Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

Diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang jauh melebihi frekuensi normal, serta
konsistensi feses yang encer. Diare dapat bersifat akut dan kronis. Penyebab diare pun bermacam-
macam. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E. Coli, Shigella, Salmonella, dan V.
Cholera, virus dan amuba seperti E. Histolytica, dan Giardia lambia. Selain itu dapat pula disebabkan
oleh toksin bakteri seperti staphylococcus aureus, dan Clostridium welchii yang mencemari
makanan. Diare kronis mungkin berkaitan dengan berbagai gangguan dengan berbagai gangguan
gastrointestinal, ada pula diare yang berlatar belakang psikosomatik, alergi oleh makanan atau obat-
obat tertentu, disamping itu diare kronis ini dapat disebabkan oleh kelainan pada sistem endokrin
dan metabolisme, kekurangan vitamin dan sebagai akibat radiasi.

Banyak sekali sediaan antidiare yang dijual di pasarn,akan tetapi penggunaannya perlu
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan,contohnya untuk membantu meringankan diare, diberikan
obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Apabila diperlukan obat
yang mampu mengeraskan feses, dapat digunakan sediaan seperti kaolin, pektin, dan attapulgit
aktif. Cairan infus umum diberikan ke penderita diare berat yang sudah mengalami dehidrasi,untuk
mengembalikan keseimbangan cairan tubuh.

ATROPIN

Zat-zat antiperistaltik,yang umumnya berupa derivat petidin (difenoksilat dan loperamida),dan


antikolinergik (atropin,ekstrak belladonna) dapat meningkatkan durasi resorpsi air dan elektrolit
pada usus dengan menurunkan kecepatan peristaltik usus.
Adapun mekanisme kerja obat-obatan ini adalah menstimulasi aktivasi reseptor μ pada
neuron menterikus dan menyebabkan hiperpolarisasi dengan meningkatkan
konduktansikaliumnya. Hal tersebut menghambat pelepasan asetilkolin dari pleksusmienterikus dan
menurunkan motilitas usus. Loperamid merupakan opioidyang paling tepat untuk efek lokal usus
karena tidak menembus sawarotak. Oleh karena itu loperamid hanya menimbulkan sedikit efek
sentraldan tidak menimbulkan efek ketergantungan (Tjay dan Rahardja, 2002).

TANNIN

Tannin adalah senyawa fenolik larut air dengan BM 500-300, memberikan reaksi
umum senyawa fenol dan memiliki sifat-sifat khusus seperti presipitasi alkaloid, gelatin dan protein-
protein lain.Tannin banyak terdistribusi dalam kingdom plantae (daun, buah, kulit batang atau
batang). Tannin dalam senyawa kompleks yang biasanya campuran polifenol dan tidak mengkristal
(tannin extracts). Tannin merupakan polimerasi polifenol sederhana.Kromatografi dari tannin
identifikasi polifenol sederhana dalam ekstrak tannin.

Senyawa fenol dari tannin mempunyai aksi adstringensia, antisepric, dan pemberi
warna.Sediaan adstringensia adalah sediaan antidiare yang a bekerja dengan cara mengkoagulasi
protein tetapi demikian kecil daya penetrasinya sehingga hanya permukaan sel yang dipengaruhi.
Akibat dari aksi tersebut membran mukosa yang kontak dengan adstringensia menurun sehingga
kepekaan bagian tersebut menurun pula. Kulit buah mengandung zat samak (tanin) sebagai
adstringensia (Sastroamidjojo, 2001)

Baik atropin dan Tannin memiliki potensi yang baik sebagai antidiare,walaupun
mekanismenya berbeda.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana, Rahardja. 2002. Obat-obat Penting, Khasiat,Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima. PT Elex MediaKomputindo. Jakarta.

Sastrohamidjojo, Hardjono.2001. Kimia Dasar. UGM Press.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai