S A S I
Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon
• Kriteria Badan Usaha Milik Negara yang Diberikan Hak Monopoli dalam Perspektif
Hukum Persaingan Usaha
Rory J. Akyuwen
• Pemenuhan Hak Asasi Manusia Atas Bangunan Dengan Kontrak Built, Operate And
Transfer
Sarah S. Kuahaty
• Kerugian Negara dalam Pemberiaan Pinjaman Dana Bergulir Bagi Koperasi Simpan
Pinjam
J. Hattu
4. S. Peilouw, SH. MH
EDITORIAL
yang terjadi dalam masyarakat. Dinamika dan tuntutan masyarakat yang begitu cepat berubah,
pemerintah dalam memberikan perlindungan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab serta
kewenangannya. Dalam edisi “SASI” kali ini beberapa permasalahan hukum yang menjadi
sorotan adalah Peralihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Menurut Hukum Perdata,
Tanggungjawab Pengusaha Pelayaran Dalam Perjanjian Kerja Laut (PKL) Terkait Dengan
Jam Kerja, Upaya Hukum Pembatalan Putusan Arbitrase Di Pengadilan, Kriteria Badan Usaha
Milik Negara yang Diberikan Hak Monopoli dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha,
Pemenuhan Hak Asasi Manusia Atas Bangunan Dengan Kontrak Built, Operate And Transfer,
Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat, Perlindungan Korban
Kejahatan Dalam Hukum Positif Indonesia, Kerugian Negara dalam Pemberiaan Pinjaman
Dana Bergulir Bagi Koperasi Simpan Pinjam, Pemidanaan Anak dalam Perspektif Keadilan
Restoratif.
kajian-kajian yang terkait dengan upaya pengembangan dan pembangunan ilmu hukum
Redaksi
DAFTAR ISI
Editorial ………………………………………………………………………….. i
• Kriteria Badan Usaha Milik Negara yang Diberikan Hak Monopoli dalam
Perspektif Hukum Persaingan Usaha
Rory J. Akyuwen ............................................................................................... 30
Jurnal SASI adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Hukum
Universitas Pattimura, sebagai upaya mempublikasikan hasil-hasil
pemikiran dan penelitian di bidang ilmu hukum dalam upaya pengembangan
ilmu hukum, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Naskah Tulisan bertemakan hukum, bersifat ilmiah yang belum pernah
diterbitkan dalam media cetak lain.
2. Sistematika penulisan terdiri dari Abstrak, Pendahuluan, Pembahasan,
Penutup, dan Daftar Pustaka
3. Naskah wajib mencantumkan abstrak dalam bentuk bahasa Inggris yang
baik.
4. Diketik dengan menggunkan pengolah kata MS Word, spasi rangkap,
setebal 10-15 halaman kwarto dalam bentuk naskah dan disket.
5. Margin kiri dan atas 4, margin kanan dan bawah 3. Menggunakan huruf
Times New Roman 12.
6. Redaksi berhak menyingkat atau memperbaiki tulisan untuk
keseragaman format tanpa mengubah maksud isinya. kandungan tulisan
tetap menjadi tanggungjawab penulis.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 1
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016
ABSTRACT
Copyright is a proprietary right therefore is of a special nature because the right is only
granted to the creator or owner / holder of the rights concerned for within a certain period of
time obtaining legal protection to announce, reproduce, distribute, and other works of his
work, or grant permission to Other people to do these things. Copyright is classified as the
right to movable objects, so that copyright may be transferred either wholly or partially due
to inheritance, grant, endowment, testament, written agreement, or any other cause levied in
accordance with the provisions of the law. The arrangement of the inheritance of copyright
shall be regulated in accordance with the inheritance law based on the Civil Code which
regulates the status of a person's property after passing away by means of transfer of such
property to another person and Law Number 28 Year 2014 concerning the Copyright that
regulates the inheritance of copyright. Copyright as an inherited property may transfer or
transfer ownership in whole or in part which takes place automatically since the death of the
copyright owner (heir) and the status of copyright after being inherited is still recognized and
protected by Law Number 28 of 2014.
Adapun harta warisan ini kemudian hukum kewarisan Islam khususnya bagi
diadakan yang berakibat para waris dapat umat Islam di Indonesia.3
menguasai dan memiliki bagian untuk dapat Kemajuan ilmu pengetahuan dan
dinikmati, diusahakan ataupun, dialihkan teknologi dalam proses pembangunan yang
kepada anggota kerabat, ataupun orang lain.2 telah digalakkan sekarang ini senantiasa
Dengan demikian, maka dapat ketahui tidak luput dari kepentingan perlindungan
bahwa begitu pewaris meninggal dunia, hukum.4 Salah satu perkembangan dalam
harta warisan harus segera dibagikan dan dunia perekonomian dewasa ini adalah
dialihkan kepada ahli warisnya yang dengan munculnya hak cipta. Hal ini muncul dengan
sendirinya menurut hukum memperoleh hak adanya kemajuan pesat dalam bidang ilmu
waris atas barang, segala hak dan segala pengetahuan dan teknologi percetakan. Ini
piutang pewaris. Berkaitan dengan hak sangat mempermudah penggandaan dan
tersebut setiap ahli waris berhak menuntut perbanyakan barang cetakan yang berupa
agar harta warisan yang belum dibagikan buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain.
untuk segera dibagikan., meskipun ada Hak cipta merupakan hasil atau
perjanjian yang bertentangan dengan itu. penemuan yang merupakan kreativitas
Menurut R. Soepomo dalam bukunya manusia di bidang seni, sastra dan ilmu
Bab-bab tentang Hukum Adat menjelaskan pengetahuan. Masalah hak cipta adalah
bahwa pembagian warisan perlu masalah yangsangat luas, karena tidak saja
diperhatikan unsur-unsur mutlak (essensial) menyangkut hak-hak individu yang berada
dari pewarisan tersebut diantaranya adalah dalam lingkungan nasional, namun ia sudah
sebagai berikut: merupakan masalah yang sudah menyebar
1) adanya pewaris yang meninggal dan bergumul dalam lingkungan
dunia dan meninggalkan harta internasional.
kekayaan Karya-karya di bidang ilmu
2) adanya beberapa orang sebagai ahli pengetahuan, seni, dan sastra pada dasarnya
waris yang menerima kekayaan yang adalah karya intelektualitas manusia yang
ditinggalkan; dan dilahirkan sebagai perwujudan kualitas rasa,
3) adanya harta warisan atau harta karsa, dan ciptanya. Karya-karya seperti itu
peninggalan. pada akhirnya selain memiliki arti sebagai
karya yang secara fisik hadir di tengah-
Pada saat ini di Indonesia belum ada tengah manusia, juga hadir sebagai sarana
hukum waris nasional yang unifikasi dan pemenuhan batiniyah setiap orang. Dengan
termodifikasi sebagaimana Hukum Waris semakin banyak, semakin besar, dan
dalam BW. Hukum waris yang berlaku di semakin tinggi kualitas karya-karya
negeri ini masih beraneka ragam, di mana seseorang, pada akhirnya akan memberikan
pengadilan yang berwenang mengenai soal nilai terhadap harkat dan martabat manusia
warisan berada di tangan Pengadilan yang melahirkannya dan kehidupan
Agama bagi kasus warisan yang manusia pada umumnya.5
diselesaikan dengan hukum kewarisan Hak cipta adalah hak khusus bagi
Islam, dan Pengadilan Negeri bagi kasus pencipta / pemegangnya untuk
warisan yang diselesaikan dengan hukum
waris selain Islam. Keadaan dan 3
Suparman, Ikhtisar Hukum Waris Menurut
perkembangan hukum waris di Indonesia KUH Perdata (BW), Dar al-Ulum Press, Jakarta,
semacam ini mendorong kita untuk 1993, hlm. 51
memahami dengan baik kesempurnaan 4
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2006, hlm.
39
2 5
Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat. Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum
Citra Aditya Bakti, Bandung 2003, hlm. 33 dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta 1996, hlm. 86
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 3
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016
8
http : / / baltyra. Com / 2014 / 03 / 14 /
6
Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta: memahami-intrik-penguasaan-perebutan-warisan-
Analisis dan Penyelesaiannya, Sinar Grafika, Jakarta, dalam-politik-keluarga/#ixzz3yWS9tZe5. Diakses
1992, hlm. 4 Tanggal 26 Januari 2016
7 9
Ibid., hlm. 24 Zainuddin Ali, Op.Cit., hlm. 83.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 4
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016
tiap- tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak undang-undang hak kebendaan itu beralih
milik”. atau dialihkan oleh si pemilik.
Hak cipta merupakan salah satu Ketika seorang meninggal dunia maka
macam hak kekayaan intelektual dan sejalan terutama yang menyangkut harta
dengan macam-macam benda sebagaimana peninggalannya adalah warisan, menjadi
disebutkan dalam Pasal 16 ayat (1) Undang- terbuka dan mulai saat itu terjadi peralihan
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak harta kekayaan pewaris. Hak cipta
Cipta bahwa hak cipta merupakan benda merupakan salah satu harta kekayaan
bergerak tidak bertubuh. Selain itu hak cipta pewaris yang menjadi objek warisan.
juga merupakan hak yang dapat dimiliki, Warisan merupakan salah satu bentuk
dan juga dapat menjadi objek pemilikan atau pengalihan harta kekayaan karena dengan
hak milik, oleh karenanya terhadap hak cipta meninggalnya seseorang berakibat harta
itu berlaku syarat-syarat pemilikan, baik kekayaannya beralih pada ahli warisnya.
cara pemindahannya maupun cara Terkait dengan pewarisan hak atas
pengalihan haknya, artinya hak cipta juga kekayaan intelektual khususnya hak cipta
dapat diwariskan oleh pemilik hak cipta tidak secara spesifik diatur di dalam
(pewaris) kepada keluarga sedarahnya KUHPerdata. Namun seperti yang kita
ataupun orang lain yang ditunjuk di dalam ketahui bahwa harta warisan adalah harta
wasiatnya. benda peninggalan dari pewaris, baik berupa
Dalam Undang-Undang Nomor 28 benda bergerak dan tidak bergerak, benda
Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 1 berwujud dan tidak berwujud. Hak cipta
angka 1, Hak Cipta adalah hak eksklusif merupakan benda bergerak tak
pencipta yang timbul secara otomatis berwujud yang merupakan obyek hak milik
berdasarkan prinsip deklaratif setelah penciptanya dan termasuk harta kekayaan
suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk penciptanya. Artinya, jika penciptanya
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai meninggal dunia maka hak cipta juga
dengan ketentuan peraturan perundang- merupakan harta warisan atau harta
undangan. peninggalan dari penciptanya (pewaris).
Hak cipta sebagai hak kebendaan juga Jadi, pewarisannya juga mengacu pada
dapat beralih atau dialihkan. Ini suatu bukti pasal-pasal tentang pewarisan yang terdapat
bahwa Undang- Undang Nomor 28 Tahun di dalam KUHPerdata.
2014 telah mengikut i prinsip-prinsip hukum Subekti juga mengatakan bahwa
benda yang dianut oleh seluruh negara di dalam hukum waris menurut KUHPerdata
dunia dalam penyusunan undang-undang berlaku satu asas: “apabila seseorang
hak ciptanya. Sebagai kebendaan meninggal dunia, maka seketika itu juga
immaterial, hak cipta harus pula dihormati segala hak dan kewajibannya beralih kepada
sebagai hak pribadi pemakainya. Wujud dari sekalian ahli warisnya”. Hak- hak dan
penghormatan hak pribadi itu adalah kewajiban yang beralih kepada ahli waris
diakuinya oleh undang-undang tentang adalah termasuk ruang lingkup harta
keberadaan hak milik, apakah itu hak milik kekayaan atau hanya hak dan kewajiban
atas benda materiil maupun hak milik atas yang dapat dinilai dengan uang, termasuklah
benda immaterial seperti hak cipta. Hak di dalamnya hak kekayaan intelektual
milik sebagai hak kebendaan yang paling khususnya hak cipta.
sempurna tentu saja jika dibandingkan Menurut Pasal 830 KUHPerdata,
dengan hak kebendaan yang lain dikatakan bahwa “ Pewarisan hanya
memberikan kenikmatan yang sempurna berlangsung karena kematian”. Jadi, harta
pula kepada pemiliknya. Salah satu wujud peninggalan baru terbuka jika si pewaris
pengakuan dari hak kebendaan yang telah meninggal dunia, dan saat ahli waris
sempurna itu dalah diperkenankannya oleh masih hidup ketika warisan terbuka. Dalam
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 8
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016
hal ini, ada ketentuan khusus dalam Pasal 2 Ahli waris golongan ketiga terdiri
KUHPerdata, yaitu anak yang dalam dari: keluarga sedarah dalam garis
kandungan seorang perempuan dianggap lurus keatas, sesudah orang tua.
sebagai telah dilahirkan bila kepentingan si 4) Ahli waris golongan keempat
anak menghendakinya. Apabila anak Ahli waris golongan keempat yaitu
tersebut meninggal sewaktu dilahirkan, keluarga sedarah lainnya dalam garis
maka ia dianggap tidak pernah ada. Jadi, menyamping sampai derajat keenam.
seorang anak yang lahir disaat ayahnya
telah meninggal, maka ia berhak Kelompok kedua adalah orang yang
mendapat warisan.19 menjadi ahli waris karena si yang meninggal
Siapa yang sebenarnya layak menjadi di masa hidupnya pernah melakukan
ahli waris? Secara garis besar ada dua perbuatan-perbuatan hukum tertentu,
kelompok yang layak dan berhak sebagai misalnya perbuatan hukum pengakuan
ahli waris, kelompok pertama adalah anak luar kawin atau perbuatan hukum
seseorang atau beberapa orang yang dengan membuat surat wasiat atau
menurut hukum dan undang- undang telah testament.
ditentukan sebagai ahli waris, dalam Apabila pewaris tidak mempunyai
Pasal 832 KUHPerdata, disebutkan: ahli waris sama sekali baik melalui
“Menurut undang-undang yang berhak hubungan darah maupun melalui surat
untuk menjadi ahli waris ialah para wasiat, maka negaralah sebagai ahli waris
keluarga sedarah, baik sah maupun luar yang berhak mewaris semua harta
kawin dan si suami atau istri yang hidup peninggalan pewaris (Pasal 873 ayat (1) dan
terlama, semua menurut peraturan 832 ayat (2) KUHPerdata). Artinya,
tertera dibawah ini. Dalam hal, pewarisan hak cipta itu akan jatuh kepada
bilamana baik keluarga sedarah, negara sebagai ahli waris yang berhak
maupun yang hidup terlama diantara mewaris atas hak cipta tersebut.
suami istri tidak ada, maka segala harta Lalu siapakah yang tidak layak
peninggalan si peninggal menjadi milik menerima harta warisan? Orang-orang yang
negara, yang mana berwajib akan tidak layak menerima harta warisan
melunasi segala hutangnya, sekedar menurut Pasal 838 KUHPerdata adalah
harga harta peninggalan mencukupi sebagai berikut:
untuk itu”. 1) Mereka yang dengan putusan hakim
telah dihukum karena membunuh
Anggota-anggota keluarga si pewaris atau mencoba membunuh pewaris.
dibagi dalam 4 (empat) golongan, yaitu: 2) Mereka yang dengan putusan hakim
1) Ahli waris golongan pertama telah dihukum karena dipersalahkan
Dalam golongan pertama, yaitu memfitnah dan mengadukan pewaris,
anak-anak beserta turunan-turunan bahwa pewaris melakukan kejahatan
dalam garis lancing ke bawah serta yang diancam hukuman penjara lima
suami/ istri yang hidup terlama. tahun atau lebih berat.
2) Ahli waris golongan kedua 3) Mereka yang dengan kekerasan telah
Ahli waris golongan kedua yaitu nyata-nyata menghalangi atau
orang tua, saudara laki-laki, saudara mencegah pewaris untuk membuat
perempuan, dan keturunan saudara atau mencabut surat wasiatnya.
laki- laki dan perempuan tersebut. 4) Mereka yang telah menggelapkan,
3) Ahli waris golongan ketiga memusnahkan, dan memalsukan
surat wasiat si pewaris.
19
Effendi Perangin, Hukum Waris, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 4. Hak cipta atau ciptaan seperti yang
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 9
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016
dapat diwariskan oleh pemiliknya yaitu hasil perbanyakkan) karya cipta yang dilindungi.
karya pencipta atau ciptaan yang Sedngkan hak moral adalah hak yang
menunjukkan keasliannya dalam lapangan melekat pada diri pencipta yang tidak dapat
ilmu pengetahuan, seni dan satra. Pasal 9 dihilangkan atau dihapus tanpa alasan
ayat 2 TRIPs bahwa Perlindungan hak cipta apapun. Apabila hak cipta dapat dialihkan
hanya diberikan pada perwujudan suatu kepada pihak lain, maka hak moral tidak
ciptaan dan bukan pada ide, prosedur, dapat dipisahkan dari pencipta dan penemu
metode pelaksanaan atau konsep-konsep karena bersifat pribadi atau kekal. Sifat
matematis semacamnya.20 Menurut L.J. pribadi menunjukkan ciri khas yang
Taylor dalam bukunya Copyright for berkenaan dengan nama baik, kemampuan
Librarians menyatakan bahwa yang dan integritas yang hanya dimiliki oleh
dilindungi hak cipta adalah ekspresinya dari pencipta atau penemu. Kekal artinya
sebuah ide, jadi bukan melindungi idenya itu melekat pada pencipta atau penemu
sendiri. Artinya, yang dilindungi hak cipta selama hidup bahkan setelah meninggal
adalah sudah dalam bentuk nyata sebagai dunia. Hak moral ini berkaitan dengan
sebuah ciptaan, bukan masih merupakan perlindungan kepentingan nama baik dari
gagasan.21 pencipta, misalnya untuk tetap
Perlindungan hak cipta tidak diberikan mencantumkan namanya sebagai pencipta
kepada ide atau gagasan karena karya cipta dan untuk tidak mengubah isi karya cipta.
harus memliki bentuk yang khas, Hak ekonomi suatu ciptaan tetap
bersifat pribadi dan menunjukkan keaslian berada di tangan pencipta atau pemegang
sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan hak cipta selama pencipta atau pemegang
kemampuan, kreatifitas, atau keahlian hak cipta tidak mengalihkan seluruh hak
sehingga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, ekonomi dari pencipta atau pemegang hak
atau didengar. Dengan demikian, terdapat cipta tersebut kepada penerima pengalihan
dua persyaratan pokok untuk mendapatkan hak atas ciptaan. Hak ekonomi yang
perlindungan hak cipta, yaitu unsur keaslian dialihkan pencipta atau pemegang hak cipta
dan kreatifitas dari suatu karya cipta. Bahwa untu seluruh atau sebagian tidak dapat
suatu karya cipta adalah hasil dari kreatifitas dialihkan untuk kedua kalinya oleh pencipta
penciptanya itu sendiri dan bukan tiruan atau pemegang hak cipta yang sama.
serta tidak harus baru atau unik. Namun, Kedudukan ahli waris dalam
harus menunjukkan keaslian sebagai suatu pewarisan hak cipta adalah bahwa ahli waris
ciptaan seseorang atas dasar kemampuan dapat menentukan sikapnya atas pewarisan
dan kreatifitasnya yang bersifat pribadi. hak cipta yaitu dengan:
Perlindungan hak cipta, hukum a) Menerima harta warisan secara penuh
membedakan dua macam hak, yaitu hak b) Menerima warisan bersyarat
ekonomi (economic rights) dan hak c) Menolak harta warisan
moral (moral rights). Hak ekonomi adalah
hak untuk mendapatkan manfaat sejumlah Pernyataan dalam menentukan sikap
uang atas suatu ciptaan. Hak ekonomi ini dari penerima warisan ini juga dijelaskan di
berhubungan dengan perlindungan dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28
kepentingan ekonomi pencipta, misalnya Tahun 2014 tentang Hak Cipta, hak moral
untuk mendapatkan pembayaran royalti tidak dapat dialihkan dengan alasan apapun
atas penggunaan (pengumuman / selama pencipta masih hidup, tetapi
pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan
dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan
20
Tim Lindsley,dkk, Hak Kekayaan ketentuan peraturan perundang-undangan
Intelektual Suatu Pengantar, Alumni, Bandung, setelah pencipta meninggal dunia.
