PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah suatu kelompok individu yang hidup bersama, baik yang memiliki
hubungan darah, persetujuan hukum, dan ataupun adanya tanggung jawab sosial. Dalam sistem
kesehatan keluarga memiliki peranan penting baik untuk kesembuhan atupun keberhasilan terapi.
Dengan dilibatkannya keluarga dalam penangan kesehatan individu, diharapkan dapat
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kesakitan.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, khusunya kabupaten Lahat, maka
kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Sedangkan, jumlah institusi pelayanan
kesehatan dirasa masih kurang, terutama sebuah klinik-klinik yang berprinsip pada kedokteran
keluarga. Hal ini sangat disayangkan karena keluarga memegang peranan penting dalam
keberhasilan suatu pelayanan kesehatan.
Kesehatan sebagai kebutuhan essensial dasar bagi manusia memiliki arti penting ketika
salah satu anggota keluarganya atau dirinya sendiri sakit. Artinya, kita membutuhakan suatu
tempat pelayanan kesehatan yang berorientasi pada prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga. Oleh
karena itu, kami bermaksud untuk membangun sebuah klinik dokter keluarga di kawasan
Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Klinik dokter keluarga tersebut akan melakukan pelayanan kesehatan pada keluarga yang
berprinsip kepada kedokteran keluarga dan mengacu pada kondisi masalah kesehatan serta angka
kesakitan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Dengan dibangunnya klinik dokter keluarga ini
diharapkan akan meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas masyarakat khususnya di
Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam perencanaan ini
yaitu mengapa memilih Kabupaten Lahat sebagai lokasi untuk membangun klinik kedokteran
keluarga serta bagaimana merancang dan mengelola suatu klinik dokter keluarga
I.3 Tujuan
I.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Memberikan infomasi tentang cara merancang dan mengelola suatu klinik dokter
keluarga
2. Bagi Institusi
Menambah pembaruan informasi yang dapat menjadi referensi di Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menjadi referensi yang ilmiah agar pembaca dapat mengetahui cara merancang dan
mengelola suatu klinik dokter keluarga
DAFTAR PUSTAKA
https://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
https://docplayer.info/45840966-Klinik-dokter-keluarga.html
https://repository.unimal.ac.id/4007/1/DOKTER%20KELUARGA.pdf
BAB II
PROFIL DAERAH
PROFIL DAERAH
Kabupaten Lahat terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, Kabupaten
Lahat terletak antara 3,25° sampai 4,15° LS, 102,37° sampai 103,45° BT. Berdasarkan
Administrasi tahun 2017, Kabupaten Lahat terdiri dari 24 kecamatan, 17 kelurahan, dan 360 desa
dengan luas wilayah sebsar 4.360,83 km2. Kabupaten Lahat memiliki jumlah penduduk sebanyak
401.494 dengan kepadatan penduduk sebesar 93,43/km2. Kabupaten Lahat memiliki batasan
wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : dengan Kabupaten Muara Enim dan Musi Rawas
Sebelah Selatan : dengan Kota Pagaralam dan Kab Bengkulu Selatan Prov.
Bengkulu
Sebelah Timur : Kabupaten Muara Enim
Sebelah Barat : Kabupaten Empat Lawang
Kabupaten
Lahat
merupakan
daerah
perbukitan
dengan
ketinggian
wilayah dari
atas
permukaan
laut yang
bervariasi
mulai dari 25
meter hingga
1000 meter namun secara umum wilayah Kabupaten Lahat tergolong kedalam dataran tinggi.
Wilayah Kabupaten Lahat termasuk dalam alur Bukit Barisan dengan puncak tertingginya yaitu
Bukit Serelo dengan ketinggian kurah lebih 600 meter dpl dan Gunung Dempo dengan
ketinggian >3159 meter dpl. Kabupaten Lahat juga dilalui oleh sungai-sungai besar dan kecil.
Sungai Lematang merupakan sungai terbesar yang melintasi Kabupaten Lahat. Sungai ini
merupakan sumber daya alam yang berguna bagi masyarakat Kabupaten lahat sebagai sumber air
bersih dan sumber air untuk pertanian pada daerah sekitarnya.
Kabupaten Lahat mempunyai iklim tropis basah dengan rata-rata suhu udara maksimum
30,47°C dan rata-rata suhu udara minimum 22,16°C. rata-rata curah hujan di wilayah Kabupaten
Lahat adalah sebesar 288,72 mm/bulan dengan kelembaban udara 78,5% dan rata-rata kecepatan
angin sebesar 4,66km/jam. Musim kemarau berlangsung pada bulan April hingga Oktober,
sedangkan musim penghujan berlangsung pada bulan Oktober hingga bulan April.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Lahat pada tahun 2012 pada golongan usia
7-12 tahun adalah sebesar 98,28%. Pada usia 13-15 tahun sebesar 92,57% dan pada usia 16-18
tahun sebesar 54,36%. Pada tahun 2010, jumlah sekolah setingkat SD terdapat sebanyak 321
sekolah negeri, setingkat SMP sebanyak 73, dan setingkat SMA sebanyak total 47 sekolah yang
terbagi menjadi 32 SMA, 4 MA, dan 11 SMK.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat berdasarkan indikator angka mortalitas,
morbiditas, dan angka status gizi masyarakat. Angka mortalitas merupakan angka kematian yang
terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu. Pada tahun 2017, angka kematian bayi pada
Kabupaten Lahat adalah sebesar 11 kasus dan angka kematian ibu sebesar 6 kasus.
Angka kejadian penyakit menular malaria pada tahun 2014 didapatkan sebanyak 1.087
orang yang terkonfirmasi malaria dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium. Angka
penyakit menular tuberculosis paru didapatkan sebanyak 181 penderita pada tahun 2014. Angka
kejadian penyakit kusta tercatat sebanyak 5 orang yang mengalami kusta basah (Multi Basiler).
Berdasarkan data pada Kementerian Kesehatan tahun 2014, sepuluh penyakit terbanyak
di Kabupaten Lahat adalah ISPA, penyakit infeksi pada usus (kolera, diare, dan disentri),
penyakit kulit (infeksi bakteri, jamur, dan alergi), penyakit system otot dan jaringan, hipertensi,
malaria, penyakit pada rongga mulut, infeksi saluran nafas bagian bawah, kecelakaan dan
keracunan, serta infeksi telinga.
Status gizi masyarakat dapat dilihat dari status gizi penduduk usia dibawah lima tahun
(balita) karena tergolong rawan gizi. Pada tahun 2014, kasus balita dengan gizi buruk ditemukan
sebanyak 10 orang. Semua kasus balita dengan gizi buruk tersebut sudah mendapat perawatan
dari tenaga kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang terdapat pada Kabupaten Lahat didapatkan sebanyak 2 RS yaitu
RS DKT (Dinas Kesehatan Tentara) Lahat dan RSUD Lahat. Fasilitas kesehatan puskesmas
tercatat sebanyak 33 Puskesmas yang tersebar pada berbagai kecamatan seperti sebagai berikut
(PUSDATIN-Kemenkes RI, 2021):
No. Nama Puskesmas Jenis Puskesmas Kecamatan
1. Golden Great Borneo Non Rawat Inap Desa Prabu Menang
2. Pagar Jati Non Rawat Inap Kec Kikim Selatan
3. Sukarami Non Rawat Inap Kec. Gumay Talang
4. Tinggi Hari Non Rawat Inap Kec. Gumay Ulu
5. Jarai Rawat Inap Kec. Jarai
6. Saung Naga Non Rawat Inap Kec. Kikim Barat
7. Wana Rawa Non Rawat Inap Kec. Kikim Barat
8. Nanjungan Non Rawat Inap Kec. Kikim Selatan
9. Tanjung Aur Non Rawat Inap Kec. Kikim Tengah
10. Bumi Lampung Rawat Inap Kec. Kikim Timur
11. Bungamas Rawat Inap Kec. Kikim Timur
12. Palembaja Non Rawat Inap Kec. Kikim Timur
13. Kota Agung Rawat Inap Kec. Kota Agung
14. Bandar Jaya Non Rawat Inap Kec. Lahat
15. Pagar Agung Non Rawat Inap Kec. Lahat
16. Perumnas Non Rawat Inap Kec. Lahat
17. Selawi Non Rawat Inap Kec. Lahat
18. Senabing Non Rawat Inap Kec. Lahat
20. Usila Non Rawat Inap Kec. Lahat
21. Merapi II Rawat Inap Kec. Merapi Barat
22. Perangai Non Rawat Inap Kec. Merapi Selatan
23. Merapi I Non Rawat Inap Kec. Merapi Timur
24. Muara Lawai Non Rawat Inap Kec. Merapi Timur
25. Muara Payung Non Rawat Inap Kec. Muara Payung
26. Muara Tiga Rawat Inap Kec. Mulak Ulu
27. Pagar Gunung Non Rawat Inap Kec. Pagar Gunung
28. Pajar Bulan Non Rawat Inap Kec. Pajar Bulan
29. Pseksu Non Rawat Inap Kec. Pseksu
30. Pulau Pinang Non Rawat Inap Kec. Pseksu
19. Sukamerindu Non Rawat Inap Kec. Sukamerindu
31. Tanjung Sakti Pumi Rawat Inap Kec. Tanjung Sakti Pumi
32. Simpang III Pomo Non Rawat Inap Kec. Tanjung Sakti Pumu
33. Tanjung Tebat Non Rawat Inap Kec. Tanjung Tebat
Pada tahun 2014, jumlah dokter umum di Puskesmas Kabupaten Lahat berjumlah 25
orang , sedangkan jumlah dokter gigi sebanyak 5 orang. Jumlah perawat di Kabupaten Lahat
sebanyak 336 orang yang terdistribusi di Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan RSUD Lahat.
Sedangkan, jumlah perawat gigi sebanyak 13 orang yang terdistribusi di Puskesmas dan RSUD
Lahat. Tenaga non kesehatan yang terdapat pada Kabupaten Lahat pada tahun 2014 berjumlah
128 orang.
Daftar pustaka
Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Lahat Tahun 2014
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan
Satgas penyusunan RPI2-JM. 2016. Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah 2016-2020
PUSDATIN-KEMKES RI. 2021. Daftar Puskesmas
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Data Dasar Puskesmas Provinsi Sumatera Selatan Keadaan
Desember 2013
A. DENAH KLINIK
*Keterangan:
a. Loket 1 = Loket Pendafataran & Informasi
b. Loket 2 = Loket Pembayaran
A. Fasilitas
1. Ruangan
BAB III
PROFIL KLINIK
3. Terapy,
4. Konseling,
5. Rawat Inap
6. Rujukan Dan
III.2.8 Unit Kesehatan Masyarakat
III.2.8.1 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk antara lain Konseling, Inspeksi
Kesehatan Lingkungan; dan/atau Intervensi Kesehatan Lingkungan.
Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan
dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan
lingkungan yang dihadapi. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan
pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat. Intervensi Kesehatan Lingkungan
adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.
Tujuan:
a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di
lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan
Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai).
c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
Kegiatan:
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif
dan pasif.
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,
surat atau tatap muka.
c. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
masyarakat.
e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
f. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
a. Sumber informasi Obat.
b. Tempat.
c. Tenaga.
d. Perlengkapan
III.2.10 Laboratorium Klinik
Laboratorium klinik umum pratama merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan
pemeriksaan terbatas dengan teknik sederhana.
Pelayanan Laboratorium Klinik meliputi pemeriksaan-pemeriksaan seperti :
a. Hematologi : Hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah leukosit, jumlah
trombosit, hitung jenis leukosit, LED, masa perdarahan dan masa pembekuan.
b. Kimia klinik : Glukosa, asam urat, cholesterol total, HDL,LDL, trigliserid, ureum
kreatinin, SGOT,SGPT.
c. Mikrobiologi dan parasitologi : BTA, malaria.
d. Imunologi : Tes kehamilan, golongan darah, widal, HbS
e. Urinalisa : Makroskopis (warna, kejernihan, bau, volume), pH, berat jenis,
protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen, keton, nitrit, leukosit, eritrosit, dan
mikroskopis (sedimen urin).
f. Parasitologi: Faeses rutin (makroskopis dan mikroskopis)
g. Patologi klinik: Usap tangan, rectal swab.
Dafus :
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014, BAB III Pelayanan Farmasi Klinik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
411/MENKES/PER/III/2010 Tentang Laboratorium Klinik
https://labkes.slemankab.go.id/pelayanan-laboratorium-klinik/
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
https://dinkes.temanggungkab.go.id/home/halaman/101/bidang-pencegahan-dan
pengendalian-penyakit