Anda di halaman 1dari 14

anera

I am Red

Sejarah
ANERA
Buku
MERAH
Sayap
KIRI
Dialektika
History
Menu
Edit ME
Menu
FAIRY TAIL
Download
SOFTWARE
Naruto
Ensiklopedia
Bleach
Ensiklopedia

Semen Indonesia
MAKASSAR
Published : 19.10 Author : Anera Kamboja
I am RED

Teatron

Teatron

Pasti ada yang penasaran tentang proses pembuatan


semen. Saya yang ex MT Pabrik Semen ingin berbagai tentang Proses
Pembuatan Semen Secara Singkat. Dalam pengetahuan umum semen diartikan
sebagai bahan perekat yang mempunyai sifat-sifat yang mampu mengikat
bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat. Singkatnya
sebagai bahan perekat yang mempunyai sifat-sifat yang mampu mengikat
bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat. Singkatnya
proses pembuatan semen itu ialah Giling, Bakar, Giling.
Nah untuk itu akan saya jelaskan tentang proses pembuatan semen.
Uraian Proses Pembuatan Semen
Pembuatan semen terdiri dari 5 tahap proses produksi, yaitu:
1. Proses Penyiapan Bahan Baku
2. Proses Pengolahan Bahan
3. Proses Pembakaran
4. Proses Penggilingan Akhir
5. Proses Pengemasan (Packing)

Flow Sheet Process Cement


I. Proses Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku pembuatan semen yaitu:
1. Batu Kapur
Susunan batu-batuan yang mengandung 50 % CaCO3. Lebih sering disebut Lime
Stone.
2. Tanah Liat (Clay)
Tanah liat mempunyai rumus kimia 2SiO3.2H2O (kaolinite).
Bahan Korektif pembuatan semen:
1. Pasir besi (Fe2O3) atau Copper Slag (Fe.SiO3, Ca2Fe, CuO)
2. Pasir silika (SiO2)
3. Limestone High Grade (CaCO3).
Raw Meal Semen
Bahan baku utama semen yang berupa bahan baku akan diperoleh dari mining
atau tambang.Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat akan dihancurkan
untuk memperkecil ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Alat untuk
menghancurkan bahan baku tersebut dinamakan Crusher. Crusher adalah
equipment atau alat yang berfungsi untuk memecahkan material, seperti batu
kapur, clay, coal, dan clinker.
Untuk material Limestone (batu kapur),ukuran umpan maximum yang
diperbolehkan yaitu 1.500 mm. Sedangkan ukuran produk diharapkan maximal 75
mm.
Untuk material Clay/High Silica, mesin yang digunakan adalah Impact Roller
Crusher dan Jaw Crusher. Adapun ukuran umpan maximum sebesar 500 mm,
sedangkan ukuran produk maksimal 75 mm.
Setelah itu raw material akan mengalami proses pre-homogenisasi. Tujuan pre-
homogenisasi material adalah untuk memperoleh bahan baku yang lebih
homogen.
Adapun metode pre-homogenisasi yaitu:
1. Stacking/Penumpukan/Penimbunan: gerakan maju-mundur atau kanan-kiri
2. Reclaiming/Pengambilan/Penarikan: dari samping (side reclaiming), dari depan
(front reclaiming)
Mineral Semen
Umumnya, stock pile dibagi menjadi 2 bagian yaitu sisi kanan dan siosi kiri. Hal ini
dilakukan untuk menunjang proses, jika stock pile bagian kanan sedang
digunakan masukan proses, maka sisi bagian kiri akan diisi bahan baku dari
crusher. Begitu juga sebaliknya. Untuk mengatur letak penyimpanan bahan baku,
digunakan reclaimer. Reclaimer ini berfungsi untuk memindahkan atau mengambil
raw material dari stock pile ke belt conveyor dengan kapasitas tertentu, sesuai
dengan kebutuhan proses, alat ini sendiri berfungsi untuk menghomogenkan
bahan baku yang akan dipindahkan ke belt conveyor.
Selanjutnya bahan baku dikirim dengan menggunakan belt conveyor menuju
tempat penyimpanan kedua, yang bias dikatakan merupakan awalan masukan
proses pembuatan semen, yaitu bin. Umumnya ada 4 buah bin yang diisi oleh
masing-masing 4 material bahan baku, yaitu limestone, clay, pasir silica, dan
pasir besi. Semua bin dilengkapi dengan alat pendeteksi ketinggian atau level
indicator sehingga apabila bin sudah penuh, maka secara otomatis masukan
material ke dalam bin akan terhenti.
Pengumpanan bahan baku ke dalam sistem proses selanjutnya diatut oleh weight
feeder, yang diletakkan tepat di bawah bin. Prinsip kerja weight feeder ini adalah
mengatur kecepatan scavenger conveyor, yaitu alat untuk mengangkut material
dengan panjang tertentu dan mengatur jumlah bahan baku sehingga jumlah bahan
baku yang ada pada scavenger conveyor sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Selanjutnya bahan baku dijatuhkan ke belt conveyor dan dikirim ke Vertical Roller
Mill untuk mengalami proses penggilingan danan pengeringan. Pada belt
conveyor terjadi pencampuran limestone, clay, pasir silica, dan pasir besi.
conveyor terjadi pencampuran limestone, clay, pasir silica, dan pasir besi.
II. Proses Pengolahan Bahan
Alat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan bahan
baku adalah Vertical Roller Mill (VRM). Media pengeringnya adalah udara panas
yang berasal dari siklon-preheater. Udara panas tersebut juga berfungsi sebagai
media pembawa bahan-bahan yang telah halus menuju alat proses selanjutnya.

Vertical Roller Mill


Alat-alat yang mendukung proses ini:Cyclone,Electrostatic Precipitator
(EP),Stack danDust Bin.
Bahan baku masuk ke dalam Vertical Roller Mill ( Raw Mill ) pada bagian tengah
(tempat penggilingan), sementara itu udara panas masuk ke dalam bagian
bawahnya. Material yang sudah tergiling halus akan terbawa udara panas keluar
raw mill melalui bagian atas alat tersebut.
Vertical Roller Mill memiliki bagian yang dinamakan separator yang berfungsi
untuk mengendalikan ukuran partikel yang boleh keluar dari raw mill , partikel
dengan ukuran besar akan dikembalikan ke dalam raw mill untuk mengalami
proses penggilingan kembali agar ukurannya mencapai ukuran yang diharapkan.
Sementara itu partikel yang ukurannya telah memenuhi kebutuhan akan terbawa
udara panas menuju cyclone . Cyclone berfungsi untuk memisahkan antara
partikel yang cukup halus dan partikel yang terlalu halus (debu). Partikel yang
cukup halus akan turun ke bagian bawah cyclone dan dikirim ke Blending Silo
untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi. Partikel yang terlalu halus
(debu) akan terbawa udara panas menuju Electrostatic Precipitator (EP). Alat ini
berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut sehingga tidak lepas ke udara.
Efisiensi alat ini adalah 95-98%. Debu-debu yang tertangkap, dikumpulkan di
dalam dust bin, sementara itu udara akan keluar melalui stack .
Kemudian material akan mengalami proses pencampuran ( Blending ) dan
homogenisasi di dalam Blending Silo . Alat utama yang digunakan untuk
homogenisasi di dalam Blending Silo . Alat utama yang digunakan untuk
mencamnpur dan menghomogenkan bahan baku adalah blending silo , dengan
media pengaduk adalah udara.
Bahan baku masuk dari bagian atas blending silo , oleh karena itu alat
transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan baku hasil penggillingan
blending silo adalah bucket elevator , dan keluar dari bagian bawah blending silo
dilakukan pada beberapa titik dengan jarak tertentu dan diatur dengan
menggunakan valve yang sudah diatur waktu bukaannya. Proses pengeluarannya
dari beberapa titik dilakukan untuk menambah kehomogenan bahan baku.
Blending silo dilengkapi dengan alat pendeteksi ketinggian ( level indicator ),
sehingga jika blending silo sudah penuh, maka pengisian bahan baku terhenti
secara otomatis.
III. Proses Pembakaran
Pemanasan Awal ( Pre-heating )
Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah
suspension pre-heater , sedangkan alat bantunya adalah kiln feed bin .Setelah
mengalami homogenisasi di blending silo, material terlebih dahulu ditampung ke
dalam kiln feed bin. Bin ini merupakan tempat umpan yang akan masuk ke dalam
pre-heater. Suspension pre-heater merupakan suatu susunan 4-5 buah cyclone
dan 1 buah calciner yang tersusun menjadi 1 string. Suspension pre-heater yang
digunakan terdiri dari 2 bagian, yaitu in-line calciner (ILC) dan separate line
calciner (SLC). Material akan masuk terlebih dahulu pada cyclone yang paling
atas hingga keluar dari cyclone kelima. Setelah itu, material akan masuk ke
dalam rotary kiln.

Preheater
Pembakaran ( Firing )
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln . Rotary kiln
adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang diletakkan dengan
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln . Rotary kiln
adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang diletakkan dengan
kemiringan tertentu. Kemiringan rotary kiln umumnya sekitar 3 4 o dengan
arah menurun ( declinasi ). Dari ujung tempat material masuk ( inlet ), sedangkan di
ujung lain adalah tempat terjadinya pembkararn bahan bakar ( burning zone ). Jadi
material akan mengalami pembakaran dari temperatur yang rendah menuju ke
temperatur yang lebih tinggi.

Kiln
Bahan bakar semen yang digunakan adalah batu bara, sedangkan untuk
pemanasan awal digunakan Industrial Diesel Oil (IDO). Untuk mengetahui sistem
kerja tanur putar, proses pembakaran bahan bakarnya, tanur putar dilengkapi
dengan gas analyzer . Gas analyzer ini berfungsi untuk mengendalikan kadar O2,
CO, dan NOx pada gas buang jika terjadi kelebihan atau kekurangan, maka jumlah
bahan bakar dan udara akan disesuaikan.
Daerah proses yang terjadi di dalam kiln dapat dibagi menajadi 4 bagian yaitu:
1. Daerah transisi ( transition zone )
2. Daerah pembakaran ( burning zone )
3. Daerah pelelehan ( sintering zone )
4. Daerah pendinginan ( cooling zone )
Reaksi kimia semen dapat dijelaskan dengan skema reaksi pembuatan semen
Reaksi Pembuatan Semen
Di dalam kiln terjadi proses kalsinasi (hingga 100%), sintering , dan clinkering .
Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar adalah 800900 oC,
sedangkan temperatur clinker yang keluar dari tanur putar adalah 1100-1200
oC.
Pendinginan ( Cooling )
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan clinker adalah cooler .
Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai saluran
udara pendingin yang disebut dengan grate atau alat pemecah clinker ( clinker
crusher ).
Prose Cooler Pada Semen
Setelah proses pembentukan clinker selesai dilakukan di dalam tanur putar,
clinker tersebut terlebih dahulu didinginkan di dalam cooler sebelum disimpan di
dalam clinker silo . Cooler yang digunakan terdiri dari 9 kompartemen yang
menggunakan udara luar sebagai pendingin. Udara yang keluar dari cooler
dimanfaatkan sebagai pemasok udara panas pada calciner .
Clinker yang keluar dari tanur putar masuk ke dalam kompartemen, akan jatuh di
atas grate . Dasar grate ini mempunyai lubang-lubang dengan ukuran yang kecil
untuk saluran udara pendingin. Clinker akan terus bergerak menuju kompartemen
yang kesembilan dengan bantuan grate yang bergerak secara reciprocating ,
sambil mengalami pendinginan pada ujung kompartemen kesembilan terdapat
clinker crusher yang berguna untuk mengurangi ukuran clinker yang terlalu
besar.
Selanjutnya clinker dikirim menuju tempat penampungan clinker ( clinker silo )
dengan menggunakan alat transportasi yaitu pan conveyor . Sebelum sampai di
clinker silo , clinker akan melalui sebuah alat pendeteksi kandungan kapur bebas
( free lime ). Jika kandungan free lime dari clinker melebihi batas yang telah
clinker silo , clinker akan melalui sebuah alat pendeteksi kandungan kapur bebas
( free lime ). Jika kandungan free lime dari clinker melebihi batas yang telah
ditentukan, maka clinker akan dipisahkan dan disimpan dalam bin tersendiri.
IV. Proses Penggilingan Akhir
Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadinya pula
penggilingan clinker dengan gypsum adalah tube mill. Peralatan yang menunjang
proses penggilingan akhir ini adalah:
1. Tube Mill / Horizontal Mill
2. Separator
3. Bag Filter
Gypsum adalah bahan tambahan dalam pembuatan semen yang akan dicampur
dengan clinker pada penggilingan akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah
gypsum alami dan gypsum sintetic . Gypsum disimpan di dalam stock pile gypsum ,
kemudian dengan menggunakan dump truck , gypsum tersebut dikirim ke dalam
bin gypsum untuk siap diumpankan ke dalam penggilingan akhir dan dicampur
dengan clinker.

Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum , terlebih dahulu
ditransfer dari clinker silo menuju clinker bin . Dengan menggunakan bin maka
jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik oleh weight feeder
Alat yang digunakan untuk melakukan penggilingan clinker dengan gypsum
disebut tube mill . Alat ini berbentuk silinder horizontal . Bagian dalam tube mill
terbagi menjadi dua kompartemen. Yang dari masing-masing kompartemen
tersebut diisi dengan bola-bola baja dengan beragam ukuran. Kompartemen
pertama diisi dengan bola-bola baja yang berdiameter lebih besar daripada
bola-bola yang ada di kompartemen kedua. Prinsip penggunaan bola-bola baja
dari ukuran yang besar ke ukuran yang kecil adalah bahwa ukuran bola-bola baja
yang lebih kecil menyebabkan luas kontak tumbukan antara bola-bola baja
dengan material yang akan digiling akan lebih besar sehingga diharapkan ukuran
partikelnya akan lebih halus. Material yang telah mengalami penggilingan
kemudian diangkut oleh bucket elevator menuju separator. Separator berfungsi
untuk memisahkan semen yang ukurannya telah cukup halus dengan ukuran yang
kurang halus. Semen yang cukup halus akan dibawa udara melalui cyclone ,
kemudian ditangkap oleh bag filter yang kemudian akan ditransfer ke dalam
cement silo . Sedangkan semen yang keluar dari bawah cyclone akan dimasukkan
kembali ke dalam tube mill untuk digiling kembali.
Cement Mill
V. Proses Pengemasan (Packing)
Silo semen tempat penyimpanan produk dilengkapi dengan sistem aerasi untuk
menghindari penggumpalan/koagulasi semen yang dapat disebabkan oleh air
dari luar, dan pelindung dari udara ambient yang memiliki humiditas tinggi.
Setelah itu Semen dari silo dikeluarkan dengan menggunakan udara bertekanan
(discharge) dari semen silo lalu dibawa ke bin penampungan sementara sebelum
masuk ke mesin packer atau loading ke truck. kapasitas dan jenis kantong semen
yang digunakan tergantung kebutuhan dan permintaan pasar.

Proses Pengemasan Semen


Disini dilakukan proses pengemasan atau pengepakan yang dilakukan sebelum
semen dijual kepasaran. Fungsinya adalah agar semen lebih mudah dijual
kepasaran, dalam bentuk sak, dan juga agar semen yang dijual dapat dihitung
kepasaran, dalam bentuk sak, dan juga agar semen yang dijual dapat dihitung
jumlahnya, karena adanya penimbangan. Mempermudah distribusi produk sampai
ke pelanggan. Melindungi produk dari pengaruh lingkungan. Biasanya packer
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu stationary packer dan rotary packer.
Adapun sistem transport yang biasa digunakan pada packer berupa :
1. air slide
2. screw conveyor
3. bucket elevator
4. air lift/pneumatic conveying
5. belt conveyor
Untuk pengontrolan pada sistem packing dilakukan penimbangan untuk
pengecekan. Pengecekan berat semen yang dilakukan yaitu:
1. Penimbangan di Packer
2. Random cek ( packing, proses quality control )
3. Belt weigher ( continous weighing )
Dari cement silo , semen kemudian dikantongi dan siap dipasarkan. Ada juga
semen curah yang dimasukkan ke dalam bulk truck .
Semoga artikel tentang Proses Pembuatan Semen Secara Singkat berguna.
-Salam Blogger-

+1 Rekomendasikan ini di Google


|
lucu (0) menarik (0) keren (0)
Reaksi:

0 komentar:

Poskan Komentar
MasukkankomentarAnda...

Berikomentarsebagai: Unknown(Google) Keluar


Publikasikan Pratinjau Beritahusaya

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Searchthiswebsite...
Home
sample page
drop down
Sub Category 1.1
Sub Category 2.1
Sub Category 2.2
Sub Category 2.3
Sub Category 2.3
Sub Category 1.2
Sub Category 1.3
Music
Portfolio
Links
blogtipsntricks
templates
Blogger templates
wordpress templates
Category #1
Category #2
Sub Category 1.1
Sub Category 2.1
Sub Category 2.2
Sub Category 2.3
Sub Category 1.2
Sub Category 1.3
Category #3
Category #4
Category #5
Diberdayakan oleh Blogger.
1 Lainnya BlogBerikut ramadevara02@gmail.com Dasbor Keluar

Blogger news Blogroll About

Copyright 2017 | Anime Naruto Uniqx.


Template Design by UTta dO2eL All Right Reserved.

Anda mungkin juga menyukai