Manfaat cetak sablon antara lain : untuk membuat gambar pada tekstil; membuat poster, spanduk, logo,
dan bedge; membuat perlengkapan kantor; dan membuat gambar produk perusahaan.
1. ALAT
Bermacam-macam alat yang digunakan dalam proses menyablon, baik alat pokok maupun alat pelengkap
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Screen Printing ( kain monyl dengan bingkainya)
Screen Printing adalah kain monyl yang telah dipasang bingkainya. Kain monyl merupakan salah
satu dari jenis kain yang dikhususkan untuk keperluan menyablon. Ada beberapa jenis kain monyl yang
dapat digunakan untuk menyablon antara lain; nytal, sutera, polyster, polyamida, dan sebagainya. Kain
jenis tersebut banyak dipasarkan di Toko Alat Cetak Sablon.
Ukuran kain monyl bermacam-macam dari yang kasar sampai yang halus. Sistem penomoran monyl
berdasarkan banyaknya pori-pori kain dalam setiap satuan luas bidang tertentu. Hal tersebut menunjukkan
makin tinggi nomor monyl, makin banyak jumlah pori-pori kain tersebut dalam setiap satuan luas bidang
kain, yang berarti kain tersebut makin halus.
Pemilihan jenis ukuran monyl sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis bahan yang akan
disablon. Halus atau kasarnya ukuran monyl berpengaruh terhadap banyak sedikitnya tinta sablon yang
dapat diserap oleh bahan yang disablon. Pemilihan jenis ukuran monyl dengan bahan yang akan disablon
dapat dikelompokan sebagai berikut.
Monyl kasar
Nomor : 60 T – 90 T
menyerap cat/
tinta
kaos, kain, handuk
Monyl sedang
Nomor : 120 T – 150 T
setengah
menyerap cat/
tinta
kayu, kertas karton
Monyl halus
Nomor : 180 T – 200 T
Tidak menyerap
cat/ tinta
kaca, mika, plastik, seng
b. Rakel ( Pembesut )
Rakel merupakan alat yang penting dalam proses menyablon. Rakel
digunakan untuk menyapu dan menekan tinta cetak yang ada dalam
screen printing agar merembes melalui pori-pori monyl yang telah
berbentuk gambar sehingga menempel/ mencetak pada bahan yang
disablon.
Rakel terbuat dari bermacam bahan seperti; plastik yang lentur, karet
dan busa karet yang keras. Agar mudah dan enak dalam
menggunakannya, rakel diberi tangkai/ pegangan dari kayu. Bentuk
ujung rakel juga bermacam-macam antara lain; runcing, persegi dan
bulat.
c. Meja Cetak
Menyablon sebenarnya dapat dilakukan di mana saja asal tempat
yang digunakan datar dan rata. Akan tetapi sebaiknya menggunakan
meja khusus agar mudah pengerjaan cetaknya dan hasil cetakan
cenderung lebih berkualitas. Apalagi jika cetakan beraneka warna
maka meja cetak merupakan hal keharusan agar hasilnya bisa
maksimal.
Meja cetak sebaiknya dilengkapi dengan catok, kaca dan
lampu neon. Catok digunakan untuk menjepit screen agar tetap
stabil letak dan kedudukannya. Sedangkan kaca dan neon berfungsi
untuk membantu menempatkan gambar pada posisinya yang tepat,
terutama untuk menempatkan bentuk dan warna gambar yang rumit
g. Alat-alat Takaran
Alat Takaran digunakan untuk menakar/ menimbang bahan-bahan yang dipergunakan untuk menyablon,
baik yang dipergunakan untuk keperluan afdruk maupun bahan-bahan yang digunakan untuk mencetak
(cat sablon). Alat yang dapat digunakan untuk menakar/ menimbang yaitu : (1) timbangan, dan (2) gelas
ukuran
h. Alat-alat Afdruk
Alat afdruk adalah alat-alat yang digunakan untuk keperluan proses afdruk. Peralatan afdruk terdiri dari
: (1) kaca bening tebal 5 mm, (2) spon karet tebal 5 cm, (3) papan alas kayu/ triplex tebal 2 cm, (4)
klise positif ( diapositif ) dan (5) screen
2. Bahan
Chrome gelatin merupakan campuran antara Amonium/ Kalium bichromat dengan gelatin dan air panas
dengan perbandingan sebagai berikut:- gelatin : 25 gram
- Amonium/ Kaliumbichromat : 5 gram
- air panas : 100 gram (100 cc)
1. Catalys : 20 gram
2. Emulsifier : 50 cc.
3. Binder : 100 cc.
4. Minyak tanah : 500 cc.
5. Air : 300 cc.
6. Sandye colour (pewarna)
: 50 cc.
