya), tidak ada nabi lagi setelahku.
“Sungguh, hari ini aku akan berwasiat kepadamu dengan suatu wasiat
yang jika engkau menjaganya (mengamalkannya), maka engkau akan hidup
terpuji, mati syahid, dan Allah Swt membangkitkanmu pada hari kiamat dalam
keadaan faqih1 dan alim.
“Wahai Ali, siapa memakan makanan yang halal, maka jernihlah
agamanya, lembut hatinya, dan dikabulkan doa-doanya. Wahai Ali, siapa
memakan makanan yang syubhat (tidak jelas halal-haramnya), maka menjadi
tidak jelas pula agamanya dan gelaplah hatinya. Siapa memakan makanan yang
haram, maka matilah hatinya, (menganggap) sepele agamanya, rapuh
keyakinannya, ditolak Allah Swt doa-doa yang dipanjatkannya, dan sedikit
ibadahnya.
“Wahai Ali, jika Allah Swt murka kepada seseorang, maka Allah Swt akan
memberinya rezeki harta yang haram. Dan bila Allah Swt telah sangat murka
kepadanya, maka Allah Swt akan menyerahkan orang tersebut kepada setan
supaya menambahkan hartanya yang haram, menemaninya, menjadikannya sibuk
(luar biasa) dengan perkara dunia mengalahkan perkara akhirat, dan
memudahkannya dalam segala urusan keduniawiannya sembari (setan)
membujukny (orang tersebut dengan bisikan kebenaran), ‘Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.’
“Wahai Ali, tidaklah seseorang pergi dengan berjalan kaki untuk mencari
sesuatu yang haram, kecuali setan menemaninya. Dan tidaklah ia pergi dengan
berkendara untuk mencari sesuatu harta haram, kecuali setan memboncenginya.
Tidaklah seseorang mengumpulkan harta haram, kecuali setan ikut serta
memakannya. Tidaklah seseorang lupa menyebut nama Allah Swt ketika hendak
1
Faqih: mengerti suatu hal dan memahaminya, ahli hukum.
melakukan hubungan suami-istri, kecuali setan bersekutu dengannya dalam
(memperoleh) anaknya. Hal ini sesuai firman Allah Swt, ‘...dan berserikatlah
dengan mereka pada harta dan anak-anak, dan beri janjilah mereka....” (QS. al-
Isra’ 64).
“Wahai Ali, Allah Swt tidak menerima shalat yang tanpa wudhu dan tidak
pula menerima sedekah dari harta haram. Wahai Ali, agama seorang mukmin
senantiasa bertambah kualitasnya selama ia tidak memakan harta haram. Siapa
menjauhi ulama niscaya mati dan buta hatinya dari taat kepada Allah Swt. Wahai
Ali, siapa membaca al-Qur’an, namun ia tidak menghalalkan sesuatu yang telah
dihalalkan oleh al-Qur’an dan tidak mengharamkan sesuatu yang telah
diharamkan oleh al-Qur’an, maka ia termasuk dalam golongan orang-orang yang
melemparkan kitab Allah Swt ke balik punggung mereka.

Wudhu dan Shalat


Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, sempurnakanlah wudhu
dengan sebaik-baiknya, karena sesungguhnya wudhu adalah separuh dari iman.
Jika engkau berwudhu, jangan berlebihan dalam menggunakan air. Bila engkau
selesai berwudhu, bacalah surat al-Qadr (inna anzalnahu fi lailatil qadr) sebanyak
10 kali setelah membasuh kedua kaki, niscaya Allah menghilangkan
kesusahanmu.
“Wahai Ali, jika engkau selesai berwudhu maka ambillah air dan usapkan
ke lehermu dengan kedua tanganmu, lalu berdoalah, ‘Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta wahdaka la syariika lak, astaghfiruka
wa atubu ilaik (Maha Suci Engkau, ya Allah Swt, dengan segala puji bagiMu.
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau yang Maha Esa, tiada sekutu
bagiMu. Aku memohon ampun kepadaMu dan bertaubat kepadaMu).’ Setelah itu,
tundukkan pandanganmu ke bumi dan ucapkanlah, ‘Asyhadu anna Muhammadan
‘abduka wa rasuluka (Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw adalah hamba
dan utusanMu).’ Sebab, siapa membaca doa tersebut (setelah berwudhu), niscaya
Allah Swt mengampuni seluruh dosa kecil dan dosa besarnya.
“Wahai Ali, sesungguhnya para malaikat memintakan ampun bagi
seseorang yang senantiasa berada dalam keadaan mempunyai wudhu dan suci dari
hadas (kecil maupun besar).
“Wahai Ali, siapa mandi pada hari Jum’at, Allah Swt akan mengampuni
dosanya (yang terjadi) di antara hari Jum’at tersebut hingga hari Jum’at
berikutnya. Selain itu, Allah Swt juga menjadikan mandi Jum’at tersebut pahala di
kuburnya, dan (pahala tersebut) memberatkan timbangan amal baiknya. Wahai
Ali, hendaklah engkau senantiasa bersiwak, sebab siwak itu mengandung 24
keutamaan dalam agama maupun badan.
“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa shalat tepat waktu, sebab shalat
merupakan sumber tiap-tiap keutamaan dan puncak segala ibadah.
“Wahai Ali, Jibril pernah berharap untuk menjadi golongan anak cucu
Adam karena (ingin menetapi) tujuh hal. Yaitu, shalat lima waktu dengan
berjamaah, berkumpul dengan para ulama, menengok orang sakit, mengantar
jenazah, memberi air minum (kepada orang yang haus), mendamaikan dua orang
yang sedang bersengketa, serta memuliakan tamu dan anak yatim. Oleh
karenanya, engkau harus sangat menginginkan (menetapi) perkara-perkara
tersebut.
“Wahai Ali, shalatlah pada malam hari, walaupun lamanya seperti waktu
memerah susu kambing. Sebab, orang yang shalat malam adalah orang yang
paling bagus wajahnya.
“Wahai Ali, jika engkau mengucapkan takbiratul ihram untuk
melaksanakan shalat, maka renggangkan jari-jari tanganmu dan angkat kedua
tanganmu sejajar dengan kedua pundakmu. Dan sesudah engkau bertakbir,
letakkan tangan kananmu di atas tangan kirimu di bawah pusarmu. Bila engkau
ruku’, letakkan kedua tanganmu di atas lututmu dan renggangkan jari-jemarimu.
“Wahai Ali, shalatlah Subuh dengan berpagi-pagi sekali (segera), dan
shalatlah Maghrib setelah matahari terbenam mencapai sekira lamanya waktu
memerah susu kambing. Sebab, yang demikian itu merupakan perbuatan yang
biasa dilakukan oleh para nabi.
“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa melaksanakan shalat berjamaah.
Sebab, di sisi Allah, shalat berjamaah itu pahalanya bagaikan engkau berangkat
haji dan umrah. Tidaklah seseorang sungguh-sungguh mncintai shalat berjamaah
kecuali ia seorang mukmin yang teramat sangat dicintai oleh Allah Swt. Dan
tidaklah seseorang meninggalkan (menghindari) shalat berjamaah kecuali ia
adalah orang munafik yang teramat sangat dibenci Allah Swt.
“Wahai Ali, di antara para hamba yang paling dicintai oleh Allah Swt
adalah seorang hamba yang (senang) bersujud sembari membaca, ‘Rabbi inni
zhalamtu nafsi faghfirli dzanbii fa-innahu la yaghfirudz-dzunuba illa anta (Ya
Tuhan, sungguh aku telah berbuat zhalim kepada diriku sendiri, semoga Engkau
mengampuni dosaku. Sebab, sungguh tiada apa dan siapa pun yang bisa
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau).’
“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa melaksanakan shalat Dhuha,
baik ketika engkau bepergian maupun sedang berada di rumah. Sungguh, bila
kiamat tiba, akan ada suara yang memanggil dari atas keagungan surga, ‘Di
manakah orang-orang yang dulu melaksanakan shalat Dhuha? Ayo, masuklah
kalian melalui Pintu Dhuha dengan aman dan sentosa.’ Dan tidaklah Allah Swt
mengutus seorang nabi pun kecuali Dia Swt memerintahkan kepadanya untuk
melaksanakan shalat Dhuha.
Wahai Ali, di antara kemuliaan seorang mukmin ialah memiliki istri yang
taat, sudi melaksanakan shalat berjamaah, dan mempunyai tetangga-tetangga yang
mencintainya.”

Puasa
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Siapa melaksanakan puasa Ramadhan
serta menjauhi perkara yang diharamkan di dalamnya dan tidak berbohong, maka
Allah Swt yang Maha Rahman akan meridhai orang tersebut dan memastikannya
masuk surga.
“Wahai Ali, siapa yang setelah berpuasa Ramadhan melanjutkan dengan
berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka Allah Swt akan mencatat untuknya
(sama dengan) berpuasa setahun penuh.”
Sedekah
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Sesungguhnya para waliyullah
memperoleh luasnya rahmat dan ridha Allah Swt bukan karena banyaknya ibadah,
melainkan brkat kedermawanan hati dan menghinakan dunia.
“Wahai Ali, orang yang dermawan itu dekat dengan Allah Swt, dekat
dengan rahmatNya, dan jauh dari azabNya. Sebaliknya, orang yang pelit itu jauh
dari Allah Swt, jauh dari rahmatNya, dan dekat dengan azabNya.
“Wahai Ali, aku melihat tulisan di atas pintu surga: “Kamu (surga)
diharamkan bagi setiap orang yang pelit, orang yang menyakiti hati kedua orang
tua, dan tukang adu-domba.
“Wahai Ali, ketika Allah Swt menciptakan surga, surga tersebut bertanya,
‘Ya Tuhanku, untuk (si)apa Engkau menciptakanku?’ Allah Swt menjawab,
‘Engkau diperuntukkan bagi setiap orang yang dermawan dan bertakwa.’ Surga
berkata lagi, ‘Aku rela (diciptakan untuk mereka).’ Neraka juga bertanya, ‘Ya
Tuhanku, untuk (si)apa Engkau menciptakanku?’ Allah menjawab, ‘Engkau
diperuntukkan bagi setiap orang yang pelit dan orang yang sombong.’ Neraka
berkata, ‘Aku memang pantas (diciptakan) untuk keduanya.’
“Wahai Ali, siapa tidak menuruti hawa nafsunya, surgalah tempat
kediamannya. Siapa tunduk kepada hawa nafsunya, nerakalah tempat kembalinya.
“Wahai Ali, berhati-hatilah terhadap (tajamnya) doa orang yang
dermawan. Sebab, jika lisannya sampai tergelincir maka Allah Swt memegang
orang tersebut dengan pertolonganNya.
“Wahai Ali, siapa yang dengan senang hati memberi makan kepada
seorang muslim, Allah Swt akan mencatat sejuta kebaikan baginya, menghapus
sejuta keburukan darinya, dan menaikkan seribu derajat untuknya.
“Wahai Ali, cintailah sesuatu untuk (dimiliki) saudaramu sebagaimana
engkau mencintai sesuatu itu untuk dirimu.
“Wahai Ali, carilah kebaikan (orang-orang) ketika wajah-wajah (mereka)
cerah, dan muliakanlah tamu. Sesungguhnya apabila tamu itu berkunjung ke suatu
kaum, maka ketika itu juga rezekinya turun bersamanya. Dan ketika tamu itu
pulang, ia pulang dengan membawa dosa-dosa para penghuni rumah, lalu dosa-
dosa itu dilemparkan ke laut.
“Wahai Ali, Malaikat Rahmat tidak akan memasuki rumah yang di
dalamnya terdapat gambar-gambar, atau patung-patung, atau orang yang
menyakiti hati orang tuanya, dan atau rumah yang tidak pernah dimasuki tamu.
“Wahai Ali, berbuatlah kebaikan walaupun terhadap orang-orang salafah.”
“Siapakah orang-orang salafah itu, wahai Rasulullah Saw?” tanya
Sayyidina Ali.
“Yaitu, orang yang apabila diberi nasihat, ia tidak menerima nasihat
tersebut; apabila dicegah (dari perbuatan maksiat), ia tidak jera. Salafah ialah
orang yang tidak peduli atas perkataannya sendiri dan tidak pula mengindahkan
perkataan orang lain yang ditujukan kepadanya.
“Wahai Ali, sedekah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi itu
sanggup meredakan murka Allah Swt, mendatangkan keberkahan, dan
melimpahkan rezeki. Berpagi-pagilah (bersegeralah) dalam bersedekah, karena
sesungguhnya malapetaka itu turun sebelum pagi buta, sehingga sedekah tersebut
akan menolak qadha’ (yang buruk) di angkasa raya.
“Wahai Ali, jika engkau bersedekah maka bersedekahlah dengan hartamu
yang paling baik. Sebab, sesungguhnya sesuap sedekah dari harta yang halal itu
lebih disenangi oleh Allah Swt daripada 100 mitsqal sedekah dari barang haram.
Sedekah yang engkau keluarkan sebelum mati itu lebih utama 100 mitsqal yang
disedekahkan (oleh ahli waris) setelah matimu. Allah Swt berfirman, ‘...pada hari
manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya....’ (QS. an-
Naba’ 40).
“Wahai Ali, bersedekahlah kepada kerabat-kerabatmu yang telah mati.
Sebab, sesungguhnya Allah Swt telah mewakilkan kepada para malaikat untuk
membawa sedekah dari orang-orang yang hidup kepada para kerabatnya yang
telah mati. Dengan kiriman sedekah tersebut, mereka sangat bergembira melebihi
kegembiraan mereka sebelumnya di alam dunia. Lalu mereka berdoa, ‘Ya Allah
Swt, ampunilah dosa orang yang menerangi kuburan kami. Berilah ia kabar
gembira berupa surga, sebagaimana ia telah memberi kami kabar gembira dengan
sedekah.’
“Wahai Ali, beramallah dengan ikhlas karena Allah Swt. Sebab,
sesungguhnya Allah Swt hanya menerima orang yang murni (beramal) karena
Allah Swt semata. Allah Swt berfirman tentang hal ini, ‘...Siapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada
Tuhannya.’ (QS. al-Kahfi 110).

Doa, Istighfar, al-Qur’an, dan Beberapa Dzikir Lainnya


Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa
berdoa di antara adzan dan iqamah, karena doa yang dipanjatkan saat itu tidak
akan ditolak.
“Wahai Ali, bila engkau berdoa, bentangkan tanganmu sejajar dengan
dadamu, tapi jangan mengangkatnya mengungguli kepalamu; dan (atau)
berisyaratlah kepada Allah dengan jari telunjuk kananmu.
“Wahai Ali, jangan engkau mengeraskan suaramu ketika membaca al-
Qur’an dan berdoa selagi ada orang-orang shalat, sebab yang demikian itu akan
mengganggu shalat mereka.
“Wahai Ali, siapa berdzikir kepada Allah Swt sebelum fajar, sebelum
matahari terbit, dan sebelum matahari terbenam, maka Allah Swt malu (tidak
akan) menyiksa orang tersebut dengan neraka.
“Wahai Ali, apabila engkau selesai shalat (Subuh), duduklah di tempat
shalatmu hingga matahari terbit. Sesungguhnya Allah Swt akan mencatatkan
pahala bagi orang yang tetap duduk di tempat shalatnya seperti pahala seseorang
yang melaksanakan haji dan umrah, atau memerdekakan budak, atau bersedekah
1000 dinar di jalan Allah Swt.
“Wahai Ali, siapa yang setiap hari membaca doa ‘Astaghfirullahal
‘azhima lii wa liwalidayya, wa lijami’il muslimina wal muslimat, wal mu’minina
wal mu’minat, al-ahya-i minhum wal-amwat (Aku memohon ampun kepada Allah
Swt yang Maha Agung untukku, untuk kedua orang tuaku, untuk orang-orang
Islam laki-laki dan perempuan, serta untuk orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan, baik yang masih hidup ataupun sudah meninggal di antara mereka)’
sebanyak 25 kali, maka Allah Swt akan menetapkan orang tersebut sebagai bagian
dari para kekasihNya.
“Wahai Ali, siapa yang setiap hari membaca ‘Laa ilaha illallahu qabla
kulli ahadin, la ilaha illallahu ba’da kulli ahadin, la ilaha illallahu yabqa
rabbuna wa yafna kullu ahadin (Tiada tuhan selain Allah Swt, sebelum adanya
semua orang; tiada tuhan selain Allah Swt, setelah adanya semua orang; tiada
tuhan selain Allah Swt. Tetap kekal Tuhan kami, dan akan binasa setiap orang.)’
sebanyak 10 kali, niscaya tak satu pun malaikat tertinggal yang berada di seluruh
petala langit, kecuali seluruhnya memohonkan ampun bagi orang tersebut.
“Wahai Ali, siapa yang setiap harinya membaca ‘Allahumma barik lii fil
mauti wa fiima ba’dal mauut (Ya Allah Swt, limpahkanlah keberkahan kepadaku
pada saat kematian, dan limpahkan pula keberkahan kepadaku di dalam perkara-
perkara setelah kematian)’, niscaya Allah Swt tidak akan menghisab segala
sesuatu yang telah dikerjakannya selama hidup di dunia.
“Siapa membaca takbir sebanyak 100 kali sebelum matahari terbit dan 100
kali pula sebelum matahari terbenam, niscaya Allah Swt memberikan pahala
kepadanya sebanyak pahala yang diberikan kepada 100 orang ahli ibadah dan pula
sebanyak pahala yang diberikan kepada 100 orang pejuang di jalan Allah Swt.
Siapa yang dalam sehari-semalam bershalawat kepadaku sebanyak 100 kali, maka
wajib baginya menerima syafaatku. Dan, ketahuilah bahwa banyaknya (membaca)
istighfar merupakan benteng bagi orang-orang yang bertaubat dari api neraka.”

Kejujuran dan Ikatan Pertemanan


Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, jujurlah engkau. Walaupun
kejujuran itu menyusahkanmu saat ini, tapi ia akan bermanfaat bagimu di masa
yang akan datang. Janganlah engkau berbohong. Meskipun kebohongan itu
bermanfaat bagimu saat ini, tapi ia akan menyusahkanmu di masa yang akan
datang.
“Wahai Ali, siapa banyak dosanya, hilanglah kewibawaannya. Wahai Ali,
hendaklah engkau senantiasa jujur dalam berbicara, menjaga pembicaraan,
menjaga amanah, bermurah hati, dan menjaga perut.
“Wahai Ali, seburuk-buruknya teman ialah teman yang mengabaikan
temannya dan menyebarkan rahasia temannya. Wahai Ali, seribu teman itu terasa
sangat sedikit, tapi seorang musuh saja itu terasa amat banyak.
“Wahai Ali, ikatan pertemanan sejati itu memiliki beberapa tanda. Yaitu,
ia lebih mementingkan hartamu ketimbang hartanya sendiri; ia lebih
mengutamakan keselamatanmu ketimbang keselamatannya sendiri; dan ia lebih
mendahulukan kehormatanmu daripada kehormatannya sendiri.”

