Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama salah satu

penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan dan kematian utama di

seluruh dunia. Saat ini, salah satu jenis penyakit kanker yaitu kanker payudara

menjadi jenis kanker yang sangat menakutkan bagi perempuan di seluruh dunia

termasuk Indonesia. Menurut Global Cancer Observatory (GCO) tahun 2018

menunjukkan insiden penyakit kanker di Indonesia sebanyak (136,2/100.000

penduduk) dan berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan

ke-23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk perempuan adalah kanker

payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per

100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000

penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Prevalensi kanker di

di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun

2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. (Kemenkes, 2019).

Ancaman kanker di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perubahan

pola hidup pada masyarakat. Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan

Kesehatan Dunia memprediksikan hampir 9 juta orang meninggal diseluruh akibat

kanker dan akan terjadi peningkatan terhadap kejadian kanker di dunia 13 juta orang

pertahun pada tahun 2030 dan mayoritas terjadi di negara-negara berkembang

termasuk Indonesia. Di Indonesia kanker payudara menempati urutan ke-2 setelah


kanker leher rahim. Hasil pencatatan dari Kementrian Kesehatan bahwa kanker

payudara dan kanker serviks merupakan kasus yang paling sering terjadi (Kemenkes,

2016).

Dari sekian banyak jenis kanker yang diderita oleh penduduk Indonesia

diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70% dari

penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut. Hal inilah yang

menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini

kematian akibat kanker masih dapat dicegah. Penyakit kanker payudara bila

ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya tinggi berkisar antara 85 –

95%. Namun, dikatakannya pula bahwa 70 – 90% penderita datang ke rumah sakit

setelah penyakit parah, yaitu setelah masuk dalam stadium lanjut (Kemenkes, 2016).

Tingginya prevalensi kanker di Indonesia ini perlunya perhatian khusus

dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini yang telah dilakukan oleh penyedia

layanan kesehatan. Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini dan mendapat

pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup

lebih tinggi. Oleh karena itu, penting dilakukan pemeriksaan rutin secara berkala

sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker. Data rutin Subdit Kanker

Direktorat Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, sampai dengan tahun 2014

program deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara baru diselenggarakan pada

717 Puskesmas dari total 9.422 Puskesmas di 32 provinsi. Dengan demikian, dapat

dilihat bahwa Puskesmas yang memiliki program deteksi dini masih sangat sedikit

atau sekitar 7,6%. Sejak tahun 2007- 2013 deteksi dini yang telah dilakukan oleh
perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan

(tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk) (Kemenkes, 2015).

Pada tanggal 21 April 2015 telah dilaksanakan pencanangan Program

Percepatan Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan dan Pengendalian Kanker

pada Perempuan Indonesia 2015-2019, pencanangan tersebut terkait dengan rencana

strategis nasional bidang kesehatan khususnya penanggulangan kanker pada

perempuan Indonesia dengan target 50% penduduk wanita usia 30-50 tahun

terperiksa secara dini kanker serviks dan payudara melalui metode IVA-SADANIS

(Salim, 2017).

Berdasarkan data diatas, diperlihatkan bahwa kanker payudara dapat

menyerang semua umur. Pentingnya para wanita untuk menjaga kesehatan payudara

dengan melakukan deteksi dini untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas . Salah

satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan kanker payudara adalah dengan

melakukan pencegahan primer seperti pengendalian faktor resiko dan peningkatan

komunikasi, informasi dan edukasi. Pencegahan sekunder dilakukan melalui deteksi

dini kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Faktanya, lebih

banyak kanker payudara stadium dini dapat dideteksi dengan cara SADARI. Upaya

ini sangat penting, sebab apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini

dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan cukup tinggi (80-90%). Menurut

American Cancer Society (ACS) bahwa deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan

melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara klinis

(SADANIS) dan mammografi. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka

kematian sebesar 25-30%. Tindakan deteksi dini tidak benar-benar mencegah kanker
payudara akan tetapi dapat membantu menemukan gejala pada stadium awal sehingga

dapat melakukan pengobatan kanker lebih cepat dan kemungkinan sembuh juga

meningkat. (Kemenkes, 2015).

Salah satunya deteksi dini kanker payudara dengan menggunakan metode

SADARI, dengan pemeriksaan pada payudara sendiri pada seseorang ataupun

kelompok yang tidak mempunyai keluhan dan merupakan suatu usaha untuk

menemukan abnormalitas pada payudara yang bisa saja mengarah kanker payudara.

SADARI merupakan metode yang mudah, murah dan dapat dilakukan sendiri

(Kemenkes, 2015).

Metode SADARI dianjurkan sebulan sekali setelah menstruasi, yakni ketika

payudara tidak dalam keadaan lunak ataupun dalam keadaan bengkak, karena dengan

melakukan SADARI setiap bulan, seorang wanita akan lebih mudah untuk

mengidentifikasi adanya perubahan pada payudaranya sehingga lebih menjaga

kesehatan payudaranya dan akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin ketika

wanita mencapai usia reproduksi (NBCF, 2019). Menurut Nisman (2011) wanita

yang dianjurkan untuk melakukan SADARI yaitu pada wanita usia subur (WUS),

wanita pascamenopaus, dan setiap wanita yang berusia di atas 20 tahun, serta adanya

riwayat menstruasi dini pada usia kurang dari 12 tahun.

Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan prevalensi

kanker payudara yang cukup tinggi yaitu menempati urutan ketiga sebanyak 6.701

kasus setelah Provinsi Jawa Tengan dan Jawa Timur dengan masing-masing

sebanyak 11.511 kasus dan 9.688 kasus. Menurut Profil Kesehatan Jawa Barat

memperlihatkan kejadian kenaikan kanker payudara dari 430 tahun 2015 menjadi 912
orang tahun 2016. Data Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak

110.809 atau 2% WUS dilakukan pemeriksaan Clinical Breast Examination (CBE)

dan sekitar 1.150 atau 1.04% WUS terdapat benjolan pada payudara (Profil

Kesehatan Jawa Barat, 2017). TERBARU DAN TAMBAHKAN PRESENTASE

Menurut data dari puskesmas Parung Kecamatan Parung Kabupaten Bogor

pada tahun 2020 didapatkan data sebanyak 368 perempuan yang melakukan skrinning

kanker payudara dengan rentan usia <30 - >50 tahun dan sebesar 39 pasien (10,6%)

terdapat tumor dan benjolan dipayudara, 14 pasien (3,8%) dengan suspect kanker

payudara, 17 pasien (4,6%) menderita kelainan payudara lainnya dan 3 pasien (0,8%)

mengidap kaker payudara. Jumlah penderita yang masih sedikit atau tergolong

rendah sehingga mengindikasikan bahwa perlunya deteksi dini kanker payudara agar

tidak terjadi peningkatan insiden peyakit kanker payudara.

Berdasarkan studi pendahuluan tentang perilaku pemeriksaan sadari pada

wanita usia subur di Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor pada

15 wanita usia subur di dapatkan hanya 4 orang yang mengerti tentang Pemeriksaan

SADARI dan 11 orang tidak mengetahui tentang Pemeriksaan SADARI.

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik dengan

salah satu upaya untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dengan melakukan

penelitian mengenai “Analisa Perilaku SADARI pada Wanita Usia Subur (WUS) di

Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, metode SADARI pada Wanita Usia

Subur sangatlah penting untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara sehingga

dirumuskan masalah “Analisa Perilaku SADARI pada Wanita Usia Subur (WUS) di

Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Analisa Perilaku SADARI pada Wanita Usia Subur (WUS) di Dusun Jabon

Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi perilaku SADARI pada Wanita Usia

Subur (WUS) di Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, riwayat penyakit

keluarga, motivasi diri dan petugas kesehatan pada wanita usia subur

(WUS) di Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

3. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, riwayat keluarga,

motivasi diri dan petugas kesehatan dengan perilaku SADARI pada wanita

usia subur (WUS) di Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten

Bogor.
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan atau masukan

untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh terhadap perilaku SADARI pada

Wanita Usia Subur (WUS) di Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten

Bogor. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan dalam pengembangan ilmu

kebidanan terutama dalam kesehatan reproduksi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan

masukkan sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan promosi kesehatan

yang berkaitan dengan kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara

dengan SADARI.

1.4.2.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat

dalam deteksi dini kanker payudara dengan SADARI secara rutin untuk

mengetahui adanya benjolan dipayudara sehingga dapat mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari.

1.4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanafaatkan sebagai bahan

bacaan dan referensi di perpustakaan sebagai gambaran untuk penelitian

selanjutnya.
1.4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

sebagai referensi terutama tentang deteksi dini kanker payudara dengan

SADARI dan dapat menambah variabel-variabel lainnya untuk diteliti.

Anda mungkin juga menyukai