Anda di halaman 1dari 58

Accredited by Council for Six Sigma Certification (CSSC)

Introduction to

Lean
Six Sigma

1
www.prodemyasia.com
www.prodemyasia.com
DAFTAR ISI
Pengantar
Bab 1: Pengenalan Six Sigma
1.1 Sejarah Six Sigma ……………………………………………….................... 6
1.2 Tujuan Six Sigma ……………………………………………………………….... 8
1.3 Pengertian Nilai Sigma ……………………………………………………. 8
1.4 Korelasi DPMO dan Sigma Level ……………………………….…… 14
1.5 Perhitungan Sigma Level ……………………………………………………. 15

Bab 2: Pengenalan Lean


2.1 Pengertian Lean ………………………………………………………………… 16
2.2 Lean Thinking ………………………………………………………………… 17
2.3 Aktivitas Dalam Bisnis ………………………………………………………………… 18
2.4 Tujuh Pemborosan ……………………………………………………………….. 20

Bab 3: Integrasi Lean dan Six Sigma


3.1 Pengertian Lean Six Sigma ……………………………………………..…… 23
3.2 Perpaduan Lean dan Six Sigma …………………..……………………..………. 24

Bab 4: Organisasi Lean Six Sigma


4.1 Sertifikasi Lean Six Sigma ……………………………..…………………… 29

Bab 5: Tahapan DMAIC dalam Lean Six Sigma


5.1 Tahapan DMAIC ………………………………………………………………… 31

2
www.prodemyasia.com
Bab 6: Six Sigma Proses Improvement
6.1 Definisi Proses ……………………………………………………………….. 34
6.2 Pemetaan Proses ………………………………………………………….……. 35
6.3 SIPOC Diagram …………………………………………………………….…. 37
6.4 DMAIC Process Improvement ………………………………..……………..… 40
6.5 Lean Six Sigma Tools ……………………………………………………………….. 40

Bab 7: Penerapan Lean Six Sigma


7.1 Mengamati Aktivitas Harian ……………………………………………...…. 43
7.2 Eliminate-Combine-Rearrange-Simplify (ECRS) ……………………… 44

3
www.prodemyasia.com
Pengantar
Ada banyak jenis masalah bisnis mulai dari masalah kecil, masalah
sedang dan masalah besar. Dan masalah yang ada harus disikapi
sebagi peluang untuk kemajuan jika dipecahkan.
Secara tradisional, kita sering kali langsung mencari solusi tanpa
mempelajari fakta dan data yang ada.
Lean six sigma adalah suatu sistem yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah bisnis dengan metodologi DMAIC (Define,
Measure, Analize, Improve, Control).
Metodologi DMAIC merupakan metode pemecahan masalah
dengan berbasis data. Dimana analisa masalah berbasis data
menggunakan analisa statistik.
Dalam buku saku ini akan dibahas pengenalan lean six sigma.
Materi ini juga dapat digunakan untuk persiapan ujian sertifikasi
LEAN SIX SIGMA WHITE BELT di Prodemy.

Jakarta April 2021

Tim Prodemy

Prodemy adalah lembaga pelatihan lean six sigma yang diakreditasi oleh Council
for Six Sigma Certification. Prodemy bekerjasama dengan American Academy of
Project Management, American Academy of Financial Management dan Six
Sigma International Institute.

4
www.prodemyasia.com
BAB 1: PENGENALAN SIX SIGMA

Six Sigma merupakan konsep peningkatan kualitas, six sigma berasal


dari kata SIX yang berarti 6 dan SIGMA yang merupakan satuan dari
standar deviasi yang dilambangkan dengan simbol σ. Six Sigma juga
sering disimbolkan menjadi 6σ.
Sigma adalah huruf Yunani yang mewakili satuan statistik pengukuran
yang menentukan standar deviasi suatu populasi. Ini mengukur
variabilitas atau penyebaran data.
Menurut American Society for Quality (ASQ), Six Sigma adalah suatu
metodologi untuk membantu organisasi meningkatkan kapabilitas
business prosessnya. Dengan meningkatkan performancenya,
menurunkan variasi, mengurangi defect, improve profit, moral
karyawan, quality produk atau jasa.
Six Sigma dapat digunakan sebagai ukuran kualitas. Tingkat Kualitas
Six Sigma menunjukkan berapa banyak data yang masuk dalam
persyaratan pelanggan.

Tingkat Kualitas Sigma yang lebih tinggi berarti lebih banyak output
proses, produk dan layanan, memenuhi persyaratan pelanggan, lebih
sedikit cacat (defect). Tingkat Kualitas 6 Sigma adalah kinerja yang
hampir sempurna.

5
www.prodemyasia.com
1.1 SEJARAH SIX SIGMA

Inisiatif six sigma dimulai di Motorola Corporation pada


pertengahan 1980-an, ketika perusahaan menemukan bahwa
produk dengan hasil pertama yang tinggi (yaitu, produk yang
berhasil melewati proses produksi tanpa cacat) menghasilkan
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.
Six Sigma dipopulerkan oleh mantan CEO General Electric (GE)
Jack Welch. “Di dalam GE Six Sigma adalah program peningkatan
kualitas yang meningkatkan kepuasan pelanggan, menurunkan
biaya, dan membangun pemimpin yang lebih baik."

6
www.prodemyasia.com
Berikut ini adalah manfaat yang dirasakan oleh GE setelah
menerapkan Six Sigma.

Setelah GE berhasil mengimplementasikan six sigma, metodologi


ini berkembang dan diadopsi oleh perusahaan-perusahaan global
lainnya.

7
www.prodemyasia.com
1.2 TUJUAN SIX SIGMA

• Meningkatkan kepuasan pelanggan


• Menurunkan produk cacat
• Menurunkan variasi
• Menurunkan biaya

Dilihat dari pengertian Six Sigma tersebut bisa dikatakan jika


metode ini fokus pada peningkatan kualitas. Six Sigma fokus
pada peningkatan kualitas dengan mengurangi variasi proses,
menurunkan produk cacat untuk membantu organisasi
menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik, lebih cepat,
dan lebih murah.