Taubat
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, tidak ada artinya taubat
seseorang sampai ia benar-benar membersihkan perutnya dari segala yang haram
dengan usaha (kasab) yang baik.
“Wahai Ali, jika seorang alim tidak bertakwa maka nasihat yang
disampaikannya tidak akan membekas di hati manusia, laksana tidak berbekasnya
tetesan air hujan di atas telur burung unta dan batu-batu yang licin.
“Wahai Ali, apabila berlalu 40 hari bagi seorang mukmin tanpa berkumpul
dengan ulama, maka hatinya akan menjadi keras dan ia akan terperosok ke jurang
dosa-dosa besar. Sebab, sesungguhnya ilmu itu menghidupkan hati.
“Wahai Ali, sesungguhnya Allah tidak segan menyiksa orang kaya yang
menjadi pencuri dan orang alim yang fasik.”

Menjaga Lisan
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau mencela
aib seseorang yang ada padanya. Hal ini karena tidak ada daging yang tidak
bertulang (tidak ada yang mulus sempurna semua). Ghibah itu tidak ada
kafaratnya, sampai pelakunya meminta keridhaan orang yang digunjing atau
memohonkan ampun atas dosa orang yang digunjing.
“Wahai Ali, Allah Swt tidak menciptakan sesuatu di dalam diri manusia
yang lebih utama daripada lisan. Lisan dapat memasukkan seseorang ke surga dan
bisa pula menjerumuskannya ke neraka. Maka penjarakanlah lisanmu karena ia
laksana anjing yang galak.
“Wahai Ali, janganlah engkau melaknat seorang muslim ataupun hewan
melata, sebab kutukan tersebut akan kembali kepada dirimu sendiri.”

Rasa Malu
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, agama itu keseluruhannya
tergantung pada rasa malu. Adapun rasa malu ialah kesanggupanmu menjaga
kepala dan segala hal yang tercakup di dalamnya dan kesanggupanmu memelihara
perut dan segala hal yang terkandung di dalamnya.”

Wara’
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, tidaklah sempurna agama
seseorang yang tidak memiliki rasa takut, tidaklah sempurna akal seseorang yang
tidak terpelihara dari dosa, tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak berhati-
hati dalam bersikap (wara’), tidaklah sempurna ibadah seseorang yang tidak
memiliki ilmu tentang ibadahnya, tidaklah sempurna perikemanusiaan seseorang
yang tidak pernah bersedekah, tidaklah sempurna amanah seseorang yang tidak
memiliki sesuatu yang dirahasiakannya, tidaklah sempurna taubat seseorang yang
tidak mendapatkan taufiq, dan tidaklah sempurna kedermawanan seseorang yang
tidak mempunyai rasa malu.
“Wahai Ali, siapa tidak berhati-hati terhadap perkara-perkara maksiat,
maka berada di perut bumi sungguh lebih pantas baginya daripada tinggal di
atasnya. Sebab ia sudah tidak memiliki iman di dalam hatinya.
“Wahai Ali, inti sikap wara’ ialah meninggalkan keharaman (sikap) dan
segala sesuatu yang dilarang oleh Allah (perilaku). Adapun dasar dari kemuliaan
terletak dalam perilaku meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan.
“Wahai Ali, dengan akhlak yang baik, sesungguhnya seseorang akan
mampu mencapai derajat pelaku puasa yang senantiasa beribadah pada malam
harinya dan berjuang di jalan Allah Swt pada siang harinya.
“Wahai Ali, jadilah orang yang berwajah manis. Sesungguhnya Allah Swt
mencintai orang-orang yang menampakkan wajah manis dan membenci orang
yang menampakkan wajah cemberut lagi masam.
“Wahai Ali, pangkal ibadah ialah diam, kecuali untuk berdzikir kepada
Allah Swt.
“Wahai Ali, banyak tidur itu mematikan hati dan menghilangkan
kewibawaan. Banyak dosa itu mematikan hati dan menimbulkan penyesalan.
“Wahai Ali, siapa yang ketika diberi nikmat oleh Allah Swt bersyukur,
ketika diuji dengan malapetaka bersabar, dan ketika berbuat kesalahan meminta
ampun, maka ia akan dipersilakan masuk surga dari pintu mana saja yang
dikehendakinya.
“Wahai Ali, janganlah engkau terlalu berbangga hati (yang menyebabkan
lupa kepada Allah Swt), karena sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-
orang yang terlalu bergirang hati. Hendaklah engkau senantiasa prihatin (terhadap
nasib sesama), karena sesungguhnya Allah Swt menyukai orang-orang yang
bersedih hati.
“Wahai Ali, tidaklah terjadi perputaran hari kecuali hari yang baru datang
itu berkata, ‘Wahai anak Adam, aku adalah hari yang baru dan akan menjadi saksi
atas segala perbuatanmu. Maka perhatikanlah apa-apa yang akan engkau perbuat.’

Tercelanya Dunia
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, takutlah kepada ulyatul
maut, yaitu tidak ingatnya orang-orang kecuali kepada kemilau duniawi.”
“Siapakah mereka, wahai Nabiyullah Saw?” tanya Sayyidina Ali.
Nabi Muhammad Saw menjawab, “Yaitu, orang-orang kaya dan orang-
orang yang mencintai dunia, yang kamu akan melihat mereka bersiap untuk
mengumpulkan dunia laksana seorang ibu yang menjumpai anaknya. Mereka
itulah orang-orang yang merugi pada hari kiamat kelak.”

Hal Ihwal Manusia di Sisi Allah Swt


Nabi Muhammad Saw bersabda, “Sebaik-baik manusia di sisi Allah Swt
ialah manusia yang paling bermanfaat di antara mereka bagi orang lain. Seburuk-
buruk manusia di sisi Allah Swt ialah orang yang panjang umurnya tetapi buruk
amalnya; dan sebaik-baik manusia di antara mereka di sisi Allah Swt adalah orang
yang panjang umurnya dan baik amalnya.
“Manusia yang paling dibenci oleh Allah Swt adalah orang yang makan
sendiri dan enggan memberikannya (kepada orang lain), suka memukul hamba
sahayanya, serta memuliakan orang kaya dan menghinakan orang miskin.
“Sedangkan yang lebih buruk daripada orang tersebut ialah orang yang
semasa hidupnya menetapi perkara yang haram dan mati dalam keadaan menetapi
perkara yang haram.
“Sedangkan yang lebih buruk ketimbang orang tersebut lagi ialah orang
yang panjang umurnya dan buruk amalnya. Ia menginginkan ampunan Allah Swt,
tetapi ia tidak sudi bertaubat kepadaNya dari segala hal yang dilarang Allah Swt.
“Sedangkan yang lebih buruk lagi ketimbang orang tersebut ialah orang
yang menyatakan bersahabat dengan saudaranya yang muslim, namun ia juga
berusaha mengingkari persahabatan tersebut.
“Sedangkan yang lebih buruk lagi ketimbang orang tersebut ialah orang
yang berangkat di awal usianya (baligh) dalam keadaan lupa kepada Allah Swt
dan di akhir usianya malas berlaku taat kepadaNya.”

Tanda-Tanda Kebaikan
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Di antara tanda-tanda sabar ialah baik
hati kepada Allah Swt dan baik pula dalam berbakti kepadaNya.
“Wahai Ali, ciri-ciri orang mukmin itu ada tiga. Yaitu, ia membenci harta
(akibat serakah), membenci (perilaku berkumpul dengan) para wanita (hingga
melalaikan), dan membenci perbuatan menyebarkan aib-aib orang lain.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang berakal itu ada tiga. Yaitu, ia
menjadikan dunia sebagai sarana menuju akhirat, rela menerima bolak-baliknya
hati, dan sabar menjalani segala kesulitan. Tanda-tanda orang alim itu ada tiga.
Yaitu, ia jujur dalam berbicara, menjauhi perkara yang haram, dan tawadhu’.
Tanda-tanda orang yang bertakwa itu ada tiga. Yaitu, ia takut pada dusta dan
perbuatan jelek, menjauhi lingkungan yang buruk, dan meninggalkan sebagian
barang yang halal karena khawatir terjatuh pada perkara haram.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang jujur itu ada tiga. Yaitu, ia
menyembunyikan ibadah, merahasiakan sedekah, dan tidak menampakkan
deritanya.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang ahli ibadah itu ada tiga. Yaitu, ia
sangat keras pada diri sendiri, gemar introspeksi diri, dan berlama-lama dalam
beribadah di hadapan Allah Swt.
“Tanda-tanda orang saleh ada tiga. Yaitu, ia memperbaiki hubungan antara
Allah Swt dengannya melalui terus beramal saleh, memperbaiki agamanya dengan
perbuatan yang baik, dan menyenangi sesuatu bagi orang lain sebagaimana ia
menyenangi sesuatu itu untuk diri sendiri.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang bahagia (beruntung) itu ada tiga.
Yaitu, makanan yang mengenyangkannya berasal dari harta yang halal, ia suka
berkumpul dengan ulama, dan melaksanakan shalat lima waktu dengan
berjamaah.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang mukmin ada tiga. Yaitu, bersegera dalam
melakukan ketaatan kepada Allah Swt, menjauhi segala perkara yang haram, dan
berbuat baik kepada orang yang jahat kepadanya.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang dermawan ada tiga. Yaitu, ia
memaafkan ketika mampu melawan, menunaikan zakat, dan senang bersedekah.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang santun itu ada tiga. Yaitu, ia
menyambung tali silaturahmi dengan orang yang memutusnya, memberi kepada
orang yang menahan diri darinya (kikir), dan memaafkan orang yang zhalim
kepadanya.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang sabar itu ada tiga. Yaitu, ia sabar
dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt, sabar dalam menghadapi musibah,
dan sabar dalam menerima kepastian (qadha’) dariNya.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang bertaubat itu ada tiga. Yaitu, ia
menjauhi perkara haram, sangat menginginkan untuk mencari ilmu, tidak
mengulangi dosa yang pernah dilakukan sebagaimana perasan susu yang tidak
dapat kembali kepada puting susu.”

