Disusun Oleh :
Erica Nur Afifah 205401446116
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya semua sehingga kelompok saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Prosedur Pemberian Terapi Sulih
Hormon (TSH) Pada Wanita Menopause”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata Herbal Estetika dalam program studi Sarjana Terapan Kebidanan
Universitas Nasional.
Penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati saya berharap kepada semua pihak agar dapat memberi
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk mendukung kesempurnaan
makalah ini serta saya harap makalah ini berguna dan bermanfaat bagi masyarakat
yang membacanya, khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa. Atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Perubahan fisik
5
menyebabkan tubuh merasakan panas. Rasa panas ini biasanya
berlangsung hanya sekitar 15 detik sampai dengan 1 menit, frekuensi
hot flush biasanya berbeda-beda pada setiap wanita, ada yang muncul
beberapa kali dalam setiap ulan namun ada juga yang muncul
beberapa kali dalam satu jam, dan hot flush ini tidak bisa diprediksi
terkait kemunculannya (Salim & Enterprise, 2015; Wirakusumah,
2004).
c. Susah tidur
d. Inkontinensia
Pada masa menopause, seorang wanita menopause akan
mengalami kesulitan dalam mengendalikan buang air kecil
(inkontinensia) atau sering disebut dengan mengompol, inkontinensia
ini disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen selain kekurangan
6
hormon estrogen inkontinensia juga disebabkan karena penurunan
tonus otot vagina dan pintu otot saluran kemih (uretra) sehingga
menyebabkan kapasitas dari uretra menurun sampai 200ml dan
menyebabkan frekuensi BAK meningkat dan tidak dapat dikontrol
(Karjoyo, 2017; Waluyo, 2010).
2. Perubahan psikologis
a. Mudah tersinggung
b. Depresi
7
mempengaruhi suasana hati sehingga jika kadar neurotransmiter
rendah maka akan menimbulkan perasaan cemas yang dapat
menyebabkan depresi pada wanita menopause. Depresi pada wanita
menopause juga dapat disebabkan oleh beberapa gangguan fisik yang
telah menahun seperti diabetes, darah tinggi, penyakit hati yang kronis
dan sulit untuk disembuhkan (Mulyani, 2013; Santoso, 2009).
c. Cemas
d. Sering lupa
8
dapat dibuahi, bahkan siklus anovulasi ini sudah berlangsung sejak wanita
masih mengalami premenopause (Proverawati & Sulistyawati, 2017).
9
dengan menopause dini, adapun faktor budaya yang mempengaruhi
seperti pola konsumsi makanan mengandung anti oksidan tinggi yang
dapt menghambat proses penuaan. Oleh karenannya faktor budaya dan
lingkungan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari sangat berpengaruh
pada diri wanita menopause (Mulyani, 2013; Fibrila & Ridwan, 2014).
4. Faktor lain
Faktor lain yang mempengaruhi masa menopause adalah wanita
yang belum menikah, wanita yang sibuk dengan kariernya yang sudah
maupun belum berumah tangga. Menarch (haid pertama) juga dapat
mempengaruhi terjadinya menopause, semakin dini menarch maka akan
semakin lambat menopause begitu juga sebaliknya, semakin lambat
menarch maka akan semakin cepat memasuki masa menopause. Faktor
lain yang juga mempengaruhi menopause adalah pemakaian alat
kontrasepsi. Alat kontresepsi dapat mempengaruhi menopause karena
hormone estrogen dan progesterone dapat memberikan umpan balik
terhadap kelenjar hipofisis melalui kelenjar hipotalamus sehingga terjadi
hambatan terhadap perkembangan foikel dan proses ovulasi oleh karena
itu apabila ibu terpapar homon estrogen lebih lama maka akan terjadi
pelambatan ovulasi (Proverawati & Sulistyawati, 2017; Harnani, 2015;
Fibrila & Ridwan, 2014).
1. Menopause dini
10
2. Menopause normal
3. Menopause terlambat
11
2.2.2 Jenis-Jenis Terapi Sulih Hormon
12
2.2.4 Efek Samping dan Kontraindikasi Pemberian Terapi Sulih Hormon
1. Efek Samping Pemberian Terapi Sulih Hormon
a. Terapi sulih hormon dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker
payudara. Khususnya pada pengguna terapi sulih hormon kombinasi
lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
b. Terapi estrogen tanpa adanya progesteron pada wanita menopause
yang memiliki rahim yang utuh dapat meningkatkan risiko terjadinya
kanker endometrium dan hiperplasia endometrium.
c. Pemberian hormon estrogen secara oral dapat meningkatkan sintesis
prokoagulan di hepar sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya
tromboemboli vena.
d. Pemberian terapi estrogen saja atau kombinasi estrogen dan
progesteron dapat meningkatkan risiko gangguan pada kandung
empedu.
2. Kontraindikasi Pemberian Terapi Sulih Hormon
a. Wanita yang memiliki riwayat kanker payudara
b. Wanita yang memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara
(misalnya ibu pasien menderita kanker payudara)
c. Wanita yang menderita tromboembolisme vena atau memiliki risiko
tinggi trombosis atau stroke.
d. Pemberian terapi sulih hormon tidak direkomendasikan untuk wanita
yang berusia lebih dari 60 tahun.
1. Nyeri dada berat yang terjadi secara tiba-tiba (meskipun tidak menjalar
ke lengan kiri)
3. Nyeri berat pada betis salah satu kaki yang tidak diketahui penyebabnya
5. Efek serius pada saraf termasuk sakit kepala berat berkepanjangan yang
13
tidak biasa terutama jika baru muncul atau kondisi yang semakin
memburuk; atau kehilangan penglihatan secara parsial atau total yang
terjadi secara tiba-tiba; atau gangguan pendengaran tiba-tiba atau
gangguan persepsi; atau disfasia; atau serangan pingsan yang buruk atau
kolaps; atau kejang epilepsi pertama yang tidak diketahui penyebabnya;
atau gangguan motorik atau lemah motorik, mati rasa tiba-tiba pada satu
sisi atau satu bagian tubuh.
7. Tekanan darah sistol di atas 160 mmHg dan diastol di atas 100 mmHg
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Jika kelak mengalami gejala menopause penggunaan terapi sulih
hormon dapat enjadi salah satu pilihan. Semoga datangnya masa menopause
nanti buka suatu periode yang menakutkan bagi seorang wanita.
15
DAFTAR PUSTAKA
16