Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KROMATOGRAFI GAS

“ Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia fisika oleh Ibu Dra. Ana Hidayati M, M. Si “

Disusun oleh :
1. Bonita Nugroho
2. Eka Puji Fitriana
3. Fitriyah Ningsih
4. Pika Nurropiah

PROGRAM STUDY D4 ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG
2011-2012
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “ KROMATOGRAFI GAS “.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Semarang, juli 2012

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantarany dua
fase, yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile).
Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat
berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas
atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair.
Banyaknya macam-macam kromatografi yang salah satunya adalah
kromatografi gas, yang merupaka metode kromatografi pertama yang
dikembangkan pada zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas dapat
dipakai untuk setiap campuran dimana semua komponennya mempunyai
tekanan uap yang berarti, suhu tekanan uap yang dipakai untuk proses
pemisahan. Tekanan uap atau keatsirian memungkinkan komponen menguap
dan bergerak bersama-sama dengan fase gerak yang berupa gas.
Kromatografi gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan
campuran yang sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari
beberapa detik untuk campuran yang sederhana sampai berjam-jam untuk
campuran yang mengandung 500-1000 komponen.
Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap
seperti hidrokarbon dan eter. Analisis minyak mentah dan atsiri dalam buah
telah dengan sukses dilakukan dengan tehnik ini. Efisien pemisahan ditentukan
ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairan, dengan
menggunakan fase cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa.

II. Rumusan Masalah


Makalah ini disusun dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kromatografi gas?
2. Apa prinsip dari kromatografi gas?
3. Bagaimana cara kerja kromatografi gas?
4. Apa kelebihan dan kelemahan kromatografi gas?
III. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mempermudah proses belajar Kimia Fisika terutama Kromatografi
2. Untuk mengetahui cara pemisahan campuran berdasarkan metode
kromatografi gas
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Fisika

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Kromatografi Gas


Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang
melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
Kromatografi gas fase geraak dan fase diamnya diantaranya :
a. Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan
tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak.
b. Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap)
yang terikat pada zat padat penunjangnya.

II. Prinsip Kromatografi Gas


Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan
kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses
pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase
gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada
kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki.
Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui
nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan
terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.
III. Rancangan Kromatografi Gas
Kromatografi gas terdiri dari beberapa alat diantaranya :
1. Fase Mobil (Gas Pembawa)
Fasa mobil (gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan
pengurangan tekanan. Kemudian membawa cuplikan langsung ke
dalam kolom. Jika hal ini terjadi, cuplikan tidak menyebar sebelum
proses pemisahan. Cara ini cocok untuk cuplikan yang mudah
menyerap.
Gas pembawa ini harus bersifat inert dan harus sangat murni.
Seringkali gas pembawa ini harus disaring untuk menahan debu uap
air dan oksigen. Gas sering digunakan adalah N2, H2 He dan Ar.

2. Sistem Injeksi Sampel


Sampel dimasukkan ke dalam aliran gas, jika sampel berupa
cairan harus diencerkan terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi
sampel dapat diambil dengan karet silicon ke dalam oven, banyak
sampel + 0,1-10 ml.
3. Kolom
Fungsi kolom merupakan ”jantung” kromatografi gas dimana
terjadi pemisahan komponen-komponen cuplikan kolom terbuat dari
baja tahan karat, nikel, kaca.
4. Detektor
Fungsi detektor untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari
kolom dan merespon perubahan komposisi yang terelusi.
5. Pencatat (Recorder)
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan
pada sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram (kumpulan
puncak grafik).
IV. Cara Kerja
Gas pembawa dialirkan dari tangki bertekanan tinggi melalui alat pengatur
tekanan yang dapat menentukan kecepatan aliran gas pembawa yang akan
mengalir ke komponen yang lain. Sampel dimasukkan dalam injektor yang
dipanaskan agar sampel berubah menjadi gas dan mengalir ke dalam kolom.
Pada kolom campuran zat penyusun mengalami pemisahan proses partisi pada
fase cair melalui detekor yang mengirimkan signal ke recorder setelah
mengalami amplifikasi. Bila sampel berupa cairan dapat dimasukkan dengan
syringe, bila berupa gas melalui katup. Sampel masuk kedala injektor mengalir
dengan gas pembawa masuk kedalam kolom.
V. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas
Ø Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tingga
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala
macam campuran.
Ø Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan,
pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan
dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode
lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
terhadap fase diam dan zat terlarut.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati
suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
Kromatografi gas fase geraak dan fase diamnya diantaranya :
a. Fase gerak
b. Fase diam
Kromatografi gas terdiri dari beberapa alat diantaranya :
1. Fase Mobil (Gas Pembawa)
2. Sistem Injeksi Sampel
3. Kolom
4. Detektor
5. Pencatat (Recorder)

II. Saran
Demikian makalah ini kami susun, tentunya banyak kekurangan baik dalam segi
isi atau penyampaiannya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan.


Yogyakarta: Andi Offset
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatat RI,
Farmakope Indonesia, Edisi Ke-3, (Jakarta: 1979), hlm. 784
http://www.blogpribadi.com/2009/11/kromatografi-gas.html
Dra. Fatma Lestari, Msi, PhD. 2009. Bahaya Kimia Sampling dan Pengukuran
Kontaminan Kimia di Udara. Jakarta: Buku Kedokteran BCG

Anda mungkin juga menyukai