FILOSOFI
Menurunkan serendah mungkin angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
TUJUAN
Untuk memberikan pedoman tatalaksana ibu hamil dengan ketuban pecah dini serta penanganan
komplikasinya.
PRINSIP
Memberikan pelayanan dan manajemen bagi ibu dan bayi secara tepat untuk menurunkan
morbiditas ibu dan bayinya.
PEMERIKSAAN ANTENATAL
Wanita dengan PPROM seharusnya diobservasi untuk tanda-tanda klinis korioamnionitis
sedikitnya dalam 12 jam.
Vaginal swab mingguan dan pemeriksaan darah lengkap maternal sedikitnya seminggu sekali
harus dipertimbangkan.
Monitoring fetal dengan kardiotokografi harus dipertimbangkan dimana dibutuhkan survey fetal
secara regular.
BPS (Biophysical Score) atau Doppler velosimetri tidak dipertimbangkan sebagai garis pertama
untuk survey atau test diagnostic pada infeksi fetal
Pireksia pada maternal (diatas 37,8 0 C), discharge/ cairan vagina yang berbau, dan fetal takikardi
( rata-rata diatas 160x/menit) mengindikasikan adanya korioamnionitis.
Sensitivitas dan angka positif palsu leukositosis dalam mendeteksi korioamnionitis secara klinis
berkisar antara 29-48,7% dan 5-18%. Leukositosis berguna secara klinis jika ada keraguan
tentang diagnosis korioamnionitis.
PENGELOLAAN
A. Antibiotic Profilaksis
Eritromisin , 250 mg secara oral tiap 6 jam, untuk 10 hari jika terdiagnosis PPROM, atau
Ampicillin 2 gram IV setiap 6 jam.
Co-amoksiclav tidak direkomendasikan untuk wanita dengan PPROM karena dengan
PPROM berhubungan dengan enterokolitis nekrotikan
B. Pemberian Kortikosteroid
Kortikosteroid antenatal seharusnya diberikan pada wanita dengan PPROM
C. Pemberian tokolitik
Tokolitik profilaksis pada wanita PPOM tanpa kontraksi uterus tidak direkomendasikan.
Wanita dengan PPROM dan kontraksi uterus yang memerlukan transfer atau
kortikosteroid antenatal seharusnya dipertimbangkan pemberian tokolitik.
D. Amnioinfusion
Amnioinfusion pada saat persalinan tidak direkomendasikan
Amnioinfusion transabdominal tidak direkomendasikan sebagai metode untuk
mencegah hypoplasia paru pada PPROM yang sangat preterm
E. Pengelolaan:
1. Induksi oksitosin jika umur kehamilan 32-36 minggu.
2. Expectant management jika keadaan stabil umur kehamilan kurang dari 30-32 minggu.
3. Pemeriksaan USG untuk mengukur volume air ketuban dan pengukuran panjang serviks
4. Tokolisis
5. Antibiotic profilaksis dengan:
a. IV Ampicillin dilanjutkan erythromycin per OS
b. Oral ampicillin dan erythromycin
6. Antenatal kortikosteroid
7. Home care
PENGELOLAAN
- Eritromicin 250 mg/oral/ 6 jam, diberikan selama 10 hari setelah diagnosis KPD ditegakkan
- Co-amoxiclav tidak dianjurkan karena kekhawatiran adanya necrotizing enterocolitis
- Persalinan harus dipertimbangkan pada usia kehamilan 34 minggu
- Sebelum usia kehamilan 34 minggu, perempuan harus diberi konseling tentang peningkatan
risiko dan konsekuensi korioamnionitis dan sindrom gawat janin
- Induksi dilakukan setelah 8 jam KPD belum masuk dalam persalinan,sesuai Bishop score
KOMPETENSI PETUGAS
- Spesialis kebidanan
- Spesialis Anak
- Dokter umum yang telah mendapat pelatihan Poned
- Bidan Poned
INFORMED CONSENT
- Harus tertulis
- Prognosis harus jelas disampaikan