Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KOMUNIKASI

“KONSEP DAN TEKNIK PENKES DAN PROMKES"

Dosen Pembimbing :

Ns. Pauzan Effendi, SST., M.Kep

Disusun Oleh:

NURUL AFNI

(P05120219 072)

KELAS : IB

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas izinnya lah semata sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini tepat pada waktunya.
Tak lupa pula Salawat serta salam kita hanturkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa Umatnya keluar dari zaman
kegelapan menuju zaman terang menderang saat ini, semoga apa yang beliau
perjuangkan dapat kita tegakkan untuk pedoman kita umat manusia.
Syukur alhamdulilah saya mampu menyelesaikan makalah ini pada Mata
kuliah Keperawatan Dasar. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
telah membacanya dan mampu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
Saya sadar di dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh kerena itu saya mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah yang akan saya buat pada berikutnya.

  Bengkulu, 6 April 2020


DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................
Daftar Isi..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................
1.3 Tujuan.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Apa pengertian pendidikan kesehatan ?
2. Apa prinsip pendidikan kesehatan ?
3. Apa pengertian promosi kesehatan ?
4. Apa tujuan promkes?
5. Apa sasaran dari Promkes?
6. Sebutkan prinsip-prinsip promkes
7. Bagaimana strategi promkes?

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................
3.2 Saran...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional
adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan kesehatan,
lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya
derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh  masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat
kesehatanmasyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka
wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan
kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai
dewasa sebagai generasi muda.
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor –
faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan
individu maupun kelompok sangatlah besar. Salah satu usaha yang sangat
penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan
pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh
mana kegiatan tersebut bisa merubah perilaku masyarakat akan sangat
dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitan
dalam proses perubahan perilaku itu sendiri. Salah satu usaha pemerintah
adalah menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan reproduksi
adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya
didapat dibangku sekolah tetapi juga bisa dilakukan dengan cara mengadakan
penyuluhan oleh tenaga kesehatan, yang biasa disebut dengan promosi
kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, adapun rumusan masalah dalam
makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian pendidikan kesehatan ?
2. Apa prinsip pendidikan kesehatan ?
3. Apa pengertian promosi kesehatan ?
4. Apa tujuan promkes?
5. Apa sasaran dari Promkes?
6. Sebutkan prinsip-prinsip promkes
7. Bagaimana strategi promkes?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui pengertian pendidikan kesehatan
2. Mengetahui prinsip pendidikan kesehatan
3. Mengetahui pengertian promosi kesehatan
4. Mengetahui tujuan promkes
5. Untuk mengetahui apa saja sasaran dari Promkes
6. Mengetahui prinsip-prinsip promkes
7. Untuk mengetahui bagaimana strategi promkes
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam


pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada
individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu mengatasi
masalah-masalah kesehatannya sendiri.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya ialah suatu proses mendidik
individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah
kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainya, pendidikan
kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah diolah dengan
teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
harapan atau tujuan kegiatan tersebut.
Menurut Green & Keruter (2000), pendidikan kesehatan merupakan
proses yang menghubungkan informasi kesehatan dengan praktek kesehatan.
Cara penyampaian informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan
dengan melibatkan ilmu lain termasuk psikologi sosial yang diperlukan ketika
melakukan promosi (Kemm and Close, 1995).
Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang
dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara
mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup
penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu (Sarwono, 2004).
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan
merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas.
2.2 Prinsip Pendidikan Kesehatan
a. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan
kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat
mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
b. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang
kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri
yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
c. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran
agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap
dan tingkah lakunya sendiri.
d. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap
dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.3 Pengertian Promosi Kesehatan


WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi
kesehatan, pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku
maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga
perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan
kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.
Lawrence Green (1984), merumuskan definisi sebagai berikut : Promosi
kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.
Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), sebagai hasil rumusan
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan
bahwa “Health Promotion is the process of enabling people to control over
and improve their health”. To reach a state of complete physical, mental and
social well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment. Hal
tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa Promosi Kesehatan
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam konferensi ini
,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau
pendidikan kesehatan.
Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan memandirikan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya
melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta
pengembangan lingkungan yang sehat (Depkes, 2000).
Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk
memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Istilah dan pengertian promosi kesehatan ini merupakan
pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti
Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi
dan Edukasi).
Menurut Notoatmodjo (2005), Promosi Kesehatan dapat diartikan
sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa
masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan
gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta
mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve
their health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi
Kesehatan meliputi Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain
Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari
Promosi Kesehatan.

2.4 Tujuan Promosi Kesehatan


Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan. Green,1991 dalam Maulana, 2009, tujuan promosi
kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa
pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu
yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini
juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat
kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi
kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku
yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah,
contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan
meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi
masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek,
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja
meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.

2.5 Sasaran Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat , maka sasaran langsung promosi kesehatan adalah masyarakat.
Namun demikian , dikarenakan keterbatasan sumber daya yang ada , akan
tidak efektif apabila upaya promosi kesehatan langsung ditujukan ke
masyarakat . Oleh sebab itu , perlu dilakukan penahapan sasaran promosi
kesehatan . sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran
yaitu sebagai berikut :
a. Sasaran Primer (Primary Target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk
masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan
remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran
primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat .

b. Sasaran Sekunder (Secondary Target)


Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok
ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di
sekitamya. Di samping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat
sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi
masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada
sasaran sekunder ini adalah sejaian dengan strategi dukungan sosial
(social support).

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)


Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat
pusat, maupun daerah adalah sasaran tertier pendidikan kesehatan Dengan
kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini
akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat
(sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer).
Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini
sejalan dengan strategi advokasi (advocacy) kesehatan, maka sasaran ini
dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan
umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan
anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya
promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat.

d. Ada sasaran promosi kesehatan secara spesifik yaitu:


1. Perorangan/ Keluarga
a) Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran
(baik langsung maupun melalui media massa).
b) Mempunyai pengetahuan dan kemauan untuk memlihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c) Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
d) Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang
berkaitan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
kesehatan.
2. Masyarakat/ Lsm
a) Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan /upaya
kesehatan.
b) Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
3. Lembaga Pemerintah/ Lintas Sektor/ Politisi/ Swasta
a) Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.
b) Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di
bidang kesehatan.
4. Petugas Program/ Institusi
a) Memasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap
program
b) Membuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di
bidang kesehatan.

2.6 Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan

Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya
mengandung prinsip , yaitu sebagai berikut :

1. Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan


seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan
tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2. Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif
dalam pengambilan keputusan.
3. Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang
mempengaruhi kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4. Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil
yang di dapat oleh klien.
5. Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi
terkait lainnya atau organisasi.
6. Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan
promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program
kebijakkan.

Sedangkan menurut Michael,dkk,2009 Prinsip-prinsip promosi kesehatan


antara lain sebagai berikut :

1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program


intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat
dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3. Fokus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat
didefinisikan serta dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
pekerja.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan
mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan juga.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi
maupun intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi
pada perorangan dan kelompok.
8. Intervensi harus bersifat kontinue serta didasarkan pada prinsip-
prinsippemberdayaan dan atau model yang berorientasi pada masyarakat
dengan menggunakan lebih dari satu metode.
2.7 Strategi Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan berdasarkan (Piagam Ottawa 1986) ialah
sebagai berikut :
1. Kebijakan berwawasan kebijakan
Strategi promosi kesehatan yang mana ditujukan kepada para
penentu kebijakan agar mengeluarkan kebijakan dan ketentuan yang
menguntungkan bahkan dapat merugikan kesehatan, sehingga dalam
menentukan keputusan diperhatikan dampaknya bagi kesehatan
masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung
Srategi ini dikelola oleh para pengelola tempat umum, termasuk
pemerintah kota. Dimana mereka dapat menyediakan sarana dan
prasarana bagi masyarakat dalam meningkatkan kesehatnnya, sehingga
nantinya akan tercipta lingkungan yang sehat untuk mendukung prilaku
sehat masyarakat
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan
Realisasi dari reorintasi pelayanan kesehatan ini adalah para
penyelenggara kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus
dilibatkan dalam memberdayakan masyarakat agar dapat berperan
bukan hanya sebagai penerima pelayan kesehatan namun dapat menjadi
menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan.
4. Keterampilan Individu
Strategi ini mewujudkan adanya keterampilan individu-individu
dalam meningkatkan dan memelihara kesehatanya. Langkah awal untuk
strategi ini adalah pemberian pemahaman tentang penyakit dalam
bentuk metode atau teknik kepada individual bukan dalam bentuk
massa
5. Gerakan Masyarakat
Adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan
dan memelihara kesehatannya. Hal ini akan tampak dari prilaku
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya tanpa
harus ada kegiatan namun akan tampak dari prilaku menuju sehat.

Berdasarkan rumusan yang dibuat oleh WHO (1994), strategi promosi


kesehatan secara global dibagi menjadi tiga yang akan dibentuk dalam
intervensi, yaitu :

a) Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain
agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang
diinginkan. Pendekatan advokasi ialah sasaran kepada para pembuat
keputusan atau penentu keputusan sesuai sektornya. Intinya adalah strategi
advokasi kesehatan merupakan pendekatam yang dilakukan dengan
pimpinan atau pejabat dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan Kegiatan advokasi ini ada dalam bentuk
formal dan informal. Advokasi dalam bentuk formal misalnya : penyajian
presentasi, seminar, atau suatu usulan yang dilakukan oleh para pejabat
terkait. Advokasi informal misalnya : Suatu kegiatan untuk meminta dana,
atau dukungan dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang relevan
dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat dilakukan secara
perseorangan kepada pejabat ialah dengan : lobi, dialog, negosiasi dan
debat. Sehingga diharapkan mendapatkan hasil adanya tindakan yang
nyata, kepedulian, serta pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga
terjadi kelanjutan kegiatan.

b) Dukungan sosial ( Social Support )


Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk
mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat. Dimana
tujuannya dengan menggunakan tokoh masyarakat sebagai jembatan
antara sektor kesehatan atau pengembang kesehatan dengan masyarakat.
Intervensi keperawatan yang diberikan dalam stretegi dukungan sosial
ialah : pelatihan bagi para tokoh masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi
para tokoh masyarakat, sehingga hasil yang diharapkan adalah adanya
peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam
pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga dimana meningkat
pengetahuannya tentang kesehatan, adanya pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang ada misalnya posyandu.

c) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)


Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang langsung
kepada masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan untuk mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat itu sendiri. Intervensi keperawatan dalam pemberdayaan
masyarakat adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat
berupa : penyuluhan kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain
sebagainya. Hasil yang diharapkan adalah sumber daya manusia yang
berperan dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat,
kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan
yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi
kesehetan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan
perilaku kesehatan khususnya tentang kesehatan reproduksi.

3.2. Saran
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. 2010. Konsep dan Prinsip Promosi Kesehatan. [Online].
http://enyretnaambarwati.blogspot.com. Diakses tanggal 18 April 2013

Cahyo, Kusyogo, Tri Prapto Kurniawan dan Ani Margawati. 2008. Faktor –
faktor yang mempengaruhi Praktik Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA
Negeri 1 Purbalingga Kabuapten Purbalingga. Vol. 3. No. 2
Kozier dan Erb. 1999. Fundamental of Nursing: Concept and Practice. St. Louis:
Mosby. Stuard, G.W., dan M.L. Laraia. 1998. Principle and Practice of
Psychiatric Nursing. Edisi keenam. St. Louis: Mosby.

Taylor, C.; C. Lillis; dan P. LeMone. 1989. Fundamental of Nursing : The Art
and Science of Nursing Care. Philadelphia: J.B. Lippincott.

Stickey, T.& Fresh water, D. (2006). The art of listening in the rherapeutic
relationship. Mental health practice, 9 (5): 12-18.

Taylor C. (1993). Fundamental of Nursing: The Art and Science of Nursing Care.
Philadelphia: Lippincott Raven Publisher.

Anda mungkin juga menyukai