Anda di halaman 1dari 16

Volume 22. Nomor 2.

Bulan Juli – Desember 2016 ISSN 1693-0061

S A S I
Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon

• Peralihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Menurut Hukum Perdata


Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba

• Tanggungjawab Pengusaha Pelayaran Dalam Perjanjian Kerja Laut (PKL) Terkait


Dengan Jam Kerja
Agustina Balik

• Upaya Hukum Pembatalan Putusan Arbitrase Di Pengadilan


Pieter Radjawane

• Kriteria Badan Usaha Milik Negara yang Diberikan Hak Monopoli dalam Perspektif
Hukum Persaingan Usaha
Rory J. Akyuwen

• Pemenuhan Hak Asasi Manusia Atas Bangunan Dengan Kontrak Built, Operate And
Transfer
Sarah S. Kuahaty

• Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat


Adonia Ivonne Laturette

• Perlindungan Korban Kejahatan Dalam Hukum Positif Indonesia


Hb. Sujiantoro

• Kerugian Negara dalam Pemberiaan Pinjaman Dana Bergulir Bagi Koperasi Simpan
Pinjam
J. Hattu

• Pemidanaan Anak dalam Perspektif Keadilan Restoratif


Hadibah Zachra Wadjo
P E N G E L O LA

Penanggung Jawab : Dr. J. Tjiptabudy, SH. M. Hum (Dekan)

Penasihat : 1. J. D. Pasalbessy, SH. M.Hum (PD I)

2. Dr. A. D. Laturete, SH. MH (PD II)

3. N. Tianotak, SH. M.Hum (PD III)

4. O. Lawalata, SH. M.Hum (PD IV)

Pemimpinan Redaksi : Ny. S. S. Kuahaty, SH. MH

Wakil Pemimpin Redaksi : Ny. R. D. Daties, SH. MH

Sekretaris Redaksi : E. S. Holle, SH. MH

Redaksi Ahli : 1. Prof. Dr. R. Z. Titahelu, SH. MS

2. Dr. H. Hattu, SH. MH

3. Dr. J. Leatemia, SH. MH

4. Dr. S. E. M. Nirahua, SH. M.Hum

Redaktur Pelaksana : 1. Ny. Y. A. Lewerissa, SH. MH

2. M. A. H. Labetubun, SH. L.LM

3. A. D. Bakarbessy, SH. LLM

4. S. Peilouw, SH. MH
EDITORIAL

Pemerintah dalam melaksanakan tugasnya, sering diperhadapkan dengan perubahan

yang terjadi dalam masyarakat. Dinamika dan tuntutan masyarakat yang begitu cepat berubah,

ternyata menimbulkan berbagai permasalahan hukum, termasuk masalah tanggungjawab

pemerintah dalam memberikan perlindungan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab serta

kewenangannya. Dalam edisi “SASI” kali ini beberapa permasalahan hukum yang menjadi

sorotan adalah Peralihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Menurut Hukum Perdata,

Tanggungjawab Pengusaha Pelayaran Dalam Perjanjian Kerja Laut (PKL) Terkait Dengan

Jam Kerja, Upaya Hukum Pembatalan Putusan Arbitrase Di Pengadilan, Kriteria Badan Usaha

Milik Negara yang Diberikan Hak Monopoli dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha,

Pemenuhan Hak Asasi Manusia Atas Bangunan Dengan Kontrak Built, Operate And Transfer,

Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat, Perlindungan Korban

Kejahatan Dalam Hukum Positif Indonesia, Kerugian Negara dalam Pemberiaan Pinjaman

Dana Bergulir Bagi Koperasi Simpan Pinjam, Pemidanaan Anak dalam Perspektif Keadilan

Restoratif.

Pemikiran-pemikiran yang dikembangkan di atas sebenarnya didasarkan pada

kajian-kajian yang terkait dengan upaya pengembangan dan pembangunan ilmu hukum

kedepan, semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat.

Redaksi
DAFTAR ISI

Editorial ………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi …………………………………………………………………………. ii


• Peralihan Hak Cipta Kepada Ahli Waris Menurut Hukum Perdata
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba .............................................. 1

• Tanggungjawab Pengusaha Pelayaran Dalam Perjanjian Kerja Laut (PKL)


Terkait Dengan Jam Kerja
Agustina Balik .................................................................................................... 12

• Upaya Hukum Pembatalan Putusan Arbitrase Di Pengadilan


Pieter Radjawane ............................................................................................... 21

• Kriteria Badan Usaha Milik Negara yang Diberikan Hak Monopoli dalam
Perspektif Hukum Persaingan Usaha
Rory J. Akyuwen ............................................................................................... 30

• Pemenuhan Hak Asasi Manusia Atas Bangunan Dengan Kontrak Built,


Operate And Transfer
Sarah S. Kuahaty ............................................................................................... 43

• Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat


Adonia Ivonne Laturette ................................................................................... 52

• Perlindungan Korban Kejahatan Dalam Hukum Positif Indonesia


Hb. Sujiantoro .................................................................................................... 67

• Kerugian Negara dalam Pemberiaan Pinjaman Dana Bergulir Bagi Koperasi


Simpan Pinjam
J. Hattu ............................................................................................................... 71

• Pemidanaan Anak dalam Perspektif Keadilan Restoratif


Hadibah Zachra Wadjo ..................................................................................... 79

Ketentuan Penulisan Jurnal SASI


KETENTUAN PENULISAN
JURNAL SASI

Jurnal SASI adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Hukum
Universitas Pattimura, sebagai upaya mempublikasikan hasil-hasil
pemikiran dan penelitian di bidang ilmu hukum dalam upaya pengembangan
ilmu hukum, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Naskah Tulisan bertemakan hukum, bersifat ilmiah yang belum pernah
diterbitkan dalam media cetak lain.
2. Sistematika penulisan terdiri dari Abstrak, Pendahuluan, Pembahasan,
Penutup, dan Daftar Pustaka
3. Naskah wajib mencantumkan abstrak dalam bentuk bahasa Inggris yang
baik.
4. Diketik dengan menggunkan pengolah kata MS Word, spasi rangkap,
setebal 10-15 halaman kwarto dalam bentuk naskah dan disket.
5. Margin kiri dan atas 4, margin kanan dan bawah 3. Menggunakan huruf
Times New Roman 12.
6. Redaksi berhak menyingkat atau memperbaiki tulisan untuk
keseragaman format tanpa mengubah maksud isinya. kandungan tulisan
tetap menjadi tanggungjawab penulis.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 1
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

PERALIHAN HAK CIPTA KEPADA AHLI WARIS


MENURUT HUKUM PERDATA

Oleh: Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba

ABSTRACT

Copyright is a proprietary right therefore is of a special nature because the right is only
granted to the creator or owner / holder of the rights concerned for within a certain period of
time obtaining legal protection to announce, reproduce, distribute, and other works of his
work, or grant permission to Other people to do these things. Copyright is classified as the
right to movable objects, so that copyright may be transferred either wholly or partially due
to inheritance, grant, endowment, testament, written agreement, or any other cause levied in
accordance with the provisions of the law. The arrangement of the inheritance of copyright
shall be regulated in accordance with the inheritance law based on the Civil Code which
regulates the status of a person's property after passing away by means of transfer of such
property to another person and Law Number 28 Year 2014 concerning the Copyright that
regulates the inheritance of copyright. Copyright as an inherited property may transfer or
transfer ownership in whole or in part which takes place automatically since the death of the
copyright owner (heir) and the status of copyright after being inherited is still recognized and
protected by Law Number 28 of 2014.

Keyword: Transfer of Copyright, Private Law

A. PENDAHULUAN. supaya ia dinyatakan anak yang sah dari


Manusia meninggal dunia, maka bapak atau ibunya (kedua hak itu adalah
hubungan hukum itu tidak dapat lenyap dalam lapangan hukum kekeluargaan),
seketika, karena pihak yang ditinggalkan dinyatakan dalam undang-undang diwarisi
oleh pihak yang lenyap tersebut, bukan oleh ahli warisnya,1 dalam hukum waris
hanya seorang manusia atau sebuah barang berlaku juga suatu asas, bahwa seorang
saja, dan juga oleh hidupnya orang yang meninggal, maka seketika itu juga segala
meninggal dunia tersebut, berpengaruh hak dan kewajibanya beralih pada sekalian
langsung pada banyaknya kepentingan- ahli warisnya.
kepentingan berbagai anggota lain dari Namun di dalam hukum Indonesia,
masyarakat serta selama hidup orang pewarisan dengan menganut sistem
tersebut, membutuhkan pemeliharaan dan individual, dimana harta warisan tersebut
penyelesaian orang lain. harus segera dibagikan dan setiap ahli waris
Pada asasnya hak-hak dan kewajiban- mendapatkan pembagian warisan untuk
kewajiban hukum dalam lapangan hukum dapat menguasai atau memiliki harta
kekayaan atau harta benda saja yang dapat warisan menurut bagiannya masing-masing.
diwariskan. Ada beberapa kekecualian,
misalnya hak seorang bapak untuk 1
Efendi Perangin, Hukum Waris. Raja
menyangkal sah anaknya untuk menuntut Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 3
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 2
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

Adapun harta warisan ini kemudian hukum kewarisan Islam khususnya bagi
diadakan yang berakibat para waris dapat umat Islam di Indonesia.3
menguasai dan memiliki bagian untuk dapat Kemajuan ilmu pengetahuan dan
dinikmati, diusahakan ataupun, dialihkan teknologi dalam proses pembangunan yang
kepada anggota kerabat, ataupun orang lain.2 telah digalakkan sekarang ini senantiasa
Dengan demikian, maka dapat ketahui tidak luput dari kepentingan perlindungan
bahwa begitu pewaris meninggal dunia, hukum.4 Salah satu perkembangan dalam
harta warisan harus segera dibagikan dan dunia perekonomian dewasa ini adalah
dialihkan kepada ahli warisnya yang dengan munculnya hak cipta. Hal ini muncul dengan
sendirinya menurut hukum memperoleh hak adanya kemajuan pesat dalam bidang ilmu
waris atas barang, segala hak dan segala pengetahuan dan teknologi percetakan. Ini
piutang pewaris. Berkaitan dengan hak sangat mempermudah penggandaan dan
tersebut setiap ahli waris berhak menuntut perbanyakan barang cetakan yang berupa
agar harta warisan yang belum dibagikan buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain.
untuk segera dibagikan., meskipun ada Hak cipta merupakan hasil atau
perjanjian yang bertentangan dengan itu. penemuan yang merupakan kreativitas
Menurut R. Soepomo dalam bukunya manusia di bidang seni, sastra dan ilmu
Bab-bab tentang Hukum Adat menjelaskan pengetahuan. Masalah hak cipta adalah
bahwa pembagian warisan perlu masalah yangsangat luas, karena tidak saja
diperhatikan unsur-unsur mutlak (essensial) menyangkut hak-hak individu yang berada
dari pewarisan tersebut diantaranya adalah dalam lingkungan nasional, namun ia sudah
sebagai berikut: merupakan masalah yang sudah menyebar
1) adanya pewaris yang meninggal dan bergumul dalam lingkungan
dunia dan meninggalkan harta internasional.
kekayaan Karya-karya di bidang ilmu
2) adanya beberapa orang sebagai ahli pengetahuan, seni, dan sastra pada dasarnya
waris yang menerima kekayaan yang adalah karya intelektualitas manusia yang
ditinggalkan; dan dilahirkan sebagai perwujudan kualitas rasa,
3) adanya harta warisan atau harta karsa, dan ciptanya. Karya-karya seperti itu
peninggalan. pada akhirnya selain memiliki arti sebagai
karya yang secara fisik hadir di tengah-
Pada saat ini di Indonesia belum ada tengah manusia, juga hadir sebagai sarana
hukum waris nasional yang unifikasi dan pemenuhan batiniyah setiap orang. Dengan
termodifikasi sebagaimana Hukum Waris semakin banyak, semakin besar, dan
dalam BW. Hukum waris yang berlaku di semakin tinggi kualitas karya-karya
negeri ini masih beraneka ragam, di mana seseorang, pada akhirnya akan memberikan
pengadilan yang berwenang mengenai soal nilai terhadap harkat dan martabat manusia
warisan berada di tangan Pengadilan yang melahirkannya dan kehidupan
Agama bagi kasus warisan yang manusia pada umumnya.5
diselesaikan dengan hukum kewarisan Hak cipta adalah hak khusus bagi
Islam, dan Pengadilan Negeri bagi kasus pencipta / pemegangnya untuk
warisan yang diselesaikan dengan hukum
waris selain Islam. Keadaan dan 3
Suparman, Ikhtisar Hukum Waris Menurut
perkembangan hukum waris di Indonesia KUH Perdata (BW), Dar al-Ulum Press, Jakarta,
semacam ini mendorong kita untuk 1993, hlm. 51
memahami dengan baik kesempurnaan 4
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2006, hlm.
39
2 5
Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat. Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum
Citra Aditya Bakti, Bandung 2003, hlm. 33 dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta 1996, hlm. 86
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 3
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

memperbanyak, menggandakan dan untuk dalam keluaraga Jackson bahwa,


mengumumkan hasil karya ciptaannya keluarga Michael Jackson sedang
yang tumbuh bersamaan dengan lahirnya menghadapi sengketa. Para saudara bintang
suatu ciptaan. Pencipta berhak pula atas pop itu berebut harta senilai $ 500 juta
manfaat ekonomi yang lahir dari ciptaannya (setara Rp 4, 74 triliun). Kasus tesebut
tersebut, baik di bidang ilmu pengetahuan, terjadi saat Janet Jackson menampar putri
seni dan sastra.6 Michael, Paris dan memakinya dengan kata-
Hak cipta juga merupakan hak absolut kata kasar. Michael Jackosn, yang
yang mempunyai sifat kebendaan, dan meninggal pada 2009, meninggalkan seluruh
obyeknya adalah benda, seperti hak milik, hartanya kepada ketiga anaknya dan ibunya
hipotik, dan sebagainya. Hak cipta itu serta untuk beberapa badan amal, tetapi
sendiri sifatnya materiil, pribadi yang tidak memberikannya sepeser pun kepada
manunggal dengan penciptanya, sehingga saudara kandungnya. Ketegangan mulai
hasil penciptaan itu bentuknya khas, yang meningkat setelah beberapa anggota
dapat dibedakan dengan ciptaan orang lain keluarga yang tidak kebagian jatah
walaupun obyek yang diciptakan sama, dan menuduh surat warisan Michael palsu.
tidak boleh disita oleh siapa pun.7 Kemudian Putra Tito, TJ,mengajukan
Permasalahan yang timbul sekarang perwalian dari ketiga anak Michael
ini adalah munculnya suatu fenomena di Jackson TJ Jackson menulis tweet dukungan
masyarakat dewasa ini bagaimana jika hak kepada Paris, bahwa “Mereka tidak adil
cipta ini dijadikan sebagai harta warisan melakukan ini kepadamu dan saudara-
yang antara pewaris dan ahli warisnya saling saudaramu. Kita akan tetap berusaha. Aku
mewarisi satu sama lain. Kalau menurut sayang kamu.”8
Pasal 16 Undang-Undang Hak Cipta Nomor Berdasarkan uraian latar belakang
28 Tahun 2014, mungkin sudah jelas bahwa tersebut, maka permasalahan yang dapat
hak cipta itu dianggap sebagai benda dikemukakan adalah bagaimana peralihan
bergerak tidak berwujud, dapat beralih atau Hak Cipta sebagai objek warisan menurut
dialihkan, baik seluruh maupun sebagian Hukum Perdata.
karena: pewarisan, hibah, wakaf, wasiat,
perjanjian tertulis atau, sebab lain yang B. PEMBAHASAN
dibenarkan sesuai dengan ketentuan
1. Hak Cipta Sebagai Harta Kekayaan
peraturan perundang-undangan.
Dalam Warisan
Pembagian harta warisan sering kali
Warisan dalam sistem hukum perdata
menimbulkan masalah-masalah yang rumit
barat yang bersumber pada KUHPerdata
diantara para ahli waris. Konflik ini
meliputi seluruh harta benda beserta hak-
disebabkan karena para waris tidak dapat
hak dan kewajiban- kewajiban pewaris
saling bertenggang rasa, menjaga diri dan
dalam lapangan hukum harta kekayaan yang
menahan hawa nafsu dari godaan kebendaan
dapat dinilai dengan uang. Akan tetapi
dan kebutuhan hidup yang konsumtif
terhadap ketentuan tersebut ada beberapa
sehingga tidak dapat menjaga kerukunan
pengecualian, dimana hak-hak dan
hidup dalam keluarga serta menimbulkan
kewajiban-kewajiban dalam lapangan
pertentangan antara para waris untuk
hukum harta kekayaan ada juga yang tidak
berebut harta peninggalan dari pewaris.
dapat beralih kepada ahli waris, antara lain:9
Hal ini sebagaimana yang terjadi

8
http : / / baltyra. Com / 2014 / 03 / 14 /
6
Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta: memahami-intrik-penguasaan-perebutan-warisan-
Analisis dan Penyelesaiannya, Sinar Grafika, Jakarta, dalam-politik-keluarga/#ixzz3yWS9tZe5. Diakses
1992, hlm. 4 Tanggal 26 Januari 2016
7 9
Ibid., hlm. 24 Zainuddin Ali, Op.Cit., hlm. 83.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 4
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

1) Hak memungut hasil benda tersebut dapat berupa benda bergerak


(vruchtgebruik); dan tidak bergerak, benda berwujud dan
2) Perjanjian perburuhan, dengan tidak berwujud.
pekerjaan yang harus dilakukan Hak cipta dianggap sebagai benda
bersifat pribadi; bergerak sehingga hak cipta dapat
3) Perjanjian perkongsian dagang, baik dialihkan, baik seluruhnya maupun
yang berbentuk maatschap menurut sebagian karena pewarisan, hibah, wakaf,
KUHPerdata maupun firma menurut wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab lain
KUHDagang, sebab perkongsian ini yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan
berakhir dengan meninggalnya salah peraturan perundang- undangan. Hak cipta
seorang anggota/persero. yang beralih karena pewarisan terjadi
Sistem waris KUHPerdata tidak berdasarkan ketentuan undang-undang
mengenal istilah “harta asal maupun harta sehingga kepemilikan beralih kepada ahli
gono-gini” atau harta yang diperoleh waris karena ketentuan undang - undang,
bersama dalam perkawinan, sebab harta beralih otomatis sejak meninggalnya pemilik
warisan dalam KUHPerdata dari siapa pun hak, meskipun dapat juga dialihkan dengan
juga, merupakan “kesatuan” yang secara akta disaat pewaris masih hidup. Pengaturan
bulat dan utuh dalam keseluruhan akan pewarisan hak cipta diatur sesuai dengan
beralih dari tangan peninggal warisan hukum waris berdasarkan KUHPerdata yang
(pewaris) ke ahli warisnya. Artinya, dalam mengatur tentang kedudukan harta kekayaan
KUHPerdata tidak dikenal perbedaan seseorang setelah meninggal dunia dengan
pengaturan atas dasar macam atau asal cara-cara berpindahnya harta kekayaan itu
barang-barang yang ditinggalkan pewaris. kepada orang lain.
Seperti yang ditegaskan dalam Pasal 849 Kekayaan Intelektual merupakan
KUHPerdata yaitu “Undang-undang tidak kekayaan atas segala hasil produksi
memandang akan sifat atau asal dari pada kecerdasan daya pikir seperti teknologi,
barang-barang dalam suatu peninggalan pengetahuan, seni, satra, gubahan lagu,
untuk mengatur pewarisan terhadapnya”. karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Jadi,
Sistem hukum waris KUHPerdata Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan
mengenal sebaliknya dari sistem hukum hak- hak (wewenang/kekuasaan) untuk
waris adat dan sistem huku m waris Islam berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual
yang membedakan “macam” dan “asal” tersebut, yang diatur oleh norma- norma
barang yang ditinggalkan pewaris. Dalam atau hukum- hukum yang berlaku.
hukum adat maupun hukum Islam, jika Rachmadi Usman memberi definisi
seseorang meninggal dengan meninggalkan Hak Kekayaan Intelektual adalah hakatas
sejumlah harta, harta peninggalan tersebut kepemilikan terhadap karya-karya yang
senantiasa ditentukan dahulu, mana yang timbul atau lahir karena adanya
termasuk harta asal yang dibawa salah satu kemampuan intelektual manusia dalam
pihak ketika menikah dan mana yang bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
termasuk harta gono-gini, yaitu harta yang Karya-karya tersebut merupakan kebendaan
diperoleh bersama suami-istri selama dalam tak berwujud sebagai hasil dari kemampuan
perkawinan. Sedangka sistem KUHPerdata, intelektualitas seseorang atau manusia dalam
harta asal yang dibawa masing-masing bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
ketika menikah, maupun harta yang melalui daya cipta, rasa, karsa, dan
diperoleh selama dalam perkawinan karyanya.10
digabungkan menjadi satu kesatuan bulat Titik tolak nilai yang dilindungi oleh
yang akan beralih dan diwarisi oleh seluruh hak kekayaan intlektual adalah proses
ahli warisnya. Harta warisan adalah harta
benda peninggalan dari pewaris.Harta 10
Rachmadi Usman, Op Cit, hlm. 2.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 5
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

berpikir penciptanya maka hak kebendaan memberikan rumusan tentang hak


yang melekat pada proses intelektual kebendaan yaitu: “hak mutlak atas suatu
tersebut termasuk benda yang tidak benda dimana hak itu memberikan
berwujud. Hak tersebut berupa hak untuk kekuasaan langsung atas benda dan dapat
mempertahankan karangan miliknya dan hak dipertahankan terhadap siapa pun juga”.12
untuk memanfaatkan atau menggunakan Selanjutnya Pasal 503 KUHPerdata
karangan tersebut, misalnya untuk menggolongkan benda ke dalam dua bentuk
mendapatkan penghargaan secara ekonomis. yaitu, “Tiap-tiap kebendaan adalah bertubuh
Hak kekayaan intelektual adalah dan tidak bertubuh”. Ketentuan ini berarti
hak kebendaan, hak atas sesuatu benda barang adalah benda bertubuh atau benda
yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil materiil yang ada wujudnya, karena dapat
kerja ratio. Hasil dari pekerjaan ratio dilihat dan diraba (tangible good), misalnya
manusia yang menalar. Hasil kerjanya itu kendaraan, rumah, tanah, komputer, dan
berupa benda immaterial, benda tidak lain-lain. Sedangkan “hak” adalah benda
berwujud misalnya karya cipta lagu.11 tidak bertubuh atau benda immaterial yang
Pengaturan hak kekayaan intelektual tidak ada wujudnya karena tidak dapat
secara implisit ditemukan dalam sistem dilihat dan tidak dapat diraba (intangible
hukum benda yang mengacu pada ketentuan good), misalnya hak kekayaan intelektual,
Pasal 499 KUHPerdata adalah sebagai gadai, hipotik, piutang, hak pakai, hak
berikut: “ Menurut paham undang-undang pungut hasil, hak guna usaha.
yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap Sebagai suatu hak atas kekayaan yang
barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai timbul dari kemampuan intelektualitas
oleh hak milik”. manusia, berkaitan dengan masalah ini Van
Mahadi menguraikan lebih lanjut Apeldorn menyatakan sebagai berikut: “
mengenai rumusan pasal tersebut yaitu yang Hak pemilikan hasil intelektual sangat
dapat menjadi objek hak milik adalah barang abstrak dibandingka n dengan hak pemilikan
dan hak. Adapun yang dimaksud dengan benda yang terlihat, tetapi hak-hak tersebut
barang adalah benda materiil, sedangkan hak mendekati hak-hak benda, lagipula kedua
adalah benda immaterial. Selanjutnya Pitlo hak tersebut bersifat mutlak. Selanjutnya
sebagaimana dikutip Mahadi menegaskan terdapat analogi, bahwa pikiran manusia
pula bahwa hak kekayaan intelektual dalam menjelma dalam suatu ciptaan seni, sastra
hak-hak yang disebut Pasal 499 dan ilmu pengetahuan atau dalam bentuk
KUHPerdata sebagai berikut: “Hak pendapat jadi berupa benda berwujud
kekayaan intelektual termasuk ke dalam (lichamelijk zaak) yang dalam
hak- hak yang disebut oleh Pasal 499 pemanfaatannya (exploit), dan
KUHPerdata. Hal ini menyebabkan hak reproduksinya dapat merupakan sumber
milik immaterial itu sendiri dapat menjadi keuntungan uang. Inilah yang membenarkan
objek dari suatu hak benda. Hak benda penggolongan hak tersebut ke dalam hukum
adalah hak absolut atas sesuatu benda, tetapi harta benda.
ada hak absolut yang objeknya bukan benda. Hak cipta merupakan salah satu
Inilah yang disebut dengan hak kekayaan macam hak kekayaan intelektual dan sejalan
intelektual (intellectual property rights)”. dengan macam-macam benda sebagaimana
Dalam bahasa Belanda hak kebendaan ini dibicarakan diatas termasuk sebagai benda
disebut dengan zakelijk recht. bergerak tidak bertubuh. Dalam Undang-
Sri Soedawi Masjchoen Sofwan, Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta ditegaskan oleh Pasal 16 Ayat (1)
11
bahwa hak cipta dianggap sebagai benda
O K. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan
Intelektual (Intellrctual Property Rights), Raja
12
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 9 O K. Saidin, Op. Cit., hlm. 48
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 6
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

bergerak. cipta dapat diwariskan setelah penciptanya


Dengan status hak cipta dipandang atau pemegang hak cipta (pewaris)
sebagai benda bergerak mempunyai meninggal dunia. Ahli waris yang berhak
konsekuensi seperti benda bergerak lainnya mewaris diutamakan adalah golongan
yaitu dapat dibawa kesana kemari maupun pertama, yaitu anak-anak dan istri atau
dipindahtangankan kepada pihak lain.13 suami yang hidup terlama, dan apabila tidak
Mengenai hak cipta dapat dibawa kesana ada baru ahli waris golongan berikutnya
kemari, cara membawanya tidak seperti sampai pada golongan keempat, dan apabila
benda bergerak yang bertubuh seperti tidak ada juga maka segala harta
dengan menjijing, memikul, mengirim peninggalan si pewaris menjadi milik
atau mengangkut. Berhubung bendanya negara.
merupakan sebuah hak pribadi maka hak Jika terdapat ahli warisnya lebih
cipta selalu melekat pada dari satu orang, maka itu tidak menjadi
penciptanya/pemegang hak cipta. Hak masalah dalam menerima warisan karena
cipta selalu mengikuti keberadaan hak cipta dapat dimiliki oleh mereka secara
pencipta/pemegang hak cipta kemana yang bersama-sama.16
bersangkut an berada di suatu tempat.14
Mengenai pemindahtanganan hak 2. Pewarisan Hak Cipta Menurut
cipta bahwa hak cipta dapat beralih atau KUHPerdata
dialihkan oleh pemegangnya. Berdasarkan Hukum kewarisan KUHPerdata dalam
Pasal 16 Ayat (2) Undang- Undang Nomor Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta telah dimuat secara tegas. Menurut A. Pitlo,
diatur tentang hak tersebut, bahwa hak hukum waris adalah kumpulan peraturan
cipta dapat beralih atau dialihkan baik yang mengatur hukum mengenai harta
sebagian atau seluruhnya karena : kekayaan karena wafatnya seseorang, yaitu
1) Pewarisan; mengenai perpindahan kekayaan yang di
2) Hibah; tinggalkan oleh si mayit dan akibat dari
3) Wakaf; perpindahan ini bagi orang-orang yang
4) Wasiat; memperolehnya,baik dalam hubungan antara
5) perjanjian tertulis; atau mereka dengan mereka, ataupun hubungan
6) Sebab lain yang dibenarkan sesuai antara mereka dengan pihak ketiga.17
dengan ketentuan peraturan Harta warisan adalah harta benda
perundang- undangan. peninggalan dari pewaris. Harta benda
Harta warisan adalah harta benda tersebut dapat berupa benda bergerak dan
peninggalan dari pewaris. Harta benda tidak bergerak, benda berwujud dan tidak
tersebut dapat berupa benda bergerak dan berwujud. Intelectual Property Rights
tidak bergerak, benda berwujud dan tidak merupakan kebendaan immaterial yang
berwujud.15 Hak cipta dianggap sebagai juga menjadi obyek hak milik sebagaimana
benda bergerak tidak berwujud sehingga hak diatur dalam hukum kebendaan.18
cipta juga termasuk ke dalam harta warisan Pengaturan hak kekayaan intelektual secara
yang ditinggalkan pewaris. Hak cipta implisit ditemukan dalam sistem hukum
merupakan salah satu harta kekayaan benda yang mengacu pada ketentuan
pewaris yang menjadi objek warisan. Hak Pasal 499 KUHPerdata adalah sebagai
berikut: “benda ialah tiap-tiap barang dan
13
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-
Aspek Hukumnya, Rineka Cipta, 2010, hlm. 29
14 16
Ibid Gatot Supramono, Op.Cit.,hlm. 31.
15 17
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011, hlm. di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 81.
18
221. Rachmadi Usman, Op.Cit., hlm. 1.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 7
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

tiap- tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak undang-undang hak kebendaan itu beralih
milik”. atau dialihkan oleh si pemilik.
Hak cipta merupakan salah satu Ketika seorang meninggal dunia maka
macam hak kekayaan intelektual dan sejalan terutama yang menyangkut harta
dengan macam-macam benda sebagaimana peninggalannya adalah warisan, menjadi
disebutkan dalam Pasal 16 ayat (1) Undang- terbuka dan mulai saat itu terjadi peralihan
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak harta kekayaan pewaris. Hak cipta
Cipta bahwa hak cipta merupakan benda merupakan salah satu harta kekayaan
bergerak tidak bertubuh. Selain itu hak cipta pewaris yang menjadi objek warisan.
juga merupakan hak yang dapat dimiliki, Warisan merupakan salah satu bentuk
dan juga dapat menjadi objek pemilikan atau pengalihan harta kekayaan karena dengan
hak milik, oleh karenanya terhadap hak cipta meninggalnya seseorang berakibat harta
itu berlaku syarat-syarat pemilikan, baik kekayaannya beralih pada ahli warisnya.
cara pemindahannya maupun cara Terkait dengan pewarisan hak atas
pengalihan haknya, artinya hak cipta juga kekayaan intelektual khususnya hak cipta
dapat diwariskan oleh pemilik hak cipta tidak secara spesifik diatur di dalam
(pewaris) kepada keluarga sedarahnya KUHPerdata. Namun seperti yang kita
ataupun orang lain yang ditunjuk di dalam ketahui bahwa harta warisan adalah harta
wasiatnya. benda peninggalan dari pewaris, baik berupa
Dalam Undang-Undang Nomor 28 benda bergerak dan tidak bergerak, benda
Tahun 2014 tentang Hak Cipta Pasal 1 berwujud dan tidak berwujud. Hak cipta
angka 1, Hak Cipta adalah hak eksklusif merupakan benda bergerak tak
pencipta yang timbul secara otomatis berwujud yang merupakan obyek hak milik
berdasarkan prinsip deklaratif setelah penciptanya dan termasuk harta kekayaan
suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk penciptanya. Artinya, jika penciptanya
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai meninggal dunia maka hak cipta juga
dengan ketentuan peraturan perundang- merupakan harta warisan atau harta
undangan. peninggalan dari penciptanya (pewaris).
Hak cipta sebagai hak kebendaan juga Jadi, pewarisannya juga mengacu pada
dapat beralih atau dialihkan. Ini suatu bukti pasal-pasal tentang pewarisan yang terdapat
bahwa Undang- Undang Nomor 28 Tahun di dalam KUHPerdata.
2014 telah mengikut i prinsip-prinsip hukum Subekti juga mengatakan bahwa
benda yang dianut oleh seluruh negara di dalam hukum waris menurut KUHPerdata
dunia dalam penyusunan undang-undang berlaku satu asas: “apabila seseorang
hak ciptanya. Sebagai kebendaan meninggal dunia, maka seketika itu juga
immaterial, hak cipta harus pula dihormati segala hak dan kewajibannya beralih kepada
sebagai hak pribadi pemakainya. Wujud dari sekalian ahli warisnya”. Hak- hak dan
penghormatan hak pribadi itu adalah kewajiban yang beralih kepada ahli waris
diakuinya oleh undang-undang tentang adalah termasuk ruang lingkup harta
keberadaan hak milik, apakah itu hak milik kekayaan atau hanya hak dan kewajiban
atas benda materiil maupun hak milik atas yang dapat dinilai dengan uang, termasuklah
benda immaterial seperti hak cipta. Hak di dalamnya hak kekayaan intelektual
milik sebagai hak kebendaan yang paling khususnya hak cipta.
sempurna tentu saja jika dibandingkan Menurut Pasal 830 KUHPerdata,
dengan hak kebendaan yang lain dikatakan bahwa “ Pewarisan hanya
memberikan kenikmatan yang sempurna berlangsung karena kematian”. Jadi, harta
pula kepada pemiliknya. Salah satu wujud peninggalan baru terbuka jika si pewaris
pengakuan dari hak kebendaan yang telah meninggal dunia, dan saat ahli waris
sempurna itu dalah diperkenankannya oleh masih hidup ketika warisan terbuka. Dalam
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 8
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

hal ini, ada ketentuan khusus dalam Pasal 2 Ahli waris golongan ketiga terdiri
KUHPerdata, yaitu anak yang dalam dari: keluarga sedarah dalam garis
kandungan seorang perempuan dianggap lurus keatas, sesudah orang tua.
sebagai telah dilahirkan bila kepentingan si 4) Ahli waris golongan keempat
anak menghendakinya. Apabila anak Ahli waris golongan keempat yaitu
tersebut meninggal sewaktu dilahirkan, keluarga sedarah lainnya dalam garis
maka ia dianggap tidak pernah ada. Jadi, menyamping sampai derajat keenam.
seorang anak yang lahir disaat ayahnya
telah meninggal, maka ia berhak Kelompok kedua adalah orang yang
mendapat warisan.19 menjadi ahli waris karena si yang meninggal
Siapa yang sebenarnya layak menjadi di masa hidupnya pernah melakukan
ahli waris? Secara garis besar ada dua perbuatan-perbuatan hukum tertentu,
kelompok yang layak dan berhak sebagai misalnya perbuatan hukum pengakuan
ahli waris, kelompok pertama adalah anak luar kawin atau perbuatan hukum
seseorang atau beberapa orang yang dengan membuat surat wasiat atau
menurut hukum dan undang- undang telah testament.
ditentukan sebagai ahli waris, dalam Apabila pewaris tidak mempunyai
Pasal 832 KUHPerdata, disebutkan: ahli waris sama sekali baik melalui
“Menurut undang-undang yang berhak hubungan darah maupun melalui surat
untuk menjadi ahli waris ialah para wasiat, maka negaralah sebagai ahli waris
keluarga sedarah, baik sah maupun luar yang berhak mewaris semua harta
kawin dan si suami atau istri yang hidup peninggalan pewaris (Pasal 873 ayat (1) dan
terlama, semua menurut peraturan 832 ayat (2) KUHPerdata). Artinya,
tertera dibawah ini. Dalam hal, pewarisan hak cipta itu akan jatuh kepada
bilamana baik keluarga sedarah, negara sebagai ahli waris yang berhak
maupun yang hidup terlama diantara mewaris atas hak cipta tersebut.
suami istri tidak ada, maka segala harta Lalu siapakah yang tidak layak
peninggalan si peninggal menjadi milik menerima harta warisan? Orang-orang yang
negara, yang mana berwajib akan tidak layak menerima harta warisan
melunasi segala hutangnya, sekedar menurut Pasal 838 KUHPerdata adalah
harga harta peninggalan mencukupi sebagai berikut:
untuk itu”. 1) Mereka yang dengan putusan hakim
telah dihukum karena membunuh
Anggota-anggota keluarga si pewaris atau mencoba membunuh pewaris.
dibagi dalam 4 (empat) golongan, yaitu: 2) Mereka yang dengan putusan hakim
1) Ahli waris golongan pertama telah dihukum karena dipersalahkan
Dalam golongan pertama, yaitu memfitnah dan mengadukan pewaris,
anak-anak beserta turunan-turunan bahwa pewaris melakukan kejahatan
dalam garis lancing ke bawah serta yang diancam hukuman penjara lima
suami/ istri yang hidup terlama. tahun atau lebih berat.
2) Ahli waris golongan kedua 3) Mereka yang dengan kekerasan telah
Ahli waris golongan kedua yaitu nyata-nyata menghalangi atau
orang tua, saudara laki-laki, saudara mencegah pewaris untuk membuat
perempuan, dan keturunan saudara atau mencabut surat wasiatnya.
laki- laki dan perempuan tersebut. 4) Mereka yang telah menggelapkan,
3) Ahli waris golongan ketiga memusnahkan, dan memalsukan
surat wasiat si pewaris.
19
Effendi Perangin, Hukum Waris, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 4. Hak cipta atau ciptaan seperti yang
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 9
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

dapat diwariskan oleh pemiliknya yaitu hasil perbanyakkan) karya cipta yang dilindungi.
karya pencipta atau ciptaan yang Sedngkan hak moral adalah hak yang
menunjukkan keasliannya dalam lapangan melekat pada diri pencipta yang tidak dapat
ilmu pengetahuan, seni dan satra. Pasal 9 dihilangkan atau dihapus tanpa alasan
ayat 2 TRIPs bahwa Perlindungan hak cipta apapun. Apabila hak cipta dapat dialihkan
hanya diberikan pada perwujudan suatu kepada pihak lain, maka hak moral tidak
ciptaan dan bukan pada ide, prosedur, dapat dipisahkan dari pencipta dan penemu
metode pelaksanaan atau konsep-konsep karena bersifat pribadi atau kekal. Sifat
matematis semacamnya.20 Menurut L.J. pribadi menunjukkan ciri khas yang
Taylor dalam bukunya Copyright for berkenaan dengan nama baik, kemampuan
Librarians menyatakan bahwa yang dan integritas yang hanya dimiliki oleh
dilindungi hak cipta adalah ekspresinya dari pencipta atau penemu. Kekal artinya
sebuah ide, jadi bukan melindungi idenya itu melekat pada pencipta atau penemu
sendiri. Artinya, yang dilindungi hak cipta selama hidup bahkan setelah meninggal
adalah sudah dalam bentuk nyata sebagai dunia. Hak moral ini berkaitan dengan
sebuah ciptaan, bukan masih merupakan perlindungan kepentingan nama baik dari
gagasan.21 pencipta, misalnya untuk tetap
Perlindungan hak cipta tidak diberikan mencantumkan namanya sebagai pencipta
kepada ide atau gagasan karena karya cipta dan untuk tidak mengubah isi karya cipta.
harus memliki bentuk yang khas, Hak ekonomi suatu ciptaan tetap
bersifat pribadi dan menunjukkan keaslian berada di tangan pencipta atau pemegang
sebagai ciptaan yang lahir berdasarkan hak cipta selama pencipta atau pemegang
kemampuan, kreatifitas, atau keahlian hak cipta tidak mengalihkan seluruh hak
sehingga ciptaan itu dapat dilihat, dibaca, ekonomi dari pencipta atau pemegang hak
atau didengar. Dengan demikian, terdapat cipta tersebut kepada penerima pengalihan
dua persyaratan pokok untuk mendapatkan hak atas ciptaan. Hak ekonomi yang
perlindungan hak cipta, yaitu unsur keaslian dialihkan pencipta atau pemegang hak cipta
dan kreatifitas dari suatu karya cipta. Bahwa untu seluruh atau sebagian tidak dapat
suatu karya cipta adalah hasil dari kreatifitas dialihkan untuk kedua kalinya oleh pencipta
penciptanya itu sendiri dan bukan tiruan atau pemegang hak cipta yang sama.
serta tidak harus baru atau unik. Namun, Kedudukan ahli waris dalam
harus menunjukkan keaslian sebagai suatu pewarisan hak cipta adalah bahwa ahli waris
ciptaan seseorang atas dasar kemampuan dapat menentukan sikapnya atas pewarisan
dan kreatifitasnya yang bersifat pribadi. hak cipta yaitu dengan:
Perlindungan hak cipta, hukum a) Menerima harta warisan secara penuh
membedakan dua macam hak, yaitu hak b) Menerima warisan bersyarat
ekonomi (economic rights) dan hak c) Menolak harta warisan
moral (moral rights). Hak ekonomi adalah
hak untuk mendapatkan manfaat sejumlah Pernyataan dalam menentukan sikap
uang atas suatu ciptaan. Hak ekonomi ini dari penerima warisan ini juga dijelaskan di
berhubungan dengan perlindungan dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28
kepentingan ekonomi pencipta, misalnya Tahun 2014 tentang Hak Cipta, hak moral
untuk mendapatkan pembayaran royalti tidak dapat dialihkan dengan alasan apapun
atas penggunaan (pengumuman / selama pencipta masih hidup, tetapi
pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan
dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan
20
Tim Lindsley,dkk, Hak Kekayaan ketentuan peraturan perundang-undangan
Intelektual Suatu Pengantar, Alumni, Bandung, setelah pencipta meninggal dunia.
2006, hlm. 105.
21
Rachmadi Usman, Op.Cit., hlm. 121. Apabila terjadi pengalihan
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 10
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

pelaksanaan hak moral setelah pencipta antara anak laki- laki dan anak perempuan,
meninggal dunia, maka penerima pengalihan antara suami dan istri. Mereka berhak
pelaksanaan hak moral tersebut dapat mewaris dengan mendapat bagian yang
memilih apakah menerima atau menolak sama. Porsi bagian anak laki- laki sama
pengalihan pelaksanaan hak moral dengan anak perempuan. Porsi bagian
tersebut.Penerima dapat melepaskan atau seorang istri atau suami sama dengan
menolak pelaksanaan haknya dengan syarat bagian anak jika dari perkawinan itu
pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak dilahirkan anak.
tersebut dinyatakan secara tertulis. Apabila dihubungkan dengan sistem
Artinya, Undang-Undang Hak Cipta keturunan, KUHPerdata menganut sistem
2014 sejalan dengan ketentuan KUHPerdata keturunan bilateral. Setiap orang itu
dalam hal penentuan sikap dari penerima menghubungkan dirinya ke dalam
pengalihan hak, dikatakan bahwa penerima keturunan ayah ataupun keturunan ibunya.
hak bisa menerima atau bahkan menolak Artinya, ahli waris berhak mewaris dari
pelaksanaan haknya dengan syarat ayah jika ayah meninggal dan berhak
pernyataan sikap tersebut dinyatakan mewaris dari ibu jika ibu meninggal. Artinya
secara tertulis. jika semasa hidupnya ayah dan ibunya
Menurut Pasal 913 KUHPerdata masing- masing memiliki hak cipta yang
bahwa: “bagian mutlak atau legitieme portie berbeda, maka ahli warisnya berhak
adalah suatu bagian dari harta peninggalan mewaris kedua hak cipta tersebut baik hak
yang harus diberikan kepada para waris cipta dari ayahnya maupun hak cipta dari
dalam garis lurus menurut undang-undang, ibunya.22
terhadap bagian mana si yang meninggal Apabila dihubungkan dengan sistem
tak diperbolehkan menetapkan sesuatu, pewarisan, KUHPerdata menganut sistem
baik selaku pemberian antara yang masih pewarisan individual. Artinya, sejak terbuka
hidup maupun selaku wasiat.” waris (pewaris meninggal) harta warisan
Pewaris berhak melakukan apa saja dapat dibagi-bagi pemilikannya antara para
terhadap harta kekayaannya namun ahli waris. Setiap ahli waris berhak
terdapat pembatasan terhadap haknya yang menuntut bagian warisan yang sama yang
ditentukan oleh undang- undang. Pewaris menjadi haknya.
wajib mengindahkan atau memperhatikan Serta hukum pewarisan KUHPerdata
legitieme portie. Jadi, pada dasarnya pewaris menganut sitem penderajatan. Artinya, ahli
tidak dapat mewasiatkan seluruh hartanya, waris yang derejatnya lebih dekat dengan si
karena pewaris wajib memperhatikan pewaris menutup ahli waris yang lebih jauh
legitieme portie, akan tetapi apabila pewaris derejatnya. Artinya, jika pewaris meninggal
tidak mempunyai keturunan maka warisan dan ahli waris pada golongan pertama yaitu
dapat diberikan seluruhnya pada penerima anak-anak dan istri/suami masih hidup maka
wasiat. hak cipta tersebut diwariskan kepada mereka
Porsi bagian ahli waris kerena wasiat dan menutup ahli waris lain pada golongan-
mengandung asas bahwa apabila pewaris golongan selanjutnya.
mempunyai ahli waris yang merupakan Para ahli waris berhak atas
keluarga sedarah, maka bagiannya tidak sepenuhnya ciptaan-ciptaan tersebut.
boleh mengurangi bagian mutlak dari para Kedudukan ahli waris untuk memperoleh
legitimaris(ahli waris yang menerima warisan dalam hal ini adalah terhadap
legitieme portie). Jadi jumlah bagiannya si pewarisan hak cipta sesuai dengan ketentuan
penerima wsiat tidak tentu karena orang undang-undang. Jika pewaris hanya
yang memperoleh harta semacam ini meninggalkan satu orang ahli waris maka
tergantung dari kehendak pemberi waris.
KUHPerdata tidak membedakan 22
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 197.
Muchtar A. H. Labetubun dan Sabri Fataruba, Peralihan Hak Cipta…………………. 11
Jurnal Sasi Vol.22 No.2 Bulan Juli - Desember 2016

pewarisan hak cipta itu dimiliki sepenuhnya warisan, oleh sebab itu hak cipta dapat
oleh dirinya sendiri. Dan jika terdapat ahli diwariskan.
warisnya lebih dari satu orang, maka itu
tidak menjadi masalah dalam menerima
warisan karena hak cipta dapat dimiliki oleh DAFTAR PUSTAKA
mereka secara bersama-sama.23
Pewarisan buku misalnya, hak cipta Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata
seorang penulis otomatis diwariskan kepada Indonesia, Citra Aditya Bakti,
ahli warisnya sejak ia meninggal dunia, Bandung, 2011.
selama buku yang diciptakannya itu masih Efendi Perangin, Hukum Waris. Raja
laku terjual maka ahli waris akan menerima Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
royalti dengan perhitungan yang sama. Dan Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-
jika terdapat lebih dari satu ahli waris maka Aspek Hukumnya, Rineka Cipta, 2010.
royalti yang di dapat tersebut akan dibagi Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat.
dengan porsi bagian yang sama tiap-tiap ahli Citra Aditya Bakti, Bandung 2003.
waris. O K. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan
Selanjutnya setelah adanya proses Intelektual (Intellrctual Property
peralihan hak cipta melaui pewarisan, maka Rights), Raja Grafindo Persada,
kedudukan hak cipta baik yang menjadi Jakarta, 2007.
milik ahli warisnya atau milik penerima Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum
wasiat tidak dapat disita, kecuali jika hak itu dalam Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta
diperoleh secara melawan hukum. 1996.
Jelaslah bahwa sesungguhnya hak Suparman, Ikhtisar Hukum Waris Menurut
cipta diakui dan mendapat perlindungan dari KUH Perdata (BW), Dar al-Ulum
undang-undang secara tepat dan sempurna, Press, Jakarta, 1993.
karena memang hak cipta merupakan hak Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
secara khusus diberikan kepada si pencipta Perdata Indonesia, Liberty,
atai si pemegang hak cipta, walaupun si Yogyakarta, 2006.
pemegang hak cipta adalah merupakan Tim Lindsley,dkk, Hak Kekayaan
warisan dari si pencipta yang telah Intelektual Suatu Pengantar, Alumni,
meninggal dunia, namun kedudukannya Bandung, 2006.
masih tetap diakui dan dilindungi oleh Widyopramono, Tindak Pidana Hak Cipta:
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Analisis dan Penyelesaiannya, Sinar
tentang Hak Cipta.. Grafika, Jakarta, 1992.
Zainuddin Ali, Pelaksanaan Hukum Waris
C. P E N U T U P di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2008.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan,
maka dapat disimpulkan bahwa hak cipta
merupakan benda imateriil yang dapat
beralih karena pewarisan terjadi berdasarkan
ketentuan undang-undang sehingga
kepemilikan beralih kepada ahli waris
karena ketentuan undang-undang, beralih
otomatis sejak meninggalnya pemilik hak.
Sehingga hak cipta merupakan salah satu
harta kekayaan pewaris yang menjadi objek

23
Gatot Supramono, Op. Cit., hlm. 31.

Anda mungkin juga menyukai