2006, hlm. 105.
21
Rachmadi Usman, Op.Cit., hlm. 121. Apabila terjadi pengalihan
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 10
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016
pelaksanaan hak moral setelah pencipta antara anak laki- laki dan anak perempuan,
meninggal dunia, maka penerima pengalihan antara suami dan istri. Mereka berhak
pelaksanaan hak moral tersebut dapat mewaris dengan mendapat bagian yang
memilih apakah menerima atau menolak sama. Porsi bagian anak laki- laki sama
pengalihan pelaksanaan hak moral dengan anak perempuan. Porsi bagian
tersebut.Penerima dapat melepaskan atau seorang istri atau suami sama dengan
menolak pelaksanaan haknya dengan syarat bagian anak jika dari perkawinan itu
pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak dilahirkan anak.
tersebut dinyatakan secara tertulis. Apabila dihubungkan dengan sistem
Artinya, Undang-Undang Hak Cipta keturunan, KUHPerdata menganut sistem
2014 sejalan dengan ketentuan KUHPerdata keturunan bilateral. Setiap orang itu
dalam hal penentuan sikap dari penerima menghubungkan dirinya ke dalam
pengalihan hak, dikatakan bahwa penerima keturunan ayah ataupun keturunan ibunya.
hak bisa menerima atau bahkan menolak Artinya, ahli waris berhak mewaris dari
pelaksanaan haknya dengan syarat ayah jika ayah meninggal dan berhak
pernyataan sikap tersebut dinyatakan mewaris dari ibu jika ibu meninggal. Artinya
secara tertulis. jika semasa hidupnya ayah dan ibunya
Menurut Pasal 913 KUHPerdata masing- masing memiliki hak cipta yang
bahwa: “bagian mutlak atau legitieme portie berbeda, maka ahli warisnya berhak
adalah suatu bagian dari harta peninggalan mewaris kedua hak cipta tersebut baik hak
yang harus diberikan kepada para waris cipta dari ayahnya maupun hak cipta dari
dalam garis lurus menurut undang-undang, ibunya.22
terhadap bagian mana si yang meninggal Apabila dihubungkan dengan sistem
tak diperbolehkan menetapkan sesuatu, pewarisan, KUHPerdata menganut sistem
baik selaku pemberian antara yang masih pewarisan individual. Artinya, sejak terbuka
hidup maupun selaku wasiat.” waris (pewaris meninggal) harta warisan
Pewaris berhak melakukan apa saja dapat dibagi-bagi pemilikannya antara para
terhadap harta kekayaannya namun ahli waris. Setiap ahli waris berhak
terdapat pembatasan terhadap haknya yang menuntut bagian warisan yang sama yang
ditentukan oleh undang- undang. Pewaris menjadi haknya.
wajib mengindahkan atau memperhatikan Serta hukum pewarisan KUHPerdata
legitieme portie. Jadi, pada dasarnya pewaris menganut sitem penderajatan. Artinya, ahli
tidak dapat mewasiatkan seluruh hartanya, waris yang derejatnya lebih dekat dengan si
karena pewaris wajib memperhatikan pewaris menutup ahli waris yang lebih jauh
legitieme portie, akan tetapi apabila pewaris derejatnya. Artinya, jika pewaris meninggal
tidak mempunyai keturunan maka warisan dan ahli waris pada golongan pertama yaitu
dapat diberikan seluruhnya pada penerima anak-anak dan istri/suami masih hidup maka
wasiat. hak cipta tersebut diwariskan kepada mereka
Porsi bagian ahli waris kerena wasiat dan menutup ahli waris lain pada golongan-
mengandung asas bahwa apabila pewaris golongan selanjutnya.
