PENDAHULUAN
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama salah satu
penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan dan kematian utama di
seluruh dunia. Saat ini, salah satu jenis penyakit kanker yaitu kanker payudara
menjadi jenis kanker yang sangat menakutkan bagi perempuan di seluruh dunia
penduduk) dan berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan
payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per
100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000
penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Prevalensi kanker di
di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun
2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. (Kemenkes, 2019).
pola hidup pada masyarakat. Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan
kanker dan akan terjadi peningkatan terhadap kejadian kanker di dunia 13 juta orang
payudara dan kanker serviks merupakan kasus yang paling sering terjadi (Kemenkes,
2016).
Dari sekian banyak jenis kanker yang diderita oleh penduduk Indonesia
diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70% dari
penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut. Hal inilah yang
menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini
kematian akibat kanker masih dapat dicegah. Penyakit kanker payudara bila
ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya tinggi berkisar antara 85 –
95%. Namun, dikatakannya pula bahwa 70 – 90% penderita datang ke rumah sakit
setelah penyakit parah, yaitu setelah masuk dalam stadium lanjut (Kemenkes, 2016).
dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini yang telah dilakukan oleh penyedia
layanan kesehatan. Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini dan mendapat
pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup
lebih tinggi. Oleh karena itu, penting dilakukan pemeriksaan rutin secara berkala
sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker. Data rutin Subdit Kanker
program deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara baru diselenggarakan pada
717 Puskesmas dari total 9.422 Puskesmas di 32 provinsi. Dengan demikian, dapat
dilihat bahwa Puskesmas yang memiliki program deteksi dini masih sangat sedikit
atau sekitar 7,6%. Sejak tahun 2007- 2013 deteksi dini yang telah dilakukan oleh
perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan
(tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk) (Kemenkes, 2015).
perempuan Indonesia dengan target 50% penduduk wanita usia 30-50 tahun
terperiksa secara dini kanker serviks dan payudara melalui metode IVA-SADANIS
(Salim, 2017).
menyerang semua umur. Pentingnya para wanita untuk menjaga kesehatan payudara
dengan melakukan deteksi dini untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas . Salah
satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan kanker payudara adalah dengan
dini kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Faktanya, lebih
banyak kanker payudara stadium dini dapat dideteksi dengan cara SADARI. Upaya
ini sangat penting, sebab apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini
dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan cukup tinggi (80-90%). Menurut
American Cancer Society (ACS) bahwa deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan
(SADANIS) dan mammografi. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka
kematian sebesar 25-30%. Tindakan deteksi dini tidak benar-benar mencegah kanker
payudara akan tetapi dapat membantu menemukan gejala pada stadium awal sehingga
dapat melakukan pengobatan kanker lebih cepat dan kemungkinan sembuh juga
kelompok yang tidak mempunyai keluhan dan merupakan suatu usaha untuk
menemukan abnormalitas pada payudara yang bisa saja mengarah kanker payudara.
SADARI merupakan metode yang mudah, murah dan dapat dilakukan sendiri
(Kemenkes, 2015).
payudara tidak dalam keadaan lunak ataupun dalam keadaan bengkak, karena dengan
melakukan SADARI setiap bulan, seorang wanita akan lebih mudah untuk
kesehatan payudaranya dan akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin ketika
wanita mencapai usia reproduksi (NBCF, 2019). Menurut Nisman (2011) wanita
yang dianjurkan untuk melakukan SADARI yaitu pada wanita usia subur (WUS),
wanita pascamenopaus, dan setiap wanita yang berusia di atas 20 tahun, serta adanya
Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan prevalensi
kanker payudara yang cukup tinggi yaitu menempati urutan ketiga sebanyak 6.701
kasus setelah Provinsi Jawa Tengan dan Jawa Timur dengan masing-masing
sebanyak 11.511 kasus dan 9.688 kasus. Menurut Profil Kesehatan Jawa Barat
memperlihatkan kejadian kenaikan kanker payudara dari 430 tahun 2015 menjadi 912
orang tahun 2016. Data Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak
dan sekitar 1.150 atau 1.04% WUS terdapat benjolan pada payudara (Profil
pada tahun 2020 didapatkan data sebanyak 368 perempuan yang melakukan skrinning
kanker payudara dengan rentan usia <30 - >50 tahun dan sebesar 39 pasien (10,6%)
terdapat tumor dan benjolan dipayudara, 14 pasien (3,8%) dengan suspect kanker
payudara, 17 pasien (4,6%) menderita kelainan payudara lainnya dan 3 pasien (0,8%)
mengidap kaker payudara. Jumlah penderita yang masih sedikit atau tergolong
rendah sehingga mengindikasikan bahwa perlunya deteksi dini kanker payudara agar
wanita usia subur di Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor pada
15 wanita usia subur di dapatkan hanya 4 orang yang mengerti tentang Pemeriksaan
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik dengan
salah satu upaya untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dengan melakukan
penelitian mengenai “Analisa Perilaku SADARI pada Wanita Usia Subur (WUS) di
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, metode SADARI pada Wanita Usia
Subur sangatlah penting untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara sehingga
dirumuskan masalah “Analisa Perilaku SADARI pada Wanita Usia Subur (WUS) di
Analisa Perilaku SADARI pada Wanita Usia Subur (WUS) di Dusun Jabon
keluarga, motivasi diri dan petugas kesehatan pada wanita usia subur
motivasi diri dan petugas kesehatan dengan perilaku SADARI pada wanita
Bogor.
1.4 Manfaat Penelitian
Wanita Usia Subur (WUS) di Dusun Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
yang berkaitan dengan kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara
dengan SADARI.
dalam deteksi dini kanker payudara dengan SADARI secara rutin untuk
selanjutnya.
1.4.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya