Introduction to
Lean
Six Sigma
1
www.prodemyasia.com
www.prodemyasia.com
DAFTAR ISI
Pengantar
Bab 1: Pengenalan Six Sigma
1.1 Sejarah Six Sigma ……………………………………………….................... 6
1.2 Tujuan Six Sigma ……………………………………………………………….... 8
1.3 Pengertian Nilai Sigma ……………………………………………………. 8
1.4 Korelasi DPMO dan Sigma Level ……………………………….…… 14
1.5 Perhitungan Sigma Level ……………………………………………………. 15
2
www.prodemyasia.com
Bab 6: Six Sigma Proses Improvement
6.1 Definisi Proses ……………………………………………………………….. 34
6.2 Pemetaan Proses ………………………………………………………….……. 35
6.3 SIPOC Diagram …………………………………………………………….…. 37
6.4 DMAIC Process Improvement ………………………………..……………..… 40
6.5 Lean Six Sigma Tools ……………………………………………………………….. 40
3
www.prodemyasia.com
Pengantar
Ada banyak jenis masalah bisnis mulai dari masalah kecil, masalah
sedang dan masalah besar. Dan masalah yang ada harus disikapi
sebagi peluang untuk kemajuan jika dipecahkan.
Secara tradisional, kita sering kali langsung mencari solusi tanpa
mempelajari fakta dan data yang ada.
Lean six sigma adalah suatu sistem yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah bisnis dengan metodologi DMAIC (Define,
Measure, Analize, Improve, Control).
Metodologi DMAIC merupakan metode pemecahan masalah
dengan berbasis data. Dimana analisa masalah berbasis data
menggunakan analisa statistik.
Dalam buku saku ini akan dibahas pengenalan lean six sigma.
Materi ini juga dapat digunakan untuk persiapan ujian sertifikasi
LEAN SIX SIGMA WHITE BELT di Prodemy.
Tim Prodemy
Prodemy adalah lembaga pelatihan lean six sigma yang diakreditasi oleh Council
for Six Sigma Certification. Prodemy bekerjasama dengan American Academy of
Project Management, American Academy of Financial Management dan Six
Sigma International Institute.
4
www.prodemyasia.com
BAB 1: PENGENALAN SIX SIGMA
Tingkat Kualitas Sigma yang lebih tinggi berarti lebih banyak output
proses, produk dan layanan, memenuhi persyaratan pelanggan, lebih
sedikit cacat (defect). Tingkat Kualitas 6 Sigma adalah kinerja yang
hampir sempurna.
5
www.prodemyasia.com
1.1 SEJARAH SIX SIGMA
6
www.prodemyasia.com
Berikut ini adalah manfaat yang dirasakan oleh GE setelah
menerapkan Six Sigma.
7
www.prodemyasia.com
1.2 TUJUAN SIX SIGMA
8
www.prodemyasia.com
Mengapa Pengurangan Variasi Penting?
Variasi/varians adalah suatu parameter yang menjelaskan ragam
sebaran data. Ukuran yang menyatakan seberapa jauh sebuah
kumpulan data tersebar. Varians yang rendah mengindikasikan
bahwa titik data cenderung dekat dengan nilai rata-rata, dimana
antara data yang satu dengan data lainnya berdekatan. Sementara
varians yang tinggi mengindikasikan bahwa data sangat tersebar
dan ada jarak dari rata-rata, dimana sebaran data yang satu
dengan data lainnya punya jarak yang jauh.
9
www.prodemyasia.com
Supplier A:
Data lead time pengiriman (dalam hari):
6, 12, 18, 9, 15, 12 Rata-rata : 12 hari
Rata-rata=12 hari
Supplier B:
Data lead time pengiriman (dalam hari):
11, 13, 12, 12, 13, 11 Rata-rata: 12 hari
Rata-Rata 12 Hari
10
www.prodemyasia.com
Range Lead time supplier A adalah antara 6 hari sampai 18 hari,
sedangkan range supplier B adalah antara 11 sampai 13 hari.
Tentunya sebagai user PT Masbro akan membeli dari supplier B
karena lebih terprediksi dan range nya 2 hari (lead time antara 11
sampai 13 hari saja dibandingkan dengan supplier A dimana
rangenya 12 hari (antara 6-18 hari).
Jika dihitung menggunakan rumus statistik standard deviasi
dengan menggunakan rumus standard deviasi (populasi) berikut:
11
www.prodemyasia.com
SEMAKIN KECIL STANDARD DEVIASI / VARIABILITAS
12
www.prodemyasia.com
Six Sigma Sebagai Ukuran Kualitas
Six sigma dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengukur
tingkat kinerja kualitas. Biasanya perusahaan mengukur tingkat
kualitas atau tingkat cacat dengan satuan persentase. Perusahaan
yang menerapkan six sigma menggunakan sigma sebagai satuan
yang menentukan level kinerja kualitas. Semakin tinggi level
sigma, semakin kecil potensi produk cacat yang dihasilkan, maka
semakin baik kinerja kualitas.
Sigma
Produk cacat (%)
Level
1 68.96 % cacat
2 30.8 % cacat
3 6.6 % cacat
4 0.621 % cacat
5 0.0233 % cacat
6 0.00034 % cacat
Jika dilihat pada tabel diatas jelas sekali perbedaan antara satuan
persentase dan sigma level yang merupakan level per sejuta
kejadian. Dengan menggunakan six sigma sebagai ukuran maka
perusahaan dituntut menuju level kesempurnaan.
13
www.prodemyasia.com
1.4 Korelasi DPMO Dan Sigma Level
Semakin tinggi level sigma, semakin sedikit cacat yang dihasilkan
oleh proses. Kinerja Six sigma adalah proses jangka panjang (masa
depan) yang menciptakan tingkat 3,4 cacat per sejuta peluang
(DPMO=Defect Per Million Opportunities).
14
www.prodemyasia.com
sessuai dengan karakteristik yang dipersyaratkan untuk produk
tersebut atau bisa juga dengan menghitung jumlah produk cacat,
jumlah kejadian, jumlah complain pelanggan dan sebagainya.
Contohnya Jumlah produk yang direject, jumlah kesalahan dalam
pengiriman, jumlah transaksi dan lain sebagainya .
Perhitungan sigma level untuk kedua data tersebut berbeda.
15
www.prodemyasia.com
BAB 2: PENGENALAN LEAN
2.1 Pengertian Lean
Lean merupakan strategi manajemen untuk meningkatkan
efisiensi dengan mengurangi pemborosan. Tujuan utama lean
adalah untuk menghilangkan pemborosan (Waste) dan
meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang atau
jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer).
Sejarah Lean
16
www.prodemyasia.com
konveyor berjalan. Dengan sistem produksi ini Ford berhasil
menurunkan waktu set up dan juga persediaan (inventory).
17
www.prodemyasia.com
Tahun 1996 James P. Womack and Daniel T. Jones menulis buku
Lean Thinking yang menjelaskan prinsip lean.
Lean Thinking adalah tentang bagaimana menciptakan nilai lebih
banyak bagi konsumen dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas
pemborosan. Setiap aktivitas atau proses yang mengonsumsi
sumber daya, menambah biaya atau waktu tanpa menciptakan
nilai bagi konsumen menjadi target dari eleminasi ini.
Esensi dari Lean Thinking adalah meningkatkan nilai bagi
konsumen. Pemikiran tradisional berusaha meningkatkan
keuntungan dengan menaikkan harga. Lean Thinking berbeda,
konsep lean berusaha meningkatkan keuntungan dengan
menurunkan biaya-biaya pemborosan sehingga target profit
tercapai dengan harga produk yang tetap masuk akal.
18
www.prodemyasia.com
Kegiatan Value Adding -
Kegiatan-kegiatan yang mengubah, membentuk,
atau mengubah informasi & materi untuk
memenuhi persyaratan pelanggan.
Non-Value Adding (Waste) -
Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan waktu,
sumber daya, atau ruang, tetapi tidak menambah
nilai terhadap produk dan pelayanan.
19
www.prodemyasia.com
2.42.4
Tujuh Waste
Tujuh (Pemborosan)
Waste dalam
(Pemborosan) Lean
dalam Lean
Pemborosan =
Pemborosan
20
www.prodemyasia.com
https://kanbanize.com/lean-management/value-waste/7-wastes-of-lean
1. Inventory
Waste of inventory yang terdiri dari inventory finished
goods (barang jadi), WIP (barang setengah jadi) dan bahan
mentah (raw material) yang berlebihan di semua tahap produksi
sehingga memerlukan tempat penyimpanan. Inventory ini bisa
terjadi karena kelebihan produksi atau karena adanya produk
cacat sehingga barang belum bisa dikirim ke pelanggan.
2. Waiting (Menunggu)
Saat seseorang atau mesin tidak melakukan pekerjaan, status
tersebut disebut menunggu. Menunggu pasokan komponen atau
material, menunggu produk dari proses sebelumnya, menunggu
mesin diperbaiki, menunggu surat perintah kerja, dan lain-lain.
Menunggu bisa juga dikarenakan proses yang tidak seimbang,
sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus menunggu untuk
melakukan pekerjaannya karena menunggu bahan dari proses
sebelumnya.
21
www.prodemyasia.com
3. Defect (cacat)
Produk cacat terjadi karena buruknya kualitas atau adanya
karakteristik produk yang tidak dipenuhi sehingga diperlukan
perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya perbaikan tambahan yang
berupa biaya tenaga kerja, alat atau komponen yang perlu diganti
dan biaya-biaya lainnya.
5. Motion (gerakan)
Motion adalah gerakan berlebih yang tidak diperlukan,
pemborosan ini terjadi karena gerakan–gerakan pekerja maupun
mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk tersebut. Contohnya mencari barang
ditumpukan barang digudang, mencari dokumen, peletakan
komponen yang jauh dari jangkauan operator, sehingga
memerlukan gerakan melangkah dari posisi kerjanya untuk
mengambil komponen tersebut.
22
www.prodemyasia.com
6. Transportation
Pemborosan transportasi terjadi karena tata
letak (layout) produksi yang buruk, pengaturan tempat kerja yang
kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya, letak gudang yang
jauh dari lokasi produksi.
23
www.prodemyasia.com
BAB 3: INTEGRASI LEAN DAN SIX SIGMA
3.1 Pengertian Lean Six Sigma?
24
www.prodemyasia.com
3.2 Perpaduan Lean dan Six Sigma
25
www.prodemyasia.com
BAB 4: ORGANISASI LEAN SIX SIGMA
26
www.prodemyasia.com
1. Champion.
Pada umumnya dipilih dari orang-orang yang berada pada
posisi pemimpin unit bisnis. Salah satu tugasnya adalah
mengembangkan, mengeksekusi rencana implementasi dan
penyebarluasan penerapan lean six sigma pada semua bisnis
unit.
Champion juga ditugaskan unutk mengatasi hambatan
budaya dari organisasi, menciptakan sistem pendukung,
menjamin sumber daya finansial tersedia dan
mengidentifikasi proyek Lean Six Sigma yang potensial.
27
www.prodemyasia.com
3. Black Belt
28
www.prodemyasia.com
4. Green Belt
5. Yellow Belt
29
www.prodemyasia.com
Yellow belt juga dapat mengerjakan improvement-
improvement yang sederhana di area kerjanya yang
sifatnya quick win yang mudah dilihat dan bisa
diselesaikan dengan cepat.
6. White Belt
Warna sabuk dalam disiplin lean six sigma identik dengan warna
sabuk pada ilmu bela diri misalnya karate. Warna belt
menggambarkan tingkat kompetensi dalam disiplin lean six sigma.
Semakin tinggi levelnya semakin banyak training yang diikuti dan
semakin tinggi kompetensinya dalam lean six sigma. Semakin tinggi
level kompetensinya semakin rumit masalah yang bisa dipecahkan
dan penguasaan alat-alat lean six sigma semakin dalam dan semakin
mahir dalam proses pemecahan masalah.
30
www.prodemyasia.com
Untuk mendapatkan sertifikasi dapat lebih dulu belajar materi
lean six sigma berdasarkan Book of Knowledge (BOK) untuk masing-
masing tingkatan. American Society for Quality (ASQ) mengeluarkan
BOK yang dapat digunakan sebagai acuan. Untuk sertifikasi Green
Belt, Black Belt dan Master Black Belt diwajibkan mengikuti pelatihan
lean six sigma sesuai tingkatannya, mengerjakan proyek perbaikan
dengan metodologi DMAIC menggunakan tools lean six sigma
kemudia ujian sertifikasi dari badan independen. Untuk tingkat
yellow belt cukup mengikuti pelatihan tanpa diwajibkan untuk
mengerjakan proyek. Sedangkan untuk white belt bisa mengikuti
training dan bisa juga belajar mandiri karena sifatnya hanya
pengenalan.
31
www.prodemyasia.com
Struktur sertifikasi lean six sigma
32
www.prodemyasia.com
BAB 5: TAHAPAN DMAIC DALAM LEAN SIX
SIGMA
Define
Measure
Analize
Improve
Control
1. Define
33
www.prodemyasia.com
2. Measure
3. Analyze
4. Improve
Tahap melakukan tindakan perbaikan
atas akar masalah yang telah
divalidasi di tahap analisa. Disini
dapat dikembangkan solusi alternatif
untuk dapat dipilih. Dimana tim diajak
34
www.prodemyasia.com
untuk berpikir kreatif mencari cara-cara baru yang lebih
mudah, lebih murah, lebih aman dari cara sebelumnya.
5. Control
35
www.prodemyasia.com
BAB 6: SIX SIGMA PROSES IMPROVEMENT
36
www.prodemyasia.com
Dalam organisasi suatu input bisa jadi adalah output dari
proses sebelumnya dan suatu output bisa mnejadi input pada
proses berikutnya. Rangkaian input-process-output yang satu
bersambung kepada rangkaian input-process-output yang lainnya
sehingga membentuk bisnis proses.
37
www.prodemyasia.com
Dalam pemetaan proses dapat dimulai dengan
menggambarkan seluruh proses utama dalam organisasi sebagi
peta proses bisnis utama. Dari peta proses bisnis ini kemudian
dapat didetailkan menjadi sub peta proses bisnis atau ke level
aktivitas yang lebih detail.
Untuk dapat melakukan improvement maka kita harus
lebih dahulu memahami proses yang akan diimprove.
38
www.prodemyasia.com
Fungsi dari Pemetaan Proses
39
www.prodemyasia.com
6.3 SIPOC DIAGRAM
40
www.prodemyasia.com
SIPOC akan membantu para pemilik maupun pelaku proses untuk
menetapkan batasan apa saja yang akan mereka
kerjakan. Dengan SIPOC juga akan mudah mengetahui pihak-
pihak yang terkait dalam proses tersebut. SIPOC diagram akan
mencakup hal-hal berikut ini :
Supplier
Inputs
Process
Outputs
41
www.prodemyasia.com
Customer
42
www.prodemyasia.com
6.5 LEAN SIX SIGMA TOOLS
43
www.prodemyasia.com
44
www.prodemyasia.com
BAB 7. PENERAPAN LEAN SIX SIGMA
45
www.prodemyasia.com
Tabel contoh proyek lean six sigma
Sigma Sigma
No Project % Before % After
Before After
1 Mengurangi Plastic Bag Defect 5,5 % defect 2.0% Defect 2,8 Sigma 4,2 Sigma
2 Mengurangi GT Scrap 0,38% Defect 0,30% Defect 4,7 Sigma 4,8 Sigma
3 Mengurangi Defect QC Line Sewing 18,2% Defect 6,8% Defect 3,29 Sigma 3,71 Sigma
4 Menurnagi defect di jalur production 0,7% Defect 0,4% Defect 4,4 Sigma 4,6 Sigma