Tanda-Tanda Syirik
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, tanda-tanda orang kafir ada
tiga. Yaitu, ia ragu tentang Allah Swt, benci kepada hamba-hamba Allah Swt, dan
lalai dari taat kepada Allah Swt.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang munafik ada tiga. Yaitu, apabila berbicara
ia berdusta, apabila berjanji ia ingkar, serta apabila dipercaya ia berkhianat dan
tidak berguna nasihat baginya.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang riya’ itu ada tiga. Yaitu, ia
menyempurnakan ruku’ dan sujudnya ketika shalat di hadapan banyak orang;
mengurangi kesempurnaan ruku’ dan sujud ketika shalat sendirian; serta bergairah
berdzikir kepada Allah Swt ketika sendirian maupun di tengah-tengah orang
banyak untuk memperoleh sanjungan.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang bodoh itu ada tiga. Yaitu, ia menyepelekan
dalam melaksanakan fardhu-fardhu dari Allah Swt, banyak bicara selain
dzikrullah, dan mengumpat (meremehkan) agama Allah Swt.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang terhina di sisi Allah Swt itu ada tiga. Yaitu,
ia banyak berdusta, banyak bersumpah palsu, dan banyak menyandarkan
kebutuhannya kepada orang lain.
“Wahai Ali, tanda-tanda orang yang celaka itu ada tiga. Yaitu, ia memakan
makanan yang mengenyangkannya dari harta yang haram, menjauhi orang alim
(ulama), dan shalat secara sendirian.
“Tanda-tanda pelaku kejahatan itu ada tiga. Yaitu, ia senang berbuat
kerusakan, menyusahkan hamba-hamba Allah Swt, menjauhi petunjuk (ajaran
agama).
“Tanda-tanda orang zhalim itu ada tiga. Yaitu, tidak peduli dari mana
sesuatu yang ia makan, memaksa orang yang berutang kepadanya (untuk
membayar), dan menggunakan kekerasan kepada orang yang berutang bilamana
memungkinkannya.”

