Anda di halaman 1dari 4

KETUBAN PECAH DINI

FILOSOFI
Menurunkan serendah mungkin angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.

TUJUAN
Untuk memberikan pedoman tatalaksana ibu hamil dengan ketuban pecah dini serta penanganan
komplikasinya.

PRINSIP
Memberikan pelayanan dan manajemen bagi ibu dan bayi secara tepat untuk menurunkan
morbiditas ibu dan bayinya.

KETUBAN PECAH DINI PRETERM (PPROM)


DIAGNOSIS
 Diagnosis ketuban pecah spontan dinilai dengan anamnesis pasien dan pemeriksaan dengan
spekulum steril.
 Pemeriksaan ultrasonografi berguna untuk beberapa kasus, untuk membantu mengkonfirmasi
diagnosis
 Pemeriksaan digital harus dihindari dimana dicurigai adanya ketuban pecah dini preterm
(PPROM/ Preterm Prelabour Rupture of Membranes)
 Diagnosis dibuat dengan anamnesis riwayat yang mendukung ketuban pecah spontan (SROM/
spontaneous rupture of membrane) dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan speculum steril
yang menunjukkan adanya kumpulan cairan di forniks posterior vagina, sehingga nitrazin test
tidak diperlukan.
 Ultrasonografi menunjukkan adanya oligohidramnion yang juga berguna untuk membantu
mengkonfirmasi diagnosis SROM.
 Pemeriksaan digital harus dihindari kecuali ada kecurigaan kuat terjadi persalinan. Ini karena
mikroorganisme dapat berpindah dari vaginna ke dalam serviks, yang dapat menyebabkan
infeksi intra uterine, pelepasan prostaglandin dan persalinan preterm.

PEMERIKSAAN ANTENATAL
 Wanita dengan PPROM seharusnya diobservasi untuk tanda-tanda klinis korioamnionitis
sedikitnya dalam 12 jam.
 Vaginal swab mingguan dan pemeriksaan darah lengkap maternal sedikitnya seminggu sekali
harus dipertimbangkan.
 Monitoring fetal dengan kardiotokografi harus dipertimbangkan dimana dibutuhkan survey fetal
secara regular.
 BPS (Biophysical Score) atau Doppler velosimetri tidak dipertimbangkan sebagai garis pertama
untuk survey atau test diagnostic pada infeksi fetal
 Pireksia pada maternal (diatas 37,8 0 C), discharge/ cairan vagina yang berbau, dan fetal takikardi
( rata-rata diatas 160x/menit) mengindikasikan adanya korioamnionitis.
 Sensitivitas dan angka positif palsu leukositosis dalam mendeteksi korioamnionitis secara klinis
berkisar antara 29-48,7% dan 5-18%. Leukositosis berguna secara klinis jika ada keraguan
tentang diagnosis korioamnionitis.

PENGELOLAAN
A. Antibiotic Profilaksis
 Eritromisin , 250 mg secara oral tiap 6 jam, untuk 10 hari jika terdiagnosis PPROM, atau
 Ampicillin 2 gram IV setiap 6 jam.
 Co-amoksiclav tidak direkomendasikan untuk wanita dengan PPROM karena dengan
PPROM berhubungan dengan enterokolitis nekrotikan
B. Pemberian Kortikosteroid
Kortikosteroid antenatal seharusnya diberikan pada wanita dengan PPROM
C. Pemberian tokolitik
 Tokolitik profilaksis pada wanita PPOM tanpa kontraksi uterus tidak direkomendasikan.
 Wanita dengan PPROM dan kontraksi uterus yang memerlukan transfer atau
kortikosteroid antenatal seharusnya dipertimbangkan pemberian tokolitik.
D. Amnioinfusion
 Amnioinfusion pada saat persalinan tidak direkomendasikan
 Amnioinfusion transabdominal tidak direkomendasikan sebagai metode untuk
mencegah hypoplasia paru pada PPROM yang sangat preterm
E. Pengelolaan:
1. Induksi oksitosin jika umur kehamilan 32-36 minggu.
2. Expectant management jika keadaan stabil umur kehamilan kurang dari 30-32 minggu.
3. Pemeriksaan USG untuk mengukur volume air ketuban dan pengukuran panjang serviks
4. Tokolisis
5. Antibiotic profilaksis dengan:
a. IV Ampicillin dilanjutkan erythromycin per OS
b. Oral ampicillin dan erythromycin
6. Antenatal kortikosteroid
7. Home care

KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN CUKUP BULAN


DEFINISI
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum masuk dalam persalinan
DIAGNOSIS:
- Paling tepat ditegakkan dengan anamnesis diikuti dengan pemeriksaan in speculo (dengan
speculum steril yang menunjukkan pengumpulan cairan di forniks posterior), nitrazin test tidak
diperlukan.
- Pemeriksaan USG membantu untuk beberapa kasus. USG yang menunjukkan oligohidramnion
juga digunakan untuk mengkonfirmasi kasus
- Pemeriksaan bimanual harus dihindari jika dicurigai KPD, kecuali ada kecurigaan kuat bahwa
wanita tersebut dalam persalinan

TES YANG PERLU DILAKUKAN SAAT ANTENATAL CARE (ANC)


- Vaginal swab mingguan dan pemeriksaan darah lengkap maternal sedikitnya seminggu sekali
harus dipertimbangkan.
- Monitoring fetal dengan kardiotokografi harus dipertimbangkan dimana dibutuhkan survey fetal
secara regular.
- BPS (Biophysical Score) atau Doppler velosimetri tidak dipertimbangkan sebagai garis pertama
untuk survey atau test diagnostic pada infeksi fetal
- Pireksia pada maternal (diatas 37,8 0 C), discharge/ cairan vagina yang berbau, dan fetal
takikardi ( rata-rata diatas 160x/menit) mengindikasikan adanya korioamnionitis.
- Sensitivitas dan angka positif palsu leukositosis dalam mendeteksi korioamnionitis secara klinis
berkisar antara 29-48,7% dan 5-18%. Leukositosis berguna secara klinis jika ada keraguan
tentang diagnosis korioamnionitis.

PENGELOLAAN
- Eritromicin 250 mg/oral/ 6 jam, diberikan selama 10 hari setelah diagnosis KPD ditegakkan
- Co-amoxiclav tidak dianjurkan karena kekhawatiran adanya necrotizing enterocolitis
- Persalinan harus dipertimbangkan pada usia kehamilan 34 minggu
- Sebelum usia kehamilan 34 minggu, perempuan harus diberi konseling tentang peningkatan
risiko dan konsekuensi korioamnionitis dan sindrom gawat janin
- Induksi dilakukan setelah 8 jam KPD belum masuk dalam persalinan,sesuai Bishop score

PEMANTAUAN RAWAT JALAN


- Perempuan harus dipertimbangkan untuk rawat jalan hanya setelah diperiksa ketat oleh
seorang spesialis obstetric
- Pasien rawat jalan setelah dirawat 48-72 jam
- Pasien diberitahu tanda dan gejala korioamnionitis, dan kapan menghubungi dokter
- Pasien yang dirawat jalan harus mengukur suhu tubuhnya dua kali sehari

KOMPETENSI PETUGAS
- Spesialis kebidanan
- Spesialis Anak
- Dokter umum yang telah mendapat pelatihan Poned
- Bidan Poned

PERAWATAN RUMAH SAKIT


Harus dirawat di rumah sakit
PENYULIT
- Terjadi korioamnionitis

INFORMED CONSENT
- Harus tertulis
- Prognosis harus jelas disampaikan

Anda mungkin juga menyukai