5 Mengurangi Cacat Produk Galon 16,65% Defect 8,325% Defect 3,3 Sigma 5,6 Sigma
6 Mengurangi Schedule delay at Custom Durability Testing 10% Defect 8% Defect 3,6 Sigma 3,6 Sigma
7 Mengurangis Defects Products In Production Bottle 0,4% Defect 0,12% Defect 4,7 Sigma 5,0 Sigma
8 Peningkatan Kualitas Proses Produksi TV 0,27% Defect 0,23% Defect 4,71 Sigma 4,82 Sigma
9 Mengurangi of Cement Bag defect 0,74% Defect 0,28 Defect 4,5 Sigma 4,8 Sigma
10 Pengurangan Defect Produksi Kaos 10,7% Defect 5,0% Defect 3,4 Sigma 3,9 Sigma
11 Mengurangi rate of crack defects 4,13% Defect 2,0% Defect 3,9 Sigma 4,2 Sigma
12 Mengurangi defect in infusion filling machine Process 3,6% Defect 0,5% Defect 3,9 Sigma 4,5 Sigma
13 Mengurangi Bottle Leak in Bottling Process 7,7% Defect 0,34% Defect 3,5 Sigma 4,6 Sigma
14 Mengurangi Customer Complain Rate by 50% 8,47% Defect 3,99% Defect 3,69 Sigma 4,0 Sigma
15 Mengurangi Defect in Liquid Injection Medicine 11% Defect 1,16% Defect 3,4 Sigma 4,3 Sigma
46
www.prodemyasia.com
Apakah ada cara yang lebih baik?
47
www.prodemyasia.com
Combine: Menggabungkan bebarapa proses atau aktivitas yang
berurutan, atau membuat proses parallel.
48
www.prodemyasia.com
Lampiran
49
www.prodemyasia.com
LATIHAN SOAL UJIAN WHITE BELT
A. True
B. False
A. DMAIC
B. PDCA
C. 5S
D. ECRS
A. Overproduction
B. Defect
C. Waiting
D. Inventory
50
www.prodemyasia.com
5. Which of the following is the highest level of Lean Six Sigma
Training?
A. White belts
B. Black Belts
C. Yellow Belt
D. Green Belt
A. Better
B. Easier
C. Lower cost
D. Higher price
A. It is applied statistic
B. Only applicable in manufacturing
C. It is descrete data
D. Quality improvement initiative
A. Inventory
B. Defect
C. Transportation
D. Not Waste
51
www.prodemyasia.com
A. 1-2-3-4
B. 2-3-4-1
C. 3-1-4-2
D. 2-4-1-3
10. The idea behind the lean six sigma is to minimizing defect in
production area through continuous improvement
A. True
B. False
52
www.prodemyasia.com
KUNCI JAWABAN
1. B 6. D
2. A 7. D
3. A 8. B
4. D 9. C
5. B 10. A
53
www.prodemyasia.com
Referensi:
54
www.prodemyasia.com
prodemy.global@gmail.com
WA: 082112235378
www.prodemyasia.com
Education Partner:
55
www.prodemyasia.com
White Belt Curriculum
Lean Six Sigma WHITE Belt Program
Part-1 EXAM
Online Class
(2 Hours) (1 Hour)
Process Mapping
LSS Application
www.prodemyasia.com
prodemy.global@gmail.com
Copyright : Productivity Academy
Intro to Minitab
Waste Analyis Corelation & Statistical Process Control
Regression (SPC)
Time Series, Histogram,
Process Efficiency Analysis I-MR Chart, Xbar-R Chart
Pareto
Cont'
Measurement System Root Cause Analysis Statistical Process Control
Coaching Project Certification
Session-2 Analysis FMEA (SPC)
(Analize, Improve & Exam
(Bias and Precision) Critical X Selection U Chart., P Chart
Control)
Measurement System
Analysis Sustain the Solution, Control
HypothesisTesting FMEA
Gage R&R Study Plan
(Continuous & Atribut)
www.prodemyasia.com
prodemy.global@gmail.com
Copyright : Productivity Academy