1.3 PENGERTIAN NILAI SIGMA


Six Sigma Proses
Six sigma proses, merupakan tingkat kualitas proses, dapat juga
digunakan untuk mengukur kemampuan proses (process
capability). Semakin tinggi nilai sigma proses semakin mampu
proses tersebut memenuhi spesifikasi. Six sigma proses memiliki
penyebaran +/- 6 standar deviasi. Mengukur jarak mean atau
rata-rata proses terhadap batas spesifikasi terdekat. Six Sigma
memiliki setidaknya 6 Standard deviasi antara mean dan
spesifikasi limit terdekat. Seperti diilustrasikan dalam gambar
berikut.

8
www.prodemyasia.com
Mengapa Pengurangan Variasi Penting?
Variasi/varians adalah suatu parameter yang menjelaskan ragam
sebaran data. Ukuran yang menyatakan seberapa jauh sebuah
kumpulan data tersebar. Varians yang rendah mengindikasikan
bahwa titik data cenderung dekat dengan nilai rata-rata, dimana
antara data yang satu dengan data lainnya berdekatan. Sementara
varians yang tinggi mengindikasikan bahwa data sangat tersebar
dan ada jarak dari rata-rata, dimana sebaran data yang satu
dengan data lainnya punya jarak yang jauh.

Contoh Kasus Pembelian


PT. Masbro, setiap bulannya memesan material untuk produksi.
Melihat sisa stock yang ada sudah saatnya untuk memesan ulang.
Selama ini PT Masbro menggunakan 2 supplier material. Bagian
pembelian di PT. Masbro mengevaluasi supplier berdasarkan
kinerja pengiriman selama ini, yang mana hasilnya sebagai berikut.

9
www.prodemyasia.com
Supplier A:
Data lead time pengiriman (dalam hari):
6, 12, 18, 9, 15, 12  Rata-rata : 12 hari

Rata-rata=12 hari

Supplier B:
Data lead time pengiriman (dalam hari):
11, 13, 12, 12, 13, 11  Rata-rata: 12 hari

Rata-Rata 12 Hari

Jika dilihat dari rata-rata lama pengiriman tidak ada perbedaan


antara supplier A dan Supplier B. Namun jika dilihat sebaran
datanya maka sebaran data supplier A jauh lebih besar dari
sebaran data supplier B.

10
www.prodemyasia.com
Range Lead time supplier A adalah antara 6 hari sampai 18 hari,
sedangkan range supplier B adalah antara 11 sampai 13 hari.
Tentunya sebagai user PT Masbro akan membeli dari supplier B
karena lebih terprediksi dan range nya 2 hari (lead time antara 11
sampai 13 hari saja dibandingkan dengan supplier A dimana
rangenya 12 hari (antara 6-18 hari).
Jika dihitung menggunakan rumus statistik standard deviasi
dengan menggunakan rumus standard deviasi (populasi) berikut:

Maka standard deviasi supplier A adalah 3.8 hari


Dan standard deviasi supplier B adalah 0.81 12hari.
Dari data tersebut rata-rata lead time pengiriman supplier B
adalah 12 hari dengan standard deviasi 0.81 hari.
Dari kasus PT Masbro, dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
standard deviasi semakin baik prosesnya. Dan six sigma
berhubungan erat dengan standar deviasi dimana semakin kecil
standar deviasi semakin baik prosesnya dan sigma levelnya
semakin tinggi. Sehingga program six sigma adalah program
pengurangan variasi.

11
www.prodemyasia.com
SEMAKIN KECIL STANDARD DEVIASI / VARIABILITAS

PROSES SEMAKIN BAIK/SEMAKIN TERPREDIKSI

PELANGGAN SEMAKIN PUAS

Six Sigma Produk


Adalah merupakan tingkat mutu dimana hanya terdapat 3.4
defect dari sejuta peluang atau 3.4 defect per million
opportunities disebut juga dengan 3.4 DPMO.

Tabel Sigma Level

DPMO Sigma Level Kualitas (%)

12
www.prodemyasia.com
Six Sigma Sebagai Ukuran Kualitas
Six sigma dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengukur
tingkat kinerja kualitas. Biasanya perusahaan mengukur tingkat
kualitas atau tingkat cacat dengan satuan persentase. Perusahaan
yang menerapkan six sigma menggunakan sigma sebagai satuan
yang menentukan level kinerja kualitas. Semakin tinggi level
sigma, semakin kecil potensi produk cacat yang dihasilkan, maka
semakin baik kinerja kualitas.

Sigma
Produk cacat (%)
Level

1 68.96 % cacat

2 30.8 % cacat

3 6.6 % cacat

4 0.621 % cacat

5 0.0233 % cacat

6 0.00034 % cacat

Jika dilihat pada tabel diatas jelas sekali perbedaan antara satuan
persentase dan sigma level yang merupakan level per sejuta
kejadian. Dengan menggunakan six sigma sebagai ukuran maka
perusahaan dituntut menuju level kesempurnaan.

13
www.prodemyasia.com
1.4 Korelasi DPMO Dan Sigma Level
Semakin tinggi level sigma, semakin sedikit cacat yang dihasilkan
oleh proses. Kinerja Six sigma adalah proses jangka panjang (masa
depan) yang menciptakan tingkat 3,4 cacat per sejuta peluang
(DPMO=Defect Per Million Opportunities).

1.5 Perhitungan Sigma Level


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa six sigma adalah
pemecahan masalah berbasis data. Dalam six sigma dikenal dua
jenis data yaitu continuous data dan discrete data. Membedakan
kedua data ini sangat penting terutama dalam hal pengumpulan
data.
Data continuous disebut juga data variable adalah data yang
diambil berdasarkan pengukuran dengan menggunakan alat ukur.
Misalnya data temperature ruangan, jarak, cicle time, dimensi
produk, parameter setting mesin, seperti temperatur setting,
kecepatan, tekanan dan lain-lain.
Data discrete disebut juga dengan data atribut adalah data yang
didapat dari hasil perhitungan. Menghitung berapa produk yang

14
www.prodemyasia.com
sessuai dengan karakteristik yang dipersyaratkan untuk produk
tersebut atau bisa juga dengan menghitung jumlah produk cacat,
jumlah kejadian, jumlah complain pelanggan dan sebagainya.
Contohnya Jumlah produk yang direject, jumlah kesalahan dalam
pengiriman, jumlah transaksi dan lain sebagainya .
Perhitungan sigma level untuk kedua data tersebut berbeda.

Penjelasan dan perhitungan detail DPMO dan sigma level untuk


data discrete akan dibahas lebih detail di program Lean Six
Sigma Yellow Belt.

Penjelasan dan perhitungan sigma level untuk data continuous


akan dibahas lebih detail di program Lean Six Sigma Green
Belt.

Kesimpulan Six Sigma


• Six Sigma fokus pada pengurangan produk cacat dilakukan
dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap
proses dengan menggunakan teknik-teknik statistik.

• Six sigma sebagai ukuran yang menunjukkan tingkat


kualitas pada 99,9997% digunakan untuk mengukur
kinerja produk dan proses.

• Six sigma merupakan aplikasi praktis berbasis data untuk


membantu mengukur, menganalisa, meningkatkan, dan
mengontrol proses untuk mendapatkan produk atau jasa
dengan kualitas tertinggi, biaya rendah.

15
www.prodemyasia.com
BAB 2: PENGENALAN LEAN
2.1 Pengertian Lean
Lean merupakan strategi manajemen untuk meningkatkan
efisiensi dengan mengurangi pemborosan. Tujuan utama lean
adalah untuk menghilangkan pemborosan (Waste) dan
meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang atau
jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer).

Lean melihat nilai tambah dari sudut pandang


pelanggan, di mana nilai tambah didefinisikan
sebagai sesuatu yang mau dibayar oleh pelanggan.

Lean fokus mengurangi 7 pemborosan atau yang dikenal dengan


istilah “MUDA” (dalam bahasa jepang).

Sejarah Lean

Proses Produksi yang Mengalir (Ford)


Proses perakitan pertama sekali dikenal di Arsenal, Venice sekitar
tahun 1450. Kemudian tahun 1913 Henry Ford mulai menerapkan
konveyor berjalan untuk memproduksi mobil model T yang
disebut dengan flow production dimana perakitan dilakukan di

16
www.prodemyasia.com
konveyor berjalan. Dengan sistem produksi ini Ford berhasil
menurunkan waktu set up dan juga persediaan (inventory).

Toyota Production System (TPS)


Tahun 1930 Kiichiro Toyoda, Taiichi Ohno memikirkan inovasi
unutk memproduksi mobil dengan continuous process flow yang
mampu menghasilkan produk dengan banyak variasi. Mereka
mempelajari sistem produksi Ford, namun mereka masih melihat
banyak pemborosan dan aktivitas yang tidak diperlukan dalam
jalur produksinya. Mereka memikirkan ulang sistem produksi Ford
dan menciptakan Sistem Produksi yang lebih ramping yang minim
pemborosan dengan nama Toyota Production System.
Toyota Production System mampu menhasilkan produk dengan
biaya yang lebih murah, kualitas tinggi, variasi lebih banyak,
produksi lebih cepat dan mampu mengikuti perubahan kebutuhan
pelanggan dengan cepat.

2.2 Lean Thinking


Tahun 1990 James P. Womack, Daniel Jones, dan Daniel
Roos menulis buku yang berisi tentang definisi dan rencana kerja
untuk perusahaan yang ingin melakukan transformasi Lean, buku
tersebut berjudul The Machine That Changed the World dan

17
www.prodemyasia.com
Tahun 1996 James P. Womack and Daniel T. Jones menulis buku
Lean Thinking yang menjelaskan prinsip lean.
Lean Thinking adalah tentang bagaimana menciptakan nilai lebih
banyak bagi konsumen dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas
pemborosan. Setiap aktivitas atau proses yang mengonsumsi
sumber daya, menambah biaya atau waktu tanpa menciptakan
nilai bagi konsumen menjadi target dari eleminasi ini.
Esensi dari Lean Thinking adalah meningkatkan nilai bagi
konsumen. Pemikiran tradisional berusaha meningkatkan
keuntungan dengan menaikkan harga. Lean Thinking berbeda,
konsep lean berusaha meningkatkan keuntungan dengan
menurunkan biaya-biaya pemborosan sehingga target profit
tercapai dengan harga produk yang tetap masuk akal.

2.3 Aktivitas dalam Bisnis


Aktivitas dalam bisnis adalah melakukan transformasi pada
produk atau jasa untuk pelanggan. Dimana tidak semua aktivitas
sehari hari dalam proses pembuatan produk atau jasa adalah
aktivitas bernilai tambah.
Secara umum aktivitas dibagi dua, yaitu yang pertama aktivitas
bernilai tambah merupakan aktivitas yang meberikan nilai tambah
pada produk atau jasa dari sudut pandang pelanggan. Sementara
yang kedua aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non-
added value) yang disebut juga dengan pemborosan.

18
www.prodemyasia.com
Kegiatan Value Adding -
 Kegiatan-kegiatan yang mengubah, membentuk,
atau mengubah informasi & materi untuk
memenuhi persyaratan pelanggan.
Non-Value Adding (Waste) -
 Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan waktu,
sumber daya, atau ruang, tetapi tidak menambah
nilai terhadap produk dan pelayanan.

19
www.prodemyasia.com
2.42.4
Tujuh Waste
Tujuh (Pemborosan)
Waste dalam
(Pemborosan) Lean
dalam Lean

Pemborosan harus dilihat dari kacamata


pelanggan

Pemborosan =
Pemborosan

= Semua aktivitas yang tidak mau dibayar oleh


pelanggan, seandainya mereka tahu bahwa
hal tersebut terjadi

= Semua aktivitas yang membutuhkan sumberdaya


namun tidak memberikan nilai untuk pelanggan

20
www.prodemyasia.com
https://kanbanize.com/lean-management/value-waste/7-wastes-of-lean

1. Inventory
Waste of inventory yang terdiri dari inventory finished
goods (barang jadi), WIP (barang setengah jadi) dan bahan
mentah (raw material) yang berlebihan di semua tahap produksi
sehingga memerlukan tempat penyimpanan. Inventory ini bisa
terjadi karena kelebihan produksi atau karena adanya produk
cacat sehingga barang belum bisa dikirim ke pelanggan.

2. Waiting (Menunggu)
Saat seseorang atau mesin tidak melakukan pekerjaan, status
tersebut disebut menunggu. Menunggu pasokan komponen atau
material, menunggu produk dari proses sebelumnya, menunggu
mesin diperbaiki, menunggu surat perintah kerja, dan lain-lain.
Menunggu bisa juga dikarenakan proses yang tidak seimbang,
sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus menunggu untuk
melakukan pekerjaannya karena menunggu bahan dari proses
sebelumnya.

21
www.prodemyasia.com
3. Defect (cacat)
Produk cacat terjadi karena buruknya kualitas atau adanya
karakteristik produk yang tidak dipenuhi sehingga diperlukan
perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya perbaikan tambahan yang
berupa biaya tenaga kerja, alat atau komponen yang perlu diganti
dan biaya-biaya lainnya.

4. Overproduction (produksi berlebih)


Produksi berlebih terjadi karena memproduksi barang lebih
banyak dari yang dibutuhkan pelanggan. Produksi berlebih ada
yang berupa finished goods (barang jadi) maupun WIP (barang
setengah jadi).
Produksi berlebih bisa terjadi antara lain buat antisipasi
kekurangan barang karena waktu set up mesin yang lama, kualitas
yang rendah sehingga ada pemikiran kita harus memproduksi
lebih buat jaga-jaga supaya nanti tidak terlambat pengiriman.
Sebagai antisipasi jika ada masalah kualitas atau masalah karena
mesin yang sering rusak. Produksi berlebih akan berdampak pada
naiknya inventory.

5. Motion (gerakan)
Motion adalah gerakan berlebih yang tidak diperlukan,
pemborosan ini terjadi karena gerakan–gerakan pekerja maupun
mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk tersebut. Contohnya mencari barang
ditumpukan barang digudang, mencari dokumen, peletakan
komponen yang jauh dari jangkauan operator, sehingga
memerlukan gerakan melangkah dari posisi kerjanya untuk
mengambil komponen tersebut.

22
www.prodemyasia.com
6. Transportation
Pemborosan transportasi terjadi karena tata
letak (layout) produksi yang buruk, pengaturan tempat kerja yang
kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya, letak gudang yang
jauh dari lokasi produksi.

7. Over processing (proses berlebih)


Proses berlebih yang tidak memberikan nilai tambah bagi
pelanggan, misalnya proses pengencangan baut berulang-ulang,
melakukan pengecatan pada bagian yang tidak diperlukan,
mengganti spare part dengan komponen yang jauh lebih mahal
padahal fungsinya sama. Proses berlebih bisa dicegah dan
dikurangi dengan membuat standar proses.

23
www.prodemyasia.com
BAB 3: INTEGRASI LEAN DAN SIX SIGMA
3.1 Pengertian Lean Six Sigma?

Lean Six Sigma adalah konsep manajemen operasional


yang merupakan perpaduan dari Lean dan Six Sigma. Dengan
kombinasi kedua konsep perbaikan ini perusahaan dapat
memperoleh “kecepatan” yang dimiliki Lean dan “kualitas” yang
dimiliki Six Sigma. Perpaduan konsep ini mengarahkan perusahaan
kepada eliminasi dari tujuh pemborosan yang terjadi pada proses,
dan mendapatkan kualitas output yang meminimalisir produk
yang cacat hingga 3.4 cacat per satu juta kesempatan.
Tujuan Lean Six Sigma adalah menurangi pemborosan,
mengurangi variasi, mempercepat proses, meningkatkan profit
perusahaan, membuat perusahaan lebih kompetitif dan
memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

24
www.prodemyasia.com
3.2 Perpaduan Lean dan Six Sigma

Lean Six Sigma

Lean: Six Sigma: Lean Six Sigma:


 Mengurangi  Mengurangi produk  Improve proses,
pemborosan cacat lebih cepat, lebih
 Merampingkan  Mengurangi Variasi baik, lebih murah
proses

Perpaduan lean dan six sigma dalam metodologi DMAIC akan


memperkaya proses pemecahan masalah yang dilengkapi dengan
berbagai macam tools analisis baik tools dari lean dan tools dari six
sigma. Banyaknya tools akan membuat semakin banyak pilihan tool
untuk menganalisa proses. Sehingga proses semakin capable, variasi
dan defect berkurang dan pada saat yang sama juga pemborosan
dikurangi. Dampaknya adalah proses yang lebih baik, lebih cepat,
lebih murah.

25
www.prodemyasia.com
BAB 4: ORGANISASI LEAN SIX SIGMA

Lean Six Sigma merupakan sebuah pendekatan top down,


bukan bottom up dimana membutuhkan struktur organisasi lean six
sigma secara formal. Lean six sigma harus memiliki tim yang
terstruktur dan didukung oleh top management perusahaan. Struktur
organisasi seperti Champion, Master Black Belt dan Green Belt yang
ditentukan secara jelas dan tegas peran dan tanggung jawab masing-
masing.

Organisasi Lean Six Sigma

26
www.prodemyasia.com
1. Champion.
 Pada umumnya dipilih dari orang-orang yang berada pada
posisi pemimpin unit bisnis. Salah satu tugasnya adalah
mengembangkan, mengeksekusi rencana implementasi dan
penyebarluasan penerapan lean six sigma pada semua bisnis
unit.
 Champion juga ditugaskan unutk mengatasi hambatan
budaya dari organisasi, menciptakan sistem pendukung,
menjamin sumber daya finansial tersedia dan
mengidentifikasi proyek Lean Six Sigma yang potensial.

2. Master Black Belt

 Berfungsi sebagai tenaga ahli atau konsultan internal


perusahaan untuk mengembangkan pengetahuan strategis
yang bersifat terobosan Lean Six Sigma keseluruh organisasi.
Menjadi guru dan mentor untuk tim di proyek Lean Six Sigma.
Master Black Belt dapat memberikan pelatihan mengenai
Lean Six Sigma dan tools-tools nya kepada karyawan lain di
perusahaan.
 Berperan sebagai pemimpin dan pembimbing dalam proyek
dan mendedikasikan 100% waktu untuk pelaksanaan
berbagai proyek strategis dengan menggunakan lean six
sigma.

27
www.prodemyasia.com
3. Black Belt

 Bertangung jawab untuk memimpin proyek Lean Six Sigma


serta merealisasikan penghematan, efisiensi yang telah
direncanakan dengan menerapkan alat-alat dan teknik lean
six sigma dan metodologi six sigma.
 Bertanggung jawab untuk memimpin, melaksanakan dan
menyelesaikan proyek. Memimpin tim lintas fungsi untuk
menerapkan metodologi lean six sigma pada proyek.
Memperkenalkan metodologi dan tools untuk anggota tim
dan organisasi.
 Mengajar anggota tim metodologi dan alat-alat lean six
sigma. Biasanya black belt adalah pekerja penuh waktu yang
untuk memimipin proyek-proyek lean six sigma.

28
www.prodemyasia.com
4. Green Belt

 Green Belt ialah karyawan yang menjalankan proyek lean six


sigma sambil mengerjakan pekerjaannya sehari-hari.
 Memimpin proyek untuk peningkatan kualitas dan
penghematan berskala kecil dalam area kerja mereka, dan
bisa saja mengerjakan sebagian dari proyek lean six sigma
skala yang lebih besar ditangani oleh Balck Belt.
 Green Belt bertugas menganalisa, mengatasi masalah
kualitas dan hal–hal yang tekait dengan perbaikan kinerja
diarea kerjanya. Green belt juga harus terlibat aktif dalam
proyek-proyek improvement.

5. Yellow Belt

 Merupakan anggota tim proyek improvement dan dapat


membantu green belt dalam mengimplementasikan
proyek lean six sigma terutama dalam hal mengumpulkan
data pada area kerja yang menjadi tanggungjawabnya.

29
www.prodemyasia.com
Yellow belt juga dapat mengerjakan improvement-
improvement yang sederhana di area kerjanya yang
sifatnya quick win yang mudah dilihat dan bisa
diselesaikan dengan cepat.

6. White Belt

• White Belt umumnya membantu tim pemecahan masalah


dalam organisasi, sekaligus membantu menanamkan budaya
perbaikan terus-meneris dan membantu penerapan lean six
sigma di tempat kerja.
• Membantu mengumpulkan data dan menjelaskan proses
kerja di area kerjanya.

4.1 Sertifikasi Lean Six Sigma

Warna sabuk dalam disiplin lean six sigma identik dengan warna
sabuk pada ilmu bela diri misalnya karate. Warna belt
menggambarkan tingkat kompetensi dalam disiplin lean six sigma.
Semakin tinggi levelnya semakin banyak training yang diikuti dan
semakin tinggi kompetensinya dalam lean six sigma. Semakin tinggi
level kompetensinya semakin rumit masalah yang bisa dipecahkan
dan penguasaan alat-alat lean six sigma semakin dalam dan semakin
mahir dalam proses pemecahan masalah.

30
www.prodemyasia.com
Untuk mendapatkan sertifikasi dapat lebih dulu belajar materi
lean six sigma berdasarkan Book of Knowledge (BOK) untuk masing-
masing tingkatan. American Society for Quality (ASQ) mengeluarkan
BOK yang dapat digunakan sebagai acuan. Untuk sertifikasi Green
Belt, Black Belt dan Master Black Belt diwajibkan mengikuti pelatihan
lean six sigma sesuai tingkatannya, mengerjakan proyek perbaikan
dengan metodologi DMAIC menggunakan tools lean six sigma
kemudia ujian sertifikasi dari badan independen. Untuk tingkat
yellow belt cukup mengikuti pelatihan tanpa diwajibkan untuk
mengerjakan proyek. Sedangkan untuk white belt bisa mengikuti
training dan bisa juga belajar mandiri karena sifatnya hanya
pengenalan.

Untuk membuktikan kompetensi lean six sigma berupa sertifikasi


dapat dilakukan oleh internal perusahaan yang mengadopsi program
lean six sigma dan memiliki master black belt tersertifikasi. Untuk
perusahaan yang belum mengadopsi program lean six sigma
sertifikasi disarankan melalui ujian dari lembaga independen, ada
banyak lembaga independen yang menyelenggarakan ujian lean six
sigma yang dapat digunakan sebagai referensi untuk menguji
kompetensi.

Untuk sertifikasi green belt, black belt beberapa lembaga


sertifikasi mensyaratkan harus membuat proyek. Namun yang jauh
lebih penting adalah kemampuan menjalankan project lean six sigma
yang memberikan dampak finansial bagi perusahaan.

31
www.prodemyasia.com
Struktur sertifikasi lean six sigma

32
www.prodemyasia.com
BAB 5: TAHAPAN DMAIC DALAM LEAN SIX
SIGMA

5.1 Tahapan DMAIC


Ada 5 tahapan yang dilakukan pada Lean Six Sigma dalam
penyelesaian masalah. Atau biasa dikenal dengan metode atau
tahapan DMAIC.
Berikut tahapan DMAIC :

 Define
 Measure
 Analize
 Improve
 Control

1. Define

Pada tahap ini merupakan fase


untuk menentukan masalah
yang akan diselesaikan,
termasuk menyeleksi
permasalahan kritikal
terhadap kualitas, pelanggan,
perusahaan, waktu
penyelesaian dan sumberdaya yang dibutuhkan, serta
analisa manfaat bagi perusahaan dan dampak terhadap
Pelanggan.

33
www.prodemyasia.com
2. Measure

Pada tahapan ini mengukur


seberapa besar masalah yang akan
diselesaikan. Mengukur dan
menganalisa data-data proses
dengan menggunakan alat-alat
statistik. Misalnya mengukur seberapa besar variasi saat
ini, kapabilitas proses saat ini, dan lain sebagainya.

3. Analyze

Tahap ini merupakan salah satu tahap


yang krusial dalam tahapan DMAIC
karena disini akan mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab masalah,
menentukan akar penyebab masalah,
serta memvalidasi akar penyebab masalah. Beberapa
teknik statistik bisa digunakan untuk memvalidasi akar
masalah.

4. Improve
Tahap melakukan tindakan perbaikan
atas akar masalah yang telah
divalidasi di tahap analisa. Disini
dapat dikembangkan solusi alternatif
untuk dapat dipilih. Dimana tim diajak

34
www.prodemyasia.com
untuk berpikir kreatif mencari cara-cara baru yang lebih
mudah, lebih murah, lebih aman dari cara sebelumnya.

Bisa juga melakukan tahapan percobaan untuk melihat


apakah solusi yang diajukan dapat dilaksanakan pada
skala yang lebih luas.
Pada tahapan ini dapat juga dianalisa potensi kegagalan
dalam implementasi, sehingga program uji coba perlu
dilakukan untuk mengurangi potensi kegagalan.

5. Control

Pada tahap ini dilakukan evaluasi


apakah perbaikan telah berjalan
efektif dan sesuai dengan yang
diharapkan di fase define. Apabila
proyek telah berhasil maka tim perlu
membuat mekanisme pengawasan atau monitoring agar
hasil improvement dapat terus bertahan, tidak kembali
pada kondisi sebelumnya. Beberapa cara adalah
membakukan cara-cara baru yang telah terbukti lebih baik
dari cara sebelumnya berupa pembuatan standar kerja
baru atau one point lesson (OPL).

35
www.prodemyasia.com
BAB 6: SIX SIGMA PROSES IMPROVEMENT

Tujuan dari lean six sigma adalah mengurangi variasi dan


mengurangi pemborosan dengan melakukan perbaikan pada
proses. Variasi dan pemborosan terjadi dalam rangkaian aktivitas
dalam sebuah proses. Proses yang ada dalam bisnis saling terkait
antara proses yang satu dengan yang lainnya membentuk sistem.

6.1 DEFENISI PROSES

Proses adalah rangkaian aktivitas yang mengubah input


menjadi output dengan menggunakan sumber daya yang
dibutuhkan.

Input Process Output

36
www.prodemyasia.com
Dalam organisasi suatu input bisa jadi adalah output dari
proses sebelumnya dan suatu output bisa mnejadi input pada
proses berikutnya. Rangkaian input-process-output yang satu
bersambung kepada rangkaian input-process-output yang lainnya
sehingga membentuk bisnis proses.

6.2 PEMETAAN PROSES

Pemetaan proses adalah visualisasi dari rangkaian


proses dari suatu rangkaian aktivitas bisnis yang menggambarkan
bagaimana pekerjaan didalam organisasi tersebut dilakukan,
sehingga pekerjaan tergambar dengan jelas atau eksplisit.

Dengan memetakan proses sebuah organisasi memiliki


dokumentasi mengenai proses pekerjaan yang dilakukan,
sehingga memungkinkan untuk menganalisa pekerjaan yang telah
dilakukan. Peta proses dapat digunakan untuk peningkatan
kepuasan pelanggan melalui identifikasi terhadap pemborosan
dalam proses, pengurangan waktu proses, mengurangi
produk cacat, mereduksi biaya, mereduksi tahapan proses yang
tidak menghasilkan nilai tambah, meningkatkan produktivitas, dan
memudahkan pengukuran kinerja proses.

37
www.prodemyasia.com
Dalam pemetaan proses dapat dimulai dengan
menggambarkan seluruh proses utama dalam organisasi sebagi
peta proses bisnis utama. Dari peta proses bisnis ini kemudian
dapat didetailkan menjadi sub peta proses bisnis atau ke level
aktivitas yang lebih detail.
Untuk dapat melakukan improvement maka kita harus
lebih dahulu memahami proses yang akan diimprove.

Waste dalam proses


Struktur peta proses bisnis

38
www.prodemyasia.com
Fungsi dari Pemetaan Proses

Pemetaan proses berfungsi sebagai dasar untuk:

 Menentukan ruang lingkup proyek. Dengan


menggambarkan peta proses, kita jadi tau batasan
proyek yang akan diperbaiki.
 Memetakan pemborosan. Pemborosan terjadi di
dalam proses, dengan adanya pemetaan proses kita
bisa mengetahui posisi pemorosan tersebut ada
dimana lokasinya. Dan kita dapat melihat dampak jika
waste tersebut diperbaiki dampaknya ke proses lain
bisa diketahui karena pada dasarnya setiap proses
saling berinteraksi dengan proses lain.
 Pengumpulan data. Dengan adanya peta proses kita
dimudahkan untuk pengambilan data, karena akan
fokus pada proses yang akan diperbaiki.

39
www.prodemyasia.com
6.3 SIPOC DIAGRAM

SIPOC (Supplier – Inputs – Process – Outputs – Customer) adalah


diagram yang memberikan gambaran yang jelas mengenai suatu
proses. Hasil akhir dari SIPOC ini adalah sebuah gambaran visual
untuk menentukan masukan, keluaran, supplier dan customer dari
suatu proses. Dengan adannya SIPOC kita dapat gambaran
mengenai proses tersebut sehingga prosenya bisa kita ukur dan
meningkatkan proses tersebut. Dalam praktenya, SIPOC
merupakan high-level process map, digunakan pada fase define
dalam lean six sigma proses improvement.

Jika kinerja prosesnya rendah kita bisa telusuri apakah prosesnya


atau inputnya yang bermasalah. Kita juga bisa lebih fokus
menganalisa, misalnya jika masalah ada dalam proses, kita bisa
melakukan tracback atau penelusuran pada proses di aktivitas
mana terjadinya pemborosan.

40
www.prodemyasia.com
SIPOC akan membantu para pemilik maupun pelaku proses untuk
menetapkan batasan apa saja yang akan mereka
kerjakan. Dengan SIPOC juga akan mudah mengetahui pihak-
pihak yang terkait dalam proses tersebut. SIPOC diagram akan
mencakup hal-hal berikut ini :

Supplier

Mencakup segala sesuatu yang menyediakan input atau masukan


terhadap proses. Misal supplier untuk proses pembuatan kopi
adalah warung penjual kopi bubuk dan gula.

Inputs

Menentukan material, jasa, dokumen dan/atau informasi yang


akan digunakan oleh suatu proses untuk menghasilkan output.
Contoh input dalam proses pembuatan kopi panas adalah kopi,
gula, air dan pemanas air.

Process

Menentukan urutan aktifitas kerja untuk mengubah input menjadi


output, disinilah terjadinya proses penambahan nilai. Contoh
prosesnya mulai memanaskan air, pencampuran gula, kopi dan air
panas, penyeduhan, hingga penyajian.

Outputs

Hasil dari proses berupa produk, jasa, dokumen, dan/atau


informasi yang bernilai guna bagi customer. Misalnya dalam
proses pembuatan kopi panas adalah kopi yang siap diminum.

41
www.prodemyasia.com
Customer

Mencakup semua pengguna yang menggunakan output yang


berasal dari proses. Dalam kedai kopi custumer adalah pelanggan
yang membeli kopi. Kalau dirumah bisa saja customernya adalah
tamu, suami atau istri.

6.4 DMAIC PROCESS IMPROVEMENT

Berikut ini adalah aktivitas detail yang dilakukan dalam pengerjaan


proses peningkatan menggunakan lean six sigma DMAIC. Dalam
prakteknya disetiap fase dilakukan review (tollgate) untuk
memastikan bahwa proses disetiap tahapan sudah benar sebelum
dilanjutkan ke tahapan berikutnya.

42
www.prodemyasia.com
6.5 LEAN SIX SIGMA TOOLS

Ada banyak tools atau alat-alat analisa yang dapat digunakan


dalam setiap tahapan lean six sigma DMAIC. Tidak perlu semuanya
digunakan sekaligus, kita cukup menggunakan alat yang cocok dan
tepat. Untuk itu perlu pengalaman penerapan menggunakan lean
six sigma dengan menerapkan tools yang tersedia, sehingga kita
semakin paham dan tepat dalam memilih tools yang tepat untuk
masalah yang dihadapi. Unutk masalah yang berbeda bisa saja alat
yang digunakan berbeda.

Karena setiap masalah adalah unik, maka perlu pemahaman


masalah lebih detail dan perlu pemahaman dan pengalaman
dalam penerapan lean six sigma DMAIC dan cara menggunakan
alat-alat lean six sigma supaya didapat hasil yang optimal.

43
www.prodemyasia.com
44
www.prodemyasia.com
BAB 7. PENERAPAN LEAN SIX SIGMA

Seperti penjelasan sebelumnya, awal mulanya penerapan lean six


sigma diawali di industri manufacturing, namun saat ini
metodologi ini terus berkembang dan dapat diterapkan diberbagai
jenis industri termasuk industri bidang jasa seperti, ansuransi,
banking, logistik, rumah sakit, universitas, teknologi informasi dan
lain sebagainya.

Jika diperusahaan manufaktur yang mengasilkan produk,


implementasi bisa berupa pengurangan cacat produksi,
pengurangan inventory produk atau part, mengurangi down time
mesin, mengurangi lead time produksi dan lain sebaginya.

Sedangkan contoh penerapanya di bidang service atau jasa adalah


pengurangan lead time dari proses penawaran sampai
persetujuan order dalam sebuah perusahaan internet provider.
Mengurangi komplain salah kirim dalam industri jasa pengiriman
paket. Berikut contoh proyek lean six sigma:

45
www.prodemyasia.com
Tabel contoh proyek lean six sigma
Sigma Sigma
No Project % Before % After
Before After
1 Mengurangi Plastic Bag Defect 5,5 % defect 2.0% Defect 2,8 Sigma 4,2 Sigma
2 Mengurangi GT Scrap 0,38% Defect 0,30% Defect 4,7 Sigma 4,8 Sigma
3 Mengurangi Defect QC Line Sewing 18,2% Defect 6,8% Defect 3,29 Sigma 3,71 Sigma
4 Menurnagi defect di jalur production 0,7% Defect 0,4% Defect 4,4 Sigma 4,6 Sigma
5 Mengurangi Cacat Produk Galon 16,65% Defect 8,325% Defect 3,3 Sigma 5,6 Sigma

6 Mengurangi Schedule delay at Custom Durability Testing 10% Defect 8% Defect 3,6 Sigma 3,6 Sigma

7 Mengurangis Defects Products In Production Bottle 0,4% Defect 0,12% Defect 4,7 Sigma 5,0 Sigma
8 Peningkatan Kualitas Proses Produksi TV 0,27% Defect 0,23% Defect 4,71 Sigma 4,82 Sigma
9 Mengurangi of Cement Bag defect 0,74% Defect 0,28 Defect 4,5 Sigma 4,8 Sigma
10 Pengurangan Defect Produksi Kaos 10,7% Defect 5,0% Defect 3,4 Sigma 3,9 Sigma
11 Mengurangi rate of crack defects 4,13% Defect 2,0% Defect 3,9 Sigma 4,2 Sigma
12 Mengurangi defect in infusion filling machine Process 3,6% Defect 0,5% Defect 3,9 Sigma 4,5 Sigma
13 Mengurangi Bottle Leak in Bottling Process 7,7% Defect 0,34% Defect 3,5 Sigma 4,6 Sigma
14 Mengurangi Customer Complain Rate by 50% 8,47% Defect 3,99% Defect 3,69 Sigma 4,0 Sigma
15 Mengurangi Defect in Liquid Injection Medicine 11% Defect 1,16% Defect 3,4 Sigma 4,3 Sigma

7.1 Mengamati Aktifitas Harian

Untuk mengidientifikasi pembosorsan di area kerja atau proses


kerja, kita dapat melakukan pengamatan pada aktivitas harian,
apakah dalam aktivitas kerja ada aktivitas yang tidak memberikan
nilai tambah yang masuk dalam katergori 7 pemborosan diatas.

Apabila pemborosan sudah ditemukan dapat mulai menganalisa


aktivitas atau proses tersebut dan mulai bertanya:

 Apakah ada cara yang lebih mudah?

 Apakah ada cara yang lebih cepat?

46
www.prodemyasia.com
 Apakah ada cara yang lebih baik?

 Apakah ada cara yang lebih murah?

 Apakah ada cara yang lebih aman?

7.2 Eliminate-Combine-Rearrange-Simplify (ECRS)

Menghilangkan, mengurangi, menggabungkan, menata ulang,


menyederhanakan bisa dilakukan unutk mengeliminasi
pemborosan di area kerja atau di prosese kerja.

Eliminate: Menghilangkan aktivitas yang berulang dan aktivitas


yang tidak memberikan nilai tambah.

47
www.prodemyasia.com
Combine: Menggabungkan bebarapa proses atau aktivitas yang
berurutan, atau membuat proses parallel.

Re-arrange: Mengubah lay out proses atau mengubah urutan


proses supaya lebih mudah dan lebih efisien

Simplify: Mempertahankan proses yang sudah ada tetapi dengan


cara yang lebih mudah.

48
www.prodemyasia.com
Lampiran

49
www.prodemyasia.com
LATIHAN SOAL UJIAN WHITE BELT

1. Six sigma represent quality level 3.4 defect perthousand


opportunity:

A. True
B. False

2. What is Six Sigma step?

A. DMAIC
B. PDCA
C. 5S
D. ECRS

3. “Producing more than required” is in which categories of


waste of lean?

A. Overproduction
B. Defect
C. Waiting
D. Inventory

4. What are elements of ECRS Techniques?

A. Excellent, Correct, Realistic, Smart


B. Explain, Clear, Rescue, Save
C. Expand, Core, Race, Salvage
D. Eliminate, Combine, Rearrange, Simplify

50
www.prodemyasia.com
5. Which of the following is the highest level of Lean Six Sigma
Training?

A. White belts
B. Black Belts
C. Yellow Belt
D. Green Belt

6. Which of following is not Lean Sigma purpose?

A. Better
B. Easier
C. Lower cost
D. Higher price

7. What is six sigma DMAIC?

A. It is applied statistic
B. Only applicable in manufacturing
C. It is descrete data
D. Quality improvement initiative

8. Product repair include in waste of:

A. Inventory
B. Defect
C. Transportation
D. Not Waste

9. Arrange lean six sigma role below based increasing in level of


competency:
1. Green Belt
2. Master Black Belt
3. Yellow Belt
4. Black Belt

51
www.prodemyasia.com
A. 1-2-3-4
B. 2-3-4-1
C. 3-1-4-2
D. 2-4-1-3

10. The idea behind the lean six sigma is to minimizing defect in
production area through continuous improvement
A. True
B. False

52
www.prodemyasia.com
KUNCI JAWABAN
1. B 6. D
2. A 7. D
3. A 8. B
4. D 9. C
5. B 10. A

53
www.prodemyasia.com
Referensi:

1. Materi training Lean Six Sigma White Belt, Productivity


Academy, Prodemy 2021
2. The Machine That Changed the World. James P. Womack,
Daniel T. Jones, and Daniel Roos. Free Press., 1990
3. https://www.lean.org/whatslean/history.cfm
4. https://www.wnputrio.com/2020/01/struktur-organisasi-
pelatihan-lean-six-sigma.html
5. https://www.jagoanhosting.com/blog/pengertian-six-sigma/
6. https://www.henryharvin.com/blog/career-benefits-of-six-
sigma-black-belt-certification/
7. https://medium.com/analytics-and-data/dmaics-importance-
in-data-projects-7c4a5ee88d1a
8. https://www.pinclipart.com/pindetail/ibJxRxb_control-icon-
clipart/
9. https://www.freepik.com/premium-vector/define-goal-flat-
vector-icon_1816907.htm
10. https://pngtree.com/freepng/measure-tape-icon-for-your-
project_4820971.html
11. https://pngtree.com/freepng/market-analysis-icon-market-
research-icon_5279823.html
12. https://sapartners.com/lean-assessment/improve-icon/
13. https://www.mas-software.com/blog/lean-manufacturing-
adalah
14. https://kanbanize.com/lean-management/value-waste/7-
wastes-of-lean

54
www.prodemyasia.com
prodemy.global@gmail.com
WA: 082112235378
www.prodemyasia.com

Education Partner:

55
www.prodemyasia.com
White Belt Curriculum
Lean Six Sigma WHITE Belt Program

Part-1 EXAM
Online Class
(2 Hours) (1 Hour)

Pengenalan Lean Six Sigma


LSS Methodology DMAIC
25 Multiple Choice
Course Content Pengenalan Lean Min Score:70
7 Waste Retake : 1 Time

Process Mapping
LSS Application

www.prodemyasia.com

prodemy.global@gmail.com
Copyright : Productivity Academy

White Belt Certificate


Yellow Belt Curriculum
Lean Six Sigma YELLOW Belt Program

Part-1 Part-2 Part-3 EXAM


Online Class
(2 Hours) (2 Hours) (2 Hours) (1 Hour)

Six Sigma Quality, Intro


DPMO, Sigma Level Kaizen, 5R/5S
to DMAIC
Course Content
C-E Diagram, 5 Why
CTQ, Pareto, SIPOC, Poka Yoke, Visual 50 Multiple Choice
Analysis, Corelation
Histogram Control, Standardization Min Score:70
Analysis
Retake : 1 Time
Class Exercise SIPOC, Pareto Chart DPM O, Sigma Level

Calculating DPM O.xls


File Exercise Pareto Chart.xls
Scatter Diagram.xls
DPMO, Sigma Level,
Homework SIPOC, Pareto Chart Kaizen, 5R/5S Certificate Requirement:
CE Diagram
1. Excam Score Min.70
Individual Project 2. Submit DMAIC Report/
Report DMAIC Case Project Report Case Study
(Case tudy)
www.prodemyasia.com
prodemy.global@gmail.com
Copyright : Productivity Academy

Yellow Belt Certificate


Green Belt Curriculum
Kerjasama dengan International Six Sigma Institute

LEAN SIX SIGMA GREEN BELT CURRICULUM

TIME Part-1 Part-2 Part-3 Part-4 Part-5 Part-6


Process Capability
Building a Lean Six Sigma Coaching Project
Analysis: Coaching Analyze
Pogram (Define & Measure)
(Cp & Cpk)

Problem Statement Process Capability Coaching Project


Coaching Project
Analysis : PPM, DPMO, Coaching Analyze Project
Session-1 (Define & Measure) (Analize, Improve &
VOC & Critical To Quality Sigma Level Presentation
Control)
SIPOC & Process Mapping
Coaching Project Improvement Plan
Value Stream Mapping
Matrix Diagram & Project (Define & Measure) Visual Management, Poka Yoke
Charter

Intro to Minitab
Waste Analyis Corelation & Statistical Process Control
Regression (SPC)
Time Series, Histogram,
Process Efficiency Analysis I-MR Chart, Xbar-R Chart
Pareto
Cont'
Measurement System Root Cause Analysis Statistical Process Control
Coaching Project Certification
Session-2 Analysis FMEA (SPC)
(Analize, Improve & Exam
(Bias and Precision) Critical X Selection U Chart., P Chart
Control)
Measurement System
Analysis Sustain the Solution, Control
HypothesisTesting FMEA
Gage R&R Study Plan
(Continuous & Atribut)

1. Project Charter. Cp, Cpk Analysis with


Homework FMEA SPC Xbar-R Chart DMAIC Report
2.MSA Study with Minitab Minitab

www.prodemyasia.com
prodemy.global@gmail.com
Copyright : Productivity Academy

Green Belt Certificate

Anda mungkin juga menyukai