Seluruh bahan dalam perbandingan seperti tersebut di atas dicampur menjadi satu sebagai berikut:
1. Campurkan catalys 20 gram dengan air bersih 50 cc, dan aduk sampai merata.
2. Tuangkan emulsifier sebanyak 50 cc ke dalam hasil campuran (1) dan aduk kembali sampai rata,
hingga berbentuk pasta yang kental.
3. Campurkan hasil adukan (2) dengan binder 100 cc. dan aduk sampai rata. Hsil campuran (3)
akan berbentuk pasta putih (seperti susu kental).
4. Tuangkan minyak tanah 20 cc. ke dalam campuran (3) dan aduk sampai rata betul.
5. Tuangkan air 10 cc. ke dalam hasil campuran (4) dan aduk sampai betul-betul rata.
6. Kerjakan cara campuran (4) dan (5) terus menerus hingga seluruh minyak tanah (500 cc.) dan air
bersih (250 cc.) habis tercampur semua. Hasil campuran ini tetap seperti hasil campuran (3) yaitu
berbentuk pasta kental seperti susu putih.
7. Setelah semua bahan tercampur rata betul tuangkan sandye colour sesuai warna yang dikehendaki
sebanyak 50 cc. dan aduk kembali hingga rata betul.
8. Hasil campuran (7) ini langsung dapat digunakan untuk mencetak.
Sandye colour adalah cat khusus untuk mencetak bahan-bahan dari kain katun dengan warna dasar putih,
karena warna cat sandye colour ini bereaksi dengan warna dasar kain. Jika cat sandye colour dipakai untuk
mencetak di atas kain yang sudah berwarna, maka warna hasil pencetakan akan berubah.
Kebaikan cat sandye colour ini adalah tidak membentuk membentuk lapisan di atas kain, sehingga tidak
ada ketebalan pada kain yang dicetak.
2. Proses Afdruk
Setelah bahan dan alat serta klise positif selesai, langkah selanjutnya proses pembuatan klise negatif.
Proses pembuatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Siapkan monyl (screen) yang akan digunakan untuk klise negatif. Sebelum screen dipergunakan
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat ( debu minyak, lemak dan sebagainya)
dengan cara mencuci screen tersebut dengan soda api 20 %. Setelah screen dicuci dengan soda api,
diamkan selama sekitar 5 menit
kemudian cuci kembali dengan air bersih. Setelah screen dibersihkan kemudian dijemur sampai kering.
b. Sambil menunggu keringnya screen, buatlah campuran serbuk chromatin dengan air panas ( ± 60º C)
dengan perbandingan sekitar : 1 : 5
Misalnya :
Aduklah kedua campuran tersebut sampai rata betul dan tidak ada butir-butir chromatin yang tersisa.
Setelah larutan chromatin betul-betul rata, diamkan sejenak agar dingin di tempat yang gelap (tidak terkena
sinar matahari langsung).
c. Ambil screen yang telah kering dan bawalah ke kamar gelap ( kamar gelap adalah ruangan yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung). Olesi screen dengan adonan chromatin sampai rata pada bagian
luar dan dalamnya dengan menggunakan kuas yang halus. Kemudian ratakan dengan penggaris mika alat
perata khusus pada bagian luar dan dalamnya sampai betul-betul rata.
d. Sesudah rata betul, keringkan dengan hairdryer atau kipas angin agar cepat kering.
Bila listrik padam atau pekerjaan dilakukan di tempat yang tidak ada listrik, pengeringan dapat dilakukan
dengan kompor minyak. (seluruh proses tersebut dilakukan di kamar/ ruang gelap).
e. Setelah screen (monyl) kering. Siapkan alat-alat afdruk ( kaca, spon karet, kertas karbon, dan klise
positif ).
Susun segala perangkat afdruk dengan susunan sebagai berikut:
Paling bawah adalah spon karet dan dasarnya, kemudian screen. Di atas screen letakan gambar (klise
positip) dalam kedudukan terbalik. Di dalam screen berilah lapisan kertas karbon hitam/ gelap, kemudian
letakkan kaca sebagai lapisan yang paling atas. Susunan perangkat afdruk tidak boleh terbalik. Yang perlu
diperhatihan pada saat meneta perangkat afdruk adalah meletakkan posisi gambar agar tidak terlalu ke
pinggir
(usahakan tepat di tenagh-tengah)
f. Bila screen telah tersusun, bawalah segera keluar dari kamar gelap untuk disinari dengan sinar
matahari langsung.
Waktu penyinaran agar diusahakan screen mendapat sinar matahari secara tegak lurus ( lihat gambar
1.18 ). Penyinaran dapat dilakukan dengan berjongkok menghadap sinar matahari dan meltakkan
peralatan afdruk di atas lutut kanan ( boleh juga lutut kiri). Kaca ditekan ke bawah dengan ibu jari
sedangkan jari-jari yang lain menekan spon kari bawah agar masuk ke dalam screen dengan dibantu lutut.
Hal ini dimaksudkan untuk menekan klise positif agar benar benar melekat dan betul-betul rata pada screen
sehingga tidak ada sinar matahari yang
menerobos dari celah-celah yang ada. Penyinaran dilakukan pada terik matahari antara jam 11.00 - 14.00.
Lama penyinaran ini tergantung dari jenis bahan afdruk, saat penyinaran, serta cuaca waktu berlangsung
(penyinaran).
g. Setelah penyinaran selesai, angkatlah screen dan semua peralatan afdruk dalam posisi yang tidak
berubah ke dalam kamar gelap kembali.
Sesampai di kamar gelap barulah peralatan dapat dibongkar dan segera screen disiram perlahan dengan
air dingin sampai rata muka belakang. Setelah disiram air dingin sampai rata, baru kemudian disiram air
panas yang telah disediakan.
Pada waktu screen disiram air panas bila penyinaran berjalan dengan sempurna, maka sebagian lapisan
chromatin akan rontok dan berbentuk gambar seperti pada klise positif yang diafdruk (posisi gambar
terbalik).
Teruskan penyiraman dengan air dingin kembali dan gosoklah screen pelan-pelan dengan tangan untuk
menghilangkan lendir-lendir yang menempel. Kemudian screen dapat dijemur langsung di terik matahari
sampai kering.
4. Pemeriksaan Screen
Screen yang telah kering sebenarnya telah siap dipergunakan untuk mencetak. Akan tetapi untuk lebih
sempurnanya sebelum screen digunakan untuk mencetak, periksa lebih dahulu apakah ada kebocoran-
kebocoran sewaktu afdruk atau mungkin ada bagian-bagian gambar yang masih tertutup oleh lapisan
bahan afdruk (chromatin).
Untuk mempermudah pekerjaan pemeriksaan dapat dilakukan di meja gambar dengan menyalakan lampu
neon sehingga lubang-lubang yang semestinya tidak ada, akan kelihatan dengan jelas, demikian juga bila
ada bagian gambar yang masih tertutup.
Bila dalam pemeriksaan terdapat lubang-lubang segera dapat ditutup dengan sisa chromatin, kemudian
dapat dijemur kembali. Akan tetapi, bila gambar masih ada yang tertutup chromatin, dapat dibuka dengan
menggunakan soda api 20%. Cara membuka bagian-bagian gambar yang masih tertutup dapat dilakukan
dengan menggunakan pena tulis (pena kodok) dengan hati-hati agar soda api tidak merembes ke bagian-
bagian lain. Diamkan sekitar 5 menit, kemudian screen dapat dicuci kembali dengan air dan selanjutnya
dikeringkan kembali. Pekerjaan pemeriksaan screen dan perbaikan-perbaikan ini biasanya disebut dengan
mentusir.
Setelah screen selasai ditursir dan dikeringkan kembali, pekerjaan selanjutnya adalah menempelkan
sleerband di bagian belakang screen untuk menutup batas antara kayu bingkai dengan kasa agar bila
terjadi perembesan tinta pada sambungan antara bingkai dengan kasa, perembesan tersebut tidak sampai
membocorkan screen waktu dilakukan pencetakan.
5. Melapisi Screen dengan Screen lack
Olesi bagian dalam screen dengan screen lack sampai rata seluruhnya. (Pengolesan dilakukan dengan
menggunakan kapas/ kuas yang dicelupkan dalam screen lack. Setelah itu bagian belakang screen
dibersihkan dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan afduner (sejenis minyak cat)
sehingga screen lack yang menempel pada gambar di atas screen akan larut dan terserap oleh kapas.
Lakukanlah pekerjaan ini dengan teliti dan hati-hati agar mendapatkan klise negatif yang sempurna. Bila
tahapan tersebut berhasil baik, maka hasil pencetakan nantinya juga akan memuaskan.