Doa-Doa
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, apabila engkau hendak
masuk masjid, mulailah dengan kaki sebelah kanan dan keluarlah dengan kaki
sebelah kiri.
“Wahai Ali, hendaklah engkau membiasakan diri membaca surat Yasin
pada pagi dan sore hari. Sesungguhnya orang yang membaca surat Yasin dengan
cara tersebut, maka ia berada dalam perlindungan Allah Swt.
“Wahai Ali, siapa yang setiap malam membaca surat al-Hasyr, maka ia
terpelihara dari keburukan dunia dan akhirat.
“Wahai Ali, siapa yang setiap malam Jum’at membaca surat al-Baqarah,
maka tampaklah baginya cahaya yang ada di antara petala langit ketujuh dan
petala bumi ketujuh. Siapa yang pada malam Jum’at membaca surat ad-Dukhan
dan al-Mulk, maka Allah Swt mengampuni dosa-dosanya, dan dipelihara dari
fitnah kubur. Siapa membaca ayat terakhir dari surat al-Kahfi ketika hendak tidur
dalam keadaan miring, maka Allah Swt akan menjadikan untuknya cahaya mulai
dari kepala hingga mata kakinya. Siapa membaca surat ath-Thariq ketika hendak
tidur di tempat tidurnya, maka dituliskan untuknya kebaikan sebanyak jumlah
bintang-gemintang di langit.
“Wahai Ali, siapa membaca surat al-Mulk dan sesudah itu ia berdoa
‘Allaahumma a’shimnii bil islaami qaa-iman wa’shimnii bil islaami qaa-idan wa
raaqidan, wala tusymit fiyya ‘aduwwan walaa haasidan. Allaahumma innii
a’uudzubika min syarri kulli daabatin anta aakhidzun binaashiyatiha, wa as-
alukal khaira al-ladzii biyadik (Ya Allah Swt, dengan sebab Islam, jagalah aku
ketika dalam keadaan berdiri; dan dengan sebab Islam, jagalah aku ketika dalam
keadaan duduk dan tidur. Janganlah Engkau menjadikan musuh dan orang yang
hasud itu gembira melihat kemalanganku. Ya Allah Swt, sesungguhnya aku
berlindung kepadaMu dari keburukan segenap binatang melata yang Engkau
pegang ubun-ubunnya. Aku memohon kepadaMu kebaikan yang ada pada
kekuasaanMu.)’, maka Allah Swt akan memelihara orang tersebut dari jin,
manusia, dan binatang melata yang menyusahkannya.
“Wahai Ali, jika engkau menginginkan hajatmu dipenuhi, maka bacalah
Ayat Kursi dan berdoalah kepada Allah Swt ketika engkau mengalami berbagai
kesedihan maupun kesusahan. Bacalah doa ini, ‘Yaa hayyu yaa qayyuum laa
ilaaha ilaa anta birahmatika astaghiitsu, faghfir lii wa ashlih lii sya’nii wa farrij
hammii (Wahai Dzat yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhlukNya,
tiada tuhan selain Engkau. Dengan rahmatMu, aku memohon pertolongan. Maka
ampunilah aku, perbaikilah keadaanku, dan berikanlah jalan keluar atas
kesusahanku.)’, niscaya Allah Swt akan menghilangkan berbagai kesusahanmu,
menyingkirkan berbagai kesedihanmu, dan memenuhi segala kebutuhanmu.
“Wahai Ali, apabila engkau ditimpa kesusahan ataupun perkara yang
penting, maka bacalah doa ini, ‘Subhaanaka rabbii laa ilaaha illaa anta, ‘alaika
tawakkaltu anta rabbul ‘arsyil ‘azhiim (Maha Suci Engkau, Tuhanku. Tiada tuhan
selain Engkau. KepadaMu aku berserah diri. Engkau adalah Tuhan pemelihara
‘Arsy yang agung).
“Wahai Ali, perbanyaklah membaca doa yang diajarkan Jibril kepadaku,
yaitu doa untuk kekalnya kebaikan di dalam agama, dunia, dan akhirat.
“Wahai Ali, apabila engkau melihat hilal, maka ucapkanlah kalimat tahlil
3 kali, takbir 3 kali, lalu bacalah doa ini, ‘Allaahu akbar wa a’azzu wa aqdaru
mimma akhaafu wa akhdzaru (Allah Maha Besar, Maha Perkasa, serta Maha
Kuasa atas segala sesuatu yang aku takuti dan khawatirkan).
“Wahai Ali, jika berjumpa dengan orang yang engkau takuti, bacalah doa
ini, ‘Allaahumma innii adra-u bika fii nahrihii, wastakfiika ghadhabahuu, wa
a’uudzubika min syarrihii (Ya Allah Swt, dengan pertolonganMu, sesungguhnya
aku menolak leher (kejahatan) orang tersebut, memohon kecukupan kepadaMu
dari kemarahannya, dan memohon perlindungan kepadaMu dari keburukannya).
Tentang Berbagai Hal
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, mulailah dengan menguluk
salam kepada orang-orang Islam yang engkau jumpai. Maka Allah Swt
mencatatkan untukmu 20 kebaikan. Dan jawablah salam, maka Allah Swt akan
menuliskan 40 kebaikan bagi orang yang menjawab salam.
“Wahai Ali, jauhkan dirimu dari sifat marah, karena sesungguhnya marah
itu berasal dari setan. Dan ketika engkau sedang marah, setan sangat leluasa
kemampuannya menguasaimu.
“Takutlah engkau terhadap tajamnya doa orang yang dizhalimi, karena
sungguh Allah Swt mengabulkan doa yang dipanjatkannya, walaupun ia tergolong
orang kafir—karena dosa kekufurannya ditanggung sendiri.
“Wahai Ali, jauhkan dirimu dari sumpah palsu. Karena sesungguhnya
sumpah palsu itu membinasakan harta benda perdagangan serta melenyapkan
rezeki dan umur.
“Wahai Ali, siapa melaksanakan amar makruf nahi munkar, maka Allah
Swt akan menundukkan musuhnya. Siapa berlaku jujur dalam semua urusannya
maka Allah Swt membenci orang yang membencinya.
“Ketika anak yatim menangis, ‘Arsy berguncang. Lalu Allah Swt
berfirman, ‘Wahai Jibril, luaskanlah neraka bagi orang yang membuat tangis anak
yatim itu. Dan luaskanlah surga bagi orang yang menyenangkan hati anak yatim
tersebut.’
“Wahai Ali, agama adalah nasihat untuk (memenuhi hak) Allah Swt,
untuk rasulNya Saw, dan untuk orang-orang mukmin.
“Wahai Ali, ada tujuh golongan dari umatku yang masuk surga. Yaitu,
pemuda yang senang bertaubat, orang yang bersedekah secara diam-diam,
pengamal shalat Dhuha, orang yang kehilangan hartanya lebih lapang baginya
daripada kehilangan sekali saja shalat berjamaah, orang yang menangis karena
Allah Swt, dan orang yang gemar menghampiri para ulama di dalam majelis-
majelis mereka.
“Wahai Ali, siapa menunjukkan jalan kepada orang buta dengan tangan
kirinya, maka pada hari kiamat kelak tangan kanannya akan datang dalam
keadaan memegang tanganmu.
“Wahai Ali, apabila seorang manusia sedang sekarat, maka seluruh
persendiannya mengucapkan salam kepada sebagian sendi yang lain, ‘Semoga
keselamatan atasmu, karena sesungguhnya aku sekarang akan mati.’ Demikian
juga uban mengucapkan salam kepada rambut yang masih hitam.
“Wahai Ali, jagalah wasiatku ini sebagaimana aku telah menjaganya dari
Jibril yang membawanya dari Allah yang Maha Suci nama-namaNya, dan tiada
Tuhan selainNya.”

Anda mungkin juga menyukai