mempunyai ahli waris yang merupakan Para ahli waris berhak atas
keluarga sedarah, maka bagiannya tidak sepenuhnya ciptaan-ciptaan tersebut.
boleh mengurangi bagian mutlak dari para Kedudukan ahli waris untuk memperoleh
legitimaris(ahli waris yang menerima warisan dalam hal ini adalah terhadap
legitieme portie). Jadi jumlah bagiannya si pewarisan hak cipta sesuai dengan ketentuan
penerima wsiat tidak tentu karena orang undang-undang. Jika pewaris hanya
yang memperoleh harta semacam ini meninggalkan satu orang ahli waris maka
tergantung dari kehendak pemberi waris.
KUHPerdata tidak membedakan 22
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 197.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 11
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016
pewarisan hak cipta itu dimiliki sepenuhnya warisan, oleh sebab itu hak cipta dapat
oleh dirinya sendiri. Dan jika terdapat ahli diwariskan.
warisnya lebih dari satu orang, maka itu
tidak menjadi masalah dalam menerima
warisan karena hak cipta dapat dimiliki oleh DAFTAR PUSTAKA
mereka secara bersama-sama.23
Pewarisan buku misalnya, hak cipta Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata
seorang penulis otomatis diwariskan kepada Indonesia, Citra Aditya Bakti,
ahli warisnya sejak ia meninggal dunia, Bandung, 2011.
selama buku yang diciptakannya itu masih Efendi Perangin, Hukum Waris. Raja
laku terjual maka ahli waris akan menerima Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
royalti dengan perhitungan yang sama. Dan Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-
jika terdapat lebih dari satu ahli waris maka Aspek Hukumnya, Rineka Cipta, 2010.
royalti yang di dapat tersebut akan dibagi Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat.
dengan porsi bagian yang sama tiap-tiap ahli Citra Aditya Bakti, Bandung 2003.
waris. O K. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan
Selanjutnya setelah adanya proses Intelektual (Intellrctual Property
peralihan hak cipta melaui pewarisan, maka Rights), Raja Grafindo Persada,
kedudukan hak cipta baik yang menjadi Jakarta, 2007.
milik ahli warisnya atau milik penerima Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum
wasiat tidak dapat disita, kecuali jika hak itu dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta
diperoleh secara melawan hukum. 1996.
Jelaslah bahwa sesungguhnya hak Suparman, Ikhtisar Hukum Waris Menurut
cipta diakui dan mendapat perlindungan dari KUH Perdata (BW), Dar al-Ulum
undang-undang secara tepat dan sempurna, Press, Jakarta, 1993.
karena memang hak cipta merupakan hak Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
secara khusus diberikan kepada si pencipta Perdata Indonesia, Liberty,
atai si pemegang hak cipta, walaupun si Yogyakarta, 2006.
pemegang hak cipta adalah merupakan Tim Lindsley,dkk, Hak Kekayaan
warisan dari si pencipta yang telah Intelektual Suatu Pengantar, Alumni,
meninggal dunia, namun kedudukannya Bandung, 2006.
masih tetap diakui dan dilindungi oleh Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta:
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Analisis dan Penyelesaiannya, Sinar
tentang Hak Cipta.. Grafika, Jakarta, 1992.
Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris
C. P E N U T U P di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2008.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan,
maka dapat disimpulkan bahwa hak cipta
merupakan benda imateriil yang dapat
beralih karena pewarisan terjadi berdasarkan
ketentuan undang-undang sehingga
kepemilikan beralih kepada ahli waris
karena ketentuan undang-undang, beralih
otomatis sejak meninggalnya pemilik hak.
Sehingga hak cipta merupakan salah satu
harta kekayaan pewaris yang menjadi objek
23
Gatot Supramono, Op. Cit., hlm. 31.