Anda di halaman 1dari 2

Jumat, 28 Agustus 2020

Agenda : Studium Generale PPDH 2020/2021


15.00 – 16.30
Media Daring (Youtube)

UJI SEROLOGIK SEBAGAI PENUNJANG DIAGNOSTIK


Pemateri : Prof. Dr. drh. I Wayan Tri Wibawan, MS.
Moderator : Prof. drh. Deni Noviana, PhD

Presentasi dibawakan oleh Prof. Dr. drh. I Wayan Tri Wibawan, MS. Beliau
merupakan salah satu dosen divisi Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner pada Fakultas Kedokteran Hewan. Pada kesempatan ini,beliau akan memberikan
materi mengenai uji serologis sebagai diagnosa penunjang dalam menentukan sebab
penyakit.
Uji Serologik adalah uji imunologi yang menerapkan prinsip reaksi antigen-antibodi
secara in vitro. Reaksi serologis dilakukan berdasarkan asumsi bahwa agen infeksius memicu
host untuk menghasilkan antibodi spesifik, yang akan bereaksi dengan agen infeksius
tersebut. Reaksi ini dapat digunakan untuk mengetahui respon tubuh terhadap agen infeksius
secara kualitatif maupun kuantitatif. Banyaknya penyakit dengan gejala klinis yang serupa
dapat mempersulit Tujuan dilakukannya uji serologi adalah baik untuk mendeteksi antigen
dalam sampel, antibodi spesifik, dan juga evaluasi vaksin. Uji Serologis terbagi menjadi tiga
berdasarkan metodenya, yaitu uji presipitasi, koaglutinasi, ELISA. Prinsip semua uji secara
garis besar sama, yaitu munculnya indikator terhadap adanya kompleks antigen-antibodi.
Uji Presipitasi adalah uji serologis yang didasarkan pada reaksi presipitasi. Reaksi
presipitasi adalah reaksi antara antigen (larut) dengan antibodi (pasti larut), menghasilkan
suatu agregat yang terlihat dengan mata telanjang. Antibodi memiliki sifat sebagai
presipitan / pengendap. Reaksi dilakukan dengan meletakkan antigen/antibodi yang hendak
diuji di tengah media, kemudian dikelilingi dengan antibodi/antigen yang sudah diketahui.
Jika terdapat reaksi antara antigen antibodi, maka akan terbentuk garis presipitasi di antara
dua sampel tersebut. Umumnya media uji yang digunakan adalah agarose 1%, dan reaksi
baru muncul setelah 18-24 jam.
Uji Aglutinasi adalah uji serologis yang didasarkan pada reaksi aglutinasi. Reaksi
aglutinasi adalah reaksi antara antigen yang tidak larut dengan antibodi yang larut. Reaksi
aglutinasi juga bisa terjadi apabila antigen yang larut,tetapi diikat oleh carrier yang tidak larut
seperti sel darah merah, butiran latex dll. Reaksi muncul sangat cepat (8-15 detik) dan reaksi
positif dapat terlihat sebagai butiran pasir.
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISAs) adalah teknik yang menggabungkan
spesifisitas antibodi dengan sensitivitas uji enzim secara sederhana, dengan menggunakan
antibodi atau antigen yang digabungkan ke suatu enzim yang mudah diuji. ELISA
memberikan pengukuran antigen atau antibodi yang baik secara relatif maupun kuantitatif.
ELISA dapat digunakan untuk mendeteksi adanya antigen yang dikenali oleh antibodi atau
dapat digunakan untuk menguji antibodi yang mengenali antigen.

Anda mungkin juga menyukai