Anda di halaman 1dari 16

BIOGEOGRAFI LAUTAN

Mata kuliah : Biogeografi


Dosen Pengampu : Nina Novira,Ph.D

Oleh :
Kelompok 3

ANGEL BERUTU
ARDIANSYAH
EMIA BR S. MAHA
IRMA EGITA LUMBAN GAOL

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok ini sebagaimana dalam

menyelesaikan tugas biogeografi.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang berpengaruh dalam

penyusunan makalah ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen

pengampu selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis.

Diatas semua kekurangan penyusunan makalah ini,penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas ini. Terimakasih

Medan, April 2021

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2

A. Pengertian Biogeografi Lautan........................................................................................2

B. Jenis-Jenis Ekosistem laut...............................................................................................2

2. Ekosistem pantai..............................................................................................................3

4. Terumbu Karang..............................................................................................................4

C. Ciri-ciri ekosistem air laut...............................................................................................4

D. Faktor Penyebab Rusaknya Ekosistem Laut....................................................................5

Pelestarian Ekosistem Laut.....................................................................................................6

E. Penyebaran Flora dan Fauna Perairan..............................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................12

A. KESIMPULAN..............................................................................................................12

B. SARAN..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biogeografi adalah cabang dari biologi yang mempelajari tentang keanekaragaman
hayati berdasarkan ruang dan waktu.Keanekaraganan flora dan fauna di suatu wilayah
tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilyah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat
tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana dimana banyak curah hujan dan sinar
matahari, da nada yang hanya dapat tumbuh didaerah yang dingin dan lembab. Tumbuhan
merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel yang terdiri atas selulosa
dan sumber bahan makanan dari gas dan air, melalui bantuan klorofil dalam cahaya.
Tumbuhan dipermukaan bumi sebagai objek kajian bagi ahli geografi tumbuhan.
Indonesia memiliki kekayaan hayati yang melimpah, sekitar 10% spesies tanaman
yang ada di seluruh dunia, 12% dari seluruh spasies mamalia dunia, dan 17% dari spesies
burung yang ada diseluruh dunia hidup di kepulauan Indonesia. Kekayaan hayati yang
sangat melimpah menyebabkan Indonesia satu dari tujuh Negara Mega Biodiversity yang
memiliki hutan hujan tropis terbesar didunia setelah Brazil dab Zaire.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul makalah yang dibuat, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem laut?


2. Jenis-Jenis ekosistem laut?
3. Ciri-ciri ekosistem laut?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu,
agar pembaca dapat mengetahui tentang ekosistem laut.

1
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Biogeografi Lautan


Biogeografi adalah salah satu cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang
keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Pengetahuan mengenai distribusi
flora dan fauna bertujuan untuk mengungkap kehidupan organisme dan hal-hal yang
mempengaruhinya.Ilmu biogeografi dibedakan menjadi dua bagian antara laian:
a) Biogeografi darat
Biogeografi Darat atau sering disebut dengan Ekosistem darat adalah ekosistem
yang berada di darat. Ekosistem darat memiliki lebih banyak variasi, karena di darat,
jumlah makhluk yang hidup memiliki variasi yang lebih banyak. Ekosistem darat memiliki
peranan dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Selain itu, ekosistem ini adalah
ekosistem yang paling sering di rusak oleh manusia.
b) Biogeografi laut
Biogeografi laut atau Ekosistem laut adalah ekosistem yang ada di lautan. Berbeda
dengan daratan, ekosistem laut memiliki jumlah yang sedikit. Hal ini karena, jumlah
mahkluk hidup yang dapat hidup di air, hanya jenis hewan laut dan tumbuhan laut. Selain
itu, semakin besar tingkat kedalaman laut, semakin sedikit makhluk hidup yang dapat
tinggal di dalamnya.

B. Jenis-Jenis Ekosistem laut


1. Ekosistem laut

Ekosistem laut identik dengan kondisi salinitas yang tinggi dengan kandungan ion Cl-
dalam perairannya yang mencapai 55%. Salinitas ekosistem ini akan lebih tinggi jika
berada di daerah laut tropis, mengingat suhu di daerah tropis yang tinggi membuat laju
penguapan besar. Dalam ekosistem laut juga terdapat perbedaan suhu antar lapisan.
Lapisan atas umumnya akan berasa lebih hangat dibangingkan dengan lapisan laut bawah.
Adapun kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan yang disebut termoklin.
Dalam rantai makanan ekosistem laut, gerakan air dari pantai ke tengah laut memegang
andil yang cukup besar bagi kelangsungan ekosistem ini. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air laut bagian atas turun ke bagian bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan. Sama seperti ekosistem danau, berdasarkan
kedalamannya, ekosistem air laut juga dibedakan menjadi beberapa zona, yaitu:
a. Litoral adalah daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Zona Neritik adalah daerah yang dalamnya ± 300 meter sehingga masih dapat
ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar.
c. Zona Batial adalah daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2.500 meter.
d. Zona Abisal adalah daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-
10.000 m).

Berdasarkan wilayah permukaannya secara horizontal, laut juga dibagi berdasarkan


beberapa daerah, yaitu:
a. Epipelagik adalah daerah antara permukaan dan kedalaman sekitar 200 m.
b. Mesopelagik adalah daerah di kedalaman 200-1000 m. Ikan hiu tinggal di daerah
ini.
c. Batiopelagik adalah daerah jereng benua, kedalaman 200-2.500 m. Gurita tinggal
di daerah ini.
d. Abisalpelagik adalah daerah dengan kedalaman 4.000 m, tidak terdapat tumbuhan,
tetapi hewan mungkin masih ada.
e. Hadal pelagik adalah bagian laut terdalam. Kedalaman > 6.000 m. Hewan yang
bisa memproduksi cahaya sendiri seperti lele listrik hidup di daerah ini.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah umumnya mempunyai tekanan osmosis
sel yang nyaris sama dengan tekanan osmosis air laut. Sedangkan untuk hewan dan
tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki tekanan osmosis lebih rendah umumnya akan
beradaptasi dengan cara banyak minum air, sedikit berekresi, dan mengeluarkan air.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai adalah ekosistem laut yang letaknya berbatasan dengan ekosistem
darat dan daerah pasang surut. Kondisi dalam ekosistem ini sangat dipengaruhi siklus
harian pasang surut air laut. Adapun organisme yang hidup di ekosistem pantai biasanya
memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat pada substrat keras untuk
menjaga dirinya dari hempasan ombak yang kencang. Jenis organisme yang hidup di
daerah pantai dipengaruhi oleh sirkulasi air.
 Daerah paling atas pantai hanya hanya terendam saat pasang naik tinggi, biasanya
dihuni oleh ganggang, moluska, dan remis yang jadi makanan bagi kepiting dan
burung pantai.
 Daerah tengah pantai terendam pada saat pasang tinggi dan pasang rendah,
biasanya dihuni oleh ganggang, porifera, remis dan kerang, anemon laut, siput
herbivor dan karnivor, landak laut, bintang laut, kepiting, dan ikanikan kecil.
 Daerah pantai terdalam terendam pada saat air pasang dan surut, dihuni oleh
beragam invertebrata, ikan, serta rumput laut.
3. Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari (muara) adalah ekosistem tempat bersatunya air sungai dan air
laut. Ekosistem ini sering dipagari lempengan lumpur intertidal dan rawa garam. Salinitas
air dalam ekosistem ini berubah bertahap mulai dari daerah tawar ke asing. Salinitas juga
dipengaruhi siklus harian pasang surut. Adapun nutrien dari sungai telah memperkaya
daerah estuari dan membuat berbagai komonitas tumbuhan seperti rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton dan hidup dan tumbuh subur. Beberapa hewan seperti cacing,
kepiting, kerang, dan ikan juga menjadikan ekosistem estuari ini menjadi tempat kawin
dan mencari makan.

4. Terumbu Karang
Di laut tropis, daerah neritik yang perairannya masih dapat ditembus matahari
sering ditumbuhi suatu komunitas khusus berupa karang batu dan organisme-organisme
tertentu. Komunitas ini adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang
didominasi pertumbuhan karang (koral) kelompok Cnidaria. Hewan-hewan yang ada di
ekosistem terumbu karang memakan mahluk hidup mikroskopis dan sisa bahan organik
lainnya. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, serta ikan-ikan kecil hidup dan
bereproduksi dalam ekositem laut satu ini.

C. Ciri-ciri ekosistem air laut


Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut- Adanya hempasan gelombang air laut maka
di daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan
pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa
wilayah, yaitu sebagai berikut.
1. Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea
pescaprae, Pandanus tectorius.
2. Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia
catapa, Erythrina sp.
3. Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
1. Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup
rendah.
2. Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3. Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran
bumi.
4. Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih
tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat
bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan
batas termoklin.
Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki karakteristik tertentu,
seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel kira-kira sama
dengan tekanan osmosis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan
bersel banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak
minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara osmosis, sedangkan
garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.

D. Faktor Penyebab Rusaknya Ekosistem Laut


a. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang
cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk
melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa
pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh
terumbu karang.
b. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
c. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada
lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak
pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan
pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan
pertanian.
d. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin
banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air
tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
e. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu
lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan
merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
f. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir
turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas
masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu
karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan
dan hiasan akuarium.
g. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun
sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
h. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari
sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi terumbu
karang.
i. Pengundulan hutan di lahan atas sedimen hasil erosi dapat mencapai terumbu
karang di sekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan kekeruhan yang
menghambat difusi oksigen ke dalam polip atau hewan karang.
j. Pengerukan di sekitar terum-bu karang Meningkatnya kekeruhan yang meng-
ganggu pertumbuhan karang.
k. Penangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun (misalnya Kalium
Sianida) Mengakibatkan ikan pingsan, mematikan karang dan biota avertebrata.
l. Penangkapan ikan dengan bahan peledak Mematikan ikan tanpa dikriminasi,
karang dan biota avertebrata yang tidak bercangkang.
Pelestarian Ekosistem Laut
Manusia perlu menyadari bahaya tidak melestarikan lingkungan khususnya
ekosistem laut. Bukan hanya merusak mata pencaharian sebagian besar orang Indonesia,
kegiatan yang tidak bertanggungjawab ini juga dapat menimbulkan bencana bagi manusia
sendiri. Oleh karena itu sangat penting pengenalan manfaat ekologi bagi kehidupan
manusia sejak dini. Hal ini untuk menimbulkan kesadaran pada manusia bahwa manusia
tidak hidup sendiri di Bumi ini. Berbagai upaya pelestarian lingkungan hidup yang
bisa kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan laut diantaranya berikut ini dengan
menerapkan cara melestarikan laut :

1. Menjaga kebersihan pantai dan laut dengan tidak membuang sampah di laut
2. Melakukan daur ulang limbah industri dan pabrik sebelum dibuang melalui aliran
air, laut, atau udara

3. Tidak merusak terumbu karang sebagai habitat berbagai biota

4. Tidak menggunakan bom ikan, racun, dan pukat harimau dalam menangkap ikan

5. Tidak melakukan perburuan liar

6. Mengurangi pencemaran tanah, air dan udara

7. Bersama dengan pemerintah, melakukan penanaman bakau atau mangrove di


pesisir pantai untuk melindungi pantai dari abrasi

Sedangkan pemerintah dapat membantu pelestarian laut dan biota laut didalamnya dengan
cara:

1. Melarang penggunaan bom ikan, racun dan pukat harimau


2. Memberikan sanksi yang tegas pada pelaku perburuan liar
3. Melarang adanya penangkapan ikan oleh warga asing di perairan Indonesia
4. Membatasi dan mengawasi penambangan minyak bumi di lepas pantai Indonesia
5. Mengawasi dan menindak pihak industri dan pabrik yang membuang limbah ke
laut tanpa diproses terlebih dahulu
6. Mencari cara untuk mengurangi jumlah pencemaran udara
7. Mengadakan penanaman mangrove di pesisir pantai yang rawan abrasi
8. Melarang kegiatan kegiatan yang dapat merusak terumbu karang seperti
pengambilan karang secara liar dan tidak terkontrol.
9. Memulihkan dan membiayai pelestarian terumbu karang
10. Membangun taman laut atau daerah perlindungan kawasan bawah laut, contohnya
adalah taman laut Bunaken, Manado.
11. Melindungi populasi hewan hewan laut yang terancam punah seperti paus, hiu, dan
penyu laut.
12. Mendukung dan membiayai penelitian penelitian yang bertujuan untuk pelestarian
lingkungan hidup

E. Penyebaran Flora dan Fauna Perairan


1. Hutan Mangrove

Sumber Gambar : (pic:http://www.travelchannel.com/)


Hutan Bakau/Mangrove merupakan salah satu jenis vegetasi yang banyak terdapat di
daerah tropis seperti Indonesia.  Sukardjo (1996) mengartikan hutan mangrove sebagai
sekelompok tumbuhan yang terdiri dari berbagai macam jenis tumbuhan dari famili yang
berbeda, namun memiliki persamaan daya adaptasi morfologi dan fisiologi yang sama
terhadap habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut laut. 
Di Indonesia luas hutan mangrove diperkirakan sebesar 4,25 juta Ha dan tersebar dair
mulai Sumatera hingga Papua. 

Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove beranekaragam mulai jenis palm, epifit,
hingga paku-pakuan.  Hutan mangrove terletak pada daerah peralihan antara air tawar
dengan air laut sehingga termasuk daerah ekstrim.  Oleh sebab itu keanekaragaman
tumbuhan di hutan mangrove tidak terlalu banyak. Hutan mangrove banyak dijumpai di
daerah pantai landai berlumpur dengan ombak relatif tenang. Hutan mangrove dapat hidup
subur jika memiliki syarat sebagai berikut:

- Daerahnya landai atau datar.


- Ombak tidak terlalu besar.
- Memiliki muara sungai dan delta.
- Banyak endapan lumpur dari sungai.
- Suhu lingkungan antara 20 - 40˚C.

Hutan mangrove memiliki peran penting secara ekologis yaitu sebagai mata rantai
makanan dalam perairan yang dapat menopang kehidupan berbagai jenis ikan, kepiting,
burung, udang hingga moluska.  Sedangkan secara fisik hutan mangrove memiliki fungsi
untuk melindungi pesisir dari abrasi, angin dan sebagai mengendapkan lumpur. Tumbuhan
mangrove memiliki akar yang panjang dan memiliki alur-alur melengkung ke atas hingga ke
dasar air yang saling berhubungan sehingga menjadi tempat biota air untuk berkembang dan
bersarang.

2. Terumbu Karang

Sumber Gambar : (pic:httphttp://cdn8.triplepundit.com/)


Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
tumbuhan alga yang disebut zooxanhallae.  Terumbu karang berbentuk aneh seperti batu
berwarna-warni dan memiliki rupa yang bermacam-macam. Pembentukkan terumbu karang
berasal dari hewan polip yang menghasilkan zat kapur dan memakan waktu ribuan tahun. 

Terumbu karang banyak terdapat di daerah tropis dan termasuk hewan yang rapuh
dan rentan terhadap kerusakan walaupun dari luar terlihat seperti keras dan kokoh. Luas
terumbu karang di Indonesia mencapai kurang lebih 60.000 km2 .   Terumbu karang secara
ekologis memiliki fungsi sebagai tempat berlindung dan penyedia nutrien bagi biota laut di
sekitarnya. Secara fisik teurmbu karang dapat melindungi pantai dari gelombang dan arus
kuat sehingga manusia dapat tinggal dekat pantai. 
Berbagai macam hewan seperti Ikan Badut, Udang, Kuda Laut, Bintang Laut hidup di
antara terumbu karang dan menjadikan terumbu karang menjadi tempat berlindung. Wilayah
di Indonesia yang terkenal memiliki taman terumbu karang yang indah adalah Bunaken di
Sulawesi Utara dan Laut Banda di Maluku.
3. Padang Lamun

Sumber Gambar : (pic:http://response.restoration.noaa.gov/)


Padang lamun/seagrass merupakan vegetasi berbunga yang hidup di perairan laut
dangkal antara hutan bakau dan terumbu karang.  Lamun hidup di perairan laut dangkal
berlumpur, berpasir lunak, tebal dan berarus tenang. Padang lamun menjadi habitat berbagai
macam jenis ikan, udang, penyu dan duyung. 
Padang lamun banyak tersebar di wilayah Indo-Pasifik barat dekat Indonesia. Lamun
berkembang biak dengan memproduksi bunga dan buah dengan penyebaran biji. Secara
horizontal vegetasi ini tumbuh dengan batang di bawah tanah. Lamun merupakan ekosistem
yang tidak mencolok sehingga kurang banyak mendapat perhatian dalam upaya pengelolaan
dan pelestariannya.

4. Zonasi Laut

Sumber Gambar : (pic:http://oceanservice.noaa.gov/)


Lautan merupakan wilayah terbesar di bumi dan menyimpan berbagai macam jenis
spesies hewan dan tumbuhan yang sangat besar. Penyebaran hewan di lautan terdapat mulai
dari daerah dangkal dekat pantai hingga perairan laut dalam. Berdasarkan intensitas cahaya
matahari yang masuk, laut dikategorikan menjadi 3 zona yaitu Eufotik, Disfotik dan Afotik.
Eufotik adalah wilayah dimana cahaya masih bisa tembus  sehingga banyak
dimanfaatkan berbagai tumbuhan laut untuk berfotosintesis. Kedalaman zona hingga sekitar
0-200 meter.  Biota laut yang hidup di zona ini antara lain alga, rumput laut, terumbu karang,
bintang laut, ikan badut, bintang laut, udang, kepiting dan lainnya. 
Disfotik adalah wilayah dimana cahaya sudah mulai remang-remang seperti senja di
daratan. Kedalaman zona ini antara 200-1000 m.  Biota laut yang hidup pada zona ini
diantaranya Hiu, Paus, Cumi dan Gurita.
Afotik adalah wilayah perairan gelap dan tidak terdapat sinar matahari sedikit pun.
Kedalamannya kurang lebih dari 1000 m hingga dasar laut terdalam 10.000 m (Palung
Mariana). Biota laut yang hidup di zona ini beradaptasi dengan  keadaan lingkungannya
sehingga banyak yang menghasilkan cahaya seperti Angler Fish, Cacing Laut dan Anemon.
BAB III
PENUTU
P

A. KESIMPULAN
Biogeografi laut atau Ekosistem laut adalah ekosistem yang ada di lautan. Berbeda
dengan daratan, ekosistem laut memiliki jumlah yang sedikit. Hal ini karena, jumlah
mahkluk hidup yang dapat hidup di air, hanya jenis hewan laut dan tumbuhan laut. Selain
itu, semakin besar tingkat kedalaman laut, semakin sedikit makhluk hidup yang dapat
tinggal di dalamnya. Ekosistem air laut dibedakan atas
1. Lautan
2. Pantai
3. Estuari
4. Terumbu karang.

B. SARAN
Semoga makalah yang sederhana ini ada manfaatnya dan kami tahu banyak
kelemahan dari pembuatan makalah ini, sehingga penulis mohon kritik dan sarannya untuk
perbaikin makalah ini selanjutnya.Akhir kata,penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembaca atas perhatiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Zona Referensi, Biologi


Campbell A. Neil & Reece B. Jane, dkk.2008. Biologi Jilid 3 edisi 8.Jakarta: Erlangga,
diakses tanggal 30 april 2020

Zona Referensi, Biologi edisi 2


Fried H. George & Hademenos J George.1999. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga,
diakses tanggal 30 april 2020

Zona Referensi, Biologi edisi 3


Kimball W. John, dkk.1983. Biologi Jilid 3 edisi 5. Jakarta: Erlangga, diakses tanggal 30
april 2020

Zona Referensi, Biologi laut


Romimohtarto, K dan Sri Juwana.2001.Biologi Laut. Penerbit Djambatan, Jakarta, diakses
tanggal 30 april 2020

Anda mungkin